RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geografis yang strategis merupakan salah satu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan otonomi daerah telah berlangsung. dasawarsa sejak pemberlakuan otonomi daerah di tahun 1999.

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Pendahuluan. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pembangunan Kota (RKPK) Banda Aceh Tahun 2011 I - 1

BUPATI PESISIR SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Pemerintah Kota Tangerang

BUPATI MALUKU TENGGARA

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

Transkripsi:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 1. PENGANTAR Proses penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 saat ini telah memasuk tahap pembahasan rancangan akhir oleh Pemerintah Kabupaten Garut bersama-sama dengan DPRD. Rancangan akhir RPJMD ini kemudian ditetapkan menjadi peraturan daerah setelah sebelumnya dilakukan konsultasi dengan Menteri. Policy Brief ini disusun oleh Masyarakat Peduli Anggaran (MAPAG) Garut dalam rangka memberikan tinjauan dan rekomendasi terhadap Rancangan Akhir RPJMD yang telah disusun oleh Bappeda. Dalam Policy Brief ini setidaknya terdapat 3 (tiga) aspek yang menjadi tinjauan. Pertama, aspek proses yakni sejauhmana tahapan kegiatan penyusunan RPJMD ini sesuai dengan tahapan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Surat Edaran Mendagri Nomor 050/2020/SJ perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Kedua, aspek Struktur yakni sejauhmana struktur penulisan dokumen RPJMD ini sesuai dengan sistematika RPJMD sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 8 tahun 2008 dan SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ. Ketiga, aspek substansi yakni sejauhmana rancangan akhir RPJMD ini mencerminkan arah dan kebijakan pembangunan Kabupaten Garut dalam periode 5 tahun mendatang (2009 2014) dalam rangka pencapaian visi dan misi kepala daerah yang sudah dipilih dalam Pilkada Langsung. Selain itu, pada aspek substansi ini akan ditinjau pula mengenai sejauhmana keterkaitan antara arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam rancangan akhir RPJMD ini dengan permasalahan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Garut. 2. KERANGKA TINJAUAN RANCANGAN AKHIR RPJMD KABUPATEN GARUT 2009-2014 2.1 PROSES PENYUSUNAN Secara umum, proses penyusunan RPJMD diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU No. 25 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses perencanaan menggunakan 5 (lima) pendekatan yaitu: (1) politik; (2) teknokratik; (3) partisipatif; (4) atas-bawah (top-down), dan (5) bawah-atas (bottom-up). 1

Secara lebih terperinci, proses penyusunan RPJMD ini dituangkan dalam PP No. 8 Tahun 2008 Bagian Ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 Bab 1. Pendahuluan Sub-Bab 1.6. Proses Penyusunan disebutkan bahwa RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 disusun melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kabupaten Garut. Penyusunan RPJMD ini dilakukan melalui berbagai tahapan dialog sektoral maupun dialog umum yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan kunci dari pihak Pemerintah Daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat serta masyarakat. Selain itu dilakukan tahapan konsultasi publik yang diharapkan mampu membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan terhadap dokumen RPJM yang akan disusun. Secara umum tahapan proses penyusunan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014, dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 : Kerangka Penyusunan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 Perbandingan antara kerangka penyusunan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 seperti yang tertuang dalam rancangan akhir dengan proses penyusunan RPJMD seperti yang tertuang dalam PP No. 8 Tahun 2008 dapat dilihat pada bagan berikut: 2

Bagan Proses Penyusunan dan Penetapan RPJM Daerah Menurut PP No. 8 Tahun 2008 Penetapan RPJM Daerah paling lambat 3 bulan setelah pelantikan Penetapan RPJM Daerah Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah Konsultasi Publik Sosialisasi Publik Pembahasan di DPRD Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah Wilayah legislatif Wilayah eksekutif Dokumen Rancangan Akhir RPJM Daerah Musrebang Jangka Menengah paling lambat 2 bulan setelah pelantikan Musrenbang Jangka Menengah Dokumen Rancangan RPJM Daerah yang sudah disepakati Penyusunan Rancangan RPJM Daerah Dokumen Rancangan RPJM Daerah Penyusunan Rancangan Renstra SKPD Dokumen Rancangan Renstra SKPD Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RPJM Daerah Dokumen Rancangan Awal RPJM Daerah Kepala Daerah dilantik Proses yang sudah dilaksanakan Proses yang dilewat/tidak dilaksanakan Proses yang sedang/belum dilaksanakan Pada bagan di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau dilewati dalam proses penyusunan RPJMD Kabupaten Garut, yakni: Konsultasi Publik untuk dokumen rancangan awal RPJMD Penyusunan Rancangan Renstra SKPD Sosialisasi Publik untuk rancangan akhir RPJMD 3

Dari tinjauan di atas dapat disimpulkan bahwa proses perumusan RPJMD Kabupaten Garut 2009-2014 sangat didominasi oleh pendekatan teknokratis dan sangat lemah dalam penggunaan pendekatan partisipatif. Dengan demikian, proses perumusan RPJMD Kabupaten Garut 2009-2014 dapat dinyatakan tidak memenuhi kaidah dasar sebagaimana dicantumkan pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2004. 2.2 STRUKTUR PENULISAN Dalam Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 Bab 1. Pendahuluan Sub-Bab 1.6. Proses Penyusunan disebutkan bahwa...kerangka isi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut : Gambar 1.2 : Kerangka Isi Dokumen RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 Sementara itu, dalam PP No. 8 Tahun 2008 Bab V. Tata Cara Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Bagian Tiga. Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah disebutkan bahwa sistematika dokumen RPJMD setidaknya mencakup: a) Pendahuluan b) Gambaran umum kondisi daerah c) Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan d) Analisis isu-isu strategis e) Visi, misi, tujuan dan sasaran f) Strategi dan arah kebijakan g) Kebijakan umum dan program pembangunan daerah h) Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan i) Penetapan indikator kinerja daerah, dan j) Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan 4

Secara umum, kerangka isi dokumen RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 sebagaimana tertuang dalam rancangan akhir RPJMD telah sesuai dengan sistematika dokumen RPJMD sebagaimana tertuang dalam PP No. 8 Tahun 2008. Namun demikian, apabila diperhatikan lebih seksama isu dari masing-masing bab ditemukan permasalahan sebagai berikut: Inkoherensi penempatan analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada gambar kerangka isi dokumen RPJMD (Bab I Sub Bab 1.6 hal 7) dengan isi tulisan (Bab III, Sub Bab 3.3 hal 66). Dalam Bab I terdapat Sub-Bab 1.6. Proses Penyusunan yang merupakan sub-bab tambahan diluar anjuran SE Mendagri No. 050/2020/SJ dan PP No. 8 tahun 2008. Hal ini dinilai baik, namun tidak dijelaskan lebih mendalam tentang proses penyusunan yang sebenarnya terjadi. 2.3 SUBSTANSI Dalam substansi Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Garut 2009-2014 terdapat beberapa kelemahan sebagai berikut: Penyediaan dan penggunaan data dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Garut yang kurang baik, tidak ada data SUSEDA dan data Kabupaten Garut Dalam Angka (KGDA) terbaru yang digunakan sebagai basis data penyusunan dokumen RPJMD ini. Analisis terhadap data tidak cukup mendalam bahkan beberapa sektor tidak di analisis. Dalam analisis SWOT tidak ditampilkan data pendukung sehingga yang terlihat hanya claim terhadap pernyataan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. Konsistensi substansi antara permasalahan umum, isu strategis, visi, misi, strategi dan program prioritas seperti yang terlihat pada tabel berikut: Bagan Kerangka Umum Penyusunan RPJMD 5

Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada tahun 2009-2014: "Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik dengan Didasari Ridlo Allah SWT." ISU STRATEGIS 1) Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama pendidikan dan kesehatan. 2) Penguatan struktur perekonomian daerah berbasis potensi lokal. 3) Pengembangan infrastruktur kewilayahan dan tata ruang, terutama yang dapat menjadi sarana penghubung antar wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi. 4) Reformasi birokrasi dan tatanan pemerintahan agar lebih menjamin pelayanan dan berjalan secara efektif dan efisien. 5) Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, untuk mempertahankan Kabupaten Garut sebagai daerah konservasi alam. 6) Pembangunan kehidupan agama, sosial, politik, hukum, dan budaya secara demokratis, agar menciptakan iklim harmonis dalam mendukung pembangunan kesejahteraan masyarakat. KEBIJAKAN UTAMA PEMBANGUNAN 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia 2. Reformasi Birokrasi dan Tatanan Pemerintahan 3. Penguatan Struktur Perekonomian Daerah 4. Pengembangan Infrastruktur Kewilayahan dan Tata Ruang 5. Degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup 6. Pembangunan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya yang Demokratis VISI PENJELASAN VISI MISI Mandiri dalam Ekonomi sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Garut yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan mengelola segala potensi sumber daya yang ada dalam pembangunan perekonomian Adil dalam Budaya sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Garut yang secara proporsional dan seimbang membangun kehidupan sosial dan budaya sesuai kearifan lokal menuju masyarakat madani Demokratis dalam Politik sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Garut yang mampu membangun kepercayaan masyarakat (Social Capital) dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Misi 2: Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, agroindustri dan pariwisata disertai pengembangan budaya lokal Misi 4: Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur wilayah sesuai dengan daya dukung dan fungsi ruang Misi 1: Membangun kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan nilai agama, sosial dan budaya sesuai kearifan lokal Misi 3: Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih TEMA PRIORITAS PEMBANGUNAN Tahun 2010: Peningkatan derajat kesehatan bagi masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan peran serta masyarakat dengan didukung kondisi lingkungan yang sehat Tahun 2011: Peningkatan mutu pendidikan bagi masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan partisipasi aktif masyarakat. Tahun 2012-2013: Peningkatan perekonomian daerah berbasis agrobisnis dan agroindustri menuju kemandirian ekonomi dengan didukung infrastruktur yang berkualitas Tahun 2014: Peningkatan pelayanan prima bagi masyarakat didukung oleh tata kelola dan tata pemerintahan yang partisipatif, akuntabel dan transparan KERANGKA INTERVENSI (PRIORITAS DAERAH) i Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agro bisnis, agro industri dan pariwisata dan infratsruktur pendukungnya Pembangunan kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, daya beli) Penataan birokrasi dilandasi good governance 6

Hal ini mengakibatkan pencapaian visi dan misi dengan strategi dan program prioritas menjadi sulit untuk diukur sebagai keberhasilan implementasi RPJMD ini. Program prioritas tidak menggambarkan penyelesaian persoalan di Kabupaten Garut yang didasari pada keinginan politik kepala daerah terpilih dan perspektif masyarakat seperti persoalan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan pemekaran wilayah. Sehingga mesti juga dipastikan bahwa program prioritas bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Kebijakan anggaran tidak disertai dengan pembobotan pada bidang prioritas yang ada dalam dokument RPJMD sebagai acuan untuk pengalokasian APBD (pagu anggaran) tahun pertama sampai tahun kelima. 3. REKOMENDASI Proses Penyusunan: a. Pemerintahan Kabupaten Garut mesti memahami bahwa dalam pembuatan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut hendaknya menggunakan seluruh pendekatan dalam seluruh proses perencanaanya. Semoga hal ini menjadi agenda perbaikan untuk proses yang akan datang. b. Melakukan uji publik sebelum dilakukannya penetapan RPJMD melalui media cetak dengan content Rancangan RAPERDA, Visi, Misi, Isu Strategis dan program/kegiatan prioritas. c. Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) hendaknya memiliki Rencana Strategis (RESTRA), sehingga hal ini bisa menjadi masukan untuk penyusunan RPJMD Kabupaten Garut. Struktur Penulisan: Perbaikan struktur Rancangan RPJMD Kabupaten Garut yang terdiri atas; a. Koherensi antara penggunaan bagan sistematika penulisan (Bab I Sub Bab 1.6 hal 7) dengan isi tulisan (Bab III, Sub Bab 3.3 hal 66). b. Menjelaskan lebih mendalam tentang proses penyusunan yang sebenarnya terjadi dalam sub Bab 1.6 Proses Penyusunan. Substansi: a. Penyedian dan penggunaan data dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Garut yang kurang baik, tidak ada data SUSEDA dan data Kabupaten Garut Dalam Angka (KGDA) terbaru. b. Mempertajam analisis terhadap data termasuk beberapa sektor yang tidak di analisis. c. Mempertajam analisis SWOT dengan menampilkan data pendukung sehingga tida terlihat hanya claim terhadap pernyataan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. d. Konsistensi substansi antara permasalahan umum, isu strategis, visi, misi, strategi dan program prioritas. Sehingga mesti dipastikan bahwa akan terjadi pencapaian visi dan misi dengan strategi dan program prioritas tersebut. e. Program prioritas tidak menggambarkan penyelesaian persoalan di Kabupaten Garut berdasarkan keinginan politik Kepala Daerah dan perspektif masyarakat seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan pemekaran wilayah. Sehingga mesti juga dipastikan bahwa program prioritas bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. f. Memastikan bahwa kebijakan anggaran disesuaikan dengan bobot bidang prioritas yang ada dalam dokument RPJMD. Bobot bidang prioritas tersebut diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengalokasian APBD (pagu anggaran) tahun pertama sampai tahun kelima. g. Kelemahan proses-proses perencanaan dan penganggaran di Kabupaten Garut yang selama ini terjadi, semestinya direncanakan untuk diperbaiki dengan adanya jaminan dalam dokumen ini 7

mengenai adanya ruang-ruang publik dalam proses perencanaan dan penganggaran yang meliputi; transparansi, partisipasi dan pelembagaan partisipasi masyarakat. 4. TINJAUAN HUKUM Dalam penulisan Policy Brief Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut 2009-2014 ini mengacu pada dokumen perundang-undangan berikut: a. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421) b. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah c. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah d. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara e. UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 f. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009 g. Surat Edaran Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 050/2020/SJ, tanggal 11 Agustus 2005 prihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah h. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 9 tahun 2008 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2005-2025 i. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 54 tahun 2008 tentang Rencana Pembanguna Jangka Menengah Propinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 j. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Garut i Kerangka intervensi ini adalah usulan prioritas pembangunan daerah dari MAPAG GARUT untuk memandu kebijakan anggaran dengan memberikan proporsi pembobotan pada kerangka intervensi tersebut untuk dijadikan sebagai acuan untuk pengalokasian APBD (pagu anggaran) tahun pertama sampai tahun kelima. 8