Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Better Prepared And Ready to Help

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

Sejarah AusAID di Indonesia

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

ANALISIS WILAYAH RAWAN PANGAN DAN GIZI KRONIS SERTA ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA 1)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

WALIKOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI

BAB I P E N D A H U L U A N

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan INDONESIA. Dewan Ketahanan Pangan. Kementerian Pertanian. World Food Programme

Catatan Untuk Pengetahuan MDF - JRF Pelajaran dari Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PMT-AS Berbasis Pangan Lokal Sebagai Intervensi Gizi Sensitif di Propinsi NTT and Papua

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

Catatan untuk Pengetahuan MDF - JRF Pelajaran dari Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations

Asesmen Gender Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POINTERS PESAN MENTERI PADA RAPAT KOORDINASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2016 Nusa Tenggara Timur, 28 April 2016

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN I. PENDAHULUAN

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

Hari Pangan Sedunia 2015 Perlindungan Sosial dan Pertanian: Memutus Siklus Kemiskinan di Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. terancam, maka kelangsungan hidup suatu bangsa dipertaruhkan.pandangan ini cukup

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

BAB VII P E N U T U P

PENDAHULUAN Latar Belakang

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. belum bisa diwujudkan dalam setiap rezim pemerintahan. Isu pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dari perspektif sejarah, istilah ketahanan pangan (food security) mulai

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Transkripsi:

2013

Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013 Pesan Presiden Republik Indonesia (Peluncuran FSVA Nasional tahun 2009) Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan manusia atau sekedar konsekuensi tanggung jawab moral terhadap sesama manusia, namun lebih sebagai investasi. Tercapainya ketahanan pangan bagi semua merupakan investasi sosial dan ekonomi sebuah negara demi hadirnya generasi yang lebih baik. Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya peran strategis untuk mencapai ketahanan pangan di dalam negeri dengan merevitalisasi sektor kehutanan dan perikanan sejak 2005. Dengan bangga saya sampaikan dalam lima tahun terakhir pembangunan, Indonesia telah berhasil mengurangi jumlah penduduk rentan pangan. Menurunnya jumlah penduduk rentan pangan merupakan bukti komitmen pemerintah Indonesia pada dunia dalam upaya mengurangi jumlah populasi global yang rentan pangan seperti yang disepakati dalam Millenium Development Goals. Saya menyadari sepenuhnya bahwa pencapaian ini belum sepenuhnya sesuai keinginan para pemegang kepentingan. Namun, dengan hadirnya The Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia 2009 (FSVA), pemerintah dapat lebih fokus dan memprioritaskan sumber daya yang ada untuk menangani masalah kerawanan pangan secara menyeluruh. FSVA berperan sebagai panduan agar tercapai pemahaman yang lebih baik dari permasalahan dasar guna membangun kebijakan-kebijakan yang tepat dan strategis dalam mengurangi jumlah populasi rentan pangan. Saya juga melihat FSVA dapat memberikan analisis menyeluruh bagi para pemimpin daerah seperti para gubernur, bupati ataupun walikota atas ketahanan dan kerawanan pangan di wilayahnya masing masing. Dengan tersedianya analisis dan perangkat, Dewan Ketahanan Pangan di tingkat propinsi dan kabupaten/walikota dan mengambil langkah-langkah penting untuk mengurangi tingkat kerawanan pangan di wilayah masing-masing. The Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia 2009 akan membawa manfaat bagi para pemangku kepentingan dan dapat digunakan sebagai acuan dalan usaha bersama kita untuk meningkatkan jumlah produksi pangan dan ketahanan pangan sebagai bagian program pemerintah hingga 2014.

Latar Belakang Sekilas WFP Indonesia Ketika Badan Pangan Dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (the United Nations World Food Programme/ WFP) pertama kali dibentuk, Indonesia merupakan salah satu negara pertama penerima bantuan WFP. Pada 1964, bantuan pangan senilai 1 juta dolar amerika diberikan ke korban letusan Gunung Agung di Bali. Bantuan dilanjutkan dengan dukungan perbaikan jalan-jalan, lahan, rekonstruksi perumahan, rehabilitasi saluran irigasi dan penanaman tanaman pangan. WFP terus beroperasi di Indonesia selama 33 tahun dengan fokus pada program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pelatihan, kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan dan bantuan pangan bagi korban-korban konflik. WFP berhenti beroperasi di Indonesia pada 1996 ketika Indonesia menunjukkan kemajuan pesat ke arah kemandirian pangan. WFP kembali hadir di Indonesia pada tahun 1998 merespons bencana kekeringan akibat El Nino dan Krisis Keuangan Asia dengan tujuan jelas yakni subsidi beras bagi masyarakat rentan dan intervensi gizi yang terarah. Satu hal yang konsisten sejak 1998 adalah respon WFP pada bencana alam seperti bencana alam hebat tsunami di Aceh pada 2004. Sejak 1998, WFP telah membantu lebih dari 20 juta masyarakat rentan pangan di Indonesia, terutama di daerah-daerah pasca bencana alam dan pergolakan ekonomi. Program WFP Indonesia tahun 2012 2015 merefleksikan transformasi Indonesia yang dinamis dari status negara berpenghasilan rendah ke berpenghasilan menengah dengan memastikan kelompok masyarakat rentan dapat melepaskan diri dari lingkaran kelaparan dan kekurangan gizi seiring kemajuan ekonomi bangsa. Program WFP Indonesia juga merefleksikan bergesernya peran WFP dari hubungan langsung operasional ke arah pengembangan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan tantangan ketahanan pangan dan gizi. WFP mendukung pemerintah dalam meningkatkan kapasitasnya menangani daearh rentan pangan dan gizi serta dalam kesiapsiagaan bencana melalui bantuan teknis, proyek proyek percontohan serta dukungan kebijakan. Seiring dengan pengembangan kapasitas mitra-mitra lokal, WFP juga menjawab kebutuhan mendesak atas kebutuhan pangan dan gizi melalui strategi pendekatan inovatif dan kemitraan. Melalui pendekatan dua jalur yang beriringan, WFP memastikan kepemilikan lokal dan kesinambungan, pemanfaatan kemitraan strategis dan membangun keberhasilan yang bertahap. WFP memfokuskan diri terutama pada daerah rawan pangan di propinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua serta tetap menghadirkan kantor penghubung di Aceh. Ringkasan Fakta dan Angka Populasi: 237.55 million (2010 BPS) Anak dibawah umur Lima Tahun 9.2% (2010 BPS) Indeks Peringkat Perkembangan Sumber Daya Manusia: 124 (2011 UNDP report) Indeks Perkembangan Jender: 100 dari 146 Negara (2011 UNDP report) PDB Per Kapita: US$ 3, 494 (2011 World Bank report) Garis Kemiskinan Nasional: 12.36% di bawah garis kemiskinan nasional (US$ 1.55 ppp/ person/day) - 2011 BPS Tingkat Melek Huruf : Pria - 94.56% Perempuan- 88.39% (total, 92.6%) (2010 BPS) Angka Kehadiran Sekolah Dasar: Anak laki-laki - 94.79 % Anak Perempuan- 94.65 % (2010 BPS) Angka Kematian Ibu: 220 per 100,000 kelahiran hidup (2010 MDG report) Gizi Anak Balita: Gizi Kurang- 18.00% (status kurang baik, 10-19%) (2010 RISKESDAS) Stunting: Malnutrisi Kronis- 35.60% (Serius, 30-39%) (2010 RISKESDAS) Wasting: Malnutrisi Akut - 13.30% (Serius, 10-14%) (2010 RISKESDAS)

2012-2015 Country Programme Prioritas Strategi dan Implementasi WFP tahun 2012 2015 Dengan populasi 237 juta, Indonesia merupakan negara berpenduduk terpadat ke empat di dunia. Lebih dari 17,00 pulau tersebar dalam tiga wilayah waktu, dengan keragaman mulai dari hutan, ladang pertanian hingga pegunungan es, serta 300 suku bangsa dengan 250 bahasa berbeda, Indonesia merupakan sebuah negara dengan tingkat keragaman dan penyebaran geografi yang luas. Indonesia kini berada di titik persimpangan penting. Di satu sisi, Indonesia mulai muncul sebagai negara berpenghasilan menengah (MIC), anggota G20, negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar di ASEAN dan salah satu negara dengan kehidupan demokrasi yang dinamis dan terdesentralisasi. Namun, sejauh ini pembangunan tidak merata. Di dalam negeri, meskipun produksi pangan terus bertambah dengan pasti, kesenjangan gizi masih banyak dijumpai, khususnya di bagian timur negeri. Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan WFP dan Pemerintah Indonesia tahun 2009 (FSVA 2009) yang diluncurkan Presiden Yudhoyono pada Mei 2010, 87 juta masyarakat Indonesia masih berada dalam status rawan pangan. Tantangan ini diperparah oleh rentannya negeri ini akan terjadinya bencana alam serta semakin meningkatnya dampak perubahan iklim. Visi dan strategi WFP Indonesia adalah untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia sebagai pemicu dalam upaya pencapaian ketahanan pangan sekaligus meletakkan fondasi bagi Indonesia untuk menjadi negara unggul di dunia dalam memerangi kelaparan. Bantuan Pangan Project Approach Pelaksanaan Kemitraan Solusi Jangka Panjang Programme Approach Kepemilikan Kemitraan Strategis Tiga prioritas strategi selama 2012 2015 adalah: 1. Menguatkan kapasitas Indonesia dalam menangani kerawanan pangan melalui kemampuan pengawasan, analisis dan pemetaan yang lebih baik 2. Menguatkan kapasitas Indonesia untuk siap siaga dan tanggap akan bencana dan guncangan 3. Menguatkan kapasitas Indonesia untuk mengurangi kerawanan gizi dibawah garis kritis Empat Langkah Kunci Transisi Dalam Rencana Strategis WFP tahun 2012-2015

SEBELUM Komitmen WFP menghadapi Perubahan Iklim SESUDAH negatif di setiap dimensi ketahanan pangan termasuk kerawanan gizi. WFP melihat perubahan iklim sebagai risiko berlapis atas ketahanan pangan sekaligus ancaman terhadap upaya dalam menghilangkan kerawanan pangan dan kemiskinan. Keadaan ini mempengaruhi mata pencaharian masyarakat yang rawan pangan. Perubahan iklim menyebabkan seringnya bencana alam yang berhubungan dengan iklim dan berakibat pada meningkatnya jumlah masyarakat yang rawan pangan. Hal tersebut membawa dampak WFP menggunakan teknologi pencitraan satelit, sistem informasi geografi, pemetaan kerawanan di sejumlah populasi tertentu, peringatan dini dan kesiapan darurat untuk membantu pemerintah dan mitra agar siaga mengantisipasi bencana alam. Bersama pemerintah Indonesia, WFP telah mengembangkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) untuk tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan dan kemudian mengidentifikasi kelompok masyarakat paling rentan dengan probabilitas terkena dampak terburuk dari bencana alam dan perubahan iklim. WFP telah beroperasi di banyak daerah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap risiko perubahan iklim dan bencanabencana alam. Melalui progam Padat Karya Pangan (Food for Assets FFA), WFP berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi keluarga rentan untuk membangun fasilitas pertanian skala kecil serta aset infrastruktur pedesaan yang menguntungkan bagi komunitas mereka. Aset-aset tersesbut dirancang untuk menguatkan ketahanan mereka atas perubahan iklim dan dapat segera membantu kelansungan mata pencaharaian dan ketahanan pangan. Memanfaatkan pelajaran dari pengalaman sebelumnya, WFP akan lebih jauh lagi menguatkan kapasitas pemerintah untuk membantu masyarakat-masyarakat rentan meningkatkan ketahanan mereka atas perubah iklim melalui alternatif mata pencaharian, sistem pertanian yang berkesinambungan, manajemen sumber daya alam dan pelestarian hutan. WFP juga akan terus menggunakan pengawasan ketahanan pangan, analisis dan pemetaan agar memudahkan para pembuat keputusan dan para praktisi dalam memprioritaskan sumber daya yang ada melalui bukti lapangan dan intervensi intervensi terarah. Komitment WFP pada Kesetaraan Jender Hampir dua pertiga masyarakat dunia yang mengalami kelaparan kronis adalah kaum perempuan dan anak perempuan. Meskipun demikian banyak kaum perempuan berperan sebagai aktor yang mengupayakan pengentasan kelaparan di lingkungan mereka. Di banyak negara, petani perempuan berperan sebagai tulang punggung ekonomi pertanian: mereka menggarap lahan, menabur benih dan memanen hasil pertanian yang menghasilkan pangan bagi keluarga. WFP bekerja untuk meningkatkan akses kaum perempuan atas pangan dan kelangsungan mata pencaharian melalui program padat karya pangan dan program-program pelatihan pangan yang menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar dan prioritas utama. Pencapaian-pencapaian WFP dalam penyetaraan jender termasuk: 1. Penyetaraan gender dalam Rencana Aksi Pembangunan Pangan dan Gizi propinsi dan kabupaten (Provincial and District Food and Nutrition Action Plan FNAP) 2012-1025 dan Rencana Aksi Strategis Propinsi dalan Ketahanan Pangan dibawah Perubahan Iklim 2011 2015. 2. Fokus pada perempuan dan anak perempuan memunculkan mereka sebagai target penerima manfaat sekaligus pelaku ketahanan pangan keluarga. 3. Menjadikan perempuan sebagai target penerima hak pangan telah meningkatkan akses perempuan atas pangan. 4. Peningkatkan kuota minimal 50 persen bagi perempuan dalam kepanitiaan pangan telah meningkatkan partisipasi perempuan yang sepadan di lembaga pembuat keputusan. 5. Akses pendidikan bagi anak perempuan menjadi lebih ditingkatkan agar orang tua mengirimkan anak perempuannya ke sekolah. 6. Pengumpulan data berdasarkan perbedaan jender secara rutin dilaksanakan. 7. Kaum perempuan kini memiliki akses lebih besar dalam skema program pelatihan pangan (Food for Training/ FFT). 8. Peningkatan pemahaman jender dikalangan staff dan mitra pemerintah untuk terlibat dalam menyampaikan tantangan jender di beragam komponen program. Komitmen pencapaian kesetaraan jender dalam setiap aspek operasional WFP tetap merupakan prioritas. Kaum perempuan memainkan peran penting dalam menjamin ketahanan pangan keluarga dan di setiap keterlibatannya, WFP berusaha menciptakan lingkungan yang menjunjung kesetaraan jender serta mendorong perempuan menjawab beragam tantangan berkenaan dengan ketahanan pangan dan gizi.

Publikasi WFP Indonesia (2011-2012) Website: wfp.org/countries/indonesia Food Security and Vulnerability Atlas Indonesia http://www.foodsecurityatlas.org/idn/country Facebook: http://www.facebook.com/wfp.indonesia Twitter: @WFPIndonesia Phone: +6221 570 9004 Fax: +6221 570 9001