Bab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA

Bab 5 Pengujian dan Pengolahan Data

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

10/18/2012. Enthalpi. Enthalpi

Termodinamika Material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB 4 PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB II DESKRIPSI PROSES

Bab 2 Tinjauan Pustaka

II. DESKRIPSI PROSES

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Variable penelitian adalah komposisi serbuk gergaji kayu sonokeling

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

III. METODE PENELITIAN

Thermodinamika. Enthalpi - H (fungsi keadaan) Proses Endothermis and Eksothermis. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA 2 K e l a s A. HUKUM HESS TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai Kecepatan Minimun Fluidisasi (U mf ), Kecepatan Terminal (U t ) dan Kecepatan Operasi (U o ) pada Temperatur 25 o C

SISTEM DAN LINGKUNGAN

Laju Pendidihan. Grafik kecepatan Pendidihan. M.Sumbu 18. M.Sumbu 24. Temperatur ( C) E.Sebaris 3 inch. E.Susun 3 inch. E.Sususn 2 inch.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

BAB IV PENGOLAHAN DATA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table)

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

UNJUK KERJA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIOGAS EFISIENSI TINGGI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran suhu incinerator Pada Ruang Bakar utama

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

BAB IV PERHITUNGAN DATA

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Pengujian Internal Combustion Engine

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu:

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

6/23/2011 GASIFIKASI

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

FIsika FLUIDA DINAMIK

LEMBAR KERJA SISWA TEORI KINETIK GAS. Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI / II. Nama Kelompok:

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

BAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

Campuran udara uap air

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

PENGARUH PENGGUNAAN CETANE PLUS DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMANSI MOTOR DIESEL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

KELAS XI (SEMESTER GENAP) JURUSAN TEKNOLOGI DAN KESEHATAN. Disusun Oleh; Zubaidah,S.Pd NIP

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Bab 4 rsedur engujian, engambilan Data, dan englahan Data 4.1 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi bnggl jagung, terdapat prsedur yang harus diikuti. rsedur ini dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan kerja ataupun kerusakan alat. rsedur ini juga dimaksudkan agar alat yang diuji dapat bekerja dengan baik, serta untuk memperleh hasil yang terpercaya. Berikut adalah prsedur yang harus dilakukan dalam pengujian: A. ersiapan sebelum melakukan gasiikasi 1. ersiapkan reaktr gasiikasi dengan baik. astikan blwer penghisap gas bahan bakar hasil gasiikasi telah terhubung dengan inverter. astikan inverter telah terhubung dengan listrik, namun kntak listrik dalam keadaan terbuka. 2. tng bnggl jagung kering sehingga berukuran 3x3 cm. 3. Siapkan abu atau arang hasil pembakaran sekam padi atau bnggl jagung. 4. Siapkan br untuk memicu pembakaran gas hasil gasiikasi. 5. Masukkan abu atau arang ke dalam reaktr sehingga memenuhi 2/3 dari tinggi tabung yang berada di bawah reaktr gasiikasi. 6. Nyalakan blwer penghisap gas, kemudian ukur kecepatan aliran udara pada nsel keluaran blwer. Catat harga kecepatan aliran, kemudian matikan kembali blwer. 7. Masukkan bahan bakar (campuran sekam padi dan bnggl jagung agar lebih cepat terbentuk bara yang merata). Sehingga ketinggian bahan bakar berada di mulut bawah tabung reaktr gasiikasi. 8. Bakar secarik kertas dengan api, lalu masukkan ke dalam reaktr gasiikasi. 22

9. Nyalakan inverter, kemudian atur rekuensi inverter agar blwer berputar pada kecepatan sedang dan terbentuk bara yang merata. 10. Setelah bara terbentuk di permukaan atas bahan bakar, masukkan bahan bakar (bnggl jagung) sehingga ketinggian bahan bakar di bawah bibir atas tabung reaktr gasiikasi. 11. Catat waktu dimulainya prses gasiikasi. B. rsedur yang dilaksanakan ketika prses gasiikasi sedang berlangsung 1. Nyalakan br. 2. Setelah asap hasil pembakaran bahan bakar mulai habis, bakar gas dengan cara memasukkan ujung br melalui lubang pemasukkan udara pada burner. 3. Atur rekuensi inverter agar gas hasil gasiikasi mengalir dengan kecepatan yang cukup, sehingga dapat bercampur baik dengan udara. ertahankan rekuensi inverter sehinga blwer berputar dengan kecepatan yang knstan. 4. Setelah gas mengalir dengan kecepatan yang cukup, gas akan terbakar dengan mudah dan terjadi api pembakaran yang stabil. 5. Catat waktu dimulainya pembakaran gas hasil gasiikasi. 6. Catat rekuensi yang ditunjukkan display pada inverter. 7. Matikan br guna mencegah terjadinya kebakaran. 8. Ambil sampel gas hasil gasiikasi menggunakan suntikan pengambil gas, melalui lubang yang telah disiapkan khusus. 9. Setelah sampel gas diambil, tutup jarum suntik menggunakan penutup karet. 10. Apabila terjadi gangguan yang menyebabkan api pembakaran mati, nyalakan kembali menggunakan br. 11. Setelah api meredup dan bara telah mencapai permukaan bahan bakar paling atas, hentikan pencatat waktu prses gasiikasi dan waktu pembakaran. 23

C. rsedur yang dilaksanakan setelah prses gasiikasi berakhir 1. Siramkan sedikit air guna mematikan bara yang terjadi. 2. Setelah bara padam, matikan kntak listrik inverter. 4.2 Data engujian Data-data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis dan perhitungan eisiensi reaktr gasiikasi bnggl jagung, diperleh melalui pengujian yang dilakukan di labratrium Termdinamika AU-ITB. engujian dilakukan pada tanggal 13 September 2007. Data yang diperleh melalui pengujian yang dilakukan disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Data hasil pengujian Bahan bakar Bnggl jagung LHV bahan bakar 15400 kj/kg Massa bahan bakar Waktu pembakaran Kecepatan udara keluar nzzle Dimeter nzzle 3,7 [kg] 35 menit 19 detik 14 [m/s] 0,03 [m] Kandungan gas hasil gasiikasi dapat diketahui melalui pengujian gas chrmatgraphy. engambilan sample gas uji dilakukan ketika pengujian reaktr sedang berlangsung melalui sebuah lubang kecil pada nzzle reaktr gasiikasi. Gas sejumlah 1 cc diambil menggunakan sebuah alat suntik beserta jarum. Gas yang telah diperleh kemudian disuntikkan ke dalam alat gas chrmatgraphy. Selanjutnya alat gas chrmatgraphy akan memisahkan gas berdasarkan waktu retensinya dan menghasilkan data kandungan gas beserta raksi vlumenya. 24

bawah ini: Kandungan gas hasil uji gas chrmatgraphy disajikan dalam tabel 4.2 di Tabel 4.2. Kmpsisi gas hasil uji gas chrmatgraphy. N Gas Fraksi vlume 1 Karbn Diksida (CO 2 ) 14,0385 2 Hidrgen (H 2 ) 8,0161 3 Oksigen (O 2 ) 1,1996 4 Nitrgen (N 2 ) 57,0345 5 Metana (CH 4 ) 1,5823 6 Karbn Mnksida (CO) 18,1290 Tabel 4.2 menunjukkan kmpsisi gas dalam raksi vlume. Dengan mengasumsikan bahwa campuran gas tersebut merupakan campuran gas ideal, maka raksi vlume gas tersebut dapat diasumsikan sama dengan raksi ml. Data kmpsisi gas yang diperleh dari uji gas chrmatgraphy dapat digunakan untuk mengetahui siat-siat isik gas. Dengan mengetahui kmpsisi dan siat siat isik gas hasil gasiikasi, berbagai perhitungan untuk mengetahui karakteristik reaktr gasiikasi dapat dilakukan. 4.3 englahan Data 4.3.1 erhitungan Entalpi embakaran Gas Hasil Gasiikasi Kandungan energi dalam gas hasil gasiikasi dapat diketahui melalui perhitungan entalpi pembakaran pada burner. Hal ini dapat dilakukan dengan menganggap burner sebagai sebuah sistem tertutup, dan pembakaran stkimetrik gas hasil gasiikasi terjadi di dalam burner. 25

Temperatur gas hasil gasiikasi diasumsikan sebesar 480 K. Hal ini diperleh dari hasil pengukuran temperatur gas hasil gasiikasi reaktr milik Belni. Sedangkan tekanan gasnya adalah 1 atm (101,325 ka). Udara yang digunakan dalam pembakaran diasumsikan dalam tingkat keadaan standar yaitu pada temperatur 298 K dan 1 atm. eaksi pembakaran yang dilakukan menghasilkan prduk gas hasil pembakaran dengan temperatur 900 K dan tekanan 1 atm. Hal ini sesuai dengan skema sistem yang digambarkan dalam Gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Skema pembakaran pada burner. Dalam melakukan perhitungan nilai entalpi pada reaksi pembakaran yang terjadi, beberapa asumsi digunakan untuk menyederhanakan perhitungan. Asumsiasumsi tersebut diantaranya: 1. Batas vlume atur ditunjukkan leh garis putus-putus dalam Gambar 4.1 2. Sistem berperasi dalam keadaan tunak. 3. erubahan energi kinetik dan ptensial diabaikan. 4. eaktan dan prduk merupakan campuran gas yang berlaku seperti gas ideal. 5. Udara pembakaran yang digunakan adalah udara kering. Diketahui reaksi pembakaran gas hasil gasiikasi adalah: a CO + b H 2 + c CH 4 + d CO 2 + e O 2 + N 2 + g (O 2 +3,76N 2 ) d CO 2 + h CO 2 + i H 2 O + j N 2 26

Keisien reaksi gas dapat diperleh dari data raksi ml sesuai dengan kandungan gas hasil uji gas chrmatgraphy, sehingga: a 0,181290 b 0,080161 c 0,015823 d 0,140385 e 0,011996 0,570345 eaksi pembakaran menjadi: 0,181290 CO + 0,080161 H 2 + 0,015823 CH 4 + 0,140385 CO 2 + 0,011996 O 2 + 0,570345 N 2 + g (O 2 +3,76N 2 ) d CO 2 + h CO 2 + i H 2 O + j N 2 Dengan menerapkan knservasi massa terhadap massa karbn, hidrgen, ksigen dan nitrgen, maka reaksi pembakaran di atas dapat disetarakan. eaksi pembakaran kemudian menjadi: 0,181290 CO + 0,080161 H 2 + 0,015823 CH 4 + 0,140385 CO 2 + 0,011996 O 2 + 0,570345 N 2 + 0,1503755 (O 2 +3,76N 2 ) 0,140385 CO 2 + 0,197113 CO 2 + 0,111807 H 2 O + 1,135757 N 2 Berdasarkan asumsi yang digunakan, maka kesetimbangan energi yang terjadi pada sistem pada Gambar 4.1 di atas adalah: Entalpi reaktan Entalpi prduk + Q h h + Q Sehingga, -Q h - h Entalpi pembakaran h h - h Karena reaktan dan prduk merupakan suatu campuran gas dengan jumlah ml tertentu, maka dalam basis ml persamaan menjadi: h n h n h...1) 27

Berdasarkan deinisi yang diperleh dari reerensi [mran-saphir], maka entalpi spesiik ( h ) pada tingkat keadaan diluar tingkat keadaan standar adalah penjumlahan entalpi pembentukan standar dengan ( h ) perubahan entalpi spesiik antara tingkat keadaan standar dengan tingkat keadaan yang ditinjau ( h ). Sehingga: h ( T, p ) h + [ h ( T, p ) - h ( T re, p re )] h + h...2) Dengan meninjau reaksi pembakaran dan suku pertama dari persamaan 1), maka persamaan entalpi spesiik prduk adalah : n h 0,140385 + h + 0,197113 CO2 + + 0,111807 CO 2 + + 1,135757 H2O +...3) N 2 Dalam reaksi pembakaran yang terjadi, sebanyak 0,140385 ml CO 2 dan 0,570345 ml N 2 yang terkandung dalam gas bakar tidak bereaksi dengan udara. Dengan kata lain, tidak terjadi pembentukan 0,140385 ml CO 2 dan 0,570345 ml N 2. Sehingga dalam perhitungan yang dilakukan, entalpi pembentukan standarnya bernilai 0 ( h 0). Selain itu, entalpi pembentukan standar dari elemen-elemen yang bersiat stabil seperti N 2, O 2, H 2 dll. juga bernilai 0. Maka persamaan 3) menjadi: n h 0,140385 h CO2 + 0,197113 + + 0,111807 CO 2 + + 1,135757 H2O h Harga entalpi pembentukan standar untuk CO 2 dan H 2 O diperleh dari tabel A-25. Sedangkan entalpi spesiik untuk N 2, CO 2 dan H 2 O diperleh melalui N2 28

interplasi pada T 900 K dari tabel A-23 [7]. Maka entalpi spesiik prduk adalah: n h 0,140385 [(37405-9364)] + 0,197113 [-393520+(37405-9364)] + 0,111807 [-241820+(31828-9904)] + 1,135757 [(26980-8669)] 3936,53 + (-72040,66) + (-24585,91) + 20796,85-71893,19 [kj/kml] Sedangkan entalpi spesiik reaktan diperleh melalui persamaan: n h 0,181290 + + 0,080161 CO h + H 2 + 0,015823 + + 0,140385 CH 4 h + CO 2 + 0,011996 + + 0,570345 h + h O 2 N 2 + 0,1503755 + h + 0,565412 O 2 h + N 2 Udara yang direaksikan berada dalam tingkat keadaan standar, sehingga h 0. Selain itu, karena CO 2 yang terkandung dalam gas bakar tidak bereaksi maka entalpi pembentukan standarnya bernilai 0. Sehingga entalpi pembentukan standar untuk CO 2 beserta elemen-elemen yang bersiat stabil seperti N 2, O 2, H 2, bernilai 0. n h 0,181290 + h + 0,080161 CO 0 + h H2 + 0,015823 + + 0,140385 CH 4 0 + h CO2 29

+ 0,011996 0 + h O2 + 0,570345 0 + h N2 0 + 0 + 0,1503755 [ 0 + 0] + 0,565412 [ ] O N 2 2 Sehingga persamaan menjadi: n h 0,181290 + h + 0,080161 CO h H2 + 0,015823 + + 0,140385 CH 4 h CO2 + 0,011996 h O2 + 0,570345 h N2 Harga entalpi pembentukan standar untuk CO, dan CH 4 diperleh dari tabel A-25. Sedangkan entalpi spesiik untuk CO, N 2, CO 2, O 2 dan H 2 O diperleh melalui interplasi pada T 480 K dari tabel A-23 [7]. Sedangkan entalpi spesiik untuk H 2 dan CH 4 diperleh melalui persamaan: h cp. T Harga c diperleh dari tabel A-21 [7]. Untuk T 480 K, p c untuk H 2 dan CH 4 p adalah: c p H 2 29,27 kj/kml.k c p CH 4 45,06 kj/kml.k Maka entalpi spesiik prduk adalah: n h 0,181290 [-110530 + (14005-8669 ) ] + 0,080161 [29,27 (480-298)] + 0,015823 [-74850 + 45,06 (480-298)] + 0,140385 [(16791-9364)] + 0,011996 [(14151-8682)] + 0,570345 [(13988-8669)] 30

-19070,62 + 427,03 + (-1054,59) + 1042,64 + 65,60 + 3033,66-15556,28 [kj/kml] Sehingga entalpi pembakaran gas hasil gasiikasi dalam basis ml adalah: h n h n h (-71893,19 - (-15556,28)) [kj/kml] -56336,91 [kj/kml] Untuk mengetahui entalpi pembakaran dalam basis massa, maka perlu diketahui massa mlar rata-rata dari gas, yaitu: M n M rata rata i i 0,181290 M CO + 0,080161 M + 0,015823 M + 0,140385 M + 0,011996 M + 0,570345 M CO 2 0,181290 (28,01) + 0,080161 (2,016) + 0,015823 (16,04) + 0,140385 (44,01) + 0,011996 (32) + 0,570345 (28,01) 5,08 + 0,1616 + 0,254 + 6,178 + 0,3839 +15,975 28.03 Maka entalpi pembakaran dalam basis massa adalah: h h h M ratarata -56336,91 28,03 h kj 2009,88[ kg ] H 2 O 2 CH 4 N 2 Nilai kalr bawah (LHV) dideinisikan sebagai panas yang dilepaskan pada saat bahan bakar bereaksi pada tingkat keadaan standar (25 C, 1 atm) dan prduk hasil pembakaran tersebut kembali ke tingkat keadaan standar [8]. Untuk menentukan besarnya nilai kalr bawah (LHV gas ) dalam basis massa, terlebih dahulu kita tentukan persen massa gas. 31

Tabel 4.3 Kmpsisi gas dalam persen massa N. Gas Fraksi Vlume Fraksi Massa 1 Karbn Diksida (CO 2 ) 14,0385 22,04 2 Hidrgen (H 2 ) 8,0161 0,58 3 Oksigen (O 2 ) 1,1996 1,37 4 Nitrgen (N 2 ) 57,0345 56,99 5 Metan (CH 4 ) 1,5823 0,91 6 Karbn Mnksida (CO) 18,1290 18,11 Tabel 4.4 Nilai LHV Gas N. Gas LHV (Btu/lb) 1 Karbn Diksida (CO 2 ) - 2 Hidrgen (H 2 ) 51625 3 Oksigen (O 2 ) - 4 Nitrgen (N 2 ) - 5 Metan (CH 4 ) 21495 6 Karbn Mnksida (CO) 4347 Sumber : The CC ress Handbk Mechanical Engineering, CC ress, Bca atn, FL, 1998 Besar nilai kalr bawah dalam basis massa adalah: LHV gas [CH 4 ].(LHV CH 4 ) + [H 2 ].(LHV H 2 ) + [CO].(LHV CO) 32

(0,0091. 21495 + 0,0058. 51625 + 0,1811. 4347) [Btu/lb] 1282,27 [Btu/lb]. 2,326 [kj/kg]. 1 [lb/btu] 2982,56 [kj/kg] Sebagai perbandingan hasil perhitungan, siat-siat isik gas juga diperleh dengan menggunakan bantuan stware HYSIS 3.2. Input yang digunakan dalam stware tersebut adalah kmpsisi, temperatur, serta tekanan gas. Temperatur gas diasumsikan sekitar 207 C, sedangkan tekanannya adalah 1atm (101,325 ka). Untuk penglahan data, siat isik yang dibutuhkan adalah kepadatan gas, dari HYSIS 3.2 diperleh: Densitas (ρ) 0.7023 [kg/m 3 ] Selain itu, dari HYSIS 3.2 juga dapat diketahui nilai kalr bawah (Lwer Heating Value) dari sample gas. Nilai kalr gas tersebut adalah: LHV gas 2975 [kj/kg] Dapat dilihat terdapat selisih yang jumlahnya tidak signiikan antara hasil perhitungan dengan cara manual dan dengan menggunakan bantuan stware HYSIS 3.2. Namun untuk hasil yang lebih akurat dipilih hasil yang diperleh dengan menggunakan bantuan stware HYSIS 3.2 untuk perhitungan selanjutnya. 4.3.2 Laju Knsumsi Bahan Bakar Laju knsumsi bahan bakar dideinisikan sebagai jumlah knsumsi bahan bakar (bnggl jagung) per satuan waktu pembakaran bahan bakar yang menghasilkan gas. Hal ini dirumuskan sebagai:. m uel[ kg] 3.7[ kg] m uel 6.286kg t [ hr] 0.58861[ hr] hr gasiikasi Laju knsumsi bahan bakar adalah 6,286 [kg/jam]. 33

4.3.3 Laju Aliran Massa Gas Laju aliran massa gas hasil gasiikasi dapat diketahui dengan mengalikan densitas gas dengan debit aliran gas. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:. m... gas ρ. Q m ρ. A. V gas nzzle gas 2 3 π.(0.03 m) 3600s (0,7023)[ / ]. (14)[ / ] mgas kg m m s 4 1hr m gas 25,02[ kg / hr] Laju aliran massa gas keluaran reaktr adalah 25,02 [kg/jam] 4.3.4 Daya Gas Gas yang dihasilkan memiliki kandungan energi per satuan massanya. Daya maksimum gas keluaran reaktr merupakan perkalian antara kandungan energi ini dikalikan dengan laju aliran massanya. Sehingga:. maks mgas LHVgas (25,02)[ kg / hr].[1 hr / 3600 s].(2975)[ kj / kg] maks maks 20,68kW Namun daya yang dihasilkan ini bukan daya keluaran sebenarnya, karena adanya energi panas yang terbuang (Q lss ) pada burner yang diakibatkan leh islasi sistem yang tidak sempurna. Energi panas yang terbuang (Q lss ) pada burner yang terjadi besarnya dapat diketahui dengan mengalikan besarnya entalpi pembakaran dengan laju aliran massanya.. Qlss mgas h Q (25,02)[ kg / hr].[1 hr / 3600 s].(2009,88)[ kj / kg] Q lss lss 13,96kW 34

Besarnya daya sebenarnya ( sebenarnya ) adalah pengurangan dari daya gas () dengan energy panas yang terbuang (Q lss ). sebenarnya maks - Q lss 20,68 kw - 13,96 kw 6,72 kw Dari hasil perhitungan di atas, kita dapat menentukan besarnya nilai eisiensi burner. Besarnya eisiensi burner adalah : η burner sebenarnya maks.100% η burner 6,72.100% 32,5% 20,68 Eisiensi burner adalah sebesar 32,5% 4.3.5 Eisiensi Gasiikasi Eisiensi knversi energi bnggl jagung melalui gasiikasi adalah: η η η η gasiikasi gasiikasi gasiikasi gasiikasi maks x100%. mbahanbakar LHV 20,68kW x100% 6, 286[ kg / hr].[1 hr / 3600 s].15400[ kj / kg] 20,68kW 26,8901kW 76,9% bahanbakar x 100% Eisiensi gasiikasi adalah sebesar 76,9%. 35

4.4 Analisis Hasil perhitungan yang diperleh belum menunjukkan daya dan eisiensi reaktr gasiikasi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah: 1. Banyaknya asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan perhitungan. 2. Belum terpasangnya alat ukur untuk memperleh data-data yang diperlukan. 3. engambilan data hanya dilakukan satu kali sehingga keterulangannya masih belum teruji. 4. Belum adanya standar perancangan, prsedur pengujian serta perhitungan untuk reaktr gasiikasi bimassa. Secara umum, perhitungan yang dilakukan pada sub-bab sebelumnya menunjukkan harga eisiensi dan daya sistem gasiikasi yang cukup baik. eaktr gasiikasi mempunyai eisiensi sebesar 76,9%. Sedangkan daya nett yang dihasilkan sebesar 6,72 kw. Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan, reaktr gasiikasi dinilai cukup baik untuk diaplikasikan di industri kecil dan menengah. Selain karena memiliki daya dan eisiensi yang cukup baik, reaktr gasiikasi ini terbukti mampu memanaatkan energi yang terkandung dalam bimassa secara lebih eekti dibandingkan pembakaran langsung. Hal ini disebabkan sistem gasiikasi mempunyai keunggulan yaitu pembakaran yang terjadi relati lebih bersih serta kemudahan dalam pemanaatan bahan bakar dalam bentuk gas. engamatan secara visual menunjukkan api pembakaran gas hasil gasiikasi bnggl jagung berwarna merah. Hal ini menunjukkan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna dalam burner yang digunakan. Selain itu, api pembakarannya pun tidak stabil yang disebabkan karena prduksi gas yang tidak stabil. 36