BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah memasuki era globalisasi sehingga persaingan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

II. LANDASAN TEORI. mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Merek merupakan intangible asset yang nilainya lebih mahal dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen apa yang akan dimiliki oleh suatu entitas. (Patricia, 2007:5). Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keputusan tentang merek, merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan persaingan usaha sudah semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus selalu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk dapat bertahan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk

MINUMAN RINGAN TEH BOTOL SOSRO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA)

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Menurut (Aaker, 1996: 8) mendefinisikan brand loyalty. sebagai A measure of the attachment that a costumer has a brand.

I PENDAHULUAN. Tuntutan akan produk yang beragam dan terus-menerus berkembang membuat pasar

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan persaingan tersebut semakin hari semakin bertambah ketat, baik antar industri sejenis maupun tidak sejenis. Dapat dikatakan, tidak ada proses pemasaran yang dapat dilakukan dengan mudah, semua perlu perencanaan yang matang dan melewati arena persaingan. Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Kebutuhan setiap manusia tentu berbeda-beda, maka untuk jadi pemasar kita perlu memahami apa itu pemasaran, bagaimana cara kerjanya, apa yang dipasarkan, dan siapa yang memasarkan (Kotler dan Keller, 2008). Pemasaran umumnya hanya dipandang sebagai kegiatan menjual produk dan atau jasa. Akan tetapi lebih dari itu pemasaran adalah suatu proses kegiatan mulai dari penciptaan produk dan atau jasa, menawarkan, serta menyerahkannya kepada konsumen dan atau pihak lain (Surjaatmadja, 2008). Maka dari itu setiap produk atau jasa harus memiliki identitas, yaitu salah satunya dengan merek. Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa tidak terlepas dari merek yang dapat diandalkan (Surjaatmadja, 2008). 1 Universitas Kristen Maranatha

Menentukan merek yang pas untuk sebuah produk bukanlah hal yang mudah. Banyak produsen atau perusahaan yang berpikir bahwa meluncurkan produk sama seperti melepas bola agar jatuh di arena yang tepat, dimana di bawah sana sudah ada konsumen yang menunggu kehadiran suatu produk dengan sebuah harapan dan tangan terbuka. Namun dalam dunia bisnis yang sangat dinamis kita tidak bisa mengandalkan teori gravitasi bumi, dimana lemparan bola bisa bergerak lancar dan jatuh di tempat yang sudah diperkirakan. Pada kenyataannya sebuah produk yang telah diberi merek harus melewati masa-masa sulit dalam merebut simpati hati konsumen (Ambadar et al, 2007). Dalam menarik konsumen perusahaan memerlukan merek yang tepat untuk bersaing di dunia bisnis. Oleh karena itu perusahaan harus mampu membangun merek itu sendiri dengan konsep, strategi, taktik, dan value yang tepat agar dapat berkembang dan bersaing di dunia bisnis (Ambadar et al, 2007). Perusahaan juga harus memiliki basis pelanggan yang loyal, yang merupakan aset tak berwujud yang membentuk persentase nilai yang besar dari sebuah perusahaan (Kotler dan Keller, 2008). Merek bukan hanya sekedar nama, logo ataupun simbol, merek adalah salah satu hal terpenting dan merupakan indikator value atau alat ukur bagi kualitas value yang ditawarkan oleh perusahaan. Konsumen yang loyal terhadap suatu merek akan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut karena mereka merasa telah mendapatkan nilai lebih atau value yang unik dari merek tersebut yang tidak didapatkan dari merek lain. Kepuasan yang diperoleh konsumen bisa membuat dirinya menjadi loyal dalam menggunakan produk perusahaan. Apabila seorang konsumen telah berubah menjadi 2 Universitas Kristen Maranatha

konsumen yang loyal karena kepuasannya terpenuhi maka konsumen tersebut tidak akan beralih ke produk perusahaan lain yang sejenis (Kotler, 2000). Pernyataan di atas diperkuat oleh pernyataan dari D Alessandro dan Owens (2003) bahwa setiap konsumen yang loyal merasa bahwa dari merek pujaannya mereka memperoleh kenyamanan, kepercayaan, kesenangan dan identitas. Akibatnya konsumen akan selalu memberikan praduga baik pada merek tersebut, bukan merek lainnya. Inilah hubungan timbal-balik antara konsumen dan merek. Banyak pesaing mendekati pelanggan dengan berbagai merek yang menyuguhkan kualitas sama atau malah lebih baik, loyalitas pelanggan terhadap merek suatu produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada perusahaan yang memiliki tujuan untuk memperoleh laba, memperbesar volume penjualan, menginginkan pertumbuhan, memiliki pangsa pasar yang terus meningkat dan memuaskan sekaligus menciptakan pelanggan yang loyal. Dengan demikian, perusahaan harus membuat merek yang tepat agar dapat dengan mudah diingat di benak konsumen. Membangun brand loyalty adalah menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan, dimana hal tersebut merupakan mimpi semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang (Kotler dan Keller, 2008). Di samping itu, upaya mempertahankan brand loyalty ini merupakan upaya strategi yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Merek yang kuat tidak selalu menghasilkan loyalitas pelanggan terhadap merek tersebut dalam jangka panjang. Ini terjadi jika merek menjadi kategori produk dan bukan menjadi identitas produk secara individual. Perusahaan harus mampu menciptakan suatu 3 Universitas Kristen Maranatha

merek yang dapat dipercaya untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan yang lebih besar pada gilirannya bisa ditentukan oleh trust in a brand. Arti dari Kepercayaan pada merek itu sendiri adalah kemauan konsumen untuk mempercayai merek dengan segala resikonya, karena adanya harapan merek tersebut dapat memberikan hasil yang positif bagi mereka. Ketika konsumen sudah mau mempercayai dengan resikonya terhadap suatu merek maka konsumen tersebut telah menyatakan bahwa dia akan loyal terhadap merek tersebut. Karena menurut konsumen merek itu telah memberikan nilai dan dapat memenuhi kebutuhannya serta mempunyai rasa aman jika menggunakannya (Kristanto, 2008). Trust in a brand itu sendiri ditentukan oleh tiga faktor menurut Lau dan Lee (1999) yaitu brand characteristics, company characteristics dan consumer-brand characteristics. Brand characteristics berkaitan dengan trust in a brand. Kepercayaan di sini menyangkut tentang kinerja merek dapat diramalkan, mempunyai reputasi dan kompetensi merek. Company characteristics merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan serta integritas perusahaan di balik merek tersebut. 4 Universitas Kristen Maranatha

Consumer-brand characteristics merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga sering kali dalam konteks pemasaran dianalogkan merek sama dengan orang (Riana, 2008). Trust in a brand dianggap memiliki pengaruh terhadap brand loyalty, karena dengan adanya trust in a brand yang tinggi dari konsumen akan membuat konsumen untuk setia terhadap merek tersebut dan tidak beralih ke merek lain (Richard, 2008). Hal ini diperkuat oleh temuan (Riana, 2008) yang menyatakan bahwa baik secara bersama-sama maupun secara parsial variabel trust in a brand yang meliputi brand characteristics, company characteristics dan consumer-brand characteristics mempengaruhi brand loyalty. Karena dengan adanya kepercayaan dari konsumen maka dengan sendirinya konsumen akan loyal pada produknya karena konsumen merasa bahwa produk tersebut sesuai dengan kebutuhannya serta aman jika digunakan (Kristanto, 2008). Pada persaingan yang semakin ketat di masa sekarang ini membuat perusahaan melakukan seberapa pentingnya brand loyalty dilakukan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan arti dari loyalitas itu sendiri adalah merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto, 2001). 5 Universitas Kristen Maranatha

Pelanggan menjadi loyal karena suatu merek yang dapat diandalkan dan hal itu tidak terjadi dengan sendirinya, perusahaan perlu menyusun strategi merek dalam pemasaran dan perlu dilakukan beberapa analisis untuk mengetahui kemampuan dan keinginan untuk meyampaikan pesan yang terkandung dalam suatu produk atau merek tertentu (Surjaatmadja, 2008). Brand loyalty secara kualitatif berbeda dari dimensi-dimensi utama lainnya, karena brand loyalty terkait erat dengan pengalaman menggunakan. Brand loyalty sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada merek (Kristanto, 2008). Pemasar telah lama tertarik pada konsep kesetiaan merek karena brand loyalty adalah ukuran lampiran yang harus dimiliki oleh pelanggan merek ini mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik dalam harga atau dalam unsur-unsur produk. Bila brand loyalty meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitif bisa dikurangi (Aaker, 1991). Seperti kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyaknya perusahaan baru bermunculan dan ikut serta meramaikan sektor usaha di Indonesia, seperti perusahaan sandal di berbagai negara dengan merekmerek yang terkenal yang cukup bersaing dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Industri sandal di Indonesia memiliki potensi untuk berkembang dan memiliki dampak yang besar bagi KUKM (kelompok usaha kecil menengah) karena bahan baku 6 Universitas Kristen Maranatha

tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas baik. Potensi permintaan pasar yang tinggi sejalan dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, adanya kemampuan produksi pengrajin industri sandal di Indonesia dan pelaku industri sandal sebagian besar adalah KUKM. Industri sandal Indonesia pernah mengalami kejayaan sebagai andalan ekspor tahun 1990-an, namun kemudian mengalami penurunan daya saing akibat persaingan yang tajam terutama dari China dan Vietnam, bahan baku bebas diekspor tanpa pajak, kepercayaan konsumen lokal terhadap produk, khususnya di Kota Bandung wilayah Jawa Barat di bidang sandal yaitu sandal gunung. Dengan banyaknya persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain maka perusahaan Home Industry Crop Mountain Sandal harus memiliki trust in brand yang kuat agar para konsumen menjadi loyal. Perusahaan Home Industry Crop Mountain Sandal telah membentuk brand loyalty bagi penggunanya para pecinta alam, baik dari masyarakat umum dan organisasi kemahasiswaan yang sudah merasakan sendiri keunggulan sandal tersebut saat di medan tertentu dibandingkan dengan orang yang menggunakan sandal biasa. Trust in a brand ini dibuktikan dengan bertahan dan berkembangnya perusahaan tersebut selama lebih dari 11 tahun di tengah dampak dari implementasi perjanjian perdagangan bebas ACFTA atau Asean- China free trade Agreement. 7 Universitas Kristen Maranatha

Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada Crop Mountain Sandal yang terletak di Jalan Cibolerang No. 155 Bandung. Perusahaan ini sudah berdiri lebih dari 11 tahun, Home Industry Crop Mountain Sandal saat ini memiliki 20 pekerja. Dan saat ini Crop Mountain Sandal juga sedang berusaha untuk terus membangun trust in a brand agar konsumen puas dan menjadi loyal. Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya trust in a brand terhadap brand loyalty, maka penulis tertarik untuk menuangkan penelitian ini dalam skripsi yang bejudul: PENGARUH TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PENGGUNA CROP MOUNTAIN SANDAL" (Studi Kasus pada Produk Sandal Merek Crop Mountain di Kota Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Bagaimana pengaruh Brand Characteristics terhadap Brand loyalty pengguna Crop Mountain Sandal? Bagaimana pengaruh Company Characteristics terhadap Brand Loyalty pengguna Crop Mountain Sandal? Bagaimana pengaruh Consumer-Brand Characteristics terhadap Brand Loyalty pengguna Crop Mountain Sandal? Seberapa besar pengaruh Trust in a Brand terhadap Brand Loyalty terhadap pengguna Crop Mountain Sandal? 8 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Brand Characteristics terhadap Brand Loyalty konsumen pengguna Crop Mountain Sandal. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Company Characteristics terhadap Brand Loyalty konsumen pengguna Crop Mountain Sandal. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Consumer-Brand Characteristics terhadap Brand Loyalty konsumen pengguna Crop Mountain Sandal. Untuk mengetahui dan menguji seberapa besar pengaruh Trust in a Brand terhadap Brand Loyalty pengguna Crop Mountain Sandal. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang manajemen pemasaran, khususnya tentang kepercayaan terhadap merek (trust in a brand) dan pengaruhnya terhadap loyalitas merek (brand loyalty). 2. Manfaat Bagi Praktisi Bisnis Penulis dapat memberikan sumbangan tenaga dan pikiran yang akan dijadikan perusahaan sebagai masukan atau informasi bagi praktisi bisnis mengenai pengaruh Trust in a Brand terhadap Brand Loyalty. 9 Universitas Kristen Maranatha