ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik.

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER BERBASIS-RECURRENT NEURAL NETWORK TERHADAP GANGGUAN KECIL (STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK)

Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Paper ID: 130. Perth Western Australia 6845, 1) 2)

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK )

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 12 No. 3

BAB III METODE PENELITIAN

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstrak

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

PENGGUNAAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PADA GENERATOR TUNGGAL UNTUK OPTIMASI KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN:

PERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,

MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Vol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

DESAIN OPTIMAL PI BASED POWER SYSTEM STABILIZER MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Yogyakarta 55281, Indonesia. Yogyakarta 55281, Indonesia. Yogyakarta 55281, Indonesia

PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

AVR-PSS Generator dengan Kendali Logika Fuzzy dan Konvensional pada Peredaman Osilasi Frekuensi Rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMISASI PARAMETER PSS BERBASIS MULTI MESIN MENGGUNAKAN MODIFIED DIFFERENTIAL EVOLUTION (MDE) PADA SISTEM JAWA BALI 500 KV

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

Diah Ayu Oktaviani et al., PID Ziegler Nicholz Untuk Pengendalian Load Frequency Control PLTU Paiton Baru

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN

Physics Communication

DOI : /jeee-u.v1i OPTIMAL DESIGN OF POWER SYSTEM STABILIZER IN BAKARU POWER PLANT USING BAT ALGORITHM

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

OPTIMASI TCSC UNTUK PENINGKATAN STABILITAS TRANSIEN MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PADA KENDALIAN YANG DISERTAI KETIDAK PASTIAN

IMPLEMENTASI KONTROLER NEURAL FUZZY PADA PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Analisa Performansi Single Machine Infinite Bus(SMIB) dengan Metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) (Studi Kasus : PLTA Singkarak)

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DOI : /jeee-u.v1i OPTIMAL DESIGN OF POWER SYSTEM STABILIZER IN BAKARU POWER PLANT USING BAT ALGORITHM

QUADRATIC REGULATOR (LQR) osilasi tiap bagian maupun antar bagian Nadjamuddin Harun, Sanatang. dengan perubahan

PENGENDALI POSISI MOTOR DC DENGAN PID MENGGUNAKAN METODE ROOT LOCUS

Transkripsi:

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email : indra.ap@gmail.com 1, suweden@ee.unud.ac.id 2, artawijaya@ee.unud.ac.id 3 Abstrak Analisis penggunaan power system stabilizer (PSS) pada sistem single machine infinite bus (SMIB) telah dilakukan dalam kondisi sistem mengalami gangguan pada input step mekanik sebesar 0,05 p.u. Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan PSS pada dua pemodelan yang berbeda berdasarkan sistem kontrol lead-lag dan kontrol PID. Kemudian dibandingkan pemodelan sistem yang menggunakan PSS dengan yang tidak menggunakan PSS dari performa sudut rotor dan frekuensinya. Hasil yang didapat setelah menjalankan simulasi menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan oleh lead-lag PSS dalam meredam overshoot dan settling time pada respon sudut rotor dari nilai 0,18 p.u menjadi 0,125 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 5,1. Pada respon frekuensi dari nilai 0,0014 p.u menjadi 0,00082 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 2,2. Perbaikan yang dilakukan oleh PID power system stabilizer (PIDPSS) dalam meredam overshoot dan settling time pada respon sudut rotor dari nilai 0,18 p.u menjadi 0,105 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 4,6. Sedangkan pada respon frekuensi dari nilai 0,0014 p.u menjadi 0,00079 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 1,6. Kata Kunci : Power System Stabilizer, kestabilan, SMIB, PID 1. PENDAHULUAN Pada perencanaan dan operasi sistem tenaga listrik, kestabilan sistem merupakan hal yang sangat penting. Suatu sistem dapat dikatakan stabil jika daya yang dihasilkan untuk mempertahankan mesin dalam keadaan sinkron cukup untuk mengatasi gangguan. Dalam keadaan operasi yang stabil dari suatu sistem tenaga listrik, terdapat keseimbangan antara daya input mekanis pada prime mover generator dengan daya output listrik (beban listrik) pada sistem. Dalam keadaan ini semua generator berputar pada kecepatan sinkron. Gangguan besar pada sistem tenaga listrik akan berdampak pada operasi sinkron. Kebutuhan energi listrik yang meningkat tidak diikuti dengan bertambahnya unit pembangkit merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya keandalan sistem tenaga. Hal ini dikarenakan pembangkit yang ada harus dipaksa beroperasi melebihi batasnya sehingga akan mudah kehilangan kestabilan ketika mengalami gangguan [1]. Gangguan ini akan menghasilkan osilasi dan bisa menyebabkan generator kehilangan sinkronisasinya dan berakibat sistem menjadi tidak stabil [1]. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah piranti yang mampu menstabilkan kembali sistem pembangkit agar dapat beroperasi secara optimal, piranti tersebut dikenal dengan power system stabilizer (PSS). Pada penelitian akan disimulasikan pengaruh pemasangan power system stabilizer (PSS) pada sistem single machine infinite bus (SMIB) pada saat terjadi gangguan dan membandingkan antara sistem yang menggunakan PSS dengan yang tidak menggunakan PSS berdasarkan performa sudut rotor dan frekuensinya. Dalam menyelesaikan penelitian digunakan Simulink MATLAB. 2. Kajian Pustaka 2.1 Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Stabilitas sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem tenaga listrik atau bagian komponennya untuk mempertahankan sinkronisasi dan keseimbangan sistem tersebut. Masalah kestabilan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga tipe bergantung pada sifat alami dan magnitude gangguan, yaitu [2] : a. Stabilitas steady state adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga mempertahankan sinkronisasi antara mesin-mesin dalam sistem setelah mengalami gangguan kecil. b. Stabilitas transien adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga mempertahankan 24

sinkronisasi setelah mengalami gangguan besar yang bersifat mendadak selama sekitar satu swing (ayunan yang pertama) dengan asumsi bahwa pengatur teganngan otomatis (AVR) dan governor belum bekerja. c. Stabilitas dinamik terjadi bila setelah swing pertama (periode stabilitas transien) sistem belum mampu mempertahankan sinkronisasi sampai sistem mencapai keadaan seimbang yang baru. 2.2 Single Machine Infinite Bus (SMIB) Single machine infinite bus (mesin tunggal bus tak terhingga) adalah sebuah mesin yang menyalurkan daya ke bus tidak terhingga. Dikatakan tak terhingga karena jarak antar mesin dengan beban dianggap sangat jauh melalui saluran transmisi dengan ikatan variabel yang tidak kuat sehingga tegangan bus yang tidak terhingga dapat diasumsikan sebagai harga yang tidak terusik (konstan) [2]. Dapat dilihat pada gambar 1, sistem ini merupakan sebuah generator yang dipresentasikan oleh mesin tunggal (single machine) untuk mewakili sebuah pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa generator. Generator G dihubungkan dengan ganda saluran melalui transformator T. Saluran transmisi dihubungkan dengan bus tidak terhingga melalui impedansi ekivalen Zt. Bus tidak terhingga dipresentasikan dengan sebuah bus dengan sumber tegangan tetap. Magnitude frekuensi dan fase tegangan diasumsikan tidak berubah dengan perubahan beban (output generator). SMIB merupakan sebuah mesin yang terhubung melalui saluran transmisi dengan beban yang berjarak sangat jauh sehingga ikatan yang terjadi sangat lemah [2]. Namun pada pendekatan yang lebih baru, sinyal kontrol output PSS mampu menambah batas kestabilan dengan mengatur eksitasi generator untuk memberi redaman terhadap osilasi rotor mesin sinkron yang apabila tidak ditanggulangi maka akan dapat membatasi kemampuan transfer daya [2]. Implementasi sebuah PSS pada sistem daya yang disambungkan melalui ΔVp ke port stabilizer seperti pada gambar 2 [1] : Gambar 2 Sistem PSS Pada Generator PSS akan menghasilkan sinyal output (ΔV S ) untuk mengendalikan besar arus eksitasi apabila ada perubahan kecepatan sudut rotor (Δω). PSS memiliki beberapa komponen antara lain [2]: 1. Transducter berfungsi mengubah sinyal input menjadi tegangan. 2. Rangkaian fase Lag/Lead berfungsi memberikan fase sesuai dengan yang kita inginkan. 3. Amplifier berfungsi memperkuat sinyal sampai pada level yang ditentukan. 4. Rangkaian Washout berfungsi memberikan kondisi secara kontinu pada out stabilizer. 5. Limiter berfungsi menghindari sinyal stabilizer dari perubahan tegangan yang tajam dan tetap mempertahankan pengatur tegangan pada kondisi yang baik selama terjadi gangguan. Diagram blok dari PSS dapat dilihat pada gambar 3 [2]: Gambar 1 Sistem SMIB 2.3 Power System Stabilizer (PSS) PSS merupakan peralatan yang menghasilkan sinyal kontrol untuk diumpankan pada sistem eksitasi. Tujuan utama dari instalasi power system stabilizer atau PSS adalah untuk memperkuat damping-torque atau torsi redaman sehingga transfer energi dapat ditingkatkan. Torsi redaman perlu diperkuat manakala energi yang transmisikan melemah pada kondisi beban berat. Gambar 3 Conventional Lead-Lag PSS 3. METODE PENELITIAN Analisis data pada penelitian ini disusun berdasarkan metode kepustakaan dengan menganalisis teori yang ada dari beberapa buku dan makalah maupun jurnal, sehingga alur analisis dapat dilihat pada gambar 4. 25

4.1 Data dan Parameter Generator Data dan parameter yang digunakan dalam simulasi ini dapat dilihat di tabel 1 [3,4]. Semua data adalah dalam satuan p.u kecuali data t (waktu) yaitu dalam satuan. Gambar 4 Alur Analisis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Model single machine infinite bus (SMIB) yang digunakan pada simulasi ini dapat dilihat pada gambar 5 [3,4]. Gambar 5 Model Blok Diagram SMIB Performa sistem disimulasikan dengan memberikan gangguan dinamik berupa input step sebesar 0.05 pu yang dilakukan dalam kondisi K5 bernilai positif. Tabel 1 Data dan Parameter Generator Besaran Nilai Definisi Parameter Generator H 3,5 Inertia mesin K d 0 Koefisien redaman generator T do 8 Konstanta waktu rangkaian hubung buka generator X d 1,81 Reaktansi sinkron generator d-axis X d 0,3 Reaktansi transien generator d-axis X q 1,76 Reaktansi sinkron generator q-axis X t 0 Reaktansi transformator ɷ o 314 Kecepatan rotor Data Eksitasi K E 200 Gain regulator T R 0,02 Konstanta waktu regulator Data Saluran Transmisi X e 0,65 Reaktansi saluran transmisi R e 0 Tahanan saluran transmisi Data Kondisi Operasional P 0,9 Suplai daya aktif generator Q 0,3 Suplai daya reaktif generator E t 1 Tegangan terminal generator f 50 Frekuensi sistem Data Konstanta SMIB Perubahan torsi elektrik untuk K 1 0,7636 perubahan kecil sudut rotor pada fluks sumbu d konstan Perubahan torsi elektrik untuk K 2 0,8644 perubahan kecil fluks sumbu d pada sudut rotor konstan K 3 0,3231 Faktor impedansi yang dibawa ke perhitungan efek beban dari impedansi eksternal K 4 1,4189 Efek demagnetisasi perubahan sudut rotor K 5 0,1463 Perubahan tegangan terminal ΔVt untuk perubahan kecil dari sudut rotor pada fluks sumbu d konstan K 6 0,4167 Perubahan tegangan terminal ΔVt untuk perubahan kecil dari fluks sumbu d pada sudut rotor konstan Data PSS K STAB 16 Konstanta PSS T w 2 Konstanta waktu yang dipilih pada 26

T 1 0,078 T 2 0,026 rangkaian washout Konstanta waktu yang dipilih pada kompensator dinamik Konstanta waktu yang dipilih pada kompensator dinamik Data PID K P 1 Konstanta gain proportional K I 1 Konstanta gain integral K D 0 Konstanta gain derivative 4.2 Simulasi Single Machine Infinite Bus (SMIB) Untuk dapat mengetahui performa sistem, pemodelan simulasi single machine infinite bus (SMIB) dilakukan dalam 3 kondisi yaitu : 1. Pemodelan simulasi single machine infinite bus (SMIB) tanpa menggunakan power system stabilizer (PSS). 2. Pemodelan simulasi single machine infinite bus (SMIB) menggunakan power system stabilizer (PSS). 3. Pemodelan simulasi single machine infinite bus (SMIB) menggunakan PID power system stabilizer (PIDPSS). 4.2.1 Pemodelan Simulasi SMIB Tanpa PSS Pemodelan single machine infinite bus tanpa menggunakan power system stabilizer (PSS) dapat dilihat pada gambar blok diagram pada gambar 5. Pada pemodelan ini hanya mengandalkan sistem eksitasi dalam menstabilkan performa generator. Simulasi dilakukan dengan memberikan gangguan berupa perubahan input mekanik pada sistem sebesar 0,05 pu. Bentuk simulink matlab dari blok diagram pemodelan single machine infinite bus (SMIB) tanpa menggunakan PSS yang sudah dimasukkan nilai variabel input dapat dilihat pada gambar 6 [3]. 4.2.2 Pemodelan Simulasi SMIB Menggunakan PSS Pemodelan single machine infinite bus menggunakan power system stabilizer (PSS) didapatkan dengan memodifikasi model simulink pada gambar 6 yaitu dengan menambahkan blok power system stabilizer (PSS) pada rangkaian.blok PSS merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat subsistem yang terdiri dari gain, rangkaian washout dan phase compensation. Setelah dirangkai maka akan menghasilkan model simulink seperti pada gambar 7 [3]. Gambar 7 Model Simulink SMIB Dengan PSS 4.2.3 Pemodelan Simulasi SMIB Menggunakan PIDPSS Pemodelan single machine infinite bus menggunakan PID power system stabilizer (PIDPSS) didapatkan dengan memodifikasi model simulink pada gambar 7 yaitu dengan menambahkan blok PID pada rangkaian sehingga menghasilkan model simulink seperti pada gambar 8 [5]. Gambar 6 Model Simulink SMIB Tanpa PSS Gambar 8 Model Simulink SMIB Dengan PIDPSS 27

4.3 Perbandingan Model Simulasi SMIB Keseluruhan 4.3.1 Simulasi Perbandingan Respon Posisi Sudut Rotor Hasil simulasi posisi sudut rotor dari keseluruhan model single machine infinite bus (SMIB) keseluruhan baik yang menggunakan power system stabilizer (PSS) maupun dengan yang tidak menggunakan power system stabilizer (PSS) dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9 Perbandingan Respon Sudut Rotor SMIB Keseluruhan Dari hasil simulasi keseluruhan dapat dilihat bahwa respon sistem terhadap gangguan yang diasumsikan berupa perubahan input step mekanik sebesar 0.05 pu saat nilai K5 positif. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa posisi sudut rotor pada single machine infinite bus tanpa power system stabilizer mencapai titik puncak (peak time) pada saat 0.72 sebesar 0.18 p.u. Posisi sudut rotor mencapai keadaan stabil pada saat 8.2. Secara terperinci respon posisi sudut rotor terhadap waktu ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2 Perbandingan Hasil Simulasi Respon Sudut Rotor SMIB Keseluruhan Single Peak Settling Maksimum Posisi Machine Time Time Sudut Stabil Infinite (Waktu (Waktu Rotor (p.u) (p.u) Bus Puncak) Stabil) Tanpa PSS 0.72 0.18 PSS 0.9 0.125 PID PSS 0.8 0.105 8.2 5.1 4.6 0.11 0.11 0.11 Dengan penambahan power system stabilizer konvensional dan PID power system stabilizer yang diaplikasikan pada single machine infinite bus, terjadi peredaman osilasi sudut rotor yang signifikan pada output posisi sudut rotor. Power system stabilizer konvensional memiliki nilai posisi sudut rotor maksimum yang sudah teredam paling tinggi diantara ke dua pemodelan, yaitu sebesar 0.125 p.u dari nilai awal 0.18 p.u dan posisi sudut rotor mencapai titik stabil pada waktu 5.1 dari waktu sebelumnya 8.2. Nilai posisi sudut rotor maksimum yang lebih rendah didapatkan dari PID power system stabilizer yang mencapai nilai 0.105 p.u dan posisi sudut rotor mencapai titik stabil pada waktu 4.6. Ini menunjukkan bahwa PID power system stabilizer memiliki kinerja yang lebih baik dalam meredam osilasi sudut rotor, karena semakin rendah nilai posisi sudut rotor yang dihasilkan dan semakin cepat waktu sistem mencapai titik stabil maka itu menunjukkan bahwa kinerja sistem pembangkitan tersebut lebih baik dalam mengatasi gangguan yang akan berdampak pada operasi sinkron. 4.3.2 Simulasi Perbandingan Respon Frekuensi Hasil simulasi frekuensi sistem dari keseluruhan model single machine infinite bus (SMIB) keseluruhan baik yang menggunakan power system stabilizer (PSS) maupun dengan yang tidak menggunakan power system stabilizer (PSS) dapat dilihat pada gambar 10. Dari hasil simulasi keseluruhan dapat dilihat bahwa respon sistem terhadap gangguan yang diasumsikan berupa perubahan input step mekanik sebesar 0.05 pu saat nilai K5 positif. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi sistem pada single machine infinite bus tanpa power system stabilizer mencapai titik puncak (peak time) pada saat 0.29 sebesar 0.0014 p.u. Frekuensi sistem mencapai keadaan stabil pada saat 8. 28

Gambar 10 Perbandingan Respon Frekuensi SMIB Keseluruhan Secara terperinci respon frekuensi sistem terhadap waktu ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Perbandingan Hasil Simulasi Respon Frekuensi SMIB Keseluruhan Single Peak Settling Maksimum Posisi Machine Time Time Frekuensi Stabil Infinite (Waktu (Waktu (p.u) (p.u) Bus Puncak) Stabil) Tanpa PSS 0.29 0.0014 8 0 PSS 0.2 0.00082 2.2 0 PID PSS 0.2 0.00079 1.6 0 Dengan penambahan power system stabilizer konvensional dan PID power system stabilizer yang diaplikasikan pada single machine infinite bus, terjadi peredaman osilasi frekuensi sistem yang signifikan pada output frekuensi. Power system stabilizer konvensional memiliki nilai frekuensi maksimum yang sudah teredam paling tinggi diantara ke dua pemodelan, yaitu sebesar 0.00082 p.u dari nilai awal 0.0014 p.u dan frekuensi sistem mencapai titik stabil pada waktu 2.2 dari waktu sebelumnya 8. Nilai frekuensi maksimum yang lebih rendah didapatkan dari PID power system stabilizer yang mencapai nilai 0.00079 p.u dan frekuensi sistem mencapai titik stabil pada waktu 1.6. Ini menunjukkan bahwa PID power system stabilizer juga mampu meredam osilasi frekuensi lebih baik dari power system stabilizer konvensional. Frekuensi yang stabil sangatlah penting dalam pembangkitan karena jika frekuensi stabil maka generator akan mampu menghasilkan tegangan yang stabil pula. Kesimpulan pada penelitian ini adalah: 1. Pemasangan power system stabilizer (PSS) pada single machine infinite bus (SMIB) mampu menurunkan over shoot (nilai puncak maksimum) dan settling time (waktu stabil) sistem pada respon sudut rotor dari nilai 0,18 p.u menjadi 0,125 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 5,1, sedangkan pada respon frekuensi dari nilai 0,0014 p.u menjadi 0,00082 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 2,2. 2. Perbaikan yang dilakukan oleh PID power system stabilizer (PIDPSS) dalam meredam over shoot dan settling time pada respon sudut rotor dari nilai 0,18 p.u menjadi 0,105 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 4,6, sedangkan pada respon frekuensi dari nilai 0,0014 p.u menjadi 0,00079 p.u dan mencapai kondisi stabil pada waktu 1,6. 6. Daftar Pustaka [1] Jibril Yamlecha, Hermawan, dan Susatyo Handoko. Perbandingan Desain Optimal Power System Stabilizer (PSS) Menggunakan PSO (Particle Swarm Optimization) dan GA (Genetic Algorithm) pada Single Line Infinite Bus (SMIB). Transient, 2012, Vol.1 : 2302-9927. [2] Imam Robandi. Modern Power System Control. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2009. [3] Manish Kuswaha, Mrs. Ranjeeta Khare. Dynamic Stability Enhancement of Power System using Fuzzy Logic Based Power System Stabilizer. International Conference on Power, Energy and Control (ICPEC), 2013. [4] Neeraj Gupta and Sanjay K. Jain. Comparative Analysis of Fuzzy Power System Stabilizer Using Different Membership Function. International Journal of Computer and Electrical Engineering, 2010, Vol. 2 : 1793-8163. [5] Balwinder Singh Surjan, Ruchira Garg Power System Stabilizer Controller Design for SMIB Stability Study. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT), 2012, Vol.2: 2249-8958. 5. Simpulan 29