BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. merupakan salah satu tujuan perusahaan yang dilihat dari sisi manajemen

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan

ANALISIS DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN FINANSIAL DALAM PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. saham (Brigham dan Gapenski 1996). Semakin tinggi nilai perusahaan

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BABI PENDAHULUAN. Pada teori keagenan bahwa agen bertindak atas nama prinsipal, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut perusahaan tidak bisa terus stagnan dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. orientation) maupun organisasi yang tidak berorentasi pada laba (non-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK Pengaruh insider ownership

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi. perusahaan yang akan membayarkan devidendnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency theory) adalah bahwa manajer akan bertindak secara oportunistik dengan mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi sebelum memenuhi kepentingan pemegang saham. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya masalah keagenan yang akan menyebabkan agency cost yang harus dikelola melalui berbagai cara. Keberadaan agency cost jelas akan menyebabkan nilai perusahaan tidak bisa dicapai secara maksimal. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1999, h.8). Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan melalui mekanisme kontrol yang lebih efektif untuk dapat mensejajarkan kepentingan kepentingan yang terkait tersebut. Secara umum dikenal dua mekanisme kontrol yaitu mekanisme kontrol eksternal dan mekanisme kontrol internal (Wals dan Seward, 1990). Mekanisme kontrol eksternal merupakan pengendalian perusahaan berdasarkan mekanisme pasar (the market for corporate control) yaitu dengan melalui efektivitas pasar modal (Fama dan Jensen, 1983), pasar produk dan jasa (Grossman dan Hart, 1982), serta pasar sumber daya manajerial (the managerial labor market) (Fama, 1980). Mekanisme kontrol internal

2 perusahaan antara lain terdiri dari pengendalian yang dilakukan oleh dewan komisaris (Fama dan Jensen, 1983) atau melalui skema insentif yang menarik dan kompetitif untuk manajemen (Fama, 1980). Cara meningkatkan mutu kontrol dan akuntabilitas, antara lain diperlukan auditor eksternal dan komite audit. Dengan demikian dalam perkembangannya, peran controller juga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pengendalian perusahaan. Controller tidak hanya melakukan kegiatan akuntansi saja tetapi harus memperluas fungsi akuntansi kepada aplikasi manajemennya (Heckert dan Willson, 1996, h.11). Dalam teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) dinyatakan bahwa terjadinya konflik keagenan disebabkan antara lain oleh pembuatan keputusan yang berkaitan dengan: pertama, aktivitas pencarian dana dan kedua, pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan. Cara mengatasi agency problem dan mengurangi biaya keagenan (agency cost) di dalam teori keagenan dapat dilakukan dengan beberapa mekanisme kontrol yaitu: pertama meningkatkan insider ownership (Crutchley dan Hansen 1989; Jensen, Solberg dan Zorn 1992). Menurut pendekatan ini agency problem bisa dikurangi apabila insider mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan. Dengan adanya kepemilikan saham, maka insider akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambilnya, demikian juga kerugian yang timbul sebagai konsekwensi dari pengambilan keputusan yang salah.

3 Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan demikian kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkan biaya keagenan. Kedua, meningkatkan dividend payout ratio, maka tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya (Crutchley dan Hansen, 1989). Penambahan dana menyebabkan kinerja manajer dimonitor oleh bursa, komisi sekuritas dan penyedia dana baru. Pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi biaya keagenan. Ketiga, peningkatan pendanaan dengan hutang bisa digunakan untuk mengurangi atau mengontrol konflik keagenan. Jensen (1986), berpendapat bahwa dengan hutang bond maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang tersebut. Sebagai konsekuensinya perusahaan menghadapi biaya keagenan hutang dan risiko kebangkrutan (Crutchley dan Hansen, 1989). Di samping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Jensen, Solberg dan Zorn. 1992, Jensen 1986). Keempat, meningkatkan monitoring melalui institutional investor. Dengan

4 institutional investor akan mendorong pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Hal ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Shleifer dan Vishny (1986), dan Coffe (1991), yang menyatakan bahwa institutional investor sangat berperan dalam memonitoring perilaku manajer khususnya dalam meningkatkan nilai takeover dan dapat memaksa insider untuk lebih berhatihati dalam mengambil keputusan yang bersifat oportunistik. Moh d, Perry dan Rimbey (1998), menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau tidak mendukung terhadap keberadaan manajemen. Penelitian mengenai hubungan struktur kepemilikan saham dengan struktur modal perusahaan telah dilakukan oleh banyak peneliti. Penelitian tersebut umumnya menggunakan insider ownership sebagai unsur struktur kepemilikan dan mereka menemukan hasil yang berbeda. Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mandelker (1987) dan Mehran (1992) menemukan hubungan positif antara persentase saham yang dipegang oleh insider dengan debt ratio perusahaan. Sedangkan Friend dan Hasbrouk (1988), Friend dan Lang (1988) dan Jensen, Solberg dan Zorn (1992) menemukan hubungan yang negatif antara persentase saham yang dipegang oleh insider dengan debt ratio perusahaan. Penelitian Chaganti dan Damanpour (1991) menemukan bahwa insider stock ownership tidak mempunyai pengaruh pada struktur modal perusahaan.

5 Adanya perbedaan temuan ini dikarenakan ada aspek lain dalam struktur kepemilikan yang juga berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam rangka mengurangi agency cost. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini mengangkat isu tentang pengembangan model interaksi struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen dalam perspektif teori keagenan pada perusahaan manufaktur go publik di Indonesia. Isu tersebut diangkat untuk mengetahui model interaksi struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen yang seperti apa yang dapat mengurangi masalah keagenan sehingga akan dapat menurunka biaya keagenan. Di samping itu penelitian ini memperluas bidang penelitian pada analisis simultan antara insider ownership, institutional investor, kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Keempat variabel tersebut digunakan sebagai variabel endogen dan merupakan bagian integral dalam mengurangi konflik keagenan (Chen dan Steiner, 1999). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah model struktur kepemilikan saham dan kebijakan finansial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia dalam perspektif keagenan? Permasalahan ini mencakup: a. Apakah struktur kepemilikan saham oleh pihak internal (insider ownership) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen sehingga dapat menurunkan konflik keagenan dan

6 biaya keagenan?. Permasalahan ini muncul karena studi sebelumnya yang hasilnya sama masih tidak konsisten, selain itu bahwa struktur kepemilikan saham merupakan faktor penentu struktur modal dalam rangka mengurangi agency problem (Moh d, Perry dan Rimbey, 1998). Adanya kepemilikan saham oleh insider akan mensejajarkan tingkat kepentingan antara insider dengan outsider owner sehingga manajer akan mengurangi tingkat hutang secara optimal seiring dengan semakin meningkatnya kepemilikan mereka dalam perusahaan. b. Apakah struktur kepemilikan saham oleh institutional investor mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen sehingga dapat menurunkan konflik agensi. Permasalahan ini muncul karena institutional investor merupakan aspek penting yang berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam rangka mengurangi agency cost. c. Bagaimana hubungan antara insider ownership, institutional investor, kebijakan hutang dan kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia, apakah saling mempengaruhi. Permasalahan ini didasarkan pada studi terdahulu antara lain Jensen (1996), Crutchley dan Hansen (1989), Sounders, Strock dan Travlos (1990), Jensen, Solberg dan Zorn (1992), Chen dan Steiner (1999).

7 2. Bagaimanakah efektivitas model struktur kepemilikan saham dalam perspektif keagenan pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. a. Apakah model kepemilikan insider dapat menurunkan konflik agensi dan biaya agensi? b. Apakah model kepemilikan institusi (institutional investor) dapat menurunkan konflik agensi dan biaya agensi? c. Model interaksi struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen yang seperti apa yang efektif dapat menurunkan masalah keagenan dan biaya keagenan?