Evaluasi Pasca Huni Studio Gambar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM

dokumen-dokumen yang mirip
Canopy: Journal of Architecture

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek. Jalan Babar Sari 44 Yogyakarta *

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PENATAAN PERABOTAN SECARA ERGONOMI BERDASARKAN POLA AKTIVITAS PENGGUNA RUANG

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Pola Perilaku Lansia Pada Ruang Dalam Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

Canopy: Journal of Architecture

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Ruang pada Ruang Baca Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Tinjauan tentang Ergonomi dan.(niken Dwi Pratiwi) 1

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KESIMPULAN, PANDUAN DESAIN DAN SARAN. adalah perbandingan besaran ruang antara halte existing dan halte ergonomi:

PENGGUNAAN KONSEP SPACE SAVING UNTUK APARTEMEN TIPE STUDIO DI KOTA BANDUNG

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis keseluruhan data dimensi terukur pada

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

ANALISIS JARAK DAN SUDUT PANDANG POSISI DUDUK PADA RUANG PERKULIAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DI GEDUNG TOKONG NANAS UNIVERSITAS TELKOM

STUDI ANTROPOMETRI PADA RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

13 Eunike Yuslina Sunaryo BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

WUJUD FISIK RUANG STUDIO GAMBAR ARSITEKTUR: EKSISTENSI ELEMEN INTERIOR TERHADAP KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN PENEKANAN DESAIN POST MODERN TUGAS AKHIR

BAB VI LANDASAN TEORI

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang)

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Women and Child Center di Semarang

IDENTIFIKASI JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN WATERFRONT, SENG HIE, PONTIANAK

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DALAM RUMAH SUSUN DI KOTA MAKASSAR The Effectiveness of Enclosed Public Space in Rental Apartments

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR EKSPRESIONIS Oleh : Gumelar Rachmat Ramadhan, Atik Suprapti, Edward E.

Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

ANALISA KEBUTUHAN LUAS MINIMAL PADA RUMAH SEDERHANA TAPAK DI INDONESIA. Analysis of Minimum Space for Low Cost Landed House in indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM TOKO BUKU

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan kebugaran merupakan suatu program yang bertujuan untuk

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

Sekolah Luar Biasa Untuk Tunarungu Difabel Antropometri

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

WISMA MAHASISWA DAN TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KAB. BANJARNEGARA Oleh : Ika Frilia Herafati, Gagoek Hardiman, Titien Woro Murtini

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

EVALUASI PURNA HUNI FASILITAS PADA TAMAN WISATA BUDAYA SENAPUTRA MALANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

KATA PENGANTAR. Semarang, April Penyusun. iii

RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN (Juknis, Alokasi Waktu, Sekuen Materi, Silabus, SAP, Model Evaluasi, Materi Perkuliahan)

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

arsitektur. Memberikan pemahaman tentang penerapan Kaidah, Konsep, dan Kriteria serta ketentuan-ketentuan rancangan lain pada suatu karya

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN SLEMAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KAJIAN ERGONOMI LEMARI, MEJA DAN KURSI PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR STUDI KASUS: RUANG STUDIO ARSITEKTUR UNIKA MUSI CHARITAS DI PALEMBANG

PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Volume 6 No. 1, Juli 2005 (13-20) Evaluasi Pasca Huni Studio Gambar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM Anna Oktaviana, Dahliani dan Prima Widia Wastuty 1 Abstract Drawing studio at Program Study of Architecture of UNLAM at this moment was felt unsupported the studying process if evaluated from the available space concerning the moving space requirement, equipment of support facility ( for example the drawing desk, desk, locker, etc.), the furniture arrangement situation regarding the human being movement circulation. This study conducted in order to get a good drawing studio condition evaluated from equipment of furniture facility, moving space requirement and the furniture arrangement situation move and location arrange the furniture situation to amenity the circulation movement of people. Data analysing will be using comparison method and rule about equipment of furniture facility, the furniture arrangement and space between furniture in the standard regulation become the reference to be compared to existing condition. Data obtained by this study was the form of qualitative data and quantitative data will be analysed qualitative in the form of studio layout drawing. Base to the conducted study hence obtained the conclusion that equipment of furniture facility was lack in number, the existing furniture arrangement of drawing studio at this moment did not support the good atmosphere needed, and existing moving space available for circulation in this time did not reach the standard regulation requirement. Overall evaluation concerning the equipment of furniture facility, the furniture arrangement, and standard moving space circulation compared to the existing moving space, and also number of student, hence obtained the conclusion that wide of drawing studio at this moment cannot served the comfortable activity needed. Keywords after dwelling evaluation, functional, space PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu proses kegiatan pembelajaran yang penting di Program Studi Teknik Arsitektur adalah kegiatan perancangan yang dilakukan di studio gambar. Kegiatan perancangan yang dimaksud melingkupi membuat konsep, rancangan (gambar dua dimensi) dan model maket. Kegiatan tersebut memerlukan wadah yang dapat menunjang konsentrasi serta kreatifitas dari mahasiswa. Studio gambar arsitektur yang ada saat ini dirasakan kurang menunjang proses pembelajaran ditinjau dari luasan ruang terhadap kebutuhan ruang gerak, kelengkapan fasilitas penunjang (antara lain meja gambar, meja tulis, rak penyimpanan gambar), tata letak perabot terhadap sirkulasi pergerakan manusia. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka diperlukan studio gambar yang baik sesuai dengan standar ditinjau dari kebutuhan ruang yang diperlukan untuk tiap mahasiswa, tersedianya fasilitas penunjang yang cukup lengkap, sirkulasi pergerakan yang nyaman. Sehingga diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran di studio dan menumbuhkan minat serta kreatifitas mahasiswa. 1 Staff pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin 13

14 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 1, Juli 2005 Perumusan Masalah Evaluasi yang dilakukan ditinjau dari : Luasan ruang Standar studio gambar Tata letak perabot Tujuan dan Manfaat Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu kondisi studio gambar yang baik ditinjau dari : Kelengkapan fasilitas perabot Luasan ruang terhadap kebutuhan ruang gerak Penempatan tata letak perabot terhadap kemudahan sirkulasi pergerakan orang Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian berupa evaluasi pasca huni yang tergolong kedalam evaluasi fungsional sebuah ruang (studio gambar), meliputi pengelompokkan berdasarkan fungsi, sirkulasi, faktor manusia. KAJIAN TEORITIS Evaluasi Pasca Huni a. Pengertian Evaluasi Pasca Huni Evaluasi pasca huni adalah langkah analisa guna memantau mutu suatu bangunan yang bertujuan agar dapat membuat keputusan-keputusan yang lebih baik dengan mengetahui akibat-akibat dari keputusan-keputusan yang dibuat di masa lalu (Snyder et.al, 1984). Evaluasi pasca huni terutama berfokus pada tiga faktor, yaitu faktor-faktor teknis, faktor-faktor fungsional dan faktor-faktor perilaku. b. Evaluasi Fungsional Faktor-faktor fungsional adalah aspek-aspek suatu bangunan yang langsung menunjang kegiatan-kegiatan dan prestasi organisasi mereka. Faktor-faktor fungsional dapat di uraikan menjadi: Pengelompokkan berdasarkan lokasi, adalah mengelompokkan atau memisahkan bidangbidang dalam bangunan guna mempengaruhi komunikasi dan gerakan masyarakat dan kerja Rancangan sirkulasi dapat mempengaruhi penggunaan berbagai bagian dari sebuah bangunan. Faktor-faktor manusiawi adalah suatu disiplin mengenai pengembangan standar dan disain yang cocok dengan dimensidimensi, konfigurasi, dan bahan-bahan lingkungan untuk para pemakainya. Penyimpanan, Variabelnya mencakup lokasi, alokasi dan konfigurasi. Keluwesan dan Perubahan, perubahanperubahan yang harus diperhitungkan meliputi fungsi, filsafat, ukuran, atau bidang. Evaluasi pasca huni pada penelitian ini termasuk kategori evaluasi fungsional. Objek pengamatan meliputi kelengkapan fasilitas perabot, tata letak perabot dan sirkulasi. Elemen Penataan Studio Gambar a. Fasilitas Studio Gambar Kelengkapan perabotaan yang ada menunjang kenyamanan mahasiswa saat bekerja di studio. Jenis-jenis perabot yang diperlukan pada studio gambar antara lain : Gambar 1. Jenis perabot studio gambar (Data Arsitek, Edisi ke-2, Jilid 1, p. 139).

Anna, Evaluasi Pasca Huni Studio GambarProgram 15 Penempatan perabot memerlukan penataan yang tepat agar dapat memberikan ruang gerak yang nyaman. Alternatif penataan perabot studio gambar sebagai berikut: Gambar 2. Jenis penataan perabot studio gambar (Data Arsitek, Edisi ke-2, Jilid 1, p. 139). Tata letak dan jenis perabot pada studio gambar mempengaruhi sirkulasi pergerakan manusia. Antara perabot-perabot tersebut perlu adanya sirkulasi berdasarkan antropometrik manusia sebagaimana gambar berikut ini : METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data a. Pengamatan studio gambar meliputi: kelengkapan perabot/fasilitas pendukung mencakup jumlah, jenis/macam dan kondisinya, tata letak perabot dan sirkulasi. b. Melakukan pengukuran: luasan ruang, jarak antar perabot/fasilitas pendukung. kemudian dibandingkan dengan standar. c. Menggambar ulang denah tata letak perabot/fasilitas penunjang beserta jaraknya d. Mendokumentasi kondisi eksisting studio gambar foto-foto e. Membuat angket/kuesioner guna memperoleh data mengenai kenyamanan setiap mahasiswa terhadap kondisi studio gambar. Analisa Data Analisa data menggunakan metoda komparasi (perbandingan) kondisi eksisting dengan standar perancangan. Keluaran data yang diperoleh berupa data-data kualitatif dan kuantitatif, dianalisa secara kualitatif berupa layout tata ruang studio gambar. Gambar 3. Dimensi sirkulasi ruang gerak antar meja gambar (Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero).

16 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 1, Juli 2005 HASIL DAN PEMBAHASAN Layout Studio Gambar0 Gambar 4. Layout eksisting studio gambar (Gambar Ulang Pribadi, 2004). Pembahasan Berdasarkan data dari pengamatan lapangan, pengukuran, hasil kuesioner, maka dapat dilakukan Pembahasan menggunakan metoda komparasi (membandingkan kondisi eksisting dengan standar). Sumber yang digunakan sebagai standar adalah : - Data Arsitek, Edisi ke-2. Ernst Neufert - Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero Fasilitas Perabot, Tata Letak dan Sirkulasi Untuk meningkatkan kenyamanan di studio gambar ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur, yaitu: 1. Fasilitas berupa perabot 2. Tata letak perabot dalam 1 (satu) unit untuk 1 (satu) orang dan tata letak perabot dalam 1 (satu) ruang 3. Sirkulasi yang dihasilkan dari dimensi dan jenis perabot serta tata letak perabot Fasilitas Perabot Fasilitas perabot yang dibutuhkan untuk kegiatan studio gambar adalah meja gambar, meja bahan rujukan (meja) datar dan kursi. Perabot yang disediakan tidak hanya sekedar bisa dipakai, tetapi harus memenuhi standar untuk menunjang kenyamanan dalam menggambar. Berdasarkan analisa eksisting perabot yang ada di studio gambar, standar perabot dan hasil angket yang diedarkan kepada mahasiswa maka, fasilitas yang sebaiknya ada di studio gambar adalah: a. Meja gambar standar berukuran (92x130) cm, kemiringan dapat ditentukan sendiri sesuai dengan keinginan yang diperlukan b. Meja bahan rujukan/penunjang berupa meja datar berukuran (92x130) cm yang dapat digunakan oleh 1 (satu) atau 2 (dua) orang secara bersamaan c. Kursi yang memiliki sandaran, beroda dan dapat diputar 360 0 d. Meja kaca untuk blat dan lemari rak untuk menyimpan gambar yang digunakan secara berkelompok Tata Letak Perabot (dalam 1 unit) Keterkaitan antara fungsi perabot satu dengan lainnya merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun perabot di studio gambar. Ada beberapa alternatif pola tata letak perabot yang dapat diolah terdiri dari meja gambar, meja bahan rujukan dan kursi. Posisi meja gambar dan meja penunjang bersisian Posisi meja gambar dan meja penunjang bersikuan Gambar 5. Posisi meja gambar dan meja penunjang.

Anna, Evaluasi Pasca Huni Studio GambarProgram 17 Pada saat menggambar, mahasiswa perlu kenyamanan untuk mendukung kreatifitas. Secara arsitektural dasar-dasar pertimbangan yang dapat diukur adalah : a. Ruang gerak menggambar Ruang gerak menggambar akan terasa nyaman bila 1 (satu) orang menggunakan 1 (satu) meja yang memenuhi standar ukuran kertas A0 (841 x 1189) cm. b. Peletakkan meja gambar dan meja bahan rujukan/ penunjang Sistem peletakan meja gambar dan meja penunjang bisa bersikuan dan bersisian. Berdasarkan pola pergerakan tubuh manusia, akan terasa lebih nyaman bila menggunakan sistem bersikuan karena hanya diperlukan perputaran tubuh sebesar 90 0 dan ditunjang oleh kursi yang dapat diputar. Apabila dibandingkan dengan sistem bersisian, pola pergerakan tubuh terasa kurang nyaman karena perlu pergeseran tubuh ke kiri dan ke kanan dari meja gambar ke meja penunjang. Dari hasil analisa pola tata letak perabot studio gambar yang paling tinggi nilainya adalah tipe C. Hal ini didukung oleh hasil kuisioner yang lebih banyak memilih tipe C. Sirkulasi Pada studio gambar, sirkulasi lebih sering dilewati oleh dosen untuk memudahkan pengamatan langsung ke tempat mahasiswa. Terciptanya dimensi sirkulasi maupun alurnya dipengaruhi oleh dimensi perabot dan tata letak perabot. Ada beberapa alternatif alur sirkulasi yang dapat diolah berdasarkan tata letak 1 unit perabot. Secara arsitektural kenyamanan menggambar dapat ditinjau dari : a. Kemudahan pencapaian, ditinjau dari : Jarak tempuh, jarak tempuh ke setiap meja gambar, dengan pola B dan D lebih banyak dibandingkan A dan C. A B C D Gambar 6. Alternatif alur sirkulasi berdasarkan tata letak 1 unit perabot. c. Privasi Privasi dapat ditinjau dari tingkat konsentrasi menggambar yang dipengaruhi oleh tata letak perabot. Meja gambar yang saling bersisian akan cenderung membuat mahasiswa saling berkomunikasi dibandingkan dengan posisi meja gambar yang saling berbelakangan. Sirkulasi, pola A dan C lebih terarah dibandingkan B dan D. Pencapaian ke unit, pola C lebih leluasa karena tiap alur sirkulasi hanya melayani 1 unit perabot dibandingkan A yang melayani 2 unit perabot. Tabel 1. Kriteria Penilaian Tata Letak 1 Unit Perabot terhadap Privasi Menggambar Tipe Dasar Pertimbangan A B C D a. Ruang gerak menggambar 4 4 4 4 b. Peletakan meja gambar dan meja penunjang 2 4 4 4 c. Privasi 2 1 4 2 Total Nilai 8 9 12 10 Kriteria Penilaian : 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Kurang baik, 1 = Tidak baik

18 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 1, Juli 2005 b. Jarak antar 1 unit perabot Untuk tipe A dan C lebar sirkulasi primer diperoleh dari (900 15-(352 x 2)) =181 cm. Berdasarkan standar sirkulasi untuk satu orang = 60 cm, maka tipe A dan C, alur sirkulasi primernya nyaman digunakan oleh 2 orang yang saling berpapasan. Lebar sirkulasi sekunder pada tipe A diperoleh dari (1440 15 250 ((130+2+130)x3)/3) = 39,67 cm. Pada tipe A alur sirkulasi sekunder tidak memenuhi syarat untuk sirkulasi 1 orang. Untuk tipe C lebar sirkulasi sekunder diperoleh dari (1440 15 250 ((130+92)x4)/4) = 71 cm. Pada tipe C alur sirkulasi sekunder memenuhi syarat untuk sirkulasi 1 orang. Untuk tipe B lebar sirkulasi primer diperoleh dari (900 15-((92+130)x3)/2) =109,5 cm. Berdasarkan standar sirkulasi, maka tipe B hanya bisa di lalui secara nyaman oleh satu orang. Untuk tipe D lebar sirkulasi primer diperoleh dari (900 15-((352x2)/2)) = 94,5 cm. Berdasarkan standar sirkulasi, maka tipe D hanya bisa dilalui secara nyaman oleh satu orang. Untuk tipe D lebar sirkulasi sekunder diperoleh dari (1440 15 250 ((130+92)x4)/4) = 71 cm. Pada tipe D alur sirkulasi sekunder memenuhi syarat untuk sirkulasi 1 orang. Dimana: 900 = ukuran lebar ruang 1440 = ukuran panjang ruang 15 = lebar dinding 250 = jarak dari papan tulis ke meja gambar terdepan 130 = panjang meja datar/rujukan 92 = lebar meja datar/rujukan 130 = panjang meja gambar 92 = lebar meja A gambar B c. Arah Pandangan ke Papan Tulis Pada saat kegiatan studio berlangsung sebelum mahasiswa mulai menggambar dosen akan memberikan pengarahan berupa materi tugas yang akan dikerjakan di studio. Selama pengarahan, perhatian mahasiswa tertuju ke arah papan tulis. Untuk tipe A, C dan D, Arah pandangan mahasiswa ke papan tulis lebih leluasa dibandingkan dengan tipe B. Tabel 2. Kriteria Penilaian Arah Pandang ke papan Tulis Tipe Dasar Pertimbangan A B C D a. Kemudahan pencapaian 4 3 4 2 b. Lebar sirkulasi primer dan sekunder 1 3 4 2 c. Kemudahan view 3 2 3 3 Total Nilai 8 8 11 7 Kriteria Penilaian : 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Kurang baik, 1 = Tidak baik Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa pola sirkulasi studio gambar yang paling tinggi nilainya adalah tipe C. Hubungan Fasilitas Perabot, tata Letak dan Sirkulasi Berdasarkan analisa terhadap ke empat tipe (A, B, C, D), ditinjau dari fasilitas, perabot, tata letak dan sirkulasi pada ruang studio gambar yang paling ideal adalah tipe C. C C 184 Gambar 8. Penataan ruang gerak sirkulasi C 250 71 D 180 250 6 0 18 25 39.67 109,5 25 25 0 18 4 7 1 94,5 25 0 7 1 1 Sirkulasi Primer Sirkulasi Sekunder Gambar 7. Jarak antar 1 unit perabot

Anna, Evaluasi Pasca Huni Studio GambarProgram 19 Untuk lebar sirkulasi primer, ukuran yang diambil adalah 180 cm, dengan pertimbangan lebar tersebut cukup nyaman untuk dilalui oleh dua orang bahkan memungkinkan tiga orang. Untuk lebar sirkulasi sekunder adalah 60 cm, dengan pertimbangan sirkulasi tersebut dilalui oleh satu orang. Pada tipe C ini, terdapat 16 unit fasilitas untuk menggambar (meja gambar + meja penunjang + kursi) dengan luas ruang (900 x 1440) cm. Selain fasilitas utama ada pula fasilitas penunjang kegiatan mahasiswa yaitu lemari rak untuk menyimpan gambar dan meja kaca untuk blat yang sebaiknya tersedia di studio gambar : Lemari Rak Penyimpanan Gambar Lemari rak untuk menyimpan gambar berukuran (95 x 135) cm dengan laci 9 buah dapat digunakan untuk 9 orang. Untuk mencukupi kebutuhan mahasiswa diperlukan 2 buah lemari rak penyimpanan gambar. Kebutuhan ruang yang diperlukan adalah (95 x 135) x 2) cm. Peletakannya pada ruang studio berada pada bagian belakang dengan pertimbangan tidak mengganggu kegiatan utama. Lebar sirkulasi area belakang yang tersedia adalah 196 cm. Akan tetapi mengakibatkan berkurangnya 2 unit fasilitas gambar yang berada pada baris paling belakang. Meja kaca untuk blat Ukuran meja kaca (90 x 120) cm bisa digunakan untuk 4 orang. Meja kaca ini berfungsi untuk memudahkan pekerjaan mahasiswa dalam menduplikasikan gambar. Peletakannya pada studio gambar berada pada bagian belakang satu area dengan rak penyimpanan gambar ( lihat gambar) Kapasitas Mahasiswa dan Daya Tampung Studio Studio gambar pada program studi Arsitektur digunakan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah studio perancangan arsitektur 1, 2, 3, 4 dan 5. Jumlah mahasiswa yang menjadi peserta studio sebanyak 90 orang. Berdasarkan hasil analisa studio gambar yang dapat memberikan kenyamanan ditinjau dari fasilitas perabot, tata letak dan sirkulasi diperoleh layout gambar sebagai berikut : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian evaluasi pasca huni pada studio gambar Program Studi Arsitektur ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Kelengkapan fasilitas perabot pada studio gambar masih kurang memadai, diantaranya yaitu : lemari rak untuk menyimpan gambar dan meja kaca untuk mengeblat belum tersedia sebagai penunjang proses kegiatan mahasiswa di studio. kapasitas fasilitas meja datar / meja bahan rujukan yang ada tidak mencukupi untuk seluruh mahasiswa pemakai studio gambar. fasilitas perabot studio gambar yang digunakan seperti meja gambar dan kursi tidak sesuai dengan standar seharusnya untuk kenyamanan beraktivitas. C 180 250 60 196 Meja 95 95 Rak penyimpanan Gambar 9. Tata letak studio gambar yang disarankan berdasarkan hasil evaluasi

20 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 1, Juli 2005 2. Tata letak perabot yang ada pada studio gambar saat ini tidak mendukung kenyamanan menggambar dan berdasarkan hasil angket kurang disukai oleh mahasiswa. Pada bagian belakang ruangan studio terdapat peletakan fasilitas perabot yang tidak teratur. 3. Dimensi ruang gerak untuk sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder pada studio gambar dengan tata letak perabot yang ada saat ini kurang mencukupi persyaratan kenyamanan. Secara keseluruhan diperoleh kesimpulan bahwa luas ruang saat ini tidak mencukupi untuk dapat mewadahi kegiatan dengan nyaman Saran Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, maka disarankan : 1. Kelengkapan fasilitas perabot Lemari rak menyimpan gambar dan meja untuk mengeblat perlu disediakan Kapasitas fasilitas meja datar perlu ditambah Meja gambar dan kursi disediakan sesuai standar 2. Tata letak perabot Tata letak perabot dalam 1 unit yang terdiri dari meja gambar dan meja datar diletakkan bersikuan dan kursi yang dapat diputar 360 o Tata letak perabot dalam ruang studio gambar adalah yang saling berbelakangan 3. Sirkulasi ruang gerak antara perabot perlu diperlebar dimensinya agar dapat dilalui dengan nyaman, untuk 2 orang pada sirkulasi primer dan 1 orang pada sirkulasi sekunder. Untuk dapat mewadahi kelengkapan fasilitas perabot, tata letak perabot dan sirkulasi ruang gerak terhadap daya tampung mahasiswa, maka disarankan : 1. Mengurangi kapasitas unit perabot yang ada saat ini untuk memperoleh kenyamanan beraktivitas pada studio gambar. Luasan ruang yang ada hanya bisa menampung 12, sehingga diperlukan ruangan lain untuk studio gambar yang dapat menampung seluruh mahasiswa. 2. Menambah luasan ruang studio yang ada untuk menampung jumlah mahasiswa yang lebih banyak dalam satu studio. DAFTAR PUSTAKA De Chiara, Joseph dan Callender, John. 1983. Time Saver Standart for Building, 2nd Edition. Mc Graw Hill Graw Hill. New York. Neufert, Ernst. (1992). Data Arsitek Edisi kedua Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek Edisi 33 Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta Panero, Julius. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. penerbit Erlangga. Jakarta. Preiser, Wolfgang. F. E., Rabinowitz, Harvey. Z dan White. (1988). Post-Occupancy Evaluation. Van Nostrand Reinhold Company. New York. Snyder, James.C dan Catanese, A. J. (1984). Pengantar Arsitektur. Erlangga. Jakarta. Wesley dan Woodson. 1981. Human Factor Design Handbook. Mc Graw Hill. New York.