ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG. atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III USAHA USAHA MENANGGULANGI IJIME. Ijime dapat ditanggulangi melalui berbagai cara. Ijime dapat dicegah

BAB I PENDAHULUAN. Bullying atau ijime adalah masalah umum di setiap generasi dan setiap

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dan sibuk yang kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Barat.Meski

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

1. Pengaruh, yaitu sesuatu yang bisa memberi perubahan keadaan suatu subyek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa sendiri. Bahkan kekerasan tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi

I. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

BULLYING. I. Pendahuluan

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial,

Bab 4. Simpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Melalui wawancara dengan salah satu guru SMP Negeri 9 Pematangsiantar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Disregulasi Neurologik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak-anak. Kata remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak adalah merupakan titipan berupa hiasan paling berharga dari sang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

INDONESIA. Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

2015 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Bab VI. Penutup. ternyata tidak lepas dari politik. Belajar politik melalui sarana game online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang selalu hidup berdampingan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikhis. Melalui pendidikan jasmani, siswa diperkenalkan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. menemani kehidupan manusia. Dengan adanya binatang kehidupan manusia

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

Transkripsi:

ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG Ijime adalah gangguan yang berisi ejekan, penindasan, perendahan martabat, atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar. Masalah ijime di Jepang sudah menjadi masalah sosial yang cukup serius. Hal ini terbukti masalah ijime tidak hanya membuat banyak siswa malas untuk datang ke sekolah, tetapi dapat membuat korbannya melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai contoh adalah seorang siswa SMP di Fukuoka Jepang berusia 13 tahun yang melakukan bunuh diri untuk lepas dari kekejaman ijime yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Masalah ijime yang timbul di Jepang ini tidak terlepas dari berbagai faktor. Adapun faktor penyebab timbulnya ijime di Jepang ini adalah budaya, berita yang dimuat di media massa, pendidikan di sekolah dan lingkungan keluarga. Dalam skripsi ini metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sumber acuan dari buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan ijime di Jepang. Dalam hal ini penulis melakukan survey book di berbagai tempat serta mengambil beberapa data dari internet, jurnal, dan e-book. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan konsep ijime dan pendekatan sosiologis. Ijime adalah masalah kenakalan anak-anak sekolah di tingkat pendidikan dasar dan menengah berupa penganiayaan, penghinaan, baik segi mental maupun fisik yang mereka lakukan di antara mereka sendiri.

Agar dapat menjelaskan kasus ijime diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan teori pendekatan sosiologi untuk meneliti ijime yang terjadi pada masyarakat Jepang. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan masyarakat. Fokus bahasan sosiologi adalah interaksi manusia, yaitu pengaruh timbal balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap, dan tindakan. Walaupun masalah ijime sudah menjadi masalah yang sangat serius di lingkungan sekolah di Jepang, namun sebenarnya masalah tersebut dapat ditanggulangi. Masalah ijime tersebut dapat ditanggulangi melalui peran serta beberapa pihak seperti melalui diri siswa sendiri, keluarga, sekolah dan pemerintah. Adapun yang dapat dilakukan oleh setiap siswa untuk menanggulangi ijime adalah : 1. Memiliki kesadaran diri dan pribadi yang kuat. 2. Mampu menjadi seorang teman yang baik bagi semua orang dan memiliki teman yang setia baik pada saat senang maupun susah. 3. Memiliki sikap untuk berteman dengan bijak dan menjaga sebuah persahabatan. 4. Memiliki sikap keterbukaan untuk menceritakan masalahnya kepada orang tua. Peran orang tua dalam lingkungan keluarga juga sangat penting dalam penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah :

1. Mendidik dan mengasuh anak dengan pola asuh yang penuh kasih sayang dan penuh perhatian. 2. Menjalin komunikasi dengan anak sehingga memiliki kepekaan terhadap anak. 3. Jangan terlaku memanjakan anak. Biarkan anak untuk melakukan dan memutuskan sesuatu agar dirinya memiliki rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 4. Jangan terlalu mendidik anak dengan keras dan disiplin yang kuat. Berilah waktu mereka untuk bermain dengan teman teman mereka dan bersosialisasi dengan orang lain. 5. Orang tua memiliki waktu dengan anaknya dan tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaanya. Hal ini penting agar anak tidak merasa hampa dan orang tua juga mampu melakukan pengawasan terhadap tontonan anak sehingga anak tidak terpengaruh dengan dampak buruk dari tontonannya. Ijime sering terjadi di sekolah. Oleh karena itu, pihak sekolah dapat melakukan tindakan tindakan untuk menanggulangi ijime, seperti : 1. Sekolah membangun sistem untuk mencegah dan menangani kasus ijime di sekolah. 2. Di sekolah dibangun kesadaran dan pemahaman tentang ijime dan dampaknya kepada semua warga sekolah, mulai dari murid, guru, kepala sekolah, hingga orang tua siswa.

3. Sekolah menyediakan berbagai kegiatan positif kepada siswa agar dapat membangun sikap sportifitas, kebersamaan, dan saling menyayangi antar warga sekolah. 4. Dibangun komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa melalui pertemuan pertemuan yang diadakan secara rutin. 5. Tindakan tegas terhadap siswa yang melakukan tindakan ijime. 6. Menghentikan praktek praktek kekerasan dalam mendidik siswa. 7. Membangun kapasitas siswa dalam hal melindungi dirinya dari pelaku ijime dan tidak menjadi pelaku ijime. 8. Memberikan perhatian khusus pada tempat tempat sering terjadinya ijime seperti halaman bermain, toilet, kantin, tempat olahraga, dan gudang sekolah. 9. Memberikan tindakan yang tegas pada guru yang melakukan tindakan ijime. Peran guru juga sangat penting dalam proses penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh guru adalah menjadi seseorang guru yang profesional. Adapun guru profesional itu adalah : 1. Bekerja keras untuk mendapatkan rasa hormat muridnya. 2. Menghargai muridnya dan orang lain secara sejajar dan mencoba untuk memahami mereka secara individu. 3. Menyadari bahwa hubungannya dengan para muridnya harus memuaskan bagi kedua belah pihak. Selain peran sekolah dan guru, peran bimbingan konseling juga dapat membantu penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh bimbingan

konseling sekolah adalah pemberian bimbingan konseling kepada siswa sebagai pelaku dan penderita ijime. Terakhir, pihak yang juga berperan dalam penanggulangan ijime adalah pemerintah. Adapun yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanggulangi ijime adalah : 1. Membuat peraturan dan undang undang tentang ijime 2. Membuat program kebijakan anti ijime 3. Perekrutan guru yang tidak hanya berdasarkan kemampuan psikomotor dan kognitif saja tetapi juga kemampuan afeksinya. 4. Membatasi dan mengurangi berita berita atau tayangan tayangan yang terkait dengan tindak kekerasan atau ijime yang dimuat di media massa