BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk mata pelajaran IPS. Hal ini tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional yaitu: membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cerdas, cakap, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan komunikatif, demokratis), beradab sehat sehingga menjadi manusia mandiri (Mulyasa, 2004: 21). Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi) telah disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Selain itu juga di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 disebutkan bahwa mata pelajaran IPS diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan mandiri sudah lama menjadi fokus dan perhatian dalam pembelajaran IPS di kelas. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh, Kusriyatun, 2014 Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Hal ini sesuai dengan arahan dan tujuan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Lebih jauh Sapriya (2012: 51) mengemukakan sejumlah ketrampilan yang perlu dikembangkan melalui pembelajaran IPS antara lain: Ketrampilan meneliti, ketrampilan berpikir, ketrampilan partisipasi sosial, dan ketrampilan berkomunikasi. Kemampuan berpikir pada siswa dapat dilatih melalui pendidikan berpikir kreatif yang diharapkan dapat mengoptimalkan perkembangan intelektualnya sehingga siswa memiliki kemampuan yang berkualitas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Kemampuan berpikir dapat dilatih melalui pendidikan berpikir kreatif, sehingga siswa dapat mengoptimalkan perkembangan intelektualnya supaya bisa menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Munandar (2009 : 49) mengemukakan bahwa makna dari pengembangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas hidup. Berpikir kreatif sangat penting untuk ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran kepada peserta didik, khususnya dalam pembelajaran IPS. Dengan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat, kemampaun berpikir kretaif siswa dapat dibangkitkan. Selanjutnya Munandar (1999) menyatakan bahwa ketrampilan berpikir kreatif adalah suatu bentuk pemikiran terbuka yang menjajaki berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Berdasarkan sejumlah informasi tentang kondisi terkini didapatkan bahwa pembelajaran yang merangsang berpikir kreatif masih kurang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Hasil survai nasional menunjukan bahwa pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas (Tridjata, 2002). Sejumlah penelitian yang telah dilakukan juga menunjukan bahwa kreativitas siswa umumnya masih rendah.

3 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang sebagian besar siswanya berasal dari keluarga ekonomi lemah dan keluarga broken home, sehingga mereka menjadi siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri. Sikap seperti ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan berpikir siswa dalam belajar sehingga hasil belajar mereka rendah. Siswa-siswa cenderung kurang memiliki kreativitas dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukan dengan sikap pasif siswa, siswa tidak berani mengemukakan pendapat, malu bertanya, apabila diajukan pertanyaan siswa tidak bisa menjawab dengan rinci, semangat belajar rendah, apabila guru menerangkan siswa tidak konsentrasi, dan peserta didik tidak berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Kenyataan tersebut tentu sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan pendidikan IPS khususnya bagi kemajuan pendidikan nasional, mengingat pendidikan merupakan nilai sentral dalam pembangunan nasional. Apalagi ternyata nilai rata-rata mata pelajaran IPS SMPN 13 Kota Tangerang Selatan, hasil belajar siswa yang diperoleh berdasarkan mata pelajaran adalah sebagai berikut : Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Sekolah SMPN 13 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 NO Mata Pelajaran Rata-Rata Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan TIK Mulok ( Bahasa Inggris ) Mulok Baca Tulis Qur`an 80,6 85,3 80 72,4 75 79,8 72,6 83,1 85,2 80,5 73 85,3 Sumber : SMPN 13 Kota Tangerang Selatan

4 Berdasarkan Tabel di atas, bahwa pada mata pelajaran IPS di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan, Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Pelajaran 2012/2013 hanya mencapai 72,6. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran IPS belum efektif, sehingga hasil belajar IPS yang dicapai siswa masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran diantaranya: tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, materi dan sumber belajar, kondisi lingkungan, metode pembelajaran, psikologis anak, latar belakang sosial dan budaya anak, latar belakang pendidikan guru, status sosial ekonomi orang tua siswa, kondisi kelas, dan lingkungan masyarakat. Faktor tenaga pendidikan atau guru merupakan faktor yang paling dominan terhadap pencapain mutu pendidikan. Guru harus memiliki kemampuan mentransfer ilmu pengetahuan yang dapat dimengerti, dipahami, dan dikuasai siswa. Sehingga siswa dapat memanfaatkan dan menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari (Riyadi, 1986:25) Di dalam kegiatan pembelajaran IPS terpadu guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dan memberi catatan dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi cepat jenuh dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika tidak dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran, maka sikap siswa tetap pasif, level berpikirnya pun hanya pada tahap mengingat, hafalan dan jika diberi soal berpikir dan konseptual mereka tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya nilai yang dicapai rendah. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, meningkatkan interaksi yang terjadi pada siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu ada metode pembelajaran yang tepat di dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran memegang peranan sangat penting dalam rangkaian sistem pembelajaran. Maka dari itu diperlukan kecerdasan dan kemahiran guru dalam memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode yang kurang tepat menjadikan pembelajaran tidak efektif. Kurangnya kecerdasan guru dalam

5 memilih metode yang tepat dapat berdampak pada ketidaktercapainya tujuan pembelajaran baik secara khusus per bidang studi maupun tujuan pendidikan nasional. Upaya yang akan ditempuh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran IPS terutama pada materi Kreativitas dalam Kehidupan Ekonomi yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Dalam pembelajaran dengan metode ini siswa akan berkolaborasi dengan guru bidang studi, belajar dalam tim kolaboratif. Ketika siswa belajar dalam tim, siswa akan menemukan keterampilan merencanakan, berorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang hal-hal yang akan dikerjakan. Metode pembelajaran proyek (project based learning) dapat menjadi sebuah metode alternatif dalam semua mata pelajaran dan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran yang cenderung konvensional. Hardini dan Puspitasari (2012 : 127) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Penggunaan metode pembelajaran proyek (Project based Learning) dapat menghidupkan suasana pembelajaran dan menumbuhkan semangat dan kepekaan siswa terhadap lingkungan. Menurut Djamarah (2010: 233) metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Mengingat hakikat pembelajaran berbasis proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan belajar berlangsung diantara siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek kekuatan individu dan cara belajar yang diacu dapat memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Pembelajaran berbasis proyek juga melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan

6 masalah, penemuan atau proses pembangunan model. Dalam Pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak siswa. Pembelajaran ini mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Sasaran bagi pembelajaran berbasis proyek adalah produk yang dihasilkan. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk siswa. Di dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif di dalam belajar mereka, intstruktur berposisi di belakang dan siswa berinisiatif, instruktur memberi kemudahan dan mengevaluasi proyek baik kebermaknanya maupun penerapannya untuk kehidupan mereka sehari-hari. Produk yang dibuat siswa selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran berbasis proyek, guru atau intruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi intstruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan memahami pikiran siswa. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam pembelajaran IPS di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya materi kreativitas dan kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Dari pemaparan diatas, maka penulis mengangkat judul: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Tangerang Selatan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mencoba suatu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP dengan

7 menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning). Selanjutnya agar penelitian ini terarah dengan baik, maka dibuatlah suatu pertanyaan yang merupakan masalah pokok yaitu Apakah Penerapan Metode Pembelajaran Proyek (Project Based Learning) dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran IPS SMPN 13 Kota Tangerang Selatan?. Dari rumusan masalah yang bersifat umum tersebut, pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya adalah adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test)? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test)? 3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test)? 1.3. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai besarnya Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII SMPN 13 Tangerang Selatan. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test).

8 2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek pada pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test). 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test). 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada materi Kreatifitas dalam Kehidupan Ekonomi serta mengembangkan inovasi pembelajaran IPS khususnya ekonomi di SMP. 1.4.2. Manfaat Praktis: 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh untuk menerapkan metode pembelajaran yang serupa atau jenis lain yang dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa. 2. Bagi pendidik khususnya guru IPS, diharapkan penelitian ini dapat : a. Memperkaya pengetahuan tentang metode pembelajaran inovatif untuk kemampuan berpikir kreatif siswa. b. Memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. 3. Bagi siswa, dengan adanya variasi pendekatan dalam pembelajaran ini akan mengarahkan siswa menjadi lebih proaktif, kritis, kreatif, dan menarik minat belajar mereka sehingga siswa mampu dan berani mengemukakan ide atau gagasan-gagasannya serta lebih percaya diri.

9 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima BAB yang secara garis besar mencakup : BAB I : merupakan pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : merupakan kajian pustaka yang akan menguraikan bahasan mengenai kemampuan berpikir kreatif, metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning), hakekat pendidikan IPS, penelitian yang relevan, dan hipotesis penelitian. BAB III : metodologi penelitian yang mengemukakan mengenai metode penelitian, subjek, waktu dan lokasi penelitian, instrumen penelitian, teknik dan prosedur penelitian, serta analisis data penelitian. BAB IV: merupakan hasil penelitian dan pembahasannya yang berisi tentang pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan rumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian kemudian dipaparkan secara kuantitatif. BAB V: merupakan kesimpulan yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian. Sedangkan rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian yang bersangkutan serta kelanjutan dari hasil penelitian.