BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menggambarkan locus of control pada pasangan suami isteri yang hamil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau ( field

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan fakta dilapangan. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa bentuk

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian tentang Permodalan UKM Sarung Tenun ATBM Di Desa Wedani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk

Observasi dan Wawancara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk meneliti. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan masalah manusia. Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Titik berat dari penelitian yang dilakukan yaitu pada permasalahan kecemasan

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif adalah metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Moleong (2007) mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengutamakan proses interkasi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi mereka, Penelitian kualitatif dapat digunakan sebagai upaya pemahaman penelitian perilaku dan untuk meneliti sesuatu dari segi prosesnya. Penelitian ini ingin mengungkap proses yang dilalui ibu dengan anak penyandang cerebral palsy untuk mencapai kebermaknaan hidupnya. Memiliki anak yang terlahir dengan kondisi cerebral palsy merupakan suatu masalah yang dialami oleh orang tua. Hal tersebut dapat menyebabkan orang tua merasakan berbagai emosi negatif seperti sedih, kecewa, rasa bersalah, bahkan stress. Ibu memiliki peran sentral dalam keluarga dan berperan lebih banyak dalam pengasuhan anak dibandingkan seorang ayah. Penelitian menunjukkan ibu dari 44

45 penyandang cerebral palsy memiliki stress yang lebih tinggi dibanding ayah. Seorang ibu yang dapat bertahan untuk membesarkan dan mengasuh seorang anak dengan cerebral palsy tentu memiliki sebuah motivasi besar dibaliknya. Bastaman (1996) menyebutkan motivasi terbesar manusia untuk melakukan berbagai kegiatan dalam hidupnya adalah keinginan untuk mencapai makna hidup. Melalui penelitian kualitatif, penulis ingin mengungkap dengan mendalam suatu proses yang dilalui ibu bermula dari memiliki anak dengan cerebral palsy hingga bisa menemukan makna hidup yang menjadi motivasi terbesar untuk mengasuh dan membesarkan anak dengan cerebral palsy yang mereka miliki. Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Creswell (dalam Herdiansyah, 2012) mengemukakan, studi kasus adalah suatu model yang menekankan eksplorasi suatu sistem berbatas pada suatu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai penggalian data secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya akan konteks. Sistem berbatas memiliki maksud adanya batasan dalam hal waktu, tempat, dan kasus yang diangkat. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar topik yang diteliti serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas (Bungin dalam Herdiansyah, 2012). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sementara. Hal ini didasari oleh karakteristik penelitian kualitatif yaitu desain yang digunakan akan secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan (Moleng, 2007). Desain penelitian yang telah ditetapkan tidak bersifat kaku dan masih bisa berubah disebabkan beberapa hal, berupa : 1. Kenyataan-kenyataan di

46 lapangan yang bisa saja terjadi dan belum dapat dibayangkan oleh peneliti kualitatif, 2. Interaksi antara peneliti dengan kenyataan dapat menyebabkan beberapa hal berubah tanpa sebelumnya diprediksi oleh peneliti, 3. Beberapa sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. B. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada tahap-tahap dalam proses pencapaian kebermaknaan hidup yang dialami ibu dari penyandang cerebral palsy. C. Operasionalisasi Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar, didambakan, dan dapat memberikan nilai khusus bagi seseorang. Proses pencapaian kebermaknaan hidup setelah mengalami peristiwa tragis dan penderitaan terbagi menjadi beberapa tahap. Peristiwa tragis (the tragic event) yang menimpa seseorang dapat mendorong dirinya ke dalam kondisi hidup tak bermakna (the meaningless life). Individu tersebut harus memunculkan kesadaran diri (self insight) untuk mengubah kondisi dirinya menjadi lebih baik. Kesadaran diri itu kemudian membuat individu menyadari adanya nilai-nilai yang berharga atau hal-hal yang sangat penting dalam hidup (meaning of life) yang kemudian ditetapkan menjadi tujuan hidup (the purpose of life). Pemahaman diri dan penemuan makna hidup ini akan menimbulkan perubahan sikap (changing attitude) dalam menghadapi

47 masalah, yaitu dari kecenderungan berontak (fighting), melarikan diri (flight), atau bingung dan tak berdaya (freezing), menjadi kesediaan untuk lebih berani dan realistis menghadapi masalah tersebut (facing). Individu yang telah mengalami perubahan sikap akan melakukan keikatan diri (self commitment) untuk melakukan berbagai kegiatan yang lebih terarah (direct activities) untuk memenuhi makna hidup yang telah ditemukan dan tujuan hidup yang telah ditetapkan (fulfilling meaning and purpose of life). Individu yang berhasil melewati tahap ini akan mengalami perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan mengembangkan penghayatan hidup bermakna (the meaningful life). Pencapaian hidup bermakna ini akan memberikan individu rasa kebahagiaan (happiness) sebagai hadiahnya. D. Subjek Penelitian Penelitian ini memiliki enam subjek dengan pembagian tiga subjek utama dan tiga significant other. Namun jumlah ini masih memiliki kemungkinann untuk berubah tergantung situasi dan kondisi yang terjadi selama proses penelitian berlangsung. Adapun kriteria subjek utama dalam penelitian ini adalah : 1. Subjek merupakan seorang ibu berusia 18 tahun hingga 55 tahun Pada rentang usia tersebut, individu berada dalam tahap perkembangan dewasa. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kategori ini adalah individu dewasa menjadi lebih sistematis ketika mendekati masalah dibanding individu yang berada dalam fase remaja (Santrock, 1995). Kemampuan

48 kognitif pada fase dewasa menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Individu dewasa juga mengalami perubahan cara berpikir dari pemikiran dualisme pada fase remaja menjadi pemikiran beragam. Hal ini menyebabkan pemikiran individu dewasa menjadi lebih luas dan tidak lagi melihat sesuatu hanya dari dua penilaian saja seperti benar/salah atau baik/buruk (Perry dalam Santrock, 1995). Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, subjek dengan kriteria dewasa dinilai mampu merespon pertanyaan-pertanyaan wawancara dengan lebih baik dan memberi lebih banyak informasi terkait topik penelitian. 2. Subjek memiliki anak kandung yang merupakan penyandang cerebral palsy berat Mengasuh anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah tuntutan yang besar (Miller dan Bachrach, 2006). Penyandang cerebral palsy berat memiliki masalah dalam pergerakan dan mengerjakan tugas sehari-hari bahkan yang snagat sederhana sekalipun. Orang tua harus menerima kenyataan bahwa anak dengan cerebral palsy berat akan banyak bergantung kepada orang tua mereka (Miller dan Bachrach, 2006). 3. Subjek terlibat penuh dalam pengasuhan penyandang cerebral palsy Kriteria ini ditentukan dengan dasar bahwa keterlibatan penuh dalam pengasuhan penyandang cerebral palsy membuat ibu benar-benar memahami dan mengetahui kondisi anak. Penelitian ini juga melibatkan satu significant other dari masing-masing subjek utama. Significant other yang dipilih adalah orang terdekat subjek seperti suami atau sahabat yang benar-benar mengerti subjek. Pemilihan significant other

49 ini berfungsi untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai subjek dan proses yang dilalui subjek untuk mencapai kebermaknaan hidupnya. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposeful sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki subjek yang sesuai dengan tujuan penelitian (Herdiansyah, 2010). Penelitian ini bertujuan mengungkap proses pncapaian kebermaknaan hidup pada ibu dari penyandang cerebral palsy. Subjek yang terlibat dalam penelitian berdasarkan purposeful sampling adalah ibu yang memiliki anak penyandang cerebral palsy. E. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan empat metode pengumpulan data yaitu riwayat hidup, wawancara, observasi, dan dokumentasi. 1. Riwayat Hidup Metode ini digunakan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan datadata yang berkaitan dengan penelitian. Riwayat hidup yang digunakan adalah riwayat hidup anak mencakup identitas anak, identitas orang tua, identitas saudara kandung, dan anamnesis. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dalam kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi dan memperoleh pengetahuan tentang makna-

50 makna subjektif yang dipahami oleh individu mengenai topik yang diteliti (Banister dkk dalam Poerwandari, 2005). Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur bersifat terbuka dan fleksibel, tetapi terkontrol (Herdiansyah, 2010). Pertanyaan yang diberikan dalam wawancara tersebut adalah pertanyaan terbuka. Artinya, subjek bebas memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh penulis tetapi masih dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan agar pembicaraan tidak melebar ke arah yang tidak diperlukan. Tujuan digunakannya wawancara semi terstruktur adalah untuk memahami topik penelitian. Pertanyaan terbuka yang digunakan membuat subjek mampu memberikan jawaban sebebas-bebasnya mengenai topik penelitian sehingga pemahaman tentang topik tersebut dapat dicapai (Herdiansyah, 2010). Pada wawancara dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan pedoman wawancara yang dijadikan patokan untuk menentukan alur, urutan, dan penggunaan kata dalam pertanyaan. Pedoman wawancara semi terstruktur tidak bersifat kaku sehingga penulis dapat berimprovisasi dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat wawancara dilakukan (Herdiansyah, 2010). Topik dan tema penelitian akan tetap menjadi kontrol berlangsungnya wawancara. Petunjuk wawancara yang digunakan dibuat berdasarkan teori proses pencapaian kebermaknaan hidup. Terdapat delapan aspek yang ada didalamnya yaitu pengalaman tragis, penghayatan tak bermakna, pemahaman

51 diri, penemuan makna dan tujuan hidup, pengubahan sikap, keterikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup, serta hidup bermakna. Petunjuk wawancara secara lengkap ada pada bagian lampiran. Wawancara menggunakan beberapa alat bantu seperti recorder atau perekam dan alat tulis. Alat perekam berfungsi untuk membantu menyimpan jawaban subjek saat wawancara berlangsung sedangkan alat tulis berfungsi untuk membantu penulis mencatat poin-poin penting dari jawaban subjek. Peralatan pendukung tersebut akan sangat membantu dalam proses analisis data. 3. Observasi Metode observasi merupakan proses melihat, mengamati, dan mencermati perilaku secara sistematis untuk mencari data yang dapat digunakan dalam memberi kesimpulan atau diagnosis (Catwright & Catwright dalam Herdiansyah, 2010). Observasi dilakukan oleh penulis sendiri terhadap detail perilaku subjek berkaitan saat wawancara berlangsung. Observasi juga dipilih untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya (Herdiansyah, 2010). Metode observasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode anecdotal record tipe deskripsi khusus. Anecdotal record adalah metode observasi untuk melihat dan mengamati dengan teliti perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna sesegera mungkin setelah perilaku tersebut muncul (Herdiansyah, 2010). Metode ini dikerucutkan lagi menjadi tipe deskripsi khusus. Anecdotal record tipe deskripsi khusus berisi tentang

52 pengamatan dan catatan perilaku subjek beserta situasinya dalam bentuk pernyataan khusus (Herdiansyah, 2010) 4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi berupa lembar diagnosis gangguan yang ada pada anak dari subjek penelitian. Dokumen tersebut dinilai mampu memberikan penguatan terhadap kondisi anak dari subjek. F. Teknik Pemeriksaan Data Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2007). 1. Kepercayaan (credibility) Kepercayaan (credibility) dalam penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud untuk mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi kompleks (Poerwandari, 2005). Salah satu ukuran kredibilitas dalam penelitian kualitatif adalah adanya deskripsi mendalam yang menjelaskan kompleksitas aspek-aspek terkait dan interaksi dari berbagai aspek. Pengukuran kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Moleong (2007) menyebutkan, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain di luar data

53 yang diperoleh untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data bersangkutan. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas juga diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara dan dalam berbagai waktu (Wiersma dalam Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik traingulasi metode untuk mengukur kredibilitas. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu berbeda (Patton dalam Moleong, 2007). Hal tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara subjek dengan hasil wawancara significant other untuk mengecek derajat kepercayaannya. Teknik triangulasi metode adalah pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan dari beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2007). Hal ini dilakukan untuk mengecek penggunaan metode pengumpulan data. Melalui teknik triangulasi metode, dapat diketahui apakah informasi yang diperoleh dari metode wawancara sesuai dengan informasi yang diperoleh dari metode observasi. Melalui teknik ini pula dapat diketahui apakah sumber data akan memberikan jawaban yang sama saat diwawancara atau diobservasi (Bungin, 2011). 2. Keteralihan (transferability) Keteralihan (transferability) merupakan persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Seorang peneliti harus mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.

54 Peneliti bertanggung jawab menyediakan data deskriptif secukupnya jika ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut, peneliti harus melakukan penelitian kecil (Moleong, 2007). 3. Kebergantungan (dependability) Peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti melalui konstruk kebergantungan (dependability). Peneliti juga memperhitungkan perubahan desain sebagai hasil pemahaman mendalam tentang setting yang diteliti. Penilitian kualitatif memiliki konteks yang kompleksitasnya harus disadari oleh peneliti sehingga peneliti dapat mengembangkan strategi dan desain penelitian yang luwes (Poerwandari, 2005). 4. Kepastian (confirmability) Kriteria kepastian (confirmability) berkaitan dengan transparansi, yaitu kesediaan peneliti untuk mengungkapkan proses dan elemen-elemen penelitian secara terbuka sehingga pihak lain dapat melakukan penilaian (Poerwandari, 2005). G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan dapat diinformasikan kepada orang lain

55 (Bogdan dalam Sugiyono, 2010). Sugiyono (2010) menambahkan, analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang terbagi dalam empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi (Herdiasnyah, 2010). 1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan di akhir penelitian (Herdiansyah, 2010). Pada awal penelitian, peneliti melakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk memastikan dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti benarbenar ada. Pengumpulan data juga dilakukan saat peneliti melakukan pendekatan kepada subjek penelitian, melakukan observasi, membuat catatan lapangan, juga ketika peneliti berinteraksi dengan lingkungan sosial subjek. Tidak ada waktu yang spesifik dan khusus yang digunakan untu proses pengumpulan data. Sepanjang penelitian berlangsung, sepanjang itu pula proses pengumpulan data dilakukan (Herdiansyah, 2010). 2. Reduksi Data Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis (Herdiansyah, 2010). Mereduksi data berarti merangkum, memilih

56 hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya (Sugiyono, 2010). Hasil yang diperoleh dari semua metode pengumpulan data yang digunakan seperti wawancara, observasi, dan studi dokumentasi diubah menjadi tulisan sesuai bentuknya masing-masing. Hasil rekaman wawancara diubah ke dalam bentuk verbatim. Hasil observasi diubah dalam bentuk tabel hasi observasi. Hasil studi dokumentasi diubah dalam format analisis dokumen. 3. Penyajian Data Penyajian data adalah mengolah data setengah jadi yang sebelumnya telah diubah ke dalam bentuk tulisan dan memiliki alur tema yang jelas (Herdiansyah, 2010). Data tersebut selanjutnya dimasukkan ke suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan. Tema-tema tersebut dipecah ke dalam bentuk yang lebih konkrit dan sederhana yang disebut subtema. Proses ini diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan. 4. Kesimpulan atau Verifikasi Tahap kesimpulan dalam analisis data model interaktif Miles dan Huberman berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang terdapat pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah disertai verbatim wawancara (Herdiansyah, 2010). Setelah melakukan penguraian, peneliti menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian sesuai aspek, komponen, faktor, atau dimensi yang digunakan dari fenomena

57 yang diteliti. Jawaban pertanyaan penelitian tersebut selanjutnya dijelaskan dan diambil kesimpulannya.