BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan pasal 1 ditambah satu angka setelah angka 22 yaitu angka 23, sehingga pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1

NOMOR : 12 TAHUN 2010

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAJENE NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN. Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6,nomor 5494);

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

Powered by TCPDF (

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 18 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1

di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, maka Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 55 Tahun 2O14 tentang Pakaian Dinas Pegawai

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2017

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 47 SERI E

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 31 TAHUN 2O16 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI PATI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KUPANG PERATURAN WALIKOTA KUPANG NOMOR 5 TAHUN 2010

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

DEMO : Purchase from to remove the watermark. Bagian Ketiga Tanda Pangkat. Pasal 31

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

I. MODEL PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI A. PAKAIAN DINAS HARIAN 1. PDH PRIA WARNA KHAKI. i j. e m

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

W A L I K O T A M A T A R A M

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BENGKAYANG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA,

- 2 - PDL I WANITA BERJILBAB

Transkripsi:

1 BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan kedisiplinan, ketertiban dan keseragaman dalam berpakaian dinas bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, maka ketentuan tentang pemakaian pakaian dinas sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 16 Tahun 2012 perlu ditinjau dan diatur kembali dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya & Dati II Surabaya dengan mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur & Undang-Undang 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DI. Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

2 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korp dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4449); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5135); 8. Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 tentang Korp Pegawai Republik Indonesia; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Kepala Desa; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja; 12. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 19 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 7 Tahun 2008 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 Nomor 7);

3 14. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 Nomor 9); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 Nomor 10); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 Nomor 11); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan KelurahanKabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 Nomor 12); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Nomor 2); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 2. Bupati adalah Bupati Ponorogo. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Ponorogo. 4. Pejabat adalah Bupati, Wakil Bupati dan Pejabat Struktural. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo. 6. Aparat Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 7. Pegawai adalah Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 8. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

4 9. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 10. Jabatan Administrasi adalah sekelompok yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 11. Pejabat Administrasi adalah pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan administrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan ketrampilan tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 13. Pejabat Fungsional adalah pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki Jabatan Fungsional di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 14. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 15. Perangkat Daerah adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 16. Pakaian Dinas adalah pakaian seragam yang dipakai Pegawai sesuai dengan waktu dan kebutuhannya. 17. Atribut adalah tanda-tanda yang melengkapi pakaian dinas, sehingga dapat dibedakan identitas setiap pegawai. 18. Tanda Lokasi adalah penyebutan nama Kabupaten Ponorogo. 19. Kartu Tanda Pengenal adalah kelengkapan pakaian dinas sebagai identitas pegawai yang memuat nama unit kerja, foto, nama, NIP, jabatan dan golongan darah dari pegawai yang bersangkutan serta masa berlakunya, dalam bentuk kartu. 20. Papan Nama Pegawai adalah kelengkapan pakaian dinas sebagai identitas pegawai. 21. Kelengkapan pakaian dinas adalah kelengkapan pakaian yang dikenakan sesuai jenis pakaian dinas beserta atributnya termasuk ikat pinggang, kaos kaki dan sepatu. 22. Petugas administrasi adalah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas di dalam kantor yang menangani administrasi. 23. Petugas Operasional adalah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas di dalam dan/atau di luar kantor yang menangani tugas operasional di lapangan. 24. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unit pelaksana teknis dinas/badan yang berlokasi di Kabupaten Ponorogo.

5 BAB II PAKAIAN DINAS Bagian Kesatu Fungsi Pakaian Dinas Pasal 2 Fungsi Pakaian Dinas adalah sebagai : a. perwujudan rasa kesetiakawanan sesama korps pegawai; b. perwujudan ketertiban, kedisiplinan, keseragaman, jiwa karsa, wibawa, prestasi kerja dan pengabdian aparatur; c. perwujudan pembinaan dan pengawasan serta etika ASN. Bagian Kedua Jenis Pakaian Dinas Pasal 3 (1) Jenis Pakaian Dinas pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, terdiri dari : a. Pakaian Dinas Harian disingkat PDH, terdiri dari : 1. PDH Warna Khaki; 2. PDH Kemeja putih, celana/rok gelap atau abu-abu tua; 3. PDH Batik/tenun/Pakaian Khas Daerah; 4. PDH Linmas. b. Pakaian Sipil Harian disingkat PSH; c. Pakaian Sipil Resmi disingkat PSR; d. Pakaian Sipil Lengkap disingkat PSL; e. Pakaian Dinas Lapangan disingkat PDL; f. Pakaian Dinas Harian Camat dan Lurah disingkat PDH Camat dan Lurah ; g. Pakaian Dinas Upacara Camat dan Lurah disingkat PDU Camat dan Lurah; dan h. Pakaian Dinas lainnya. (2) PDH sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a terdiri dari : a. PDH lengan panjang/pendek digunakan untuk Pejabat Tinggi Madya dan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Kabupaten; b. PDH lengan pendek digunakan untuk Pejabat Administrastor dan Pejabat Pengawas serta Pejabat Fungsional di lingkungan Pemerintah Kabupaten. (3) Jenis Pakaian Dinas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, terdiri dari : a. Pakaian Dinas Khusus; b. Pakaian Khas Ponorogo; c. Pakaian Korpri; d. Pakaian Olah Raga. (4) Pakaian Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dengan bentuk dan model sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

6 Pasal 4 Pakaian Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, merupakan pakaian seragam yang wajib dipakai oleh setiap pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten dalam menjalankan tugas pekerjaannya dan/atau acara tertentu. Bagian Ketiga Pakaian Dinas Harian Pasal 5 (1) PDH warna khaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 1, dipakai oleh pegawai non struktural dan pejabat eselon IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten, terdiri dari : a. PDH untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja lengan pendek, berlidah bahu, warna khaki dengan atribut JAWA TIMUR, KAB. PONOROGO dan lambang daerah; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Ikat pinggang nilon; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. b. PDH untuk Pegawai Wanita : 1. Baju lengan pendek, warna khaki dengan atribut JAWA TIMUR, KAB. PONOROGO dan lambang daerah; 2. Rok 15 cm di bawah lutut warna khaki; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai. c. PDH untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Baju lengan panjang, warna khaki dengan atribut JAWA TIMUR, KAB. PONOROGO dan lambang daerah; 2. Rok panjang/celana panjang warna khaki; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana KORPRI dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai; 6. Kerudung tidak bermotif, warna khaki. d. PDH untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. (2) PDH Kemeja Putih, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 2, terdiri dari : a. Untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja lengan panjang/pendek, berlidah bahu dengan atribut Lencana Korpri, Papan Nama dan Tanda Pengenal; 2. Celana panjang warna gelap atau abu-abu tua; 3. Sepatu dan kaos kaki warna hitam.

7 b. untuk Pegawai Wanita : 1. Kemeja lengan panjang/pendek berlidah bahu dengan atribut Lencana Korpri, Papan Nama dan Tanda Pengenal; 2. Rok 15 cm di bawah lutut warna gelap atau abu-abu tua; 3. Sepatu warna hitam. c. untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Baju lengan panjang dengan berlidah bahu atribut Lencana KORPRI, Papan Nama dan Tanda Pengenal; 2. Rok panjang / celana panjang warna gelap atau abu-abu tua; 3. Sepatu warna hitam; 4. Kerudung tidak bermotif, warna gelap. d. Untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. (3) PDH Linmas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 4, terdiri dari : a. PDH untuk pegawai pria : 1. Kemeja lengan pendek, berlidah bahu, warna hijau dengan atribut dan lambang Linmas; 2. Celana panjang warna hijau; 3. Ikat pinggang nilon; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan nama pegawai. b. PDH untuk pegawai wanita : 1. Baju lengan pendek, warna hijau dengan atribut dan lambang Linmas; 2. Rok 15 cm di bawah lutut warna hijau; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan nama pegawai. c. PDH untuk pegawai wanita berjilbab : 1. Baju lengan panjang, warna hijau dengan atribut dan lambang Linmas; 2. Rok panjang/celana panjang warna hijau; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan nama pegawai; 6. Kerudung tidak bermotif, warna hijau. d. PDH untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. (4) PDH Batik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 3, dipakai oleh pegawai dan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten, terdiri dari :

8 a. PDH Batik untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja batik lengan pendek atau panjang; 2. Celana panjang warna gelap (bukan jenis jeans); 3. Ikat pinggang nilon; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. b. PDH Batik untuk Pegawai Wanita : 1. Baju batik lengan pendek atau panjang; 2. Rok 15 cm di bawah lutut warna gelap; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai. c. PDH Batik untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Baju batik lengan panjang; 2. Rok panjang/celana panjang warna gelap; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai; 6. Kerudung tidak bermotif, warna menyesuaikan. d. PDH Batik untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Keempat Pakaian Sipil Harian Pasal 6 (1) PSH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, dipakai oleh pejabat eselon II dan eselon III. (2) PSH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna khaki. (3) Khusus untuk pejabat eselon II pada acara tertentu dapat menggunakan PSH warna lain. (4) PSH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. PSH untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja model jas lengan pendek, warna khaki tanpa atribut; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai. b. PSH untuk Pegawai Wanita : 1. Kemeja model jas lengan pendek, warna khaki tanpa atribut; 2. Rok 15 cm di bawah lutut warna khaki; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai.

9 c. PSH untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Kemeja model jas lengan panjang, warna khaki tanpa atribut; 2. Rok panjang/celana panjng warna khaki; 3. Sepatu warna hitam; 4. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 5. Papan Nama Pegawai; 6. Kerudung tidak bermotif, warna khaki. d. PSH untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Kelima Pakaian Sipil Resmi Pasal 7 (1) PSR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c, dipakai untuk menghadiri upacara yang bukan upacara kenegaraan, menerima tamu-tamu luar negeri dan dipakai dimalam hari atau sesuai undangan. (2) PSR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. PSR untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja model lengan panjang (krah berdiri) dan celana panjang warna sama; 2. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 3. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 4. Papan Nama Pegawai. b. PSR untuk Pegawai Wanita : 1. Kemeja model lengan panjang (krah rebah) dan rok 15 cm di bawah lutut, warna sama; 2. Sepatu warna hitam; 3. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 4. Papan Nama Pegawai. c. PSR untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Kemeja model lengan panjang (krah rebah) dan rok panjang, warna sama; 2. Sepatu warna hitam; 3. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 4. Papan Nama Pegawai; 5. Kerudung tidak bermotif, warna menyesuaikan. d. PSH untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Keenam Pakaian Sipil Lengkap Pasal 8 (1) PSL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, dipakai pada upacara kenegaraan atau bepergian resmi ke luar negeri. (2) PSL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. PSL untuk Pegawai Pria :

10 1. Jas lengan panjang warna gelap; 2. Celana panjang warna sama; 3. Kemeja dengan dasi; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam. b. PSL untuk Pegawai Wanita : 1. Jas lengan panjang warna gelap; 2. Rok 15 cm di bawah lutut, warna sama; 3. Kemeja dengan dasi; 4. Sepatu warna hitam. c. PSL untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Jas lengan panjang warna gelap; 2. Rok panjang, warna sama; 3. Kemeja dengan dasi; 4. Sepatu warna hitam; 5. Kerudung tidak bermotif, warna menyesuaikan. d. PSL untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Ketujuh Pakaian Dinas Lapangan Pasal 9 (1) PDL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, dipakai dalam menjalankan tugas operasional di lapangan yang bersifat teknis. (2) PDL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. PDL untuk Pegawai Pria : 1. Baju lengan panjang, berlidah bahu warna khaki; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Penggunaan pakaian dinas dikeluarkan atau dimasukkan; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. b. PDL untuk Pegawai Wanita : 1. Baju lengan panjang, berlidah bahu warna khaki; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Penggunaan pakaian dinas dikeluarkan atau dimasukkan; 4. Sepatu warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. c. PDL untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Baju lengan panjang, berlidah bahu warna khaki; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Penggunaan pakaian dinas dikeluarkan atau dimasukkan ; 4. Sepatu warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai.

11 7. Kerudung tidak bermotif, warna khaki. d. PDL untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Kedelapan Pakaian Dinas Harian (PDH) Camat dan Lurah Pasal 10 PDH Camat dan Lurah terdiri dari : a. PDH Camat dan Lurah Pria 1. Kemeja lengan pendek, berlidah bahu, warna khaki; 2. Celana panjang warna khaki; 3. Ikat pinggang nilon/kulit, kaos kaki dan sepatu warna hitam, tanda jabatan dan tanda pangkat. b. PDH Camat dan Lurah Wanita 1. Kemeja lengan pendek, berlidah bahu, warna khaki; 2. Rok 15 cm dibawah lutut warna khaki; 3. Sepatu warna hitam, tanda jabatan dan tanda pangkat. c. PDH Camat dan Lurah wanita berjilbab dan hamil menyesuaikan. Bagian Kesembilan Pakaian Dinas Upacara (PDU) Camat dan Lurah Pasal 11 (1) PDU Camat dan Lurah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g dipakai dalam melaksanakan upacara pelantikan dan upacara hari-hari besar lainnya. (2) PDU Camat dan Lurah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari : a. PDU Camat dan Lurah Pria : 1. Kemeja warna putih, dasi warna hitam polos dan jas warna putih dengan kancing warna kuning emas; 2. Calana panjang warna putih; 3. Kaos kaki dan sepatu kulit warna putih. b. PDU Camat dan Lurah Wanita : 1. Kemeja warna putih, dasi warna hitam polos dan jas warna putih dengan kancing warna kuning emas; 2. Rok warna putih 15 cm dibawah lutut; 3. Sepatu fantovel warna putih. c. PDU Camat dan Lurah Wanita berjilbab dan hamil menyesuaikan. Bagian Kesepuluh Pakaian Dinas Khusus Pasal 12 (1) Pakaian Dinas Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a adalah pakaian dinas yang dapat dipakai oleh pegawai yang karena sifat pekerjaannya memiliki ciri khusus teknis operasional berdasarkan peraturan perundang-undangan dan bagi pegawai yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

12 (2) Pakaian Dinas Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipakai oleh : a. Pegawai pada Rumah Sakit, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan atau SKPD yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat; b. Petugas Protokol dan Hubungan Masyarakat pada Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten yang sedang bertugas di luar kantor atau pada acara resmi yang bersifat protokoler; c. Petugas Pemungut Pajak Daerah atau Retribusi Daerah di lingkungan SKPD Kabupaten yang sedang melaksanakan tugas pemungutan; d. Petugas Sandi dan Telekomunikasi pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Ponorogo; e. Petugas Pemeriksa Inspektorat Kabupaten Ponorogo; f. Pakaian Dinas Khusus sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bupati. (3) Bagi pegawai wanita hamil menggunakan pakaian dinas pegawai yang dimodifikasi. Bagian Kesebelas Pakaian Khas Ponorogo Pasal 13 (1) Pakaian Khas Ponorogo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dipakai pada peringatan hari jadi Pemerintah Kabupaten atau perayaan grebeg syuro. (2) Pakaian Khas Ponorogo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Pakaian Khas Ponorogo untuk Pegawai Pria : 1. Pakaian Warok Tua. Pakaian Khas Ponorogo (Warok Tua) dipakai oleh Pejabat setingkat Eselon III ke atas sesuai kebutuhan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Celana panjang gejigan ponoragan; b) Kain panjang (dasar hitam); c) Stagen; d) Epek timang hitam polos; e) Keris gabelan; f) Baju waktung; g) Jam kantong; h) Kolor putih; i) Iket modang; j) sandal kosek. 2. Pakaian Warok Muda Pakaian Khas Ponorogo (Warok Muda) dipakai oleh seluruh karyawan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan ketentuan sebagai berikut : a) Celana hitam kombor ponoragan; b) Kain panjang latar hitam;

13 c) Sabuk othok; d) Kolor putih; e) Iket gadung; f) Keris gabelan; g) Baju penadhon. b. Pakaian Khas Ponorogo bagi Pegawai Wanita adalah pakaian batik Merak, bentuk dan model menyesuaikan dengan Pakaian Dinas yang lain. Bagian Kedua Belas Pakaian Korpri Pasal 14 (1) Pakaian KORPRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c dipakai pada upacara hari besar nasional, HUT KORPRI dan setiap upacara tanggal 17 atau pada upacara lain yang ditentukan, apabila tanggal 17 jatuh pada hari libur, maka pakaian Korpri dipakai pada hari berikutnya. (2) Pakaian Korpri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Pakaian Korpri untuk Pegawai Pria : 1. Kemeja KORPRI lengan panjang; 2. Celana panjang warna biru dongker; 3. Songkok nasional; 4. Sepatu dan kaos kaki warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. b. Pakaian Korpri untuk Pegawai Wanita : 1. Kemeja Korpri lengan panjang; 2. Rok 15 cm di bawah lutut, warna biru dongker; 3. Songkok nasional; 4. Sepatu warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai. c. Pakaian Korpri untuk Pegawai Wanita Berjilbab : 1. Kemeja Korpri lengan panjang; 2. Rok panjang warna biru dongker; 3. Songkok nasional; 4. Sepatu warna hitam; 5. Lencana Korpri dan kartu tanda pengenal; 6. Papan Nama Pegawai; 7. Kerudung tidak bermotif, warna biru dongker. d. Pakaian Korpri untuk Pegawai Wanita Hamil menyesuaikan. Bagian Ketiga Belas Pakaian Olah Raga Pasal 15 Pakaian Olah Raga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d dipakai setiap hari Jum at pada saat kegiatan olah raga.

14 BAB III ATRIBUT PAKAIAN DINAS Bagian Kesatu Jenis Atribut Pakaian Dinas Pasal 16 Atribut pakaian dinas terdiri dari : a. Lambang Daerah Kabupaten Ponorogo; b. Lambang Linmas; c. Nama lokasi Kabupaten Ponorogo; d. Tulisan Linmas; e. Lencana Korpri; f. Nama Pemerintah Propinsi; g. Papan Nama Pegawai; h. Kartu Tanda Pengenal; i. Songkok nasional; j. Topi Linmas; k. Muts; l. Topi Upacara / Pet; m. Topi Lapangan; n. Tanda Pangkat; o. Tanda Jabatan. Bagian Kedua Penggunaan Atribut Pakaian Dinas Pasal 17 (1) Lambang Daerah Kabupaten Ponorogo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, terbuat dari bahan kain bordir dengan gambar lambang daerah dan ditempatkan di lengan baju sebelah kanan. (2) Lambang Linmas sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf b, terbuat dari bahan kain bordir dengan gambar lambang Linmas dan ditempatkan di lengan baju sebelah kiri. (3) Nama lokasi Kabupaten Ponorogo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c, terbuat dari bahan kain bordir warna kuning dengan tulisan KABUPATEN PONOROGO warna hitam dan ditempatkan di lengan baju sebelah kanan diantara lambang daerah dengan lidah bahu. (4) Tulisan Linmas sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf d, terbuat dari bahan kain bordir warna kuning dengan tulisan LINMAS warna hitam dan ditempatkan diatas saku baju sebelah kiri dibawah lencana Korpri. (5) Lencana Korpri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e, terdiri dari: a. bahan dasar logam warna kuning emas dipakai untuk semua pakaian dinas; b. bahan kain bordir warna kuning emas dipakai untuk PDL; c. ditempatkan di atas saku baju sebelah kiri.

15 (6) Nama Pemerintah Propinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf f, terbuat dari bahan kain bordir warna dasar kuning dengan tulisan JAWA TIMUR warna hitam dan ditempatkan di lengan baju sebelah kiri di bawah lidah baju. (7) Papan Nama Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf g, terdiri dari : a. bahan dasar ebonit/plastik, warna hitam dengan tulisan warna putih untuk semua pakaian dinas; b. bahan kain bordir warna dasar khaki dengan tulisan warna hitam untuk PDL; c. ditempatkan di atas saku baju sebelah kanan. (8) Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf h, terdiri dari : a. bahan dasar kertas foto; b. ukuran tanda pengenal panjang 8,5 cm, lebar 5,5 cm. (9) Songkok nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf i, terbuat dari kain bludru warna hitam dan dipakai pada saat menggunakan pakaian Korpri. (10) Topi Linmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf j, terbuat dari kain warna hijau dan dipakai pada saat menggunakan pakaian Linmas ; (11) Mutz sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf k, terbuat dari kain warna khaki dan dipakai pada saat menggunakan pakaian PDH khaki; (12) Topi Upacara/Pet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf l, terbuat dari kain warna khaki dan dipakai pada saat menjadi Komandan Upacara; (13) Topi Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf m, terbuat dari kain warna biru tua dengan lambang Daerah dipakai pada saat kegiatan dilapangan. Pasal 18 (1) Kartu tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (8), terdiri atas bagian depan dan bagian belakang, memuat : a. Bagian depan : 1. Lambang Daerah; 2. Nama Pemerintah Kabupaten; 3. Nama SKPD / Unit Organisasi; 4. Foto pegawai dengan menggunakan pakaian dinas yang berlaku 5. Nama Pegawai; 6. Nomor Kode Tanda Pengenal Pegawai. b. Bagian belakang : 1. Nama Pegawai; 2. Nomor Induk Pegawai; 3. Nama Jabatan Struktural / Nama Jabatan Fungsional; 4. Instansi; 5. Golongan Darah; 6. Masa Berlaku; 7. Pejabat yang mengeluarkan; 8. Tanda tangan pejabat yang mengeluarkan; 9. Nama terang, Pangkat dan NIP Pejabat yang mengeluarkan.

16 (2) Tulisan pada Tanda Pengenal Pegawai berwarna hitam dengan warna dasar putih. (3) Warna dasar foto pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 4 didasarkan pada jabatan pegawai yang bersangkutan. (4) Warna dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk pejabat : a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya : warna dasar coklat b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama : warna dasar merah c. Pejabat Adminstrator : warna dasar biru d. Pejabat Pengawas : warna dasar hijau e. Pejabat Pelaksana : warna dasar orange f. Pejabat Fungsional : warna dasar abu-abu (5) Nomor kode tanda pengenal pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 6 di lingkungan Pemerintah Kabupaten, yaitu : 01 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten; 02 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Sekretariat DPRD Kabupaten; 03 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Inspektorat Kabupaten; 04 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Dina Daerah Kabupaten; 05 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Badan / Kantor Kabupaten; 06 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten; 07 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten; 08 : Pimpinan Tinggi, Administrasi dan Fungsional di lingkungan Lembaga Lain Kabupaten. Pasal 19 (1) Tanda Pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf n, menunjukkan pangkat/golongan dan eselon pegawai. (2) Tanda Pangkat Golongan IV sebagai berikut : a. Lambang pohon beringin, padi, kapas dan bunga melati mekar berbahan logam warna kuning emas; b. Panjang 9 cm; c. Lebar atas 4,5 cm; dan d. Lembar bawah 5,5 cm. (3) Jumlah bunga melati mekar pada tanda pangkat golongan IV sebagai berikut : a. Jumlah bunga melati mekar 3 buah untuk golongan IV/e disusun dalam bentuk garis lurus diatas dasar lapisan logam kuning emas dan kotak tertutup logam kuning emas; b. Jumlah bunga melati mekar 3 buah untuk golongan IV/d disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak tertutup logam kuning emas; c. Jumlah bunga melati mekar 3 buah untuk golongan IV/c disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka bagian atas logam kuning emas;

17 d. Jumlah bunga melati mekar 3 buah untuk golongan IV/b disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka logam kuning emas; e. Jumlah bunga melati mekar 3 buah untuk golongan IV/a disusun dalam bentuk garis lurus tambah 1 balok logam warna kuning emas dibawah bunga. (4) Tanda Pangkat Golongan III sebagai berikut : a. Lambang pohon beringin, padi, kapas dan bunga melati mekar berbahan logam warna kuning emas; b. Panjang 9 cm; c. Lebar atas 4,5 cm; dan d. Lembar bawah 5,5 cm. (5) Jumlah bunga melati mekar pada tanda pangkat golongan III sebagai berikut : a. Jumlah bunga melati mekar 2 buah untuk golongan III/d disusun dalam bentuk garis lurus kotak tertutup logam kuning emas; b. Jumlah bunga melati mekar 2 buah untuk golongan III/c disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka bagian atas logam kuning emas; c. Jumlah bunga melati mekar 2 buah untuk golongan III/b disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka logam kuning emas; d. Jumlah bunga melati mekar 2 buah untuk golongan III/a disusun dalam bentuk garis lurus tambah 1 balok logam warna kuning emas dibawah bunga. (6) Tanda Pangkat Golongan II sebagai berikut : a. Lambang pohon beringin, padi, kapas dan bunga melati mekar berbahan logam warna perak; b. Panjang 9 cm; c. Lebar atas 4,5 cm; dan d. Lembar bawah 5,5 cm. (7) Jumlah bunga melati mekar pada tanda pangkat golongan II sebagai berikut : a. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan II/d disusun dalam bentuk garis lurus kotak tertutup logam perak; b. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan II/c disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka bagian atas logam perak; c. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan II/b disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka logam perak; d. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan II/a disusun dalam bentuk garis lurus tambah 1 balok logam warna perak dibawah bunga. (8) Tanda Pangkat Golongan I sebagai berikut : a. Lambang pohon beringin, padi, kapas dan bunga melati mekar berbahan logam warna perunggu; b. Panjang 9 cm; c. Lebar atas 4,5 cm; dan d. Lembar bawah 5,5 cm. (9) Jumlah bunga melati mekar pada tanda pangkat golongan I sebagai berikut : a. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan I/d disusun dalam bentuk garis lurus kotak tertutup logam perunggu ; b. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan I/c disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka bagian atas logam perunggu ; c. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan I/b disusun dalam bentuk garis lurus dalam kotak terbuka logam perunggu ; d. Jumlah bunga melati mekar 1 buah untuk golongan I/a disusun dalam bentuk garis lurus tambah 1 balok logam warna perunggu dibawah bunga.

18 (10) Warna dasar tanda pangkat berwarna khaki pada PDH warna khaki dan warna hijau pada PDH Linmas. (11) Bagi ASN yang menduduki suatu jabatan Pimpinan Tinggi Madya, Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas, maka pada pinggir tanda pangkatnya menggunakan garis tebal. (12) Warna garis tebal tanda pangkat bagi seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas adalah warna merah sedangkan Pejabat Pelaksana dan Pejabat Fungsional tidak menggunakan garis tebal. Pasal 20 (1) Tanda Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf o, menunjukkan jabatan dan / atau eselon pegawai. (2) Tanda Jabatan Tinggi Pratama, (Sekretaris Daerah Kabupaten, Asisten Sekretaris Daerah,, Staf Ahli, Inspektur, Kepala Badan/Dinas, Direktur) sebagai berikut : a. Bahan logam warna dasar kuning emas dan bergerigi; b. Bentuk persegi lima; c. Lingkaran terluar diameter 6 cm; d. Lingkaran dalam diameter 4 cm warna kuning emas; e. Lingkaran dalam terdapat Lambang Daerah warna perak. (3) Tanda Jabatan Administrator, (Kepala Bagian, Camat, Kepala Kantor, Sekretaris Dinas/Badan/Camat, Kepala Bidang) sebagai berikut : a. Bahan logam warna dasar kuning emas dan bergerigi; b. Bentuk persegi lima; c. Lingkaran terluar diameter 5 cm; d. Lingkaran dalam diameter 3,5 cm warna perak; e. Lingkaran dalam terdapat Lambang Daerah warna perak. (4) Tanda Jabatan dipasang disebelah kanan atas dibawah papan nama. (5) Pimpinan Tinggi Madya, Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas dipakai pada PDH Linmas, PDH warna khaki dan PSH. (1) Hari Senin PDH Linmas; (2) Hari Selasa PDH warna khaki; Bagian Ketiga Penggunaan Pakaian Dinas Pasal 21 (3) Hari Rabu menggunakan PDH Kemeja Warna Putih, celana/rok gelap atau abu-abu gelap; (4) PSH dapat dipakai pada hari Selasa bagi Pejabat Eselon II dan III; (5) Hari Kamis dan Jum at PDH Batik/tenun/batik khas daerah;

19 (6) Bagi SKPD yang melaksanakan 6 (enam) hari kerja pada hari Sabtu diatur sebagai berikut : a. Dinas Pendidikan (guru), RSUD Dr. Hardjono, dan Puskesmas memakai PDH Batik; b. Petugas pemungut pajak daerah atau retribusi daerah dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah atau Dinas Perhubungan memakai Pakaian Dinas Khusus; c. Petugas pemungut retribusi daerah dari Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan UKM, dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, memakai PDH khaki. (7) Bagi Petugas pemungut pajak daerah atau retribusi daerah dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah atau Dinas Perhubungan yang melaksanakan tugas pada hari libur memakai Pakaian Dinas Khusus. (8) Bagi Petugas pemungut pajak daerah atau retribusi daerah dari Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan UKM, dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang melaksanakan tugas pada hari libur memakai PDH khaki. (9) Pakaian Linmas digunakan pada saat peringatan Hari Linmas dan/ atau sesuai ketentuan acara. BAB IV PENGADAAN PAKAIAN DINAS Pasal 22 Pengadaan pakaian dinas pegawai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ponorogo di masing-masing SKPD atau SKPD yang ditunjuk yang menangani pengadaan. BAB V KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 23 Bagi SKPD yang menggunakan pakaian dinas di luar Peraturan ini dan belum mendapat persetujuan Bupati, harus mengajukan permohonan tertulis terlebih dahulu kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan. Pasal 24 Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan pakaian dinas di Kabupaten dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 25 Bagi Pegawai dan Pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang menggunakan pakaian dinas di luar peraturan ini, dapat dikenakan sanksi disiplin pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

20 BAB VI PENUTUP Pasal 26 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo beserta petunjuk pelaksanaannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ponorogo. Ditetapkan di Ponorogo pada tanggal 27 Mei 2016 BUPATI PONOROGO, H. IPONG MUCHLISSONI