BAB II TINJAUAN TEORI. Perbedaan busana dan pakaian, Busana adalah kesatuan dari keseluruhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SURVEY LAPANGAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BENDA DAN KEGUNAANNYA

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW


LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/6/2009 TANGGAL : 19 Juni 2009 DAFTAR LAMPIRAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Tekstil. Produk Tekstil. Perubahan.

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02/M-DAG/PER/1/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BATIK DARI INDONESIA

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep desain ini mengusung tema eklektik,menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213

Perkembangan Alas Kaki Manusia

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

BAB II METODE PERANCANGAN

Kajian Perhiasan Tradisional

Edisi Juni Ramadhan Edition

A. RINCIAN INDUSTRI ALAS KAKI DAN/ATAU INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL: 1. Industri alas kaki terdiri dari:

BAB II. METODE PERANCANGAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB V PENUTUP. hingga daun, yang bisa dipakai untuk berbagai macam produk dari

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan,

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY


BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

LIMBAH INDISTRI TEKSTIL. Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar!

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB II METODE PERANCANGAN

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kasur, quilt, bantal, dan pelindung

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SOLUSI BISNIS LAUNDRY DENGAN MEMANFAATKAN TEROBOSAN ECOBALL

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI II.1. Busana II.1.1 Definisi Busana Busana berasal dari bahasa sangsakerta yaitu bbusana. Dalam bahasa Indonesia busana berarti padanan pakaian. Perbedaan busana dan pakaian, Busana adalah kesatuan dari keseluruhan yang dipakai mulai dari busana pokok, pelengkap sampai tatariasnya dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sedangkan pakaian merupakan bagaian dari busana yang tergolong busana pokok. Busana pokok contohnya pakaian, baju, rok, celana, dsb. Busana pelengkap terbagi jadi 2 yaitu millineries dan aksesoris milleneris adalah pelengkap busana untuk melengkapi busana pokok contohnya sepatu, tas, topi, kaca mata, dsb. Sedangkan aksesoris adalah pelengkap busana untuk menambah keindahan si pemakai misalnya cincin, kalung, liontin, dan bros. II.1.2 Sejarah Busana Segala sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat primitif belum dapat dikatakan berbusana, karena seni berbusana baru muncul setelah masyarakat mengenakan penutup tubuh dari kulit binatang, kulit kayu, atau bahan bahan tenunan. (Roosmy M. Sood dalam Dra.Arifah A. Rianto, M.Pd 2003: 44). 5

Sejarah busana bermula dari zaman prasejarah ketika kulit binatang digunakan untuk menutupi tubuhnya dan melindungi badannya dari pengaruh alam sekitar. Selain dari dari kulit binatang manusia juga memanfaatkan kulit kayu yang direndam dan dipukul-pukul lalu dikeringkan untuk akhirnya dipakai atau menggunakan daun-daun kering dan rerumputan untuk menutupi tubuh. II.1. 3 Nilai Fungsi Busana Pada Masa Kini Seperti yang diketahui awalnya busana ada karena kebutuhan manusia untuk melindungi tubuh tapi semakin berkembangnya zaman fungsi busana tidak lagi sebagai penutup atau pelindung tubuh tapi juga memberikan nilai estetis bagi seseorang yang memakai busana tersebut, bisa menutupi aurat bagi kaum muslim, menutupi cacat atau kekurangan dari tubuh, menunjukan identitas seseorang, menampakkan status sosial ekonomi seseorang, cerminan life style (gaya hidup) seseorang. II.2. Brokat (Lace) II.2.1 Pengertian Brokat Brokat adalah istilah yang umum dipakai di Indonesia untuk bahan renda atau lace (Kamus Mode Indonesia 2011). Pengertian brokat sama dengan pengertian dari lace yaitu kain kerawang, bermotif dengan lubang-lubang terbuka di permukaanya, yang dibuat oleh mesin atau tangan dengan perulangan, mengepang, menjalin, merajut, atau memutar benang untuk membuat sebuah pola. Brokat biasanya kaya akan dekorasi motif timbul seperti bunga- bunga. 6

II.2.2 Sejarah Brokat Awal mula munculnya brokat diawali dengan teknik pembuatan lace yang bermula pada zaman dahulu ketika orang primitif masi membuat jaringan untuk menjaring ikan. Hingga pada akhirnya bisa menjadi kain brokat tentunya melalui proses yang sangat panjang. Pada awal 4000 B.C bangsa Sumeria sudah menggunakan brokat pada busananya tetapi masi dalam bentuk yang sederhana. Brokat merupakan perkembangan dari cara pembuatan lace tetapi dibuat dengan menggunakan mesin, biasanya menggunakan mesin rashel cara kerjanya hampir sama dengan teknik merajut. Ada pula sumber lain yang menyatakan bahwa brokat terbuat dari mesin draw loom dengan cara ditenun diatas alat tenun dengan menggunakan teknik khusus, hiasan brokat dihasilkan oleh jalan dari benang weft (pakan) tambahan yang tidak struktural, dan weft standar yang mengikat benang-benang warp (lungsi) sehingga memberi efek timbul yang mirip bordir. Proses dari menenun adalah menyilangkan benang atau menganyam benang antara benang lungsi dan benang pakan secara teratur, tapi ketika kita membuat desain brokat (menggunakan kain emas, perak, atau katun) diselipkanlah benang- benang tambahan tersebut dengan meloncati jalannya benang pakan yang biasanya diatas beberapa lembar benang lungsi, tergantung dengan pola yang diinginkan. Dengan adanya benang tambahan ini terjadilah 7

penebalan pada tenunan yang membentuk gambar. Sehingga menimbulkan efek kaku pada kainnya. Bisa menjadi brokat seperti saat ini berawal dari proses yang panjang berawal dari perkembangan lace makin berkembang sekitar awal abad 16 yang banyak diminati, akan tetapi karena proses pembuatan lace ini masi dengan tangan yang menyebabkan harga dari lace ini sangat mahal. Lace digunakan sebagai bahan penghias seperti renda hanya jadi sisipan untuk perabotan rumah seperti sisian untuk taplak meja, selain itu bisa juga menjadi bagian dari salah satu busana misalnya bagian kerah, ruff (kerah berdiri yang sering dipakai oleh ratu Elizabeth), hiasan kepala dan manset, lace ini sering dikenal dengan reticella lace. Penggunaan lace juga dibatasi hanya untuk para rohaniwan dan anggota kerajaan saja. Pada akhir abad 16 terjadi perubahan terhadap motif yang biasa digunakan pada lace yang biasanya berupa motif-motif geometri yang kaku berubah menjadi desain yang lebih bebas yang beralur seperti rambatan atau bunga- bunga, sehingga lebih banyak digemari dan diminati oleh banyak orang. Hal tersebut awal mula orang terpikirkan untuk membuat mesin atau alat yang bisa memudahkan saat mebuat lace atau membuat kain yang hampir mirip dengan lace, ini di dukung dengan adanya revolusi industri pada saat itu di Eropa yang menyebabkan mulai banyak munculnya industri industri pembuatan lace di negara negara Eropa. Beberapa di negara- negara Eropa menjadi industri lace yang paling maju salah satunya adalah di Venesia, pada abad ke 17 Venesia menjadi salah satu pusat renda terbesar pertama. Dengan desain dari motif lacenya yang bebas 8

mengalir berdasarkan desain bunga yang halus merambat menjadi desain yang sangat populer pada masa itu. Seiring dengan perkembangan zaman pada masa revolusi industri, banyak penemuan mesin - mesin yang diciptakan misalnya saja pada tahun 1802, Robert Brown mempatenkan mesin pembuatan jaring lalu 2 tahun kemudian Edward Whittaker memperkenalkan mesin yang bisa membuat kain hampir mirip dengan lace. Lalu pada tahun 1808 dikembangkan lagi oleh John Heathcote degan teknik mesin yang hampir sama dan dengan perkembangan dari bobbin lace.bobbin lace atau renda gelondong adalah teknik pembuatan lace yang masi sederhana yang dibuat dengan menggunakan banyak benang, benang benang tersebut digabungkan pada gelondong atau semacam kumparan yang biasanya dikerjakan diatas sebuah bantalan. Dengan di temukan mesin yang bisa menyamai bentuk kain dari lace tersebut bisa menurunkan biaya produksi dan evesiensi waktu juga bisa memproduksi lebih banyak dan menutupi setiap permintaan masyarakat akan lace. II.2.3 Perkembangan Bahan Brokat Pada Masa Kini Pada zaman sekarang ini brokat yang ada dipasaran adalah hasil pengembangan dari mesin mesin yang ingin menyerupai bentuk lace yang masih dibuat dengan tangan (handmade) akan tetapi masyarakat di Indonesia mengenal lace sebagai renda, sedangkan bila melihat kain yang kerawang dan terdapat motif timbul dengan berbagai aksen motif bunga lebih dikenal dengan kain brokat.. Jenis-jenis brokat yang ada di pasaran semakin bervariasi jenisnya misalnya motif brokat dengan selipan benang emas atau perak diatas kain tule 9

jadi menggunakan dua warna, motif brokat menggunakan benang yang sama dengan kain tulenya, kain brokat dengan motif brokat yang sudah di payet, dibordir, dan disulam menggunakan sulam pita. Kebanyakan brokat hanya menggunakan 2 warna dalam setiap motifnya. Gambar 2. 1 brokat yang ada dipasaran Sumber: Dokumentasi pribadi Kain brokat ini biasanya lebih banyak digunakan sebagai bahan utama pembuatan kebaya dan biasanya pinggiran atau motif bunganya menjadi aplikasi untuk busana pesta, kebaya dan gaun pernikahan. Berikut contoh-contoh gambar kebaya yang diaplikasi brokat 10

Gambar 2. 2 kebaya aplikasi brokat Sumber: google II.2.4 Limbah Brokat Limbah brokat adalah potongan- potongan dari bahan brokat yang sudah tidak bisa dipakai karena biasanya motif dari brokat tersebut terlalu kecil atau monoton dan tidak bisa dipakai untuk aplikasi pada busana. Biasanya brokat dikatakan sudah tidak terpakai lagi atau menjadi limbah ketika brokat tersebut sudah tidak memiliki motif pinggiran. Karena hampir dalam setiap pembuatan kebaya, pinggiran motif pada kain brokat yang paling banyak digunakan sedangkan motif tengah dari brokat jarang digunakan karena ukurannya motif terlalu kecil serta rangkaian motifnya sendiri jadi agak susah untuk diaplikasikan pada busana kebaya atau pesta serta pengerjaan yang lebih lama. 11

Limbah brokat sudah banyak orang yang mengeolahnya menjadi suatu produk fashion berupa aksesoris misalnya untuk bros, apliksi di sepatu, dan sebagainya. Berikut salah satu bros yang dibuat dengan menggunakan limbah brokat. Gambar 2.3Pengelolahan limbah brokat Sumber: gambar google II.3. BAHAN KULIT (LEATHER) II.3.1. Definisi Bahan kulit Bahan kulit atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan leather adalah kulit binatang yang disamak atau diawetkan secara kimiawi atau ditanning (penyamakan kulit). Kulit hewan yang biasanya di awetkan dan dijadikan kain adalah kulit domba, sapi, kerbau, ular, dan buaya. Kulit yang sudah diawetkan ini sampai abad ke-20 digunakan untuk aksesoris kemudian selama tahun 1960-an sudah mulai dijadikan produk fashion seperti gaun, baju setelan,pansuit, jaket, coat, blezer, rok, mantel dan produk fashion lainnya. 12

II.3.2. Sejarah Bahan kulit Sebenarnya manusia purba pada zaman es sudah menggunakan bahan kulit sebagai pelindung tubuhnya dari cuaca disekitarnya. Pada masa itu manusia purba memburu binatang untuk dimakan dagingnya lalu kulitnya dibersihkan dan dipakai sebagai pelindung tubuh atau sebagai alas kaki yang terikat longgar di mata kaki. Namun masalahnya kulit itu cepat rusak, pada saat itu manusia purba tidak tahu bagaimana cara untuk mengawetkannya, namun kemudian dikenal beberapa upaya untuk memperlambat kerusakan pada kulit misalnya seperti dengan menjemurnya tapi akibatnya kulit tersebut menjadi kaku dan keras berbagai bahana berminyak diolesi untuk memperlembutnya. Hingga pada akhirnya ditemukan bahwa batang pohon tertentu memiliki asam tannin yang bisa digunakan untuk memperlembut kulit. Dari peninggalan sejarah diketahui, bahwa proses penyamakan kulit telah dilakukan sejak awal masa peradaban disegala penjuru dunia. Metode tanning ini tidak diketahui kapan tepatnya ditemukan pertama kali tetapi sekitar tahun 5000 SM bangsa Italia di pegunungan Alpen sudah mengenakan kulit yang awet dan tidak kaku. Lalu Bangsa Indian di daratan Amerika juga menggunakan teknik teknik yang mirip yaitu mereka mengambil abu dari api unggun, mengairinya lalu merendam kulit binatang dalam larutan ini. Beberapa minggu kemudian bulu dan potongan daging terlepas dari kulit, tinggal kulit mentah saja. Selanjutnya kulit direndam dalam larutan cemara dan kayu ek selama sekitar tiga bulan dan kemudian diproses dengan tangan agar menjadi semakin lebur dan lentur. 13

Perkembangan tannin kulit makin berkembang ketika manusia menyadari bahwa kulit bahan yang lentur juga bisa digunakan untuk sebagai keperluan lain selain menjadi pakaian dan alas kaki kulit juga cocok untuk membuat bendabenda seperti tenda, ranjang, karpet, pakaian baja, dan pakaian kuda. Pada zaman Mesir Kuno bahan kulit dibuat menjadi ikat pinggang, tas perisai, pakaian kuda, kasur, alas duduk dan lain lain sedangkan di Yunani dan romawi kulit digunakan untuk baju pelapis, sandal sepatu bot, dan perisai, sampai permulaan abad ke 18, prajurit prajurit Romawi lebih banyak menggunakan baju pelapis dan perisai yang terbuat dari kulit, perisai yang dibawa oleh para prajurit lebih banyak dibuat dari kulit daripada logam. Selama abad pertengahan, popularitas bahan kulit semakin meningkat. Pada masa itu Bangsa Arab terkenal dengan pengrajin kulit yang paling terampil. Lain halnya dengan di Inggis, industri kulit dikelolah oleh pengrajin menjadi sebuah produk produk yang fungsinya untuk wadah atau hanya sekedar melapisi dan membungkus misalnya menjadi sarung pedang, kotak botol air, sampul buku dan kulit digunakan untuk benda-benda seni. Sampai akhir abad 19, terjadi perubahan dalam metode pembuatan bahan kulit. Revolusi Industri membawa pengaruh besar pada proses pembuatan bahan kulit mulai dari bahan celup buatan selain itu ditemukan pula bahan tannin sintetis yang akhirnya dikembangkan dengan diciptakannya mesin-mesin yang bisa membuat bahan kulit buatan atau imitasi. Semua perubahan dan inovasi ini membawa leather ke dunia perindustrian yang lebih modern. II.3.3. Fenomena Produk Bahan Kulit Saat Ini 14

Fenomena yang terjadi pada saat ini, biasanya dari semua produk fashion yang menggunakan bahan kulit, jaket kulit merupakan produk fashion yang paling tak lekang oleh zaman, terutama jaket kulit yang bermodelkan klasik sampai kapanpun jaket model ini tidak akan terlihat kuno. Bahan kulit banyak digemari dan banyak dijadikan sebagai busana atau jaket karena kenyamanannya yang pada saat dipakai, bahan kulit akan terasa hangat saat dicuaca dingin dan akan terasa sejuk saat cuaca panas, itu disebabkan karena karakter dari bahan bahan kulit ini memungkinkan untuk terjadinya peredaran udara yang baik. Selain itu bahan kulit juga sangat awet dibandingkan dengan busana busana yang lainnya, terlebih lagi semakin tua, busana dari bahan kulit ini justru kelihatan lebih unik dilihat dari penampilan teksturnya. Tidak semua bahan kulit diciptakan sama, bila dilihat dari kualitas bahan kulit yang kualitasnya bagus untuk dibuat jaket adalah yang full grain atau sering disebut dengan naked leather, bahan kulit ini dibuat dari kulit berkualitas tinggi yang kekurangan kekurangannya dihilangkan. Sedangkan jaket untuk bersepeda motor sebaiknya menggunakan bahan kulit top grain karena leather jenis ini sangat kuat walaupun kualitasnya tidak sebaik naked leather. Selain itu ada pula yang disebut dengan split leather, bahan kulit jenis ini lebih cocok digunakan sebagai busana kasual. 15

Gambar 2. 4jaket berbahan kulit Sumber: google II.3.4 Proses Pembuatan Bahan Kulit Proses pembuatan bahan kulit adalah dengan penyamakan kulit atau proses tanning. Penyamakan kulityaitu memasukan bahan penyamakan tertentu kedalam jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamakan dengan serat kulit. Tetapi sebelum kulit disamakan kulit mentah ini harus melalui beberapa proses yaitu perendaman, pengapuran, pembuangan bulu dan daging, penghilangan kapur, pencucian, bating, dan pengasaman. Tujuan dari penyamakan kulit adalah untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak karena aktifitas dari mikroorganisme, bahan kimia ataupun keadaan fisik menjadi bahan kulit yang telah tersamak menjadi lebih tahan lama dari pengaruh tersebut. Sehingga kain kulit yang sudah disamak akan memiliki sifat fisik kulit berupa kelemasan kulitnya, ketahanan dari panas dan dingin serta ketahanan terhadap gesekan. II.3.5 Perawatan Terhadap Bahan Kulit 16

Perawatan pada bahan kulit atau jaket kulit berbeda dengan kain biasa, misalnya saja pada saat mencuci bahan kulit tidak boleh dicuci dimesin cuci apalagi terkena air dan hindari pembersih dari bahan kimia. Selain saat menggunakan bahan kulit sebaiknya tidak menggunakan parfume atau hairspray ke tubuh karena itu akan merusak bahan kulit. Cara membersihkan bahan kulit menggunakan kain lembap untuk mengelapnya saja lalu saat menyetrika alasi bahan kulit dengan kertas, suhu panas setrika paling rendah dan jangan terlalu lama. Sebaiknya bahan kulit disikat secara berkala dengan menggunakan sikat khusus Akan tetapi bila sudah tampak ada kotoran di sekitar kerah, manset, saku, atau misalkan bahan kulit terkena noda dan warnanya sudah berubah sebaiknya dibawa ke loundry khusus yang menangani bahan kulit. Beberapa cara yang harus diperhatikan dalam menyimpan bahn kulit misalnya jaket kulit agar tetap bisa awet, yaitu: 1. Gantung jaket kulit di gantungan baju yang lebar agar bentuknya tetap utuh dan tidak menggunakan gantungan yang terbuat dari kawat 2. Simpan jaket kulit di tempat yang sejuk dan kering karena leather akan mudah berjamur bila disimpan ditempat yang panas dan lembab 3. Jauhi jaket kulit di tempat yang terpapar sinar matahari 4. Tidak membungkus jaket kulit didalam plastik karena itu akan menyebabkan leather tidak dapat bernapas, lebih baik menggunakan kantung pakaian yang terbuat dari kain. II.3.6 Limbah Bahan Kulit 17

Limbah bahan kulit adalah potongan dari bahan-bahan kulit, biasanya berupa potongan kecil dan tidak beraturan yang dihasilkan dari industri besar yang bergerak di bidang pembuatan produk dari kulit bisa berupa industri tas kulit, jaket kulit, dan lain-lain. Biasanya limbah kulit ini diperjual belikan lagi pada penampungnya hingga pada akhirnya dari penampungan itu dipilih potongan limbah kulit yang masi bisa digunakan untuk dijual lagi pada pengrajin kulit yang biasanya diolah lagi menjadi suatu produk. Produk-produk fashion yang berbahan dasar limbah kulit diantaranya adalah aksesoris seperti gelang, tas dan sendal. Biasanya untuk aplikasi-aplikasi kecil para pengrajin membeli limbah misal untuk bagian talinya. Berikut contohcontoh produk fashion yang dari limbah kulit Gambar 2.5 produ fashion yang menggunakan limbah kulit Sumber: gambar google 18