BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

Marita Ahdiyana, M. Si

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

Pengantar Diskusi EuroCham

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. daya yang mendukung untuk kualitas hidup masyarakatnya. Dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

QUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes

BAB IV GAMBARAN UMUM

ANALISIS BPJS KESEHATAN

LAPORAN GELADI BPJS KESEHATAN CABANG BALIKPAPAN. Disusun oleh: Yehezkiel Dwisandi Sabana ( ) SI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. ialah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB I PENDAHULUAN. Analisis perencanaan..., Ayu Aprillia Paramitha Krisnayana Putri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

SOSIALISASI PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. aktifitas sehari harinya. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Tgl 31 Des 2013, Bogor Selasa, 31 Desember 2013

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. harus dimiliki oleh tiap warga negara. Didalam Undang-undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Namanya saja Sistem Jaminan Sosial Nasional, padahal isinya adalah menarik iuran wajib tiap bulan dari masyarakat tanpa pandang bulu.

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, terjadinya peningkatan kinerja sistem kesehatan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Sejalan dengan itu, menurut Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan setiap orang juga memiliki kewajiban turut serta dalam program Jaminan Kesehatan Sosial. (1) Sistem jaminan kesehatan di Indonesia mulai berlaku dan dikenal dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 dengan salah satu program utamanya yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan JKN adalah agar masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan dengan sistem asuransi serta menjadi sistem jaminan yang bersifat wajib bagi seluruh rakyat Indonesia (2). Pelaksanaan programjaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang ditetapkan dalam UU No. 24 tahun 2011 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014. Secara operasional pelaksanaan sistem JKN juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden. Peserta yang mengikuti program jaminan kesehatan akan mendapat pemeliharaan kesehatan dan pelayanan dasar kesehatan. (3)

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan kepemilikan jaminan kesehatan di Indonesia mencapai 52,3% diantaranya : Askes/ASABRI 6%, jamsostek 4,4%, askes swasta 1,7%, perusahaan 1,7%, jamkesmas 28,9%, jamkesda 9,6%, dengan demikian yang belum memiliki jaminan kesehatan 50,5% (4). Visi BPJS Kesehatan untuk tahun 2019 direncanakan seluruh penduduk Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang disebut Cakupan Semesta. (5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 menyatakan bahwa kepesertaan JKN terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI). Peserta PBI meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah sedangkan peserta Non PBI terdiri dari pekerja penerima upah (PNS, anggota polri dan TNI, pejabat Negara, pegawai swasta), pekerja bukan penerima upah (pekerja mandiri), dan bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun). Peserta Non PBI yang tergolong pekerja mandiri (bukan penerima upah) mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri sehingga ketika mereka menjadi peserta JKN harus membayarkan iuran setiap bulannya. Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (6). Biaya kesehatan yang semakin tinggi, serta risiko sakit yang dimiliki oleh semua orang menjadi dasar bagi seseorang untuk menjadi peserta JKN, dengan membayarkan iuran setiap bulannya yang disesuaikan dengan kemampuan setiap orang. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Gotong

royong merupakan salah satu prinsip Jaminan Kesehatan yang implementasinya dilaksanakan lewat iuran. Iuran sangat berpengaruh terhadap kelancaran berjalannya BPJS Kesehatan agar tidak terjadinya defisit. Dalam pelaksanaannya, keteraturan dalam membayar iuran JKN bagi peserta mandiri merupakan komponen terpenting untuk mempermudah pemanfaatan pelayanan kesehatan. Bagi peserta JKN kategori pekerja mandiri wajib membayar iuran ke BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10 setiap bulan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Bagi peserta kategori pekerja mandiri yang membayar iuran lewat tanggal 10 akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran iuran sebesar 2% per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 6 bulan yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak, selain itu penjaminan akan dihentikan sementara jika keterlambatan pembayaran iuran lebih dari 6 bulan. (7) Berkaitan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan menyatakan bahwa adanya kenaikan iuran jaminan kesehatan. Kriteria iuran apabila peserta memilih manfaat pelayanan kelas rawat inap I maka besar iuran jaminan kesehatan yang harus dibayar setiap bulannya adalah Rp 80.000,- per orang, untuk kelas rawat inap II besar iuran adalah Rp 51.000,- per orang dan kelas rawat inap III besar iuran tetap sebesar Rp 25.500,- per orang dengan denda keterlambatan naik menjadi 2,5% per bulan dan penjaminan dihentikan sementara jika keterlambatan lebih dari 1 bulan. Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan peserta dan pengenaan denda mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. (8) Kepesertaan mandiri yang semakin meningkat tidak sejalan dengan kepatuhannya dalam membayar iuran JKN. Kepatuhan merupakan ketaatan atau

ketidaktaatan pada perintah/aturan, sedangkan kepatuhan dalam membayar iuran berarti perilaku seseorang yang memiliki kemauan membayar iuran secara tepat berdasarkan waktu yang telah ditetapkan. Peserta mandiri yang terlambat dalam membayarkan iuran Jaminan Kesehatan Nasional lebih dari 6 bulan maka penjaminan diberhentikan sementara. Akibatnya apabila peserta sakit pada bulan ketujuh dari keterlambatan iuran, maka peserta tidak bisa langsung mendapatkan pelayanan kesehatan. Peserta harus menunggu sampai iurannya dibayarkan ditambah dengan denda keterlambatan. (7) Cakupan kepesertaan jaminan kesehatan Sumatera Barat tahun 2014 yaitu 77,86%, jenis kepesertaan terbesar adalah peserta PBI APBN berjumlah 1.533.170 peserta (31,64%). Cakupan jenis kepesertaan jamkesda berjumlah 795,591 (16,42%), BPJS PNS berjumlah 477.330 (9,85%), BPJS Asabri berjumlah 134.686 (2,78%), BPJS Jamsostek berjumlah 108.550 (2,24%) dan asuransi kesehatan lain berjumlah 11% dan kepesertaan BPJS Mandiri berjumlah 190.974 (3,94%). (9) Hasil wawancara dengan bagian Keuangan BPJS Kesehatan Cabang Padang diketahui bahwa Jumlah pesertabpjs Kota Padang per Maret 2016 adalah 651.806 jiwa. Selain itu untuk jumlah peserta BPJS mandiri Kota Padang per PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) bulan Maret 2016 adalah 213.131 jiwa yang setiap bulannya mengalami peningkatan jumlah peserta. Pada bulan Desember 2015, peserta mandiri yang tidak patuhmembayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional sebanyak 39,35% dari 206.072 peserta. Dalam hal ini pada bulan Maret 2016 mengalami peningkatan peserta mandiri yang tidak patuh (lebih dari 3 bulan menunggak) membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional adalah sebanyak 103.581 peserta yaitu 48,6% dari total peserta. (10)

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang tidak patuh dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori perilaku oleh Green yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional oleh peserta mandiri ialah tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan dan jumlah anggota keluarga. (11) Penelitian Mila Usniza dengan variabel tingkat pendidikan, pengetahuan, jumlah pendapatan serta jumlah anggota keluarga menunjukan hubungan yang bermakna dengan kepatuhan peserta mandiri kelas III membayar iuran. Penelitian Nurul Annisa dengan variabel pengalaman kesakitan, ATP 1, ATP 2, jumlah anggota keluarga serta pendapatan menunjukan hubungan yang bermakna dengan kemauan pekerja bukan penerima upah dalam membayar iuran. Dalam penelitian ini variabel kemampuan dan kemauan dalam membayar iuran JKN tidak diteliti karena ketika telah menjadi peserta JKN maka seseorang telah mampu dan mau untuk membayar iuran namun masih banyak peserta mandiri JKN tidak teratur dalam membayar iuran. (12) Survey awal yang dilakukan kepada 10 orang responden yang memenuhi kriteria didapatkan 70% responden tidak patuh dalam membayar iuran JKN, hal ini disebabkan karena responden tidak membutuhkan pengobatan dalam waktu dekat. Pendidikan responden rata-rata adalah lulusan SMA yang tergolong ke dalam kategori pendidikan tinggi. Selain itu responden telah memiliki pekerjaan, dan ratarata pendapatan responden berkisar antara Rp. 500.000 Rp. 1.500.000 dengan jumlah anggota keluarga yang tergolong besar,dan secara keseluruhan responden merasa terbebani dengan kenaikan iuran BPJS.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini yaitu apa saja faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Padang pada tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Padang pada tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi kepatuhan peserta mandiri membayar iuran JKN di Kota Padang tahun 2016 2. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan peserta mandiri 3. Diketahuinya distribusi frekuensi pekerjaan peserta mandiri membayar iuran JKN di Kota Padang tahun 2016 4. Diketahuinya distribusi frekuensi jumlah pendapatanpeserta mandiri 5. Diketahuinya distribusi frekuensi jumlah anggota keluargapeserta mandiri 6. Diketahuinya distribusi frekuensi kenaikan iuran JKNpeserta mandiri

7. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan peserta mandiri 8. Diketahuinya hubungan pekerjaan dengan kepatuhan peserta mandiri 9. Diketahuinya hubungan jumlah pendapatan dengan kepatuhan peserta mandiri 10. Diketahuinya hubungan jumlah anggota keluarga dengan kepatuhan peserta mandiri 11. Diketahuinya hubungan kenaikan iuran JKN dengan kepatuhan peserta mandiri 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Mendapatkan pengalaman berharga dan menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat 2. Manfaat bagi institusi pendidikan Sebagai bahan masukanbagi penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda 3. Manfaat bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan Sebagai informasi, masukan dan bahan pertimbangan bagi BPJS Kesehatan dalam mengcover seluruh penduduk khususnya di Kota Padang dalam pencapaian Universal Health Coverage.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah mengenai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Padang tahun 2016, dengan variabel independen (tingkat pendidikan,jenis pekerjaan,jumlah pendapatan, jumlah anggota keluarga) dan variabel dependen (kepatuhan peserta mandiri membayar iuran JKN).