PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 167 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERJITURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 307 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 166 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA." NOMOR 159 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 164 TAHUN 2010 TENTANG

IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 311 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAYANAN PEREDARAN HASIL HUTAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 288 TAHUN 2014 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 356 TAHUN 2014 TENTANG

c2y!jdota ~bda PERATURAhl GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 296 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 314 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERMURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 221 TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 300 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 161 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA SISTEM PENGENDALIAN LALU L1NTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 149 Peraturan Daerah Nemer 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pasal 43 Peraturan Gubernur Nemer 97 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelela Sistem Pengendalian Lalu Lintas; Mengingat 1. Unc1ang-Undang Nemer 8 Tahun 1974 tentang Pekek-pekek Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nemer 43 Tahun 1999: 2. Undang-Undang Nemer 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara: 3. Undang-Undang Nemer 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nemer 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-Undang Nemer 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelelaan dan Tanggung Jawab Pengelelaan Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nemer 32 Tallun 2004 tentang Pemerintahan Dabrah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2008:

2 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kes::ltuan Republik Indonesia; 8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerir,tah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 17. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kerem Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 18. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pola Pen;jelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Dae~ah; 20. Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TA"rA KERJA UNIT PENGELOLA SISTEM PENGENDALIAN LALU L1NTAS.

3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah KhusUf; Ibukota Jakarta. 4. Inspektorat adalah Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakartc.. 5. Badan Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat BPKD adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Biro Organisasi dan Tatalaksana yang selanjutnya disebut Biro Ortala adalah Biro Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Unit Pengelola Sistem Pen;)endalian Lalu Lintas yang juga disebut Unit Pengelola adalah Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. 11. Kepala Unit adalah Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. BAB II PEMBENTUKAN Pasal2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas.

4 BAB III KEDUDUKAN. TUGAS DAN FUNGSI Pasal3 (1) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas merupakan Unit pe,laksana Teknis Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan pengelolaan sistem pengendalian lalu Iintas. (2) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal4 (1) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan pengendalian lalu lintas. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Unit Pengelola 'Sistem Pengendalian Lalu Lintas mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan An, aran (DPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; c. penyusunan rencana strategis Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; d. penyusunan standar dan prosedur operasional sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektroni" lainnya; e. penyusunan rencana kebutuhan penyediaan. pemeliharaan dan perawatan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; f. pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pembangunan lampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; g. pelaksanaan penyediaan. pemeliharaan. perawatan. pembangunan dan pengembangan lampu lalu lintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; h. pelaksanaan pengoordinasian operasional lampu lalu lintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; i. pelaksanaan kegiatan penguasahaan fasilitas lampu lalu Iintas dan sistem pengen~alian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; p. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; q. pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang; r. pelaksanaan publikasi kegiatan; s. pengelolaan teknologi inforrnasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; t. penyiapan bahan laporan Dinas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; dan u. pelaporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi.

5 BAB IV Bagian Kesatu ORGANISASI Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas terdiri dari : a. Kepala Unit; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Operasional: d. Seksi Prasarana dan Sarana; dan e. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Unit mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala Unit Pasal 6 a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian. Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional; c. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau Instansi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas: dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. Bagian Ketiga Subbagian Tata Usaha Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja Staf dalam pelaksanaan administrasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

6 (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sesuai dengan lingkup tugasnya; c. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) serta rencana strategis Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; d. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; e. melaksanakan kegiatan surat menyurat dan kearsipan; f. melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang serta ruang rapat; g. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja; h. melaksanakan pengelolaan teknologi informasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; i. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan kantor Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; j. menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan inventaris peralatan/parlengkapan kantor Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; k. menerima, menyimpan dan mendistribusikan perlengkapan/peralatan/ inventaris kantor Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; I. melaksanakan koordinasi penghapusan barang; m. mengoordinasikan penyusunan laporan kegiatan, keuangan, kine~a dan akuntabilitas Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas; n. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas yang berkaitan dengan tugas Subbagian Tata Usaha; dan o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha. Bagian Keempat Operasional Pasal8 (1) Seksi Operasional merupakan Satuan Kerja Lini Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dalam pelaksanaan kegiatan pelay;:man dan operasional. (2) Seksi Operasional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Seksi Operasional mempunyai tug as : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) U:,:t Pengelola Sistem Pel1gendalian Lalu Lintas sesuai dengan Iingkup tugasnya;

7 b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sesuai dengan lingkup tugaimya; c. menyusun standar dan prosedur pelayanan dan operasional sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; d. mclaksanakan operasionallampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik iainnya; e. melaksanakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian operasional lampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; f. menyusun dan mengajukan bahan rancang bangun sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; g. mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan standar operasional prosedur dan standar pelayanan minimal sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik; h. menyusun dan mengusulkan pemanfaatan dan penggunaan sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik; i. melaksanakan koordinasi dan ke~a sama penggunaan/pemanfaatan fasilitas sistem pengendaliiln lalu lintas berbasis elektronik; j. memfasilitasi kegiatan kerja sama dalam rangka pemanfaatan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik; k. melaksanakan kegiatan pengusahaan fasilitas sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik; I. melaksanakan pemantauan/monitoring operasional lampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; m. menyusun perhitungan biaya tarif pelayanan sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik; n. melaksanakan evaluasi penggunaan/pemanfaatan lampu lalu lintas dan sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; o. menyampaikan kendala dan hambatan pelayanan operasional sistem pengendalian lalu Iintas kepada Seksi Prasarana dan Sarana; p. melaksanakan pengelolaan teknologi informasi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu LintCls; q. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas yang berkaitan dengan pelaksanaa:l tugas Seksi Operasional; dan r. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Operasional. Bagian Kelima Seksi Prasarana dan Sarana Pasal 9 (1) Seksi Prasarana dan Sarana merupakan Satuan Kerja Lini Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dalam pelaksanaan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana sistem pengendalian lalu Iintas. (2) Seksi Prasarana dan Sarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

8 (3) Seksi Prasarana dan Sarana mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. menyusun standar ketersediaan dan kelaikan prasarana dan sarana lampu lalu lintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; d. menyusun standar dan prosedur pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; e. menyusun rencana kebutuhan penyediaan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana lampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; f. melaksanakan monitoring rutin dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan prasarana dan sarana sistem pengendalian lalu lintas berbasis elektronik lainnya; g. melaksanakan inventarisasi, monitoring dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan prasarana dan sarana teknis lampu lalu Iintas dan siste.rr. pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; h. melaksanakan perencanaan teknis pembangunan, pengadaan dan pemasangan lampu lalu lintas dan sistem pe'1gendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; i. melaksanakan peningkatan sistem operasional lampu lalu lintas dan aistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; j. mengoordinasikan dan mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan pras'3rana dan sarana teknis lampu lalu Iintas dan sistem pengendalian lalu Iintas berbasis elektronik lainnya; k. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas yang berkaitan dengan tugas Seksi Prasarana dan Sarana; dan I. melaporkan dan mer.1pertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Prasarana dan Sarana. Bagian Keenam Subkelompok Jabatan Fungsional Pasal 10 (1) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dapat mempunyai Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Pejabat Fungsional melaksanakan tug as dalam Susunan Organisasi Struktural Unit Pengelola Sii:>tem Pengendalian Lalu Lintas. Pasal 11 (1) Dalam rangka ;nengembangkan profesi/keahlian/kompetensi Pejabat Fungsional, dibentuk Subkelompok Jabatan Fungsional Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sebagai bagian dari Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan.

9 (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. (3) Ketua Subkelompok Jabat:ln Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Kepala Unit dari Pejabat Fungsional yang dihormati di kalangan Pejabat Fungsional sesuai keunggulan kompetensi (pengetahuan, keahlian dan integritas) yang dimiliki. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas diatur dengan Peraturan Gubemur sebagai bagian dari pengaturan Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V ESELON Pasal 12 (1) Kepala Unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a merupakan Jabatan Struktural Eselon III B. (2) Kepala Subbagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) merupakan Jabatan Struktural Eselon IV B. (3) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) merupakan Jabatan Struktural Eselon IV B. BAB VI TATA KERJA Pasal 13 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib taat dan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Kepala Unit mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit KbrJa Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau Instansi PemerintahlSwasta dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas. Pasal 14 Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala Subkelompok Jabatan!=ungsiQnal pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib melaksanakan tugas masing-masing sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip koordinasi, kerja sama, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.

10 Pasal 15 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala Subkelompok Jabatan Fungsiollal pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib memimpin, mengoordinasikan, mengarahkan, membina, memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas serta menilai kinerja bawahan masing-masing. (2) Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala Subkelompok Jabatan Fungsional dan pegawai pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib mengikuti dan mematuhi perintah kedinasan atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala Subkelompok Jabatan Fungsional pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan masing-milsing serta mengambil langkah-iangkah yang diperlukan apabila menemukan adanya penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan. Pasal17 (1) Kepala Unit, Kepala Suboagian, Kepala Seksi, Kepala Subkelompok Jabatm Fungsional dan pegawai pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Atasan yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menindaklanjuti dan menjadikan laporan yang diterima sebag 3i bahan pengambilan keputusan sesuai kewenangan masing-masing. Pasal 18 (1) Sekretariat Daerah melalui Biro Ortala melaksanakan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan terhadap Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sebagai bagian dari pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan Dinas Perhubungan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur. BAB VII KEPEGAWAIAN Pasal19 (1) Pegawai pada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

11 (2) Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Bidang Kepegawaian. (3) Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKD berkoordinasi dengan Biro Ortala. BAB VIII KEUANGAN Pasal 20 (1) Belanja pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dibebankan pada Anggarcln Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Pengelolaan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Bidang Keuangan Negara/Daerah. Pasal21 (1) Pendapatan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas merupakan Pendapatan Daerah. (2) Pengelolaan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Bidang Keuangan Negara/Daerah. BABIX ASET Pasal22 (1) Aset yang dipergunakan oleh Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas sebagai prasarana dan sarana kerja merupakan aset Daerah dengan status kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan. (2) Pengelolaan aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan pen.mdang-undangar. di Bidang k euangan NegarCl/Daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Pasal23 (1) Prasarana dan sarana kerja yang diterima dalam bentuk pemberian, hibah dan/atau bantuan dari Pihak Ketiga kepada Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya merupakan penerimaan Barang Daerah.

12 (2) Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) segera dilaporkan kepada Kepala Dinas untuk selanjutnya dilaporkan kepada Gubernur melalui Kepala BPKD selaku Pejabat Pengelola Keuanyan Daerah (PPKD) sekaligus Bendahara Umum Daerah (BUD) untuk dicatat dan dibukukan sebagai aset Daerah. BAB X PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS Pasal24 (1) Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas menyusun dan menyampaikan laporan berkala tahunan. semester. triwulan. bulanan dan/atau sewaktu-waktu kepada Kepala Dinas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi laporan : a. kebutuhan, kekurangan dan kelebihan pegawai; b. keuangan; c. kinerja; d. ket.utuhan, kekurangan dan kelebihan barang atau prasarana dan sarana kerja; e. akuntabilitas; dan f. pelaksanaan kegiatan. Pasal25 Dalam rangka akuntabilitas, Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas mengembangkan sistem pengendalian internal sebagai bagian dari sistem pengendalian internal Dinas Perhubungan. BABXI PENGAWASAN Pasal26 Pengawasan terhadap Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas dilaksanakan oleh : a. Lembaga Negara yang mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara; b. Aparat Pemeriksa Internal Pemerintah; dan c. Inspektorat.

13 BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal27 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 10 Maret 2010 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Mar et 2010 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, MUHAYAT NIP 050012362 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 71

Lampiran : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nemer 6S TARUN 2010 Tanggal 10 Maret 2010 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PENGELOLA SISTEM PENGENDALIAN LALU ll"jtas KEPALA UNIT SUBBAGIAN TATA USAHA I SEKSI OPERASIONAL I SEKSI PRASARANA DAN SARANA SUBKELOMPOKJABATA~ FUNGSIONAL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU TA JAKARTA,