I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun *** (Milyar Rupiah)

IV GAMBARAN UMUM Kondisi Umum Daerah Kabupaten Bogor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG. IZIN USAHA PERIKANAN dan TANDA PENCATATAN KEGIATAN PERIKANAN

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

Potensi pengembangan budi daya ikan nila skala industri di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN. ekor/tahun dan terdiri dari 240 jenis ikan hias air laut (marine ornamental fish)

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

Budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali. Sutini NIM K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA. Peluang Bisnis Masyarakat Urban

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Strategi Pembangunan ekonomi di daerah pada hakekatnya diarahkan pada kebijakan yang dapat mendorong peningkatan kemampuan pemerintah daerah dalam menentukan sektor-sektor kunci yang mempunyai keterkaitan kuat dengan aspek-aspek pembangunan lainnya serta pemanfaatan sumberdaya daerah secara optimal dalam rangka peningkatan produktifitas dengan tujuan yang diarahkan untuk kepentingan jangka panjang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama jika dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pembudidaya ikan, meningkatkan ekspor, memperluas lapangan kerja dan keempatan berusaha, serta mendukung pembangunan daerah dengan memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Budidaya perikanan merupakan salah satu alternatif mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain karena mudah dan tergolong cepat panen, usaha budidaya ikan memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Salah satunya adalah usaha budidaya ikan hias. Ikan hias air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah produksi ikan terbesar ke- 4 di Indonesia (KKP RI, 2011) dan Kabupaten Bogor merupakan salah satu dari 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang tidak mempunyai laut, namun memiliki potensi perikanan air tawar yang cukup besar. Produksi ikan air tawar Kabupaten Bogor jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat menempati urutan ke-7 (BPS Jawa Barat, 2010). Kabupaten Bogor memiliki keunggulan komparatif sebagai daerah yang memiliki sumber daya air yang melimpah, lokasi geografis yang cukup strategis serta aksesibilitas yang memadai untuk pengembangan kegiatan perikanan khususnya komoditas air tawar. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menetapkan Kabupaten Bogor sebagai kawasan minapolitan perikanan budidaya 1. Komoditas unggulan perikanan budidayanya adalah ikan lele. Produksi ikan lele hasil budidaya di Kabupaten Bogor telah mencapai 18,312.9 ton (Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Barat, 2009). Produksi sebesar tersebut menempatkan Kabupaten Bogor sebagai penghasil dan sentra budidaya lele terbesar di Jawa Barat. Kawasan minapolitan di Kabupaten Bogor mencakup 4 (empat) wilayah yaitu Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Kemang dan Kecamatan Gunungsindur yang telah ditetapkan melalui keputusan Bupati Bogor nomor 523.31/227/kpts/huk/2010, di dalam kawasan tersebut, segala aktivitas 1 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor Kep.39/Men/2011 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

perikanan dilaksanakan secara terpadu mulai dari hulu sampai hilir, dari mulai produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran (BPT Kab. Bogor, 2011) Tabel 1 Perkembangan Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Bogor 2009-2012 Jenis Produksi 2009 2010 2011 2012 Ikan Konsumsi (Ton) 28,758.72 36,062.44 55,386.00 73,416.00 Ikan Hias (Ribu Ekor) 104,603.55 112,085.82 156, 618.83 185,273.45 Benih Ikan 847,112.06 920,352.39 1,362,425.00 1,907,395.00 Sumber: Disnakan Kabupaten Bogor, 2012 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa produksi ikan air tawar di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan jumlah produksi yang signifikan setiap tahunnya. Perikanan di Kabupaten Bogor tersebar di semua kecamatan. Budidaya perikanan yang ada di Kabupaten Bogor berupa budidaya perikanan air tawar, baik itu berupa pembenihan, kolam air tenang (KAT), kolam air deras (KAD), sawah (minapadi), karamba, kolam jaring apung (KJA) maupun budidaya ikan hias. Adapun cabang usaha perikanan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pembesaran (ikan konsumsi), pembenihan dan ikan hias (Disnakan Kab. Bogor, 2011). Rincian data pencapaian produksi perikanan di Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Pencapaian Produksi Perikanan Tahun 2011. No Cabang usaha Luas Areal (Ha) RTP (orang) Produksi (Ton/RE) Nilai Produksi (RP. 000) I IKAN KONSUMSI (TON) 1 505.59 8 176 56 576.67 861 257 139.50 A. Budidaya Air Tawar - Kolam Air Tenang (KAT) 966.57 6,334 50,277.36 861,257,139.50 - Kolam Air Deras (KAD) 13.64 494 5,561.75 96,341, 000.00 - Perikanan Sawah 15.43 107 201.65 3, 364, 400.00 - Jaring Apung 0.81 204 408.30 6, 793, 900.00 - Keramba 0.06 67 37.75 672, 150.00 B. Perairan Umum 509.00 970 89.87 1, 229, 611.50 II IKAN HIAS (RE) 33.09 468 156, 618.83 2, 626, 996 427.00 III PEMBENIHAN (RE) 830.14 1,980 1, 378, 014.50 235, 145, 210.00 Sumber: Disnakan Kabupaten Bogor, 2011 Berdasarkan Tabel 2 menjelaskan bahwa luas areal paling banyak digunakan untuk cabang usaha ikan konsumsi, dan pembudidaya terbanyak berada pada cabang usaha ikan konsumsi sedangkan jika dilihat dari catatan nilai produksi, nilai produksi tertinggi terdapat pada cabang usaha ikan hias (Disnakan Kab. Bogor, 2011). Selain perikanan konsumsi, komoditas perikanan yang juga sangat potensial di Kabupaten Bogor adalah: Ikan hias air tawar (freshwater ornamental fish). Saat ini, ikan hias dibudidayakan dari perairan Indonesia menguasai 7.5 persen pasar dunia (Kemendag RI, 2011).

10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000-9,413 9,052 5,664 2,852 1,917 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: DJPEN, 2012 Gambar 1 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia 2007-2011 (US$ 000) Gambar 1 menjelaskan bahwa perkembangan ekspor ikan hias Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat: tahun 2007 adalah US$ 1.92 juta, tahun 2008 naik 32.78% menjadi US$ 2.85 juta, tahun 2009 naik lagi 49.46% menjadi US$ 5.64 juta, tahun 2010 naik lagi 40.04% menjadi US$ 9.41 juta, tahun 2011 turun -3.99% menjadi US$ 9.05 juta. Potensi ikan hias air tawar yang dimiliki daerah Kabupaten Bogor sangat besar, Hal ini terungkap melalui data ekspor komoditas ikan hias air tawar (freshwater ornamental fish) yang terekam di IPSKA Cibinong - Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor 2. Beberapa tahun belakangan ini pengusaha ikan hias air tawar Kabupaten Bogor secara rutin mengekspor ikan hias ke berbagai Negara: Belanda, Jerman, Italia, Polandia, Switzerland, Jepang, Iran, Uni Emirat Arab, Korea, Saudi Arabia, Singapura, dan Thailand. Tabel 3 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar di Kabupaten Bogor 2010 2013 Tahun Jumlah Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan (Ekor) (%) (USD) (%) 2010 1,495,622-1,468,676-2011 1,986,241 32.80 1,799,174 21.14 2012 2,506,989 26.22 2,943,977 63.62 2013 5,888,267 134.87 3,448,887 17.15 Sumber: Diskopukmperindag Kabupaten Bogor, 2013 Berdasarkan pada Tabel 3 nilai ekspor ikan hias Kabupaten Bogor dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 63%, sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 hanya naik sekitar 17%. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya krisis global pada tahun 2012 dimana nilai ekspor 2 Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor adalah Instansi yang diberikan kewenangan selaku Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) Barang Ekspor Indonesia melalui Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 26/M-DAG/PER/8/2010 tentang Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) untuk Barang Ekspor Indonesia melalui mekanisme tugas pembantuan.

Indonesia secara keseluruhan mengalami penurunan. Perbandingan nilai ekspor ikan hias nasional tahun 2011 US$ 9.05 juta (DJPEN, 2011) dengan nilai ekspor ikan hias air tawar Kabupaten Bogor berdasarkan penerbitan SKA Tahun 2011 US$ 1.79 juta (Diskopukmperindag Kab. Bogor, 2011) menunjukan bahwa share Kabupaten Bogor dalam ekspor ikan hias nasional adalah 19.77%. Sementara itu Jika dibandingkan jumlah ikan hias yang diekspor melalui Kabupaten Bogor pada tahun 2011 yaitu 1,986,241 ekor (Diskopukmperindag Kab. Bogor, 2011) dengan data jumlah produksi ikan hias Kabupaten Bogor tahun 2011 yaitu 156,618.83 ekor (Disnakan Kab. Bogor, 2011) menggambarkan bahwa kabupaten Bogor berkontribusi sekitar 7.8 % terhadap ekspor ikan hias air tawar dari Kabupaten Bogor. Adapun eksportir ikan hias Kabupaten Bogor yang mengekspor ikan hias melalui Diskopukmperindag Kab. Bogor, adalah PT. Maram Aquatic, CV. Maju Aquarium, CV. Borneo Fish Farm, CV. Harlequin Aquatic, CV. Aquarium Indonesia, PD. Indokreasi, PT. Sunny Indo Pramita dan PT.Qianhu Joe Aquatic (Diskopukmperindag, 2012) Ikan Hias Air Tawar telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan Kabupaten Bogor (LKPJ Kabupaten Bogor, 2010), dan Kecamatan Cibinong ditetapkan sebagai kawasan sentra pengembangan komoditas unggulan ikan hias. 3 Berbagai program kegiatan juga telah dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor dalam rangka pengembangan komoditas ikan hias di Kabupaten Bogor seperti: Pengadaan Depo Ikan Hias di Cibinong, bantuan bibit dan Pengendalian penyakit ikan (Disnakan Kab. Bogor, 2011) akan tetapi disisi lain, pembudidaya ikan hias Kabupaten Bogor justru merasa diabaikan. Permintaan ikan hias untuk ekspor terus naik, tapi pembudidaya ikan tak sanggup melayani karena keterbatasan modal 4. Ikan hias yang dijual kepada eksportir di Kabupaten Bogor harus dijual melalui pihak ketiga (supplier). Akses pembudidaya ikan untuk dapat berhubungan langsung dengan eksportir masih sangat terbatas. Ini yang dipandang sebagai salah satu kendala yang menjadi pengganjal usaha para pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor. 5 eksportir sendiri seringkali kesulitan untuk memenuhi order berbagi jenis ikan. Seringkali terjadi kelangkaan beberapa jenis tertentu dan keberlimpahan beberapa jenis lainnya, padahal pemintaan ekspor cenderung stabil. Sebagaimana dinyatakan oleh Handoko Yudha, anggota Dewan Pembina Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Indonesia merupakan Home for Hundreds of Exotic Ornamental Fish Species, tetapi dengan potensi yang luar biasa, pembudidaya ikan hias di berbagai daerah di seluruh Indonesia masih menghadapi masalah, yaitu keuntungan yang sangat minim. Hal ini disebabkan oleh panjangnya mata rantai distribusi, dari peternak sampai ke konsumen, baik dalam dan luar negeri. 6 Pengembangan potensi ikan hias di Kabupaten Bogor masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Kota Bogor terutama dalam menciptakan branding (Haryono, 2012), padahal ikan hias yang diekspor dari wilayah Jabodetabek kebanyakan berasal dari wilayah Kabupaten Bogor, yang 3 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 4 Peternak-Butuh-Modal-Bukan-Pelatihan http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/07/13/ diakses 29 November 2012, Jam 10.30 WIB. 5 www. indosiar.com, Reporter : Asep Syaifullah, Juru Kamera: Deddy Effendi Lokasi : Bogor, Jawa Barat, Tayang Rabu, 10 Mei 2006, Jam 12:00 wib 6 www. Business News. Com (Jakarta, 22 Mei 2010)

dijual pembudidaya ke suplier diluar Bogor, kemudian dijual kembali oleh suplier ke Eksportir di Kabupaten Bogor, ini menjadikan potensi ikan hias Kabupaten Bogor ibarat Raksasa Tidur (Haryono, 2012). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka sangat penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dan menyusun alternatif strategi bagi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Perumusan Masalah Ikan hias air tawar memang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Bogor dan berkontribusi sebesar 19.77% pada ekspor nasional ikan hias air tawar, akan tetapi pada kenyataannya belum diikuti dengan penetapan aturan dan kebijakan yang jelas untuk pengembangannya.. Jika dibandingkan jumlah ikan hias yang diekspor melalui Kabupaten Bogor pada tahun 2011 yaitu 1,986,241 ekor dengan data jumlah produksi ikan hias Kabupaten Bogor tahun 2011 yaitu 156,618.83 ekor menggambarkan bahwa kabupaten Bogor berkontribusi sekitar 7.8% terhadap ekspor ikan hias air tawar dari Kabupaten Bogor. Pengembangan perikanan di Kabupaten Bogor selama ini lebih banyak diprioritaskan pada sektor perikanan konsumsi sehingga pembudidaya ikan hias Kabupaten Bogor merasa diabaikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor sehingga kondisi tersebut menjadi pertanyaan pertama dalam kajian ini yaitu bagaimana kaitan pengembangan ekspor komoditas ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor dengan pembangunan ekonomi Kabupaten Bogor? Permintaan ikan hias untuk ekspor terus naik, tapi pembudidaya ikan tidak dapat memenuhi permintaan karena keterbatasan modal. Disamping itu belum terdapat jalinan kemitraan antara eksportir, pemerintah dengan pembudidaya ikan hias sehingga seringkali terjadi kelangkaan beberapa jenis ikan tertentu dan keberlimpahan beberapa jenis lainnya, padahal pemintaan ekspor cenderung stabil sehingga eksportir seringkali kesulitan untuk memenuhi order berbagi jenis ikan dan harus mencari ke luar Bogor. Meningkatnya ekspor ikan hias air tawar belum dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi pertanyaan kedua dalam kajian ini adalah faktor-faktor apa saja yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor? Dari rumusan permasalahan kedua diatas akan diperoleh suatu model yang berguna dalam penentuan strategi pengembangan komoditas unggulan ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor, sehingga perumusan permasalahan yang ketiga dalam kajian ini adalah bagaimana alternatif strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor? Untuk dapat memberikan rekomendasi pada pemerintah daerah Kabupaten Bogor mengenai prioritas strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor, berdasarkan strategi yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah ketiga, maka pertanyaan kajian adalah apa prioritas strategi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan komoditas Ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor?

Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kaitan program pengembangan perikanan Kabupaten Bogor dengan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor. 2. Menganalisis faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangann komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. 3. Menyusun alternatif strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. 4. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tentang prioritas strategi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Adapun penelitian tentang pengembangan ekspor komoditas ikan hias air tawar dan kaitannya dengan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak terkait yaitu : 1. Memberikan informasi tambahan dalam penentuan kebijakan pembangunan sub sektor perikanan bagi instansi terkait baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor. 2. Memberikan informasi pendahuluan kepada pihak-pihak yang merencanakan program yang berkaitan dengan pengembangan ekspor ikan hias air tawar Kabupaten Bogor.