Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015


GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : WAHYU SOFYANA SHOLIKHAH J PROGRAM STUDI S1 GIZI

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI DESA BARENGKRAJAN KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Bondan Sri Utami 1, Sufiati Bintanah 2, Joko Teguh Isworo 3. Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

ABSTRAK OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2

HUBUNGAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH DI RUMAH SAKIT KOTA BANDA ACEH

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

AZIMA AMINA BINTI AYOB

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN SERAT PENDERITA DM DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

DAFTAR PUSTAKA. 1. American Diabetes Association (2004). Standards of Medical Care in

Jajanan tradisional jawa meningkatkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

HUBUNGAN RIWAYAT KELUARGA, OBESITAS DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II. Siti Novianti, Nur Lina RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

Diabetes Mellitus Type II

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

Sri Maryani 1, Dwi Sarbini 2, Ririn Yuliati 3 RSU PKU Muhammadiyah Surakarta

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS BHAYANGKARA ANDI MAPPA OUDANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

Volume 2, September

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

Transkripsi:

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang Miftahul Adnan 1, Tatik Mulyati 2, Joko Teguh Isworo 3 ABSTRACT 1,2,3 Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Diabetes mellitus is a disease characterized by an increase in glucose / blood sugar (hyperglikemi) due to chronic reduction or absence of insulin (Iqbal, 1996). That central obesity is one of the factors that influence the incidence of type 2 diabetes. Excessive fat deposits in the body can cause insulin resistance that affect blood sugar levels of people with diabetes mellitus (Waspadji, 2004). BMI is one way to determine the nutritional status is used to determine whether a person is obese or not. BMI has nothing to do with blood sugar levels with DM (Hartono, 2006). The general objective of this study was to determine the relationship between Body Mass Index (BMI) with blood sugar levels of type 2 diabetic patients. This type of research is the explanation of research in the field of clinical nutrition. The method used is survey method with cross sectional approach. The study population was all patients with type 2 diabetes mellitus in the hospital outpatient clinic of Internal Medicine Tugurejo Semarang. Data collected at the outpatient patient in June-July 2011. Samples were taken as many as people who meet the inclusion criteria. Types of data collected is the primary data and secondary data. Analysis of the data used is the univariate analysis to determine the frequency distribution characteristics of the sample, Kolmogorov Smirnov test to determine normality of data, and Spearman test rating to determine the relationship between two variables is the dependent variable and independent variables. Results showed that the characteristics of patients with diabetes mellitus are mostly women (78.4). The biggest age group in the age group 46-60 years (73). Education is the largest school graduate school / vocational high (24.3). Most jobs are housewives (59.5). Most of the value of IMT in the group from 25 to 29.9 (51.4). Blood sugar levels during most of> 200mg/dl (70.3). Statistical analysis showed no relationship between values of BMI with blood sugar levels of type 2 diabetic patients with p value 0.000 (<0.05) and r = 0.201. In conclusion the higher value of IMT with diabetes mellitus type 2 the higher the blood sugar levels. Keywords: Diabetes Mellitus, Body Mass Index, blood sugar levels. PEDAHULUA Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas gagal memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara tepat (D Adamo, 2008). 18 http://jurnal.unimus.ac.id

19 Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia tahun 2000 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7 dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe 2 masuk dalam kategori penyakit tidak menular. Penyakit DM tipe 2 merupakan salah satu penyebab utama kematian atau sekitar 2,1 dari seluruh kematian. Jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun dan pada seluruh status sosial ekonomi (Perkeni, 2010). Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus (Waspadji, 2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah penderita DM adalah dengan pencapaian status gizi yang baik. Antropometri merupakan salah satu cara penentuan status gizi. Penentuan status gizi yang digunakan adalah pembagian berat badan dalam kg dengan tinggi badan dalam meter kuadrat dinyatakan dalam indeks massa tubuh atau IMT. IMT memiliki kaitan dengan kadar gula darah penderita DM (Hartono, 2006). Hasil penelitian Purnawati (1998) dari Universitas Indonesia, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan terjadinya DM tipe 2. IMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan IMT rendah. Data di sub bagian rekam medik RS Tugurejo Semarang menunjukkan bahwa jumlah penderita DM tipe 2 rawat jalan pada tahun 2010 adalah 3058 pasien sedangkan Prevalensi DM yang ada di kota Semarang sebesar 10.84. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo Semarang. METODE PEELITIA Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research di bidang gizi klinik. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam rumah sakit Tugurejo Semarang pada bulan Juni-Juli 2011. Sampel yang diambil sebanyak orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dewasa laki-laki atau

perempuan, usia > 30 tahun, penderita DM tipe 2 tanpa komplikasi berat seperti gagal ginjal kronik dan sirosis hepatis, pasien baru rawat jalan yang terdiagnosis DM tipe 2. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data identitas sampel yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan yang diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan sampel, data BB dan data TB sampel diperoleh dengan cara pengukuran antropometri sampel. Data sekunder diperoleh dari catatan medik sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel, uji Kolmogorov Smirnov untuk menguji kenormalan data, dan uji Rank Spearman untuk mengujji hubungan antara IMT (variabel dependent) dan kadar gula darah (variabel independent). 20 HASIL DA PEMBAHASA Rumah sakit Tugurejo Semarang merupakan rumah sakit kelas B milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di Semarang barat dengan kapasitas tempat tidur terpasang saat ini 242 tempat tidur. Luas tanah 26.700 m 2, luas bangunan 10.000 m 2 terdiri dari gedung rawat jalan, gedung IGD, 8 bangsal perawatan, kamar bedah, kamar bersalin, bangunan penunjang, kantor serta aula. Karakteristik Sampel Karakteristik sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis kelamin Data distribusi jenis kelamin sampel dapat dilihat pada tabel 1: Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tabel 1. Distribusi Jenis kelamin Sampel 21,6 78,4 8 29 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 29 orang (78,4). Hal ini disebabkan perempuan memiliki komposisi lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki sehingga perempuan lebih mudah gemuk yang berkaitan dengan risiko obesitas (Laquatra, 2004). 2. Umur Data distribusi umur sampel dapat dilihat pada tabel 2:

21 Kelompok Umur 31-45 tahun 46-60 tahun >60 tahun Tabel 2. Distribusi Umur Sampel 5 27 5 13,5 73 13,5 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel berada pada kelompok umur 46-60 tahun (73). Menurut D adamo (2008) bahwa faktor risiko DM muncul setelah usia 45 tahun. Hal ini karena orang pada usia ini kurang aktif, berat badan bertambah, massa otot berkurang dan akibat proses menua yang mengakibatkan penyusutan sel-sel beta yang progresif. 3. Pendidikan Data distribusi pendidikan sampel dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3. Distribusi Pendidikan Sampel Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA/SMK PT 6 8 7 9 7 16,22 21,62 18,92 24,32 18,92 Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 9 orang (24,32). Tingkat pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting yang dapat mempengaruhi penerimaan informasi. Pada penderita dengan pendidikan rendah dapat mempengaruhi pengetahuan yang terbatas sehingga dapat berdampak pada pemilihan jenis makanan yang tidak tepat dan pola makan yang tidak terkontrol sehingga dapat mengakibatkan penyakit DM (Soekidjo, 2007). 4. Pekerjaan Data distribusi pekerjaan sampel dapat dilihat pada tabel 4: Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta Wiraswasta Pensiunan PS Guru PS Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Sampel 22 4 3 4 3 1 59,5 10,8 8,1 10,8 8,1 2,7

22 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22 orang (59,5). Menurut Suyono (2005) bahwa DM banyak terjadi pada wanita terutama kelompok ibu rumah tangga karena sedikit memerlukan tenaga dan sedikit melakukan aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan penimbunan lemak dalam tubuh yang dapat mengakibatkan resistensi insulin dan terjadi peningkatan kadar gula darah penderita DM tipe 2. 5. Indeks Massa Tubuh Data distribusi IMT sampel dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: IMT <18,5 18,5-22,9 23-24,9 25-29,9 >30 Tabel 5. Distribusi IMT Sampel 1 5 9 19 3 2,7 13,5 24,3 51,4 8,1 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memiliki nilai IMT 25-29,9 yaitu sebanyak 19 orang (51,4) memiliki status gizi obesitas sedang. Timbunan lemak bebas yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya up-take sel terhadap asam lemak bebas dan memacu oksidasi lemak yang pada akhirnya akan menghambat penggunaan glukosa dalam otot (Mc.Wright, 2008). 6. Kadar Gula darah Distribusi kadar gula darah sampel dapat dilihat pada tabel 6 : Tabel 6. Distribusi kadar Gula Darah Sewaktu Sampel Gula Darah Sewaktu <200 mg/dl >200 mg/dl 11 26 29,7 70,3 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar kadar gula darah sewaktu sampel > 200 mg/dl yaitu sebanyak 26 orang (70,3). Hal ini sesuai dengan teori D adamo (2008) bahwa seseorang terdiagnosa DM apabila kadar gula darah sewaktunya lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl.

23 Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Penderita DM tipe 2 Hasil analisis statistik dengan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p 0,034 (p < 0,05), maka data tidak berdistribusi normal, sehingga analisis bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman. Pada uji tersebut diperoleh hasil r= 0,201 dengan p-value 0,000 ( p < 0,05) sehingga terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2. Semakin tinggi nilai IMT semakin tinggi pula kadar gula darahnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Purnawati (1998) bahwa ada hubungan yang bermakna antara IMT dengan DM Tipe 2. Menurut D adamo (2008) orang yang mengalami kelebihan berat badan, kadar leptin dalam tubuh akan meningkat. Leptin adalah hormon yang berhubungan dengan gen obesitas. Leptin berperan dalam hipotalamus untuk mengatur tingkat lemak tubuh, kemampuan untuk membakar lemak menjadi energi, dan rasa kenyang. Kadar leptin dalam plasma meningkat dengan meningkatnya berat badan. Leptin bekerja pada sistem saraf perifer dan pusat. Peran leptin terhadap terjadinya resistensi yaitu leptin menghambat fosforilasi insulin receptor substrate-1 (IRS) yang akibatnya dapat menghambat ambilan glukosa. Sehingga mengalami peningkatan kadar gula dalam darah.

24 KESIMPULA Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagian besar pada nilai 25 29,9 yaitu sebanyak 19 orang (51,4). Kadar gula darah sewaktu sebagian besar >200 mg/dl yaitu sebanyak 26 orang (70,3). Ada Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 dengan nilai p = 0,000 atau p < 0,05. SARA RS Tugurejo hendaknya selalu melakukan pengukuran antropometri pada setiap pasien diabetes yang berobat jalan agar berat badan pasien dapat dipantau dan dievaluasi untuk menentukan program tindak lanjutnya. Bagi penderita diabetes melitus hendaknya selalu melakukan penimbangan berat badannya agar dapat dicapai status gizi yang optimal dan kadar gula darahnya dapat dikontrol dengan baik. DAFTAR PUSTAKA D adamo, Peter, J. 2008. Diet Sehat Diabetes sesuai Golongan Darah. Yogyakarta: Delapratasa. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Iqbal, Muhammad. 1996. Edukator Diabetik. Yogyakarta. Laquatra, Ida Marie. 2004. utrition For Weight Management: dalam Mahan LK, Stumpes. Krause s Food utrition and Diet Therapy 11 th edition. Pensylvania : Saunders. Mc.wright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. otoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakta ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta. Perkeni, 2010. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta, Perkeni. Purnawati, Lies. 1998. Hubungan IMT dengan Kejadian Diabetes melitus tidak tergantung Insulin pada Pasien Rawat jalan di RSUP Cipto mangunkusumo pada Tahun 1998. Tesis: Universitas Indonesia. Suyono, Slamet dkk. 2005. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Jakarta : FKUI. Waspadji, Sarwono, Kartini Sukardji, Meida Oktarina. 2004. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.