Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ)

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

ANALISA KINERJA TRANSMISI CITRA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET MELALUI KANAL MULTIPATH

BAB I 1.1 Latar Belakang

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Unjuk Kerja Decision Feedback Equalizer Pada Sistem SCFDMA

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

ABSTRAK (1) Dimana : Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4] Sinyal yang diterima berdasarkan gambar 1. dapat ditulis:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang 1.2. Perumusan Masalah

Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Kata Kunci: ZF-VBLAST dan VBLAST-LLSE.

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Intersymbol Interference (ISI)

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

PENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

Perancangan dan Pengujian Desain Sinkronisasi Waktu dan Frekuensi

Politeknik Negeri Malang Sistem Telekomunikasi Digital Page 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

Visualisasi Propagasi Gelombang Indoor Pada Wi-Fi 2,4 GHz

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

Gambar 2.1 Skema CDMA

Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM

ANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK

BAB II DASAR TEORI. satu simbol mengganggu simbol berikutnya. ISI biasanya disebabkan oleh propagasi

Dasar Sistem Transmisi

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

FUNDAMENTAL OF WIRELESS NETWORKS & COMMUNICATION SYSTEM

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64-QAM dengan Menggunakan Software

Pengujian Teknik Channel Shortening Pada Multicarrier Modulation Dengan Kriteria Minimum Mean Squared Error (MMSE). ABSTRAK

STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC

Kinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

ESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISISNYA

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

Spread Spectrum (FHSS) pada

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

BAB I PENDAHULUAN. Modulation. Channel. Demodulation. Gambar 1.1. Diagram Kotak Sistem Komunikasi Digital [1].

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

BAB III PEMODELAN SISTEM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Transkripsi:

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Winda Aulia Dewi 1, Yoedy moegiharto 2, 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi, 2 Dosen Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Kampus ITS, Surabaya 60111 e-mail : winda_denok@yahoo.com ABSTRAK Dalam proyek akhir ini dibuat sebuah software equalizer MMSE (Minimum mean Square Error) menggunakan modulasi QAM dengan tujuan untuk mengurangi ISI dan noise pada sinyal yang dikirimkan ke penerima. Kinerja dari equalizer MMSE dapat diketahui melalui grafik BER yang dihasilkan. Diharapkan software ini dapat menjadi acuan bagi para perancang equalizer pada sistem telekomunikasi. Hasil dari proyek akhir ini berupa grafik BER yang menunjukkan kinerja dari sebuah equalizer. Untuk kanal multipath ht, nilai BER dihasilkan dengan Eb/No sebesar 13,2 db. Untuk kanal multipath dengan kecepatan 30 Km, nilai BER pada Eb/No sebesar 11 db. Untuk kanal multipath dengan kecepatan 50 Km, nilai BER pada Eb/No sebesar 15 db. Kata Kunci : QAM, equalizer, ISI, multipath 1. PENDAHULUAN Teknologi yang semakin maju, menyebabkan pemakaian frekuensi tinggi menggunakan gelombang radio semakin meningkat. Kemajuan teknologi juga menyebabkan munculnya bangunan-bangunan baru yang menjulang tinggi pada daerah urban, hal ini dapat mengakibatkan terganggunya sistem telekomunikasi nirkabel pada khususnya. Salah satu gangguan yang terjadi adalah multipath (lintasan jamak). Multipath merupakan gangguan yang terjadi saat sinyal yang dipancarkan memiliki lintasan yang berbeda akibat adanya pantulan, difraksi dan hamburan untuk sampai ke penerima. Salah satu efek dari fenomena multipath adalah gangguan yang disebut dengan Inter Symbol Interference (ISI), yang dapat menyebabkan kesalahan penerjemahan bit pada penerima. Untuk menghilangkan ISI dapat dilakukan dengan memberikan filter pada penerima, filter yang biasa digunakan adalah equalizer. Seperti diketahui bahwa gangguan pada kanal tidak hanya ISI, melainkan juga terdapat noise. Oleh karena itu, pada proyek akhir ini dibuat sebuah software simulasi equalizer dengan algoritma MMSE (Minimum Mean Square Error) yang dapat menghilangkan ISI sekaligus mengatasi gangguan noise yang ditimbulkan pada kanal. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 Multipath Multipath merupakan suatu bentuk gangguan yang timbul ketika sinyal memiliki lebih dari satu jalur dari pemancar ke penerima. Sebagian dari sinyal yang dipancarkan dapat langsung menuju ke penerima, sedangkan bagian sinyal lain terpantul lebih dahulu oleh penghalang. Hal ini menyebabkan jarak tempuh sinyal yang memantul akan semakin jauh serta sinyal yang dipancarkan mengalami penundaan waktu menuju ke penerima. Gambar 1. Kanal Multipath

Adanya objek yang menyebabkan pantulan pada saluran transmisi mengakibatkan berkurangnya daya sinyal pada amplitudo dan fasa yang sampai di penerima, hal ini biasanya disebut dengan peristiwa fading atau pelemahan. Multipath tidak hanya mengakibatkan pelemahan sinyal tetapi juga dapat mengakibatkan penguatan pada sinyal yang diakibatkan adanya penjumlahan sinyal yang diterima secara bersamaan. Propagasi multipath juga menyebabkan terjadinya penerimaan sinyal informasi yang berulang dengan waktu yang berbeda, hal ini dikenal dengan sebutan intersymbol interference (ISI). Propagasi multipath menjadikan komponen sinyal yang terpancar mengalami lintasan langsung (LOS) yaitu sinyal langsung terpancar dari pemancar ke penerima tanpa halangan maupun lintasan tidak langsung yaitu mengalami pantulan, pembiasan dan hamburan oleh kanal terlebih dahulu. Pada umumnya efek multipath ini akan menyebabkan terjadinya delay pada sinyal yang dikirimkan sesuai dengan banyaknya multipath, banyaknya multipath pada suatu sistem dinamakan dengan path. 2.2 ISI (Intersymbol Interference) Efek lain dari fenomema multipath adalah terjadinya ISI (Inter Symbol Interference) yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan bit pada penerima. ISI merupakan suatu bentuk gangguan pada sebuah sinyal dimana simbol yang satu akan mengganggu simbol yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pantulan sinyal (refleksi) yang menyebabkan penerimaan sinyal informasi berulang dengan waktu yang berbeda (delay) [2]. Pada gambar 2 ditunjukkan terjadinya ISI dimana pada gambar (a) menunjukkan ilustrasi data yang dikirimkan dan pada gambar (b) menunjukkan data yang diterima. Terlihat bahwa data yang diterima mengalami pelebaran energi akibat adanya delay dari saluran transmisi. Dimana keberadaan ISI ini sangat tidak diperlukan seperti layaknya noise yang dapat mengakibatkan komunikasi kurang baik untuk diandalkan. Gambar 2. (a) Data yang dikirim (b) Data yang diterima Untuk menghilangkan gangguan tersebut, salah satu caranya adalah dengan membuat jajaran filter yang nilai koefisien-koefisiennya harus direncanakan terlebih dahulu. Dibawah ini ditunjukkan bagaimana pelebaran sinyal seperti diatas dapat mengakibatkan dampak yang buruk pada sinyal. Gambar 3. menunjukkan sinyal yang dikirimkan mengalami banyak peristiwa pada kanal yang mengakibatkan sinyal tersebut tercampur dengan noise dan mengalami ISI sehingga pada saat diterima simbol-simbol melebar dan mengganggu simbol yang lain. Gambar 3. Intersymbol Interference 2.3 Equalizer Equalizer merupakan alat yang digunakan untuk memperbaiki data yang rusak akibat distorsi kanal. Equalizer merupakan filter digital yang dipasang pada sisi penerima yang bertujuan agar sinyal yang masuk pada sisi penerima tidak lagi berupa sinyal yang mengalami interferensi. Untuk kanal komunikasi yang karakteristiknya tidak diketahui, filter di penerima tidak dapat di desain secara langsung. Pada beberapa kanal, equalizer dibutuhkan untuk menghilangkan ISI yang disebabkan oleh distorsi pada kanal. Ada beberapa macam jenis equalizer, diantaranya :

Amplitudo 1. Maximum Likelihood (ML) Sequence Detection, optimal namun tidak ada dalam praktek. 2. Linear equalization, tidak begitu optimal namun sangat sederhana. 3. Non-Linear equalization, digunakan untuk beberapa jenis ISI. Linear equalization sangat mudah diimplementasikan dan sangat efektif untuk kanal yang tidak mengandung ISI (seperti kanal dalam kabel telephone) maupun kanal yang mengandung ISI (seperti kanal wireless). Kebanyakan linear equalizer diimplementasikan sebagai linear transversal filter Merupakan bentuk matrik toeplitz untuk 3 tap equalizer 0.7726-0.2564 0.0479-0.2564 0.8547-0.2564 0.0479-0.2564 0.7726 Merupakan bentuk invers matrik toeplitz untuk 3 tap equalizer Setelah mendapatkan nilai matrik toeplitz dan invers matrik toeplitz maka selanjutnya melakukan proses perkalian antara invers matrik toeplitz dengan matrik d untuk mencari koefisien filter pada equalizer. Dimana matrik d merupakan kebalikan dari nilai matrik kanal. Koefisien filter = invers matrik toeplitz x matrik d Koefisien 3 tap equalizer 0.7726-0.2564 0.0479-0.2564 0.8547-0.2564 0.0479-0.2564 0.7726 0.3 X 0.9 = 0.2 0.0106 0.6410-0.0619 Gambar 4. Strukstur equalizer 3. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pembuatan equalizer Dalam pembuatan equalizer yang terpenting adalah respon dari equalizer harus memiliki respon yang sama dengan kanal hanya saja memiliki niali yang berlawanan (invers). Respon dari equalizer tergantung dari nilainilai koefisien dari jajaran filter yang dibuat, untuk mendapatkan respon yang equalizer yang merupakan invers dari kanal maka perlu untuk menentukan dengan benar nilai-nilai koefisien filter. Untuk menentukan nilai-nilai koefisien dengan benar maka diperlukan bantuan dari matrik toeplitz. Dan koefiesien filter didapat dari mengalikan niali invers dari matrix toeplitz dengan kanal dan dalam pembuatan equalizer, tap equalizer path multipath. Pada kanal multipath (ht), koefisien path didefinisikan dengan nilai [0.2 0.9 0.3] 1.4400 0.4500 0.0600 0.4500 1.4400 0.4500 0.0600 0.4500 1.4400 Dari hasil perkalian diatas didapatkan nilai koefisien 3 tap filter Equalizer MMSE yaitu 0.0106 0.6410-0.0619 Setelah mendapatkan koefisien filter dari equalizer, selanjutnya dilakukan perbandingan antara respon equalizer dengan respon kanal. 2.4 2.2 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 kanal respon mmse respon 0.4-15 - 0 5 10 15 Frekuensi(f) Gambar 5. Respon kanal vs respon 7 tap equalizer Selanjutnya adalah menentukan nilai BER dari equalizer yang telah dibuat. BER merupakan perbandingan error bit yang diterima dengan jumlah bit yang dikirimkan.

4. BER EQUALIZER Modulasi 4QAM Modulasi 16QAM 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Gambar 6. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (ht) 0 5 10 15 20 25 Gambar 9. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (ht) 0 5 10 15 Gambar 7. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (rayleigh) dengan kecepatan 30 km/jam 0 5 10 15 20 25 30 Gambar 10. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (rayleigh) dengan kecepatan 30 km/jam 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Gambar 8. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (rayleigh) dengan kecepatan 50 km/jam 0 5 10 15 20 25 30 Gambar 11. BER equalizer MMSE pada kanal multipath (rayleigh) dengan kecepatan 50 km/jam Dari grafik diatas dapat di analisa bahwa baik tidaknya nilai BER yang didapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jumlah tap yang

digunakan, nilai Eb/No dan kecepatan yang digunakan oleh pengguna. Dalam perancangan equalizer, untuk menghasilkan nilai BER yang baik harus ditentukan terlebih dahulu nilai tap yang digunakan. Semakin besar jumlah tap, maka semakin baik pula nilai BER-nya. Dapat diketahi bahwa nilai BER yang baik pada kanal multipath 3 path minimal berada pada 5 tap. Eb/No merupakan perbandingan antara besar daya sinyal yang dikirimkan dibandingkan dengan noise. Semakin besar nilai Eb/No maka semakin besar pula daya sinyal yang dikirimkan, sehingga semakin baik pula nilai BER yang didapat. Perubahan kecepatan pengguna akan mengubah nilai kanal pada tiap elemen path-nya. Semakin besar kecepatan yang digunaan maka semakin buruk BER yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Penggunaan modulasi pada perhitunagn nilai BER juga berpegaruh. Untuk modulasi 4QAM menghasilkan BER yang lebih bagus dari 16QAM, akan tetapi bit rate dari 16QAM lebih besar dari pada bit rate 4QAM karena 16 QAM mengubah 4 bit menjadi 1 simbol, sedangkan 4QAM mengubah 2 bit menjadi 1 simbol. [4] http://www.dsplog.com/2010/01/24/ber-forbpsk-isi-channel-mmse-equalizer/ [5] http://en.wikipedia.org/wiki/qam/ [6] Smalley david, Equalization Concepts, Texas instruments, Atlanta, Oktober 1994. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data pada tugas akhir ini maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Banyaknya tap yang digunakan dalam pendesainan equalizer berpengaruh pada respon equalizer dan BER yang dihasilkan. Semakin banyak tap yang digunakan, respon equalizer dan BER yang dihasilkan semakin bagus. 2. Nilai BER yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh Eb/No, semakin besar Eb/No berarti semakin besar daya sinyal yang dikirimkan sehingga menghasilkan BER yang bagus. 3. Kecepatan user yang digunakan juga berpengaruh pada respon equalizer dan nilai BER yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan user-nya maka semakin buruk respon equalizer dan nilai BER yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Langton charan, Intersymbol Iinterference, intuitive guide to principles of communication, 2002. [2] Chandran Vijaya, Equalizer Simulation, Paper, EECS 862 Project II. [3] Department of Electrical Enginering, Channel Equalization, ee 420 Design in Communication, University of Washington, 2009.