Membangun Organisasi Rakyat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KURSUS SINGKAT KEPEMILUAN (ELECTION SHORTCOURSES) PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas)

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS


Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V. observasi, wawancara, dan kajian pustaka mengenai Strategi Event. hasil penelitian tersebut, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENINGKATKAN KOORDINASI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DI PROVINSI

Surat Terbuka Untuk Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

44 Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sungai. Hal ini perlu dijadikan acuan untu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara komponen yang satu dengan yang lain harus bekerja sama. tujuan suatu organisasi dapat diwujudkan.

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

SAMBUTAN BUPATI BANTUL DALAM RANGKA TIRAKATAN PERINGATAN HUT KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANTUL

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

Latar Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam Kuliah 1. Soeryo Adiwibowo

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan. Pendidikan bermutu di era global dituntut akrab dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

Silaturahmi: Cara Efektif Mencari Solusi Bersama Senin, 21 November 2016

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 003 TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI SINTANG TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

PILKADA lewat DPRD?

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

EDITORIAL. RESPONS volume 14 no. 2 (2009): (c) 2009 PPE-UNIKA ATMA JAYA, Jakarta. ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

Lampiran: Pengumuman Nomor: 145/PP.08-PU/1503/KPU-Kab/III/2018 Tentang Pendaftaran Kursus SIngkat Kepemiluan (Election Shortcourse)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

PRINSIP PARTISIPASI

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

CATATAN PENGANTAR Hentikan Kematian Ibu Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

Pada era globalisasi dan pasar bebas hanya organisasi yang mampu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

METODE SOCIAL GROUP WORK

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRIMA UNTUK MENGOPTIMALKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

PERUTUSAN. Y. BHG. DATO Dr. HAJI AHAMAD BIN SIPON KETUA PENGARAH PELAJARAN MALAYSIA. sempena SAMBUTAN HARI KEMERDEKAAN KE-49 TAHUN 2006

BAB IV TINJAUAN KRITIS DARI PERSPEKTIF PEDAGOGI PEMBEBASAN PAULO FREIRE TERHADAP MODEL PENYULUHAN AGAMA KRISTEN

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

Transkripsi:

Membangun Organisasi Rakyat Mukhotib MD Jl. Raya Sandon No. 52 Secang, Magelang - 56195 Telp : (0293) 5516304, 0815.685.0367 E-mail : mukhotibmd@gmail.com Website : www.mukhotibmd.uni.cc

Strategi Pengorganisasian Rakyat Integrasi Riset Aksi Menggalang Pertemuanpertemuan Membangun Pemahaman Bersama Memastikan Persoalan yang Akan Ditangani Menguji Tindakan Saatnya Bertindak Organisasi yang Kuat Evaluasi Refleksi

Langkah 1 : Integrasi Seorang organizer harus bisa berintegrasi atau menyatu dengan komunitasnya. Peleburan ini, merupakan langkah utama dalam pengorganisasian, agar organizer bisa mengetahui budaya, ekonomi, pemimpin, sejarah, irama dan gaya kehidupan komunitasnya. Integrasi bisa dilakukan dengan berkunjung ke warga komunitas, terlibat dalam perbincangan informasi, mengikuti kegiatan komunitas. Dalam proses integrasi, seorang organizer harus : 1. Mulai menghargai warga komunitas dan melihat aspek yang bisa menggerakkan mereka untuk berjuang. 2. Mulai melihat melalui analisa sosial, dan menyatukan berbagai level situasi menjadi membumi. 3. Bisa menyatu dengan komunitasnya.

Langkah 2 : Riset Aksi Riset Aksi adalah sebuah cara, bagaimana seorang organizer menemukan berbagai permasalahan secara bersama-sama dengan komunitas, merumuskannya dan lalu mencari jalan keluarnya. Dengan riset aksi ini, organizer bisa mendapatkan informasi dengan cara belajar langsung dari rakyat bagaimana mereka merasakan sebuah permasalahan, komplikasi dan maknanya. Melihat catatan-catatan yang membicarakan permasalahan komunitas

Langkah 3 : Memastikan Persoalan 1. Harus bisa mempengaruhi banyak orang 2. Komunitas harus terlibat dalam persoalan yang ditetapkan dan proses penetapannya 3. Haruslah sesuatu yang bisa dimenangkan, rakyat memang memiliki peluang untuk mencapai tujuan 4. Persoalan harus menarik minat kelompok lain untuk bergabung 5. Persoalan yang dipilih harus bisa berkembang ke persoalan yang lebih besar

Langkah 4 : Pemahaman Bersama 1. Mulailah proses dengan persoalan yang paling dekat dengan komunitas 2. Paparkan akar masalahnya, dan mengapa komunitas sulit memecahkan persoalan 3. Yakinkan komunitas persoalan itu merupakan problem bersama, dan hanya bisa dipecahkan secara bersamasama 4. Gunakan perspektif hak-hak, moralitas sosial, kehormatan, jangan gunakan agama dan budaya, meski bisanya lebih cepat menggerakkan, tetapi bisa menghancurkan kebersamaan

Langkah 5 : Menggalang Pertemuan 1. Pertemuan komunitas akan sangat dipengaruhi oleh proses pemahaman bersama 2. Pertemuan akan meyakinkan komunitas, masing-masing tidaklah sendirian, mereka ternyata bisa bersama 3. Proses pertemuan harus memberi ruang bagi setiap orang untuk berpendapat dan mengambil keputusan 4. Tentukan agenda-agenda dengan jelas, dan siapa yang akan melakukan apa 5. Rumuskan secara bersama-sama, pihak-pihak mana yang akan menghambat perjuangan komunitas dan pihak mana yang akan mendukung

Langkah 6 : Menguji Tindakan 1. Libatkan setiap warga komunitas dalam proses ini 2. Berikanlah beberapa kelompok untuk melakukan simulasi mengenai tindakan yang sudah ditentukan 3. Bermain peran jauh lebih efektif ketimbang dengan bentuk persiapan yang lainnya. 4. Evaluasi proses dan perbaikilah rencana-rencana

Langkah 7: Saatnya Bertindak 1. Wujudkan seluruh rencana yang sudah teruji, sesuai dengan bentuk masing-masing 2. Dorong setiap warga untuk terus terlibat sesuai dengan peran yang sudah disepakati sejak awal 3. Proses ini rawan dengan dominasi intelektual maupun status sosial, waspadai dan selalu merancang antisipasi

Langkah 8: Evaluasi 1. Tanyakan soal-soal kematangan persiapan, seberapa besar mendapat dukungan, bagaimana dengan sumberdaya manusia dan dananya, apakah tepat kita menilai kekuatan kita sendiri? 2. Apa yang bisa kita pelajari? Apakah kita bisa membaca tentang bagaimana sistem yang ada sedang bekerja? Apakah kekuatan rakyat memang ada? Apakah dampak yang didapatkan dari gerakan yang dilakukan? Apakah tidak sekedar rutinitas? Apakah gerakan memberikan motibasi untuk komunitas bergerak kembali?

Langkah 9: Refleksi 1. Lihatlah nilai-nilai positif yang sedang diupayakan dalam organisasi 2. Mempertanyakan soal pengorbanan, pemberdayaan masyarakat, partisipasi, relasi kuasa, kepemimpinan dan politik, struktur-struktur yang timpang, makna kemerdekaan dan demokrasi. 3. Lakukanlah analisa sosial kembali, berdasarkan pengalaman komunitas itu sendiri dalam melakukan gerakan. Ingat, didasarkan pada pengalaman rakyat, bukan teori-teori. Gunakan strategi bertanya dalam kerangka pendidikan yang membebaskan.

Langkah 10: Organisasi yang Kuat 1. Merupakan dari, oleh dan untuk rakyat 2. Memiliki aturan jelas yang mendukung komunitas untuk berpartisipasi, dalam keseluruhan aspek organisasi 3. Memiliki strategi yang efektif 4. Pemimpin baru selalu muncul 5. Selalu membangun aliansi dengan penuh pertimbangan 6. Dana harus bisa digalang dari warga komunitas 7. Mampu menciptakan dampak melampaui keprihatinan dan lingkungan yang ada.