WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

BAB IV METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

H a l I LATARBELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

Yogyakarta, 15 September 2012

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN PADANG LAWAS

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

D A F T A R I S I Halaman

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III TINJAUAN WILAYAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 363 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

A. Gambaran Umum Daerah

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

-1- WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

[Type the company name]

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 13 TAHUN 2011

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

Transkripsi:

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 1. Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta... 2 2. Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta... 2 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 3 C. LANDASAN HUKUM... 3 D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA... 3 E. SISTEMATIKA... 5 BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN... 6 A. KONDISI GEOGRAFIS... 6 1. Luas Wilayah... 6 2. Letak Geografis... 8 3. Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan... 8 B. PEREKONOMIAN DAERAH... 10 1. Produk Domestik Regional Bruto... 10 2. Struktur Perekonomian Daerah... 11 3. PDRB Per Kapita... 11 4. Pertumbuhan Ekonomi... 12 5. Inflasi... 12 6. Keuangan Daerah... 13 7. Investasi... 13 C. SOSIAL BUDAYA DAERAH... 16 1. Kependudukan... 16 2. Kesehatan... 19 3. Pendidikan... 21 4. Ketenagakerjaan... 28 5. Kesejahteraan Sosial... 29 6. Agama... 32 7. Pariwisata... 33 8. Budaya... 36 9. Kelompok Kesenian Di Kota Yogyakarta... 37

D. PRASARANA DAN SARANA DAERAH... 37 1. Prasarana dan Sarana Ekonomi... 37 2. Prasarana dan Sarana Transportasi dan Perhubungan... 40 3. Prasarana dan Sarana Energi... 42 4. Prasarana dan Sarana Telekomunikasi dan Informasi... 42 5. Prasarana dan Sarana Air Bersih... 43 6. Prasarana dan Sarana Kesehatan... 43 7. Prasarana dan Sarana Irigasi... 44 8. Sarana Kebersihan Kota... 45 9. Sarana Air Limbah... 46 10. Sarana Permukiman... 47 E. PEMERINTAHAN UMUM... 47 1. Pemerintahan... 47 2. Ketertiban Masyarakat... 48 3. Hukum... 49 4. Politik... 49 F. KONDISI YANG DIHARAPKAN... 50 BAB III VISI, MISI DAN SASARAN PEMBANGUNAN... 56 A. VISI... 56 B. MISI PEMBANGUNAN... 58 C. SASARAN PEMBANGUNAN... 61 BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH... 62 A. KEBIJAKAN UMUM... 62 B. KEBIJAKAN KHUSUS... 63 C. STRATEGI PEMBANGUNAN... 64 BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... 68 A. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH... 68 B. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH... 70 C. ARAH PEMBIAYAAN DAERAH... 71 D. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN... 72

BAB VI KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH... 78 A. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN... 78 B. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PARIWISATA, KOTA BUDAYA DAN KOTA PERJUANGAN... 81 C. MEWUJUDKAN DAYA SAING KOTA YOGYAKARTA YANG UNGGUL DALAM PELAYANAN JASA... 83 D. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG NYAMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN... 86 E. MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA YANG BERMORAL, BERETIKA, BERADAB, BERBUDAYA DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA... 88 F. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG MEMILIKI GOOD GOVERNANCE (TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK), CLEAN GOVERNMENT (PEMERINTAH YANG BERSIH), BERKEADILAN, DEMOKRATIS DAN BERLANDASKAN HUKUM... 90 G. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG AMAN, TERTIB, BERSATU DAN DAMAI... 97 H. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA BERKUALITAS... 99 I. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA SEHAT... 102 J. MATRIKS MISI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM RPJMD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011... 106 K. PAGU INDIKATIF PROGRAM TAHUN 2007 2011... 124 BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN... 135 BAB VIII PENUTUP... 141

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005; 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah; 12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009; 13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta; 3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta; 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah memuat penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun; 5. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk kurun waktu 1 (satu) tahun; 6. Rencana Strategik Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD) adalah dokumen perencanaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Walikota ini. Pasal 3 Penjabaran dari RPJMD ini akan ditindaklanjuti dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dan Renstra-SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta. Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA ttd Drs. RAPINGUN NIP. 490017536 DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI D

PENJELASAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 I. UMUM Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan daerah untuk menyusun Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Walikota tentang RPJMD ini, Pemerintah Kota Yogyakarta berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar 1945 serta landasan operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembangunan Kota Yogyakarta. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 mencantumkan bahwa RPJMD merupakan visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. RPJMD Kota Yogyakarta sebagai dokumen perencanaan pembangunan kota untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Kota Yogyakarta (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kota Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang

beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dan menjadi pedoman di dalam penyusunan RKPD Kota Yogyakarta dan Renstra-SKPD Kota Yogyakarta. Dalam penyusunan Peraturan Walikota ini mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005 2009 serta merupakan penjabaran dari visi, misi, kebijakan dan strategi Walikota terpilih dengan pendekatan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, yang menggambarkan struktur permasalahan yang dihadapi sebagai input dan pencapaian hasil pembangunan yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kecenderungan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka RPJMD Kota Yogyakarta memuat visi yaitu Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas ------- ooooo -------

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025, maka Pemerintah Kota Yogyakarta perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD adalah suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selama masa jabatan kepala daerah terpilih, RPJMD merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai daerah berdasarkan visi, misi dan program kepala daerah. Program dan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan kewenangan dan urusan pemerintahan yang diamanatkan dalam undang-undang dengan mempertimbangkan kemampuan daerah. RPJMD sebagai pedoman manajerial taktis strategis kepala daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dan juga RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 1

digunakan sebagai tolok ukur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam menilai pertanggungjawaban kepala daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan pada akhir masa jabatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta menyusun RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011. 1. Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Yogyakarta untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, strategi pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan dan program pembangunan daerah serta kaidah pelaksanaannya. 2. Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Dalam penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : Pertama, menyiapkan rancangan RPJMD untuk mendapatkan gambaran awal dari visi, misi kepala daerah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum hingga penyusunan program SKPD, lintas SKPD, rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. Kedua, melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Jangka Menengah Daerah untuk mendapatkan masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terhadap rancangan RPJMD. Ketiga, menyusun rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah yang menjadi masukan utama dalam penyempurnaan rancangan RPJMD. Keempat, menetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD beserta pengundangannya dalam berita daerah. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di Kota Yogyakarta dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan oleh seluruh pelaku pembangunan dalam mewujudkan kehidupan Kota Yogyakarta yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. C. LANDASAN HUKUM Landasan idiil dari RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan Kota Yogyakarta. D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar bagi kepala daerah dalam melaksanakan pembangunan yang merupakan penjabaran kehendak masyarakat Kota Yogyakarta dan diwujudkan dalam visi dan misi kepala daerah dengan memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD berfungsi sebagai arah serta pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, bagi Pemerintah Kota Yogyakarta, pelaku bisnis dan sektor swasta serta seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan kota di segala bidang. Selain itu RPJMD berfungsi sebagai tolok ukur penilaian kinerja RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 3

kepala daerah di setiap akhir tahun anggaran dan juga pada akhir masa jabatan. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Rencana Induk Kota pada tahun 1986 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1986. Perda tersebut merupakan Rencana Induk Tata Ruang Kota dari tahun 1990 2005 di mana Kota Yogyakarta dibagi dalam beberapa blok kawasan pembangunan. Rencana Induk Tata Ruang Kota tersebut diikuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun 1991 yang merupakan perencanaan ruang kota dari tahun 1990-2010. Pemanfaatan ruang kota terbagi menjadi 5 bagian wilayah kota dan disertai dengan adanya rencana infrastruktur kota. Pada tahun 1992 Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan slogan "Yogyakarta Berhati Nyaman" dengan Perda Nomor 1 Tahun 1992 yang merupakan dasar tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat Yogyakarta dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilai-nilai budaya daerah "Ngayogyakarta Hadiningrat" sebagai bagian dari budaya nasional yang bersumber pada falsafah Pancasila. Slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dijiwai semangat Mangayu Hayuning Bawana sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota yang ditetapkan dengan Perda Nomor 6 Tahun 1994 sebagai dasar dalam perencanaan ruang kota dari tahun 1994-2004, diantaranya berisi; (i) pemanfaatan dan pengendalian ruang kota dengan potensi yang terdapat di dalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung, (iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi) penetapan sistem pelayanan perkotaan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana perkotaan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, selain menyusun RPJPD, daerah RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 4

diwajibkan menyusun RPJMD untuk 5 (lima) tahun ke depan yang diarahkan untuk ikut mencapai tujuan nasional. Dalam rangka ikut mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011. E. SISTEMATIKA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab II Gambaran Umum dan Kondisi yang Diharapkan Bab III Visi, Misi dan Sasaran Pembangunan Bab IV Strategi Pembangunan Daerah Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah Bab VI Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Bab VII Kaidah Pelaksanaan Bab VIII Penutup RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 5

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN A. KONDISI GEOGRAFIS 1. Luas Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,50 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,60 Km. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW) dan 2.523 Rukun Tetangga (RT). Penggunaan lahan paling banyak diperuntukkan bagi perumahan, yaitu sebesar 2.103,27 Ha dan bagian kecil berupa lahan kosong seluas 20,20 Ha. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang wilayahnya paling luas yaitu 812,00 Ha atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling sempit adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 63,00 Ha (1,94%). Adapun luas masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta sebagai berikut : Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Tahun 2006 Kota Yogyakarta No Kecamatan Kelurahan 1. Mantrijeron 1.Gedongkiwo 2.Suryodiningratan 3.Mantrijeron 2. Kraton 1.Patehan 2.Panembahan 3.Kadipaten 3. Mergangsan 1.Brontokusuman 2.Keparakan 3.Wirogunan 4. Umbulharjo 1.Giwangan 2.Sorosutan 3.Pandeyan Luas Km 2 0.90 0.85 0.86 2.61 0.40 0.66 0.34 1.40 0.93 0.53 0.85 2.31 1.26 1.68 1.38 Jumlah RW 18 17 20 55 10 18 15 43 23 13 24 60 13 16 12 Jumlah RT 86 69 75 230 44 78 53 175 83 57 76 216 42 63 46 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 6

No Kecamatan Kelurahan 4.Warungboto 5.Tahunan 6.Muja Muju 7.Semaki 5. Kotagede 1.Prenggan 2.Purbayan 3.Rejowinangun 6. Gondokusuman 1.Baciro 2.Demangan 3.Klitren 4.Kotabaru 5.Terban 7. Danurejan 1.Suryatmajan 2.Tegalpanggung 3.Bausasran 8. Pakualaman 1.Purwokinanti 2.Gunungketur 9. Gondomanan 1.Prawirodirjan 2.Ngupasan 10. Ngampilan 1.Notoprajan 2.Ngampilan 11. Wirobrajan 1.Patangpuluhan 2.Wirobrajan 3.Pakuncen 12. Gedongtengen 1.Pringgokusuman 2.Sosromenduran 13. Jetis 1.Bumijo 2.Gowongan 3.Cokrodiningratan 14. Tegalrejo 1.Tegalrejo 2.Bener 3.Kricak 4.Karangwaru Luas Km 2 0.83 0.78 1.53 0.66 8.12 0.99 0.83 1.25 3.07 1.06 0.74 0.68 0.71 0.80 3.99 0.28 0.35 0.47 1.10 0.30 0.33 0.63 0.67 0.45 1.12 0.37 0.45 0.82 0.44 0.67 0.65 1.76 0.46 0.50 0.96 0.58 0.46 0.66 1.70 0.82 0.57 0.82 0.57 2.91 Jumlah RW 9 11 12 10 83 13 14 13 40 21 12 16 4 12 65 15 16 12 43 10 9 19 18 13 31 8 13 21 10 12 12 34 23 14 37 13 13 11 37 12 7 13 14 46 Jumlah RT 38 48 55 34 326 57 58 49 164 88 44 63 21 59 275 45 66 49 160 47 36 83 61 49 110 50 70 120 51 58 56 165 89 55 144 55 52 60 167 46 25 61 56 188 Jumlah 45 32,50 614 2.523 Sumber Data : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 7

2. Letak Geografis Letak geografis Kota Yogyakarta di antara 110 24 19 dan 110 28 53 Bujur Timur, 7 49 26 dan 7 15 24 Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Yogyakarta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Ditinjau dari faktor geografis permasalahan yang dialami Kota Yogyakarta berasal dari dua faktor, yaitu faktor bawaan daerah dan manusia. Faktor bawaan daerah adalah faktor-faktor yang dimiliki daerah dan tidak sepenuhnya mampu dikendalikan. Faktor bawaan daerah tersebut antara lain letak geografis Kota Yogyakarta yang berdekatan dengan Gunung Merapi dan Samudera Indonesia. Geomorfologi Kota Yogyakarta tersebut memberikan keuntungan daerah, namun di sisi lain juga menimbulkan masalah terkait dengan risiko terjadinya bencana alam gempa bumi vulkanik maupun tektonik. 3. Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan a. Topografi Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0-2%) dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas 1.657 Ha terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya 1.593 Ha berada pada ketinggian antara 100-119 meter dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Ketinggian wilayah Kota Yogyakarta dari permukaan air laut dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu ketinggian < 100 m dan 100 199 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 1.657 ha atau 51,98% dari luas wilayah terdapat di RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 8

Kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondomanan, Ngampilan dan Wirobrajan. Ketinggian 100 119 m dari permukaan laut seluas 1.593 Ha atau 49,02% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedong-tengen, Jetis dan Tegalrejo. b. Klimatologi Secara umum rata-rata curah hujan tertinggi selama Tahun 2006 terjadi pada bulan Maret yaitu sebanyak 387,5 mm dan terendah terjadi pada bulan Juni sampai dengan September yaitu 0 mm. Rata-rata hari hujan per bulan 11,08 hari hujan, suhu rata-rata 27,8 C dan kelembaban udara rata-rata cukup tinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 87% dan terendah pada bulan Juni sampai dengan September sebesar 72%. Pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 240 bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90-140 dengan rata-rata kecepatan 2-3 knot/jam. c. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan dibedakan menurut jenisnya meliputi perumahan, jasa, perusahaan, industri, pertanian, kosong diperuntukan (DPK) dan lain-lain. Dominasi penggunaan lahan untuk Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah untuk perumahan, sedangkan penggunaan lahan secara lengkap adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Luas Penggunaan Tanah Berdasarkan Status Peruntukan Lahan Tahun 2005 di Kota Yogyakarta JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No Kecamatan Kosong Jumlah Perumahan Jasa Perusahaan Industri Pertanian Lain-lain DPK 1 Mantrijeron 200,8500 9,1500 12,6399 0,4880 4,5577 0,0914 33,2260 261,0000 2 Kraton 104,4575 11,2000 8,3500 - - - 15,9925 140,0000 3 Mergangsan 156,4406 15,9578 19,5093 1,6000 5,5319 0,1732 31,8250 231,0000 4 Umbulharjo 509,3712 52,2018 35,3300 17,8800 80,2487 16,4770 105,0408 812,0000 5 Kotagede 221,8490 8,5600 16,5785 10,6457 18,0918 0,9962 30,2788 307,0000 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 9

JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No Kecamatan Kosong Jumlah Perumahan Jasa Perusahaan Industri Pertanian Lain-lain DPK 6 Gondokusuman 228,0733 69,1600 58,3547 6,3400 0,0291 0,4152 36,6277 399,0000 7 Danurejan 49,8150 16,9600 30,2400 0,3200 - - 12,6650 110,0000 8 Pakualaman 34,5975 11,0400 5,7500 0,3200-0,3200 10,9725 63,0000 9 Gondomanan 47,2495 29,5380 21,8800 1,5200 - - 11,8125 112,0000 10 Ngampilan 62,2250 3,3600 4,1785 - - 0,4800 11,7565 82,0000 11 Wirobrajan 136,4522 7,2300 14,7200 0,6000 0,5648-16,4330 179,0000 12 Gedongtengen 66,8790 3,6800 14,4085 - - - 11,0325 96,0000 13 Jetis 105,9486 18,2296 22,8296 2,8800-0,5449 19,5673 170,0000 14 Tegalrejo 183,5689 18,4019 8,2556 9,6400 29,4966 0,7108 40,9302 291,0000 Jumlah (Ha) 2.103,2720 274,6691 273,0246 52,2337 138,5176 20,2087 388,1603 32.500,0000 Sumber Data : - Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta - Berdasarkan Status Peruntukan Lahan. B. PEREKONOMIAN DAERAH 1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan harga konstan 2000 nilainya Rp. 4.399.948.000.000,-, mengalami kenaikan sebesar 4,88% apabila dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 4.195.393.000.000,-. Tabel 2.3 Perkembangan PDRB Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam jutaan Rupiah) No Sektor Kegiatan 2003 2004 2005 1. Pertanian 28.757 24.742 21.824 2. Pertambangan/Penggalian 412 371 242 3. Industri Pengolahan 498.237 506.017 518.069 4. Listrik, Gas dan Air bersih 54.700 57.193 60.224 5. Bangunan 258.580 287.541 308.065 6 Perdagangan 1.007.090 1.056.754 1.122.708 7. Pengangkutan dan Komunikasi 668.471 761.577 801.169 8. Keuangan, Persewaan & jasa 569.868 585.290 629.162 Perusahaan 9. Jasa-jasa 907.722 915.908 938.485 Jumlah 3.993.837 4.195.393 4.399.948 Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 10

2. Struktur Perekonomian Daerah Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta tahun 2001 dan 2005 atas dasar konstan 2000 selama lima tahun terakhir cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor tersier merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini terdiri dari perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2005 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kota Yogyakarta adalah sektor perdagangan dan restoran yaitu sebesar 25,52%, sedangkan sektor jasa-jasa/service berada di urutan kedua yaitu sebesar 21,33%. Dua sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian masing-masing hanya memberikan kontribusi sebesar 0,01% dan 0,50%. 3. PDRB Per Kapita PDRB perkapita Kota Yogyakarta dari tahun 2003 sampai 2005 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 PDRB Perkapita Kota Yogyakarta adalah sebesar Rp 10.109.338,- sedangkan pada tahun 2004 adalah Rp 9.819.688,- atau mengalami kenaikan sebesar 2,94%. Pertumbuhan ini sedikit lebih kecil apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2004 yang sebesar 3,11%. TAHUN Tabel 2.4 PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2003-2005 Harga Berlaku PDRB PERKAPITA Harga Konstan 2003 12.557.949 9.522.831 2004 13.753.041 9.819.688 2005 15.554.984 10.109.338 Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 11

4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebesar 4,88%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5,05%. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat terjadi pada sektor keuangan sewa dan jasa perusahaan, perdagangan serta jasa-jasa, masing-masing sebesar 7,50%, 6,24% dan 2,46%. Pada tahun 2005 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, masing-masing mengalami penurunan sebesar 34,77% dan 11,79%, hal ini disebabkan berkurangnya lahan pertanian dan keterbatasan luas lahan yang tersedia untuk sektor-sektor tersebut. Apabila dilihat selama kurun waktu 2003-2005 sektor ini selalu mengalami pertumbuhan yang negatif meskipun besarnya nilai penurunan berfluktuatif. Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar harga Konstan Tahun 2000 Di Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 No Sektor Kegiatan 2003 2004 2005 1. Pertanian -5.64-13.96-11.79 2. Pertambangan/Penggalian -24.13-9.95-34.77 3. Industri Pengolahan 4.49 1.56 2.38 4. Listrik, Gas dan Air bersih 6.94 4.56 5.30 5. Bangunan 7.88 11.20 7.14 6 Perdagangan 6.08 4.93 6.24 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8.14 13.93 5.20 8. Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan 2.90 2.71 7.50 9. Jasa-jasa 1.67 0.90 2.46 PERTUMBUHAN EKONOMI 4.76 5.05 4.88 Sumber : BPS Kota Yogyakarta 5. Inflasi Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2005 adalah 14,98%, mengalami kenaikan sebesar 115,53% jika dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 6,95%. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 12

Tabel 2.6 Tingkat Inflasi Kota Yogyakarta Tahun 2003-2006 No Tahun/Bulan Kumulatif Inflasi 1 2003 5,73 2 2004 6,95 3 2005 14,98 4 2006 10,40 Sumber : BPS Kota Yogyakarta 6. Keuangan Daerah Realisasi pendapatan daerah Kota Yogyakarta pada tahun 2006 sebesar Rp 519.154.713.652,64 mengalami kenaikan sebesar 32,47% dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi belanja pada tahun 2006 sebesar Rp. 498.044.555.311,30. Tabel 2.7 Realisasi APBD Tahun 2003 2006 No. Uraian Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 I PENDAPATAN 338.630.761.664,14 369.649.879.034,51 391.886.902.046,24 519.154.713.652,64 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 68.621.564.311,07 79.911.419.100,82 89.196.416.784,70 96.551.932.635,52 a. Pajak Daerah 33.526.514.267,53 40.581.980.256,00 46.106.723.374,00 43.997.150.025,00 b. Restribusi 16.093.220.398,50 18.995.046.383,00 22.797.438.571,50 24.704.782.396,00 c. BUMD 4.081.649.388,86 5.285.786.650,47 6.651.534.800,72 7.722.505.202,62 d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 14.920.180.256,18 15.048.605.811,35 13.640.720.038,48 20.127.495.011,90 2 Dana Perimbangan 253.512.731.343,07 269.967.630.200,69 289.257.620.761,54 397.150.853.946,12 a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 32.300.731.328,00 37.889.440.614,00 39.446.429.477,00 40.145.140.985,00 b. Dana Alokasi Umum (DAU) 196,100,000,000.00 197,787,000,000.00 201,231,000,000.00 316,832,000,000.00 c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 4,200,000,000.00 5,500,000,000.00 6,600,000,000.00 4,800,000,000.00 D Bagi Hasil Pajak dan 20.912.000.015,07 28.791.189.586,69 41.980.191.284,54 35.373.712.961,12 Bantuan Provinsi 3 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah 16.496.466.000,00 19.770.829.733,00 13.432.864.500,00 25.451.927.071,00 II BELANJA 305.351.032.427,44 370.340.575.770,04 399.244.605.370,45 498.044.555.311,30 1 Aparatur 52.950.512.131,94 58.351.605.850,29 64.390.925.069,82 57.709.994.615,30 2 Publik 252.400.520.295,50 311.988.969.919,75 334.853.680.300,63 440.334.560.696,00 III PEMBIAYAAN (33.279.729.226,70) 690.696.735,53 7.357.703.324,21 (21.110.158.341,34) 1 Penerimaan Daerah 68.225.674.888,67 95.637.955.980,87 92.695.114.821,51 76.983.970.898,15 2 Pengeluaran Daerah 101.506.404.115,37 94.947.259.245,34 85.337.411.497,30 98.094.129.239,49 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Yogyakarta 7. Investasi Industri merupakan sektor yang mendukung bagi perkembangan investasi di Kota Yogyakarta. Industri di Kota Yogyakarta terdiri dari industri kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam, industri RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 13

aneka, serta industri sedang dan besar. Industri sedang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang, sedangkan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Pada Tahun 2005 jumlah industri kecil di Kota Yogyakarta adalah sebanyak 5.854 unit, dengan jumlah tenaga kerja 30.516 orang dan nilai investasi sebesar Rp 151.834.005.000,-. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada mengalami kenaikan sebesar 0,68% jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya 5.814 unit. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan sebesar 1,23% dengan pertumbuhan nilai investasi sebesar 2,25 %. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan nilai investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp. 148.486.788.000. Tabel 2.8 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Busines Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) 2003 5.785 29.880 146.188.024 2004 5.814 30.143 148.486.788 2005 5.854 30.516 151.834.005 Sumber : BPS Kota Yogyakarta Banyaknya industri kecil hasil pertanian dan kehutanan pada Tahun 2005 adalah 2.350 unit mengalami kenaikan sebesar 0,94% jika dibandingkan tahun 2004. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 11.897 orang, mengalami kenaikan sebesar 1,61% dengan nilai investasi sebesar Rp. 45.984.616.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 4,60%. Tabel 2.9 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Hasil Pertanian dan Kehutanan Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Bisnis Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) 2003 2.308 11.542 42.506.191 2004 2.328 11.708 43.961.001 2005 2.350 11.897 45.984.616 Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 14

Nilai investasi industri logam, mesin dan kimia di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 sebesar Rp. 30.367.320.000,- mengalami kenaikan sebesar 3,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha yang ada sebanyak 1.394 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.718 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,22% dan 3,44%. Tabel 2.10 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Logam, Mesin dan Kimia (LMK), Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Bisnis Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) 2003 1.381 6.627 29.174.295 2004 1.384 6.637 29.357.040 2005 1.394 6.718 30.367.320 Sumber : BPS Kota Yogyakarta Banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri aneka pada Tahun 2005 adalah 11.901 orang, dengan jumlah industri sebanyak 2.110 unit dan nilai investasi sebesar Rp. 75.482.070.000,-. Jumlah unit usaha, tenaga kerja yang diserap dan nilai investasi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,38%, 0,87% dan 0,41%. Tabel 2.11 Banyaknya Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Aneka (I A) Usaha/Busines Tenaga Kerja Nilai Investasi Tahun (Unit) (Orang) (Rp.000) 2003 2.096 11.711 74.507.538 2004 2.102 11.798 75.168.748 2005 2.110 11.901 75.482.070 Sumber : BPS Kota Yogyakarta Total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah 106 unit, terdiri dari 18 unit industri besar dan 88 unit industri sedang. Industri besar dan sedang yang paling banyak terdapat di Kecamatan Mergangsan dan Umbulharjo, masing- RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 15

masing memberikan kontribusi sebesar 15,45%. Di Kecamatan Mergangsan terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar, sedangkan di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar. Di posisi yang selanjutnya adalah Kecamatan Jetis sebanyak 13 unit usaha sedang dan 3 unit usaha besar dengan proporsi 14,55%. Kecamatan yang paling sedikit unit industrinya adalah Kecamatan Gedongtengen. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit industri sedang dengan proporsi sebesar 0,91%. Tabel 2.12 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta Tahun 2006 Kecamatan Industri Industri Besar Sedang Jumlah 1. Mantrijeron 4 6 10 2. Kraton - 6 6 3. Mergangsan 1 15 16 4. Umbulharjo 5 10 15 5. Kotagede 4 10 14 6. Gondokusuman 1 5 6 7. Danurejan - 2 2 8. Pakualaman - 4 4 9. Gondomanan 1 2 3 10. Ngampilan - 12 12 11. Wirobrajan - 3 3 12. Gedongtengen - 2 2 13. Jetis 1 9 10 14. Tegalrejo 1 2 3 Jumlah 18 88 106 Tahun 2004 17 93 110 Tahun 2005 16 96 112 Sumber : BPS Kota Yogyakarta C. SOSIAL BUDAYA DAERAH 1. Kependudukan a. Penduduk menurut jenis kelamin dan Kecamatan Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2006, jumlah penduduk Kota Yogyakarta tahun 2006 adalah 523.191 orang, terdiri dari 268.780 orang laki-laki dan 254.411 orang perempuan. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 16

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 51,37% lakilaki dan 48,63% perempuan. Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Hal tersebut terlihat dengan nilai sex rasio yang lebih tinggi dari 100 yaitu sebesar 105,63%. Apabila dilihat selama kurun waktu tahun 2001 sampai 2006, pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta nilainya selalu positif walaupun kenaikannya tidak banyak. Dari tahun 2005 dan 2006 pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta secara berturutturut adalah 0,97% dan 0,80%. Apabila dilihat dari banyaknya penduduk per kecamatan, pada tahun 2006 Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 75.803 orang dengan proporsi 14,48%, sedangkan diposisi kedua yaitu Kecamatan Umbulharjo sebanyak 74.347 orang dengan proporsi 14,21%. Kecamatan yang penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Pakualaman hanya sebanyak 15.118 orang dengan proporsi sebesar 2,88 %. Kecamatan yang kepadatan penduduknya paling tinggi adalah Kecamatan Ngampilan yaitu sebesar 29.074 orang/km2. Kecamatan ini mempunyai luas wilayah sebesar 0,82 Km 2 dan berpenduduk sebanyak 23.841 orang. Sedangkan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling kecil adalah Kecamatan Umbulharjo yaitu sebanyak 9.156 Orang/Km2. Meskipun kecamatan ini merupakan kecamatan yang penduduknya terbanyak di urutan kedua, akan tetapi karena wilayahnya luas yaitu sebesar 8,12 Km 2 maka kepadatan penduduknya kecil. Berbeda halnya dengan Kecamatan Ngampilan, meskipun jumlah penduduknya relatif cukup besar akan tetapi karena luas wilayahnya sempit maka mengakibatkan kepadatan penduduknya besar. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 17

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Registrasi Tahun 2005 dan 2006 di Kota Yogyakarta No Kecamatan Penduduk Menurut Jumlah Rumah Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Tangga L P 2005 2006 2005 2006 2005 2006 2005 2006 1 Mantrijeron 7.929 8.016 40.826 41.124 20.574 20.775 20.252 20.349 2 Kraton 6.787 6.761 29.824 29.952 14.858 14.907 14.966 15.045 3 Mergangsan 8.221 8.327 42.441 42.811 22.256 22.515 20.185 20.296 4 Umbulharjo 16.466 16.829 73.268 74.347 37.849 38.491 35.419 35.856 5 Kotagede 70.541 7.128 31.823 32.269 15.980 16.198 15.843 16.071 6 Gondokusuman 13.390 13.473 75.428 75.803 40.146 40.381 35.282 35.422 7 Danurejan 6.711 6.721 31.526 31.707 16.752 16.884 14.774 14.823 8 Pakualaman 2.816 2.843 15.029 15.118 7.346 7.388 7.683 7.730 9 Gondomanan 3.616 3.638 17.795 17.958 8.765 8.857 9.030 9.101 10 Ngampilan 4.815 4.784 23.710 23.841 11.890 11.983 11.820 11.858 11 Wirobrajan 6.910 6.959 31.188 31.397 15.801 15.878 15.387 15.515 12 Gedongtengen 6.170 6.166 26.749 26.791 13.388 13.401 13.361 13.390 13 Jetis 8.001 8.106 38.056 38.213 19.684 19.779 18.372 18.434 14 Tegalrejo 8.366 8.505 41.345 41.860 21.084 21.343 20.261 20.517 Jumlah 107.239 108.256 519.008 523.191 266.373 268.780 252.635 254.411 Sumber : Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil (BKKBC) b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Persebaran penduduk yang tidak merata persebarannya perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang antara Kabupaten atau Kota. Oleh karena itu dibutuhkan persebaran penduduk yang lebih merata dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya atau rendah tingkat kepadatannya. Selama tahun 2005 2006 Kota Yogyakarta merupakan kota yang kepadatan penduduknya paling tinggi apabila dibandingkan dengan daerah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2006 kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta mencapai 16.098 orang per Km 2. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 18

Tabel 2.14 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2005 dan 2006 Di Kota Yogyakarta NO. Kecamatan Kepadatan Penduduk(jiwa/Km2) 2005 2006 1. Mantrijeron 15.642 15.756 2. Kraton 21.303 21.394 3. Mergangsan 18.373 18.533 4. Umbulharjo 9.023 9.156 5. Kotagede 10.366 10.511 6. Gondokusuman 18.904 18.998 7. Danurejan 28.660 28.825 8. Pakualaman 23.856 23.997 9. Gondomanan 15.888 16.034 10. Ngampilan 28.915 29.074 11. Wirobrajan 17.720 17.839 12. Gedongtengen 27.864 27.907 13. Jetis 22.386 22.478 14. Tegalrejo. 14.208 14.385 Rata-rata 15.969 16.098 Sumber : BKKBC Kota Yogyakarta 2. Kesehatan a. Derajat kesehatan Derajat kesehatan di Kota Yogyakarta dapat dilihat dari indikator antara lain : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata usia harapan hidup penduduk dan status gizi. Umur harapan hidup di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 untuk jenis kelamin laki-laki adalah 66,38 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 70,25 tahun. Angka kematian untuk bayi adalah 3,57 per 1.000 Kelahiran Hidup, angka kematian balita adalah 0,14 per 1.000 Kelahiran Hidup dan angka kematian ibu melahirkan adalah 141 per 100.000 Kelahiran Hidup. Indeks gizi baik pada tahun 2005 mencapai 83,29%. Angka kesakitan Tuberculose (TB) paru adalah 222 per 100.000 penduduk, angka kesakitan campak adalah 313 kunjungan, angka kesakitan diare adalah 10,38%, angka kesakitan Infeksi SaIuran Pernafasan Atas (ISPA) adalah 25.801 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 19

kunjungan dan angka kesakitan demam berdarah adalah 20 per 100.000 penduduk. Jumlah kematian ibu di Kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang. Angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2004 yaitu sebanyak 5 orang atau mengalami kenaikan sebesar 80%. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun 2005 adalah 1 orang mengalami penurunan sebesar 14,28% dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi buruk pada tahun 2005 adalah sebanyak 570 Orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang mengalami penurunan sebesar 2,06%, maka angka ini merupakan salah satu keberhasilan pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengupayaan penurunan balita gizi buruk. b. Upaya Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan bagi masyarakat Kota Yogyakarta meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun saat ini upaya kesehatan yang dilaksanakan masih lebih banyak bersifat kuratif dari pada promotif dan preventif. Sarana pelayanan kesehatan swasta (dokter praktek swasta) lebih banyak berperan dibidang upaya kesehatan perorangan dan lebih banyak melakukan upaya kuratif. Adapun upaya kesehatan yang berbasis masyarakat telah dikembangkan di Kota Yogyakarta sebagai peran serta aktif masyarakat dapat dilihat dari kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Hasil evaluasi terhadap posyandu yang ada 630 pos atau 51,92% merupakan posyandu purnama dan 32,54% merupakan posyandu mandiri. Menurut standar pelayanan minimal bidang kesehatan secara nasional cakupan posyandu purnama di suatu wilayah adalah 40%. c. Pembiayaan Kesehatan Dalam hal pembiayaan kesehatan, khususnya untuk masyarakat miskin sejak awal tahun 2005 dilaksanakan oleh PT. ASKES berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 20

mengatur tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jumlah Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta penerima Kartu ASKESKIN tahun 2005 sebanyak 19.222 KK dan Tahun 2006 sebanyak 31.114 KK. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya kesehatan manusia di Kota Yogyakarta sudah termasuk lengkap. Jenis tenaga kesehatan adalah meliputi : Dokter Umum, Dokter Gigi, Nutrisionis, Apoteker, Asisten Apoteker, Fisioterapi, Radiolog, Analis Kesehatan, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Anastesi, dan tenaga lainnya. Rasio praktek dokter umum : 111,1 / 100.000 penduduk Rasio praktek dokter gigi : 28,8 / 100.000 penduduk Rasio bidan swasta : 13,4 / 100.000 penduduk Tenaga kesehatan tersebut tersebar di seluruh sarana pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah. Suplai tenaga kesehatan dapat terpenuhi dari sekolah-sekolah kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta baik negeri maupun swasta. 3. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai. Gambaran umum mengenai jumlah sekolah, jumlah kelas, jumlah guru maupun jumlah murid dari jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 dapat dilihat di bawah ini : a. Sekolah Taman Kanak-kanak Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada Tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 206 unit terdiri dari 2 TK negeri dan 204 TK swasta, dengan jumlah kelas 529 unit (14 negeri dan 515 swasta) dan jumlah guru 928 orang (27 guru di TK Negeri dan 901 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 21

guru di TK Swasta). Adapun total jumlah murid TK adalah 11.394 siswa yang terdiri dari 310 siswa negeri dan 11.084 swasta. Tabel 2.15 Jumlah TK, Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah TK Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid No Kecamatan 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 1 Mantrijeron 15 18 39 46 69 70 928 945 2 Kraton 12 13 23 33 49 49 481 498 3 Mergangsan 17 17 41 42 99 65 794 788 4 Umbulharjo 31 29 94 95 177 152 1.750 1.897 5 Kotagede 16 17 39 44 63 71 858 1.016 6 Gondokusuman 25 24 71 71 130 128 1.412 1.267 7 Danurejan 10 10 15 15 34 30 383 354 8 Pakualaman 9 9 20 25 36 35 387 358 9 Gondomanan 6 6 17 12 23 37 537 546 10 Ngampilan 8 8 19 23 40 35 445 926 11 Wirobrajan 16 16 33 33 43 56 765 759 12 Gedongtengen 11 11 26 25 28 36 475 567 13 Jetis 16 15 44 34 76 57 701 766 14 Tegalrejo 14 14 48 49 61 77 1.168 1.018 JUMLAH 206 207 529 547 928 898 11.084 11.405 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta b. Sekolah Dasar (SD) Pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta terdapat 208 unit Sekolah Dasar terdiri dari 127 SD Negeri dan 81 SD Swasta. Jumlah ini lebih sedikit apabila dibandingkan tahun ajaran 2004/2005 yang mencapai sebesar 219 sekolah. Jumlah kelas yang ada adalah 1.705 kelas, 999 di SD Negeri dan 706 di SD Swasta, sedangkan jumlah guru SD adalah 2.720 orang, 1.575 guru di SD Negeri dan 1.145 guru di SD Swasta. Total jumlah murid SD adalah 44.912 orang yang terdiri dari 23.782 orang di SD Negeri dan 21.130 orang di SD Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 22

Tabel 2.16 Jumlah SD, Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah SD Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid NO Kecamatan 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 1 Mantrijeron 14 13 92 105 177 159 2.162 2.215 2 Kraton 13 11 79 71 167 164 2.119 2.152 3 Mergangsan 18 16 121 128 235 200 3.318 3.158 4 Umbulharjo 27 26 346 252 315 433 5.937 6.288 5 Kotagede 19 20 119 151 205 237 3.140 3.474 6 Gondokusuman 25 23 243 254 452 436 7.990 8.258 7 Danurejan 10 10 71 84 123 141 2.003 2.048 8 Pakualaman 6 6 38 58 70 73 1.000 967 9 Gondomanan 9 9 66 70 79 132 2.845 2.363 10 Ngampilan 10 9 78 64 135 126 1.970 1.976 11 Wirobrajan 13 13 108 93 172 183 2.773 2.791 12 Gedongtengen 8 8 54 52 91 70 1.456 1.484 13 Jetis 19 19 154 162 180 288 4.565 4.520 14 Tegalrejo 17 16 136 145 219 240 3.634 3.772 JUMLAH 208 199 1.705 1.689 2.720 2.882 44.912 45.466 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) paling kecil jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lain yaitu hanya sebanyak 2 MI terdiri dari 1 MI Negeri dan 1 MI swasta dengan jumlah kelas 12 unit 6 kelas di MI Negeri dan 6 kelas di MI Swasta. Total jumlah guru MI adalah 55 orang, 34 orang di MI Negeri dan 21 orang di MI Swasta. Adapun jumlah murid MI adalah 218 orang yang terdiri dari 143 orang murid MI Negeri dan 75 orang murid MI Swasta. d. Sekolah Luar Biasa Di Kota Yogyakarta terdapat 7 Sekolah Luar Biasa, 3 SLB Negeri dan 4 SLB Swasta, dengan jumlah kelas 127 kelas, 87 kelas di SLB Negeri dan 40 kelas di SLB Swasta. Adapun jumlah guru SLB adalah sebanyak 189 orang, 145 guru di SLB Negeri dan 44 orang di SLB Swasta dengan jumlah murid 438 orang yang terdiri dari 326 orang murid di SLB Negeri dan 112 orang murid di SLB Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 23

e. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Banyaknya Sekolah Menengah Pertama pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 59 unit terdiri dari 16 SMP Negeri dan 43 SMP Swasta. Jumlah kelas yang ada sebanyak 627 kelas, 280 kelas di SMP Negeri dan 347 kelas di SMP Swasta. Total jumlah guru 1.808 orang terdiri dari 797 orang guru di SMP Negeri dan 1.011 orang di SMP Swasta. Jumlah murid SMP adalah 22.676 orang, yaitu 11.210 orang di SMP Negeri dan 11.466 orang di SMP Swasta. Tabel 2.17 Jumlah SLTP Umum Serta Jumlah kelas,guru, dan Murid Se-Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah SLTP Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid No Kecamatan 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 2005/ 2006 2006/ 2007 1 Mantrijeron 4 4 30 34 91 94 1.088 1.089 2 Kraton 2 2 28 30 76 76 1.044 1.019 3 Mergangsan 6 6 32 38 125 111 884 855 4 Umbulharjo 10 9 76 80 225 227 2.608 2.644 5 Kotagede 3 3 37 37 109 114 1.340 1.302 6 Gondokusuman 11 11 134 137 382 382 1.348 4.914 7 Danurejan 3 3 48 46 156 157 4.993 1.818 8 Pakualaman 1 1 12 12 30 32 1.745 397 9 Gondomanan 2 2 36 40 85 80 463 1.372 10 Ngampilan 2 2 29 25 60 63 1.423 1.056 11 Wirobrajan 2 2 29 29 78 76 1.017 1.030 12 Gedongtengen 3 3 39 42 106 105 1.122 1.464 13 Jetis 7 7 66 78 198 201 771 2.238 14 Tegalrejo 3 3 31 34 87 96 606 1.154 JUMLAH 59 58 627 662 1.808 1.814 22.676 22.352 Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta f. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Yogyakarta pada tahun 2005/2006 adalah 7 unit, dengan jumlah kelas 51, 15 kelas di MTs Negeri dan 36 kelas di MTs Swasta. Jumlah guru MTs sebanyak 180 orang terdiri dari 45 orang di MTs Negeri dan 135 orang di MTs Swasta. Adapun jumlah murid yang ada adalah 552 orang di MTs Negeri dan 1.292 orang di MTs Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 24