ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

BAB III LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

III. METODE PENELITIAN

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

A. Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

AGUS PRANOTO

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KELAYAKAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI KOTA MEDAN JURNAL

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MOBILE DI KECAMATAN PANTAI LABU DAN KECAMATAN PANTAI CERMIN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

IV. METODE PENELITIAN

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan. Hp. 085276914770, E-mail: limbongismael@ymail.com **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari mana sumber gabah yang digiling oleh pengusaha penggilingan padi skala kecil serta jumlah produksi per tahun, untuk mengetahui biaya produksi, untuk mengetahui besar pendapatan, dan untuk melihat kelayakan dari usaha penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitan ditentukan secara purposive, sementara penentuan sampel dilakukan dengan metode sensus. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan kriteria investasi (NPV, Net B/C, IRR dan PP) yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumber bahan baku (gabah) usaha penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara sebagian besar berasal dari masyarakat lokal sekitar usaha penggilingan padi dengan rata-rata jumlah gabah yang diolah adalah sebesar 85,4 ton gabah per tahun. Rata-rata biaya produksi Rp 431.861.080 per tahun. Pendapatan rata-rata Rp 125.824.668 per tahun. Sedangkan untuk analisis kelayakannya di peroleh rata-rata NPV sebesar 95.806.378, rata-rata Net B/C sebesar 1,3, rata-rata IRR sebesar 24,7% serta ratarata PP sebesar 3 tahun 1 bulan, maka dengan mengetahui besar tingkat kelayakan yang telah dihitung maka usaha penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa layak untuk diusahakan. Kata Kunci :Penggilingan Padi, Analisis Kelayakan. 1

ABSTRACT The objective of the research was to find out the source of dry rice grains which were ground by the owners of small scale rice mills and the amount of production per year, the production cost, the amount of income, and the feasibility of small scale rice mill business in Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdang District, North Sumatera Province. The research area was determined purposively, while the samples were determined by using census technique. The data were analyzed by using investment criteria (NPV, Net B/C, IRR, and PP) in order to find out the business feasibility. The result of the research showed that the source of raw material (dry rice grains) of small scale rice mills in Tanjung Morawa Subdistrict generally came from the local people with the average of 85,4 tons per year. The average cost of production per year was Rp. 431.861.080 and the average income per year was Rp 125.824.668. Meanwhile, the result of the feasibility analysis showed that the average NPV was 95.806.378, the average Net B/C was 1.3, the average IRR was 24,7%, and the average PP was 3 years and 1 month. Based on the feasibility level analysis, it could be concluded that small scale rice mills in Tanjung Morawa Subdistrict were feasible to be implemented. Keywords: Rice Mills, Feasibility Analysis PENDAHULUAN Latar belakang Penggilingan padi (Rice Milling Unit) memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras. sehingga dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Hardjosentono, 2000). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi pada lima tahun terakhirdi Kecamatan Tanjung Morawa, hal ini menunjukkan bahwa usaha penggilingan padi di kabupaten Deli Serdang memiliki peran yang sangat penting dalam proses penanganan pascapanen padi dan memiliki potensi untuk dapat terus dikembangkan. 2

Tabel 1. Produksi Padi di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun Produksi (Ton) 2009 21.867,64 2010 20.678,03 2011 20.988,19 2012 21.342,11 2013 22.426,44 Sumber: Badan Pusat Statistika, 2010-2014. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa ada nya penurunan jumlah penggilangan padi kecil di Kecamatan Tanjung Morawa dari tahun ke tahun, sedangkan produksi padi di Kecamatan Tanjung Morawa itu sendiri relatif tetap atau bahkan terjadi peningkatan produksi. Tabel 2. Jumlah Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun Jumlah Gilingan (Unit) 2009 19 2010 19 2011 16 2012 15 2013 10 2014 7 Sumber : Kantor Kecamatan Tanjung Morawa, 2015. Seharusnya dengan adanya peningkatan produksi padi di Kecamatan Tanjung Morawa maka jumlah usaha penggilingan padi yang berada pada kecamatan tersebut tidak menurun melainkan naik atau minimal tetap jumlahnya. Penurunan Jumlah penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa paling banyak disebabkan oleh semakin kurangnya produksi gabah oleh pengusaha penggilingan padi karena adanya atau aktifnya penggilingan padi Odong-odong yang pada saat ini lebih diminati oleh masyarakat. Dan juga karena adanya penggilingan padi besar (Pabrik) yang mendominasi permintaan gabah di daerah tersebut, sehingga menyebabkan minat masyarakat untuk menjual gabahnya ke pengusaha penggilingan padi skala kecil semakin berkurang. 3

Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dirumuskan adalah darimanakah sumber gabah dan berapa besar jumlah gabah yang digiling oleh usaha penggilingan padi skala kecil setiap tahun di daerah penelitian, bagaimanakah besar biaya produksi usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, bagaimanakah besar pendapatan usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, bagaimanakah tingkat kelayakan usaha penggilingan padi skala kecil dengan kriteria kelayakan NPV, Net B/C, IRR dan PP di daerah penelitian. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui darimanakah sumber gabah dan berapa besar jumlah gabah yang di giling oleh usaha penggilingan padi skala kecil setiap tahun di daerah penelitian, untuk menganalisis besar biaya produksi usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, untuk menganalisis besar pendapatan dari usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggilingan padi skala kecil dengan kriteria kelayakan NPV, Net B/C, IRR dan PP di daerah penelitian. TINJAUAN PUSTAKA Di Indonesia, usaha penggilingan gabah dikelompokkan berdasarkan kapasitas penggilingan yang meliputi penggilingan sederhana (PS), penggilingan kecil (PK), penggilingan besar atau terpadu (PB). Jenis usaha penggilingan gabah yang termasuk dalam penggilingan sederhana dan penggilingan kecil merupakan yang paling banyak ditemui di pedesaan pada umumnya. Secara umum, penggilingan sederhana dan penggilingan kecil memiliki karakteristik secara umum menghasilkan beras dengan mutu rendah, skala ekonominya kecil dan jangkauan pemasarannya lokal (Hasbullah, 2007). Landasan Teori Tingkat Kelayakan Menurut Soekartawi (2002), dalam buku nya yang berjudul Analisis Usaha Tani umumnya ada beberapa kriteria dalam menentukan kelayakan suatu usaha yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, antara lain: 4

1. NPV NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV (Net Present Value) menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). Apabila evaluasi suatu proyek telah dinyatakan Go maka nilai NPV 0. 2. IRR IRR ialah alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga internal keuangan yang membiayai proyek tersebut. Dengan mencoba beberapa nilai dari DF (discount factor) untuk mendapatkan nilai penjumlahan PV sama dengan nol. 3. B/C ratio B/C ratio menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat. d. Payback Period (PP) Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai berbagai faktor produksi dalam suatu usaha, baik biaya tetap (FC) maupun biaya variabel (VC). Biaya tetap adalah biaya dimana jumlah totalnya tetap walaupun jumlah yang diproduksi berubah-ubah dalam kapasitas normal. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume produksi (Witjaksono, 2006). Pendapatan Pendapatan bersih suatu usaha mengukur imbalan yang diperoleh pengusaha dari penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam suatu usaha. Pendapatan suatu usaha merupakan selisih penerimaan dengan total biaya usaha, dimana 5

penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dan harga jual yang diterima pengusaha (Soekartawi, 2002). Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samapaty (2010), yang berjudul Kajian Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah Di Desa Konda Maloba, Kecamatan Lolukalay, Kabupaten Sumba Tengah, hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kelayakan keuangan menghasilkan keuntungan bagi penggilingan gabah Duma Lori Rp 97.332.467 per tahun, R/C ratio 1,81, dan Break Event Point (BEP) Rp 42.210.492 per tahun serta kriteria investasi seperti Net Present Value (NPV) Rp 255.639.085 per tahun, Internal Rate Return (IRR)5 0%, Net Benefit/Cost atau Profitabilitas Index (PI)4,183, dan Payback Periode (PBP) 2 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chaerunisa (2007) yang meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp. 254.889.000,00 ; Internal Rate of Return (IRR) 40,8% ; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54 ; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas ditunjukkan NPV negatif pada saat harga input operasional naik 50% dan volume penjualan turun 66%. 6

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang merupakan lumbung padi Sumatera Utara terbesar ke dua setelah Kabupaten Simalungun. Dan Kecamatan Tanjung Morawa sendiri memiliki produksi padi yang cukup besar dalam menyuplai padi dalam Kabupaten Deli serdang. Metode Penentuan Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah usaha penggilingan padi skala kecil yang ada di daerah penelitian. Karena jumlah populasi nya 7 maka semua populasi menjadi objek penelitian atau dengan penelitian sensus. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan subjek penelitian di daerah penelitian melalui daftar kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti Badan Pusat Statistik dan literatur literatur yang berhubungan dengan penelitian. Metode Analisis Data Digunakan analisis deskriptif untuk mengetahui jumlah gabah yang diolah dan sumber gabah nya yakni dengan menanyakan langsung kepada pengusaha penggilingan padi skala kecil jumlah dan darimana sumber gabah yang di peroleh. Menggunakan rumus dalam Sukirno (2005), yaitu dengan mengidentifikasi besar biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian dianalisis menggunakan rumus: TC = FC + VC Menggunakan rumus dalam Soekartawi (1993), dengan analisis sederhana dengan mencari penerimaan usaha terlebih dahulu kemudian mencari Pendapatan total dengan rumus: 7

Untuk penerimaan dihitung dengan rumus: TR = Y. Py Maka pendapatan dapat diperoleh dengan rumus: Pd = TR TC Menghitung tingkat kelayakan dianalisis dengan menggunakan metode analisis kelayakan yang berada dalam, dengan kriteria investasi, net present value (NPV), net benefit cost ratio (Net B/C), internal rate of return (IRR) dan Payback Period (PP) dengan rumus: NPV = n t=0 (Bt Ct) (1+i) t Atau NPV = n t=0 (Bt Ct) (DF) Dimana: Bt = Penerimaan total pada tahun t Ct = Biaya total pada tahun t i = Tingkat suku bunga t = Jumlah waktu analisis (tahun) analisis n = Umur ekonomis proyek Dengan kriteria: Bila NPV 0, artinya usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Bila NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak layak dilaksanakan. IRR =i + NPV NPV NPV" (i" i ) Dimana: i = Nilai suku bunga yang ke-1 i = Nilai suku bunga yang ke-2 NPV = Nilai Net Present Value yang ke-1 NPV = Nilai Net Present Value yang ke-2 Dengan kriteria: Bila IRR > tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. Bila IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan. 8

Net B/C Ratio = [ n t=o (NPV )(+) ] [ n (NPV)( ) Dimana: B/C = Benefit-Cost Ratio i = Tingkat suku bunga t = Jumlah waktu analisis (tahun) analisis n = Umur ekonomis proyek Dengan kriteria: t=o ] Bila Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. Bila Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan. Dimana: PP = Payback period I = Jumlah Investasi PP = KB = Jumlah Kas Bersih/tahun. Investasi (I) x 1 Tahun Kas Bersih (KB) HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber Gabah dan Besar Jumlah Gabah Yang Diolah Usaha penggilingan padi skala kecil yang berada pada Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara umum nya masih mengandalkan hasil pertanian masyarakat sekitar penggilingan padi sebagai sumber bahan baku gabah untuk diolah. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah gabah yang digiling pengusaha penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa setiap tahun adalah sebesar 598 ton dengan rata-rata sebesar 85,4 ton setiap tahun. 9

Tabel 3. Rata-Rata Jumlah Bahan Baku Gabah Per Tahun Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa No. Sampel Bahan Baku Gabah (Ton/Tahun) 1 216 2 18 3 100 4 132 5 42 6 48 7 36 Total 598 Rata-Rata 85,4 Sumber : Data PrimerDiolah, 2015. Dari penjumlahan total biaya tetap dan biaya varibel rata-rata per tahun, maka dapat dihitung jumlah total seluruh biaya produksi usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 4. Rata-Rata Biaya Produksi per Tahun Usaha Penggilingan Padi Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa Keterangan Jumlah (Rp) Rata-Rata Total Biaya Tetap 67.522.797 Rata-Rata Total Biaya Variabel 364.338.283 Rata-Rata Total Biaya Produksi 431.861.080 Sumber: Data Primer Diolah. Dari Tabel 13 menggambarkan besar rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh pengusaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, yaitu sebesar Rp 431.861.080 per tahun. Analisis Pendapatan Penerimaan yang didapatkan pada usaha penggilingan padi skala kecil ini berasal dari hasil penjualan beras dan dedak serta upah giling gabah. Rata-rata penerimaan usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian adalah Rp 557.685.748. Sehingga dapat dihitung pendapatan seperti pada tabel dibawah ini: 10

Tabel 5. Rata-Rata Pendapatan Bersih Per Tahun Usaha Penggilingan padi Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa Keterangan Jumlah (Rp) Rata-Rata Total Penerimaan 557.685.748 Rata-Rata Total Biaya Produksi 431.861.080 Rata-Rata Pendapatan Bersih 125.824.668 Sumber: Data Primer Diolah. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan lebih besar dari pada ratarata biaya produksi usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian, oleh karena itu dapat diperoleh rata-rata pendapatan bersih sebesar Rp 125.824.668 per tahun. Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil Kelayakan usaha penggilingan padi dianalisis dengan menggunakan metode kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Untuk melihat nilai masing-masing dari metode analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 16. Kriteria Penilaian Investasi Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil di Kecamatan Tanjung Morawa No Kriteria Investasi Sampel NPV Net B/C IRR PP 1 29.167.720 1,03 16,3% 3 Tahun 5 Bulan 2 39.615.034 1,21 25,5% 3 Tahun 5 Bulan 3 80.300.284 1,17 22,7% 2 Tahun 7 Bulan 4 284.084.324 1,58 35,2% 2 Tahun 4 Bulan 5 132.400.341 1,58 34,5% 2 Tahun 5 Bulan 6 17.106.841 1,09 17,7% 4 Tahun 2 Bulan 7 87.970.101 1,44 21,2% 3 Tahun 6 Bulan Rata-Rata 95.806.378 1,3 24,7% 3 Tahun 1 Bulan Sumber: Data Primer Diolah NPV (Net Present Value) Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh NPV rata-rata sebesar Rp 95.806.378. Nilai tersebut menunjukan bahwa arus masuk penggilingan gabah di daerah 11

penelitian lebih besar dari pada arus kas keluarnya atau ( NPV > 0), sehingga pendirian usaha yang dilakukan ini menguntungkan dan layak diimplementasikan dalam jangka panjang. B/C Ratio Nilai B/C yang diperoleh adalah 1,3. Perolehan nilai B/C > 1 berarti usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian layak untuk diusahakan. Nilai B/C sebesar 1,3 berarti bahwa setiap Rp 1000,- biaya yang dikeluarkan diperoleh benefit sebesar Rp 1.300. IRR Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian adalah sebesar 24,7%, Nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga bank yang digunakan dalam perhitungan, yaitu 15% (Suku bunga pinjaman yang berlaku saat ini).tingkat pengembalian internal atau IRR sebesar 24,7% menunjukkan bahwa usaha ini mampu bertahan hingga tingkat bunga 24,7%. Atau dengan kata lain, usaha ini mengalami titik impas pada tingkat bunga sebesar 24,7%. IRR = 24,7% > 15% maka usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian layak untuk diusahakan. PP (Payback Period) Nilai rata-rata PP pada usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian ini adalah 3 tahun 1 bulan. Artinya usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian mampu menutupi biaya investasi awal sebelum umur usaha berakhir, maka pendirian usaha ini layak untuk diusahakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Gabah yang diolah pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Tanjung Morawa adalah sebagian besar bersumber dari lokal atau sekitar usaha penggilingan padi skala kecil dengan jumlah rata-rata jumlah gabah sebesar 85,4 ton per tahun. 12

2. Rata-rata biaya produksi usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian adalah sebesar Rp 431.861.080 per tahun. 3. Pendapatan rata-rata usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 125.824.668 per tahun. 4. Usaha penggilingan padi skala kecil di daerah penelitian dikatakan layak untuk diusahakan dengan nilai NPV sebesar Rp 95.806.378, B/C sebesar 1,3, IRR sebesar 24,7% dan PP selama 3 Tahun 1 Bulan. 6.2 Saran 1. Kepada pemilik usaha penggilingan padi disarankan untuk membuat fasilitas antar jemput gabah dari petani secara kontiniu sehingga mampu bersaing dengan penggilingan padi bergerak (Odong-odong). 2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang kelayakan usaha penggilingan bergerak (Odong-odong) dan membandingkannya dengan usaha penggilingan yang sifatnya permanen. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika. 2014. Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka. Medan: BPSSumatera Utara. 2010-2014. Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka. Medan: BPS Sumatera Utara. Hardjosentono, M. 2000. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah, R. 2007. Program Pengawalan Penanganan Pasca Panen danpemasaran Gabah oleh Perguruan Tinggi di Provinsi Jawa Barat danbanten. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press. Witjaksono. A, 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suharno, 2005. Permintaan Beras Kepala di Kota Kendari. Sulawesi Tenggara: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 13