BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting menuntut pula tanggung jawab untuk dapat memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai agama samawi terakhir yang membawa misi rahmah lil ālamīn (rahmat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

UPAYA KELUARGA MUSLIM DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG BERPCARAN REMAJA DI NGASINAN BONOROWO KEBUMEN. Oleh: Eni Fatmawati NIM:

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran televisi sebagai sarana informasi, sarana pendidikan, dan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan manusia lainnya. Namun, pada era ketika zaman dan

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

PENDIDIKAN AGAMA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA TNI JL. GATOT SUBROTO NO.51, PENGAMBANGAN, KEC. BANJARMASIN TIMUR OLEH ALI HUDRI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PENGASIH KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah

Problematika Pembelajaran Al-Qur an Anak Tunanetra. (Studi Kasus Di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah. Ponorogo)

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

BAB IV ANALISIS DATA. konseling islam, yang di analisis sebagai baerikut : A. Analisis Tentang Pengalaman orangtua mengenai anak autis.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

Oleh : NUR SHUFIYATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keluarga ini sebagai lembaga yang "Pertama dan Utama".

BAB I PENDAHULUAN. itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung pada

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SIKAP BULLYING SISWA KELAS V SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

Laporan Perencanaan Kegiatan Penyuluh Sosial Tentang Kenakalan Remaja di Pekalongan. Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal 2016/2017

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

SIKSA N E R A KA. Muhammad Ahmad al-'amari. Publication 1437H/2016M. SIKSA NERAKA Dari Buku ADA APA DI HARI KIAMAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BANJARMASIN 2016 M / 1437 H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman saat ini, terdapat perbedaan pola asuh yang diberikan orang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai bentuk lingkungan, yaitu dari proses lingkungan keluarga, sekolah dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MTs MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

MAU DIBAWA KEMANA ANAK KITA? (MENDIDIK ANAK YANG TANGGUH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), RinekaCipta, Jakarta, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

SKRIPSI. ANALISIS KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI DI PT. PLN (Persero) RAYON SRIBHAWONO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar sesuai. membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB IV. A. Analisis Dasar dan Pertimbangan Hakum yang Digunakan oleh Majlis Hakim dalam H{Ad{A>Nah Anak kepada Ayah karena Ibu Wanita Karir.

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005:

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran )

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS XI SMAIT ABU BAKAR JOGJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Bacaan Tahlil Lengkap

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua sebagai pemegang peran utama dalam keluarga sangatlah berpengaruh terhadap sirkulasi kehidupan di dalam suatu keluarga. Peranannya yang sangat penting menuntut pula tanggung jawab untuk dapat memberikan yang terbaik bagi seluruh anggota keluarga. Dalam hal pengasuhan anak, orang tua menjadi tombak utama pengambil keputusan untuk anak-anaknya. Terutama peran ayah dalam pengasuhan anak adalah sebagai suatu hal penting yang tidak dapat disepelekan. Ayah sebagai panutan keluarga sangat dibutuhkan oleh anakanaknya. Kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak menyebabkan anak mencari model lain dalam kesehariannya. Saat ini sudah muncul revolusi pemikiran yang menempatkan betapa tokoh ayah penting dalam proses dan perkembangan anak. Tidak dapat diterima lagi anggapan yang menempatkan ayah hanya sebagai tokoh sekunder dalam mendidik anak. Kini, sudah sangat diragukan kesahihan pandangan yang membeda-bedakan posisi ayah dan ibu terhadap anak. Hasil penelitian terhadap perkembangan anak yang tidak mendapat asuhan dan perhatian ayah menyimpulkan, perkembangan anak menjadi pincang. Kelompok anak yang kurang mendapat perhatian ayahnya cenderung memiliki kemampuan akademis

2 menurun, aktivitas sosial terhambat, dan interaksi sosial terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki, ciri maskulinnya (ciri kelakian) bisa menjadi kabur (Dagun, 1990: 15). Namun fenomena yang terjadi saat ini masih banyak ayah yang kurang menyadari peran pentingnya di dalam keluarga. Sehingga tidak jarang jika masih ditemukan keluarga yang menempatkan ibu sebagai tokoh yang harus aktif dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan hasil dari data Konferensi Ayah Sedunia dinyatakan bahwa Indonesia termasuk kedalam fatherless country, negara yang kekurangan ayah demikian kata Irwan Rinaldi kepada Aktual.com, Jakarta Selatan, Kamis 12 November 2015. Irwan mengatakan, kurangnya ayah di dalam hal ini yaitu kurangnya ayah dari sisi psikologis. Kemudian ia menambahkan bahwa anak-anak Indonesia saat ini sudah terjerambab dalam kasus father hungry. Salah satu ciri yang dapat diketahui yaitu kematangan psikologis yang lebih unggul dari kematangan biologis. Di Indonesia seseorang yang berumur 23 tahun secara bilogis namun secara psikologis masih seperti anak berumur 11 tahun. Akibat dari fatherless Country ini diantaranya anak menjadi; memiliki harga diri yang rendah, bertingkah laku kekanak-kanakan, terlalu bergantung, dan kesulitan mendapatkan identitas sosial. Padahal Islam telah memperingatkan untuk menjaga dengan baik setiap keturunan, hal ini sebagaimana di dalam Q.S At-Tahrim ayat 6, yang berbunyi sebagai berikut:

3 ا ي أاي ا ها ال ذ ي ا ن آ ا من وا ق وا أان ف ا سك م ا وأاه ل يك م ا نر ا ا وق ود ا ها الن اس اوا ل ا جا ا رة ا علاي ا ها ا مالئ اكة غ الظ ش اداد ال ي ا ع ص وان ا لل ا ا ما أا ا م ا ره م ا وي ا ف ا عل وان ا ما ي ؤ ا مر وان Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim : 6) Judith Langloish dalam penelitiannya menemukan bahwa tokoh ayahlah sebagai pengukuh dasar dalam perkembangan anak laki-laki menuju kedewasaan dan juga anak perempuan. Peran ayah di sini digambarkan sama penting dengan perannya sebagai teman main anak. Ayah mempengaruhi perkembangan anakanaknya dengan berbagai cara. Penampilan mereka merupakan model panutan bagi anak-anaknya dalam pergaulan dan sikap sehari-hari. Lebih dari ibu, ia memberi kesan mendalam dalam perkembangan sikap putera-puterinya (Dagun, 1990: 123). Berbagai penelitian membuktikan adanya kaitan erat antara emosional dengan pola asuh orang tua, yang sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap dan dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua sangat mempengaruhi dalam pembentukan emosional khususnya masa remaja. (Fatmawati, Amatus dan Abram, 2015: 2). Pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan kecerdasan emosional pada remaja.

4 Kegagalan pola asuh orang tua sering kali menjadi faktor penyebab terjadinya gangguan pada perkembangan kecerdasan emosional anak. Remaja yang rendah dalam hal kecerdasan emosional akan lebih sering terjebak dalam hal kenakalan remaja. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa siswa SMA Muhammadiyah Bantul. Setelah melakukan observasi beberapa kali, peneliti melihat masih terdapat siswa yang rendah motivasi belajarnya, sikapnya yang masih kurang terkontrol, dalam beberapa kesempatan juga tidak sedikit siswa yang meninggalkan kelas pada saat sedang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Kemudian dari hasil wawancara kepada beberapa siswa terkait keterlibatan ayah di dalam pengasuhan, mendapat jawaban sebagai berikut: Saya merasakan kurangnya keterlibatan ayah dalam melakukan pengasuhan di keluarga. Saya benar-benar kurang merasakan kasih sayang dari ayah saya, hanya ibu saja yang memberikan perhatian lebih kepada saya. Saya frustasi dengan sikap ayah saya yang terlalu cuek kepada saya dan keluarga, saya juga tidak memiliki keberanian untuk menegur ayah. Bahkan saya juga sering pergi ke kafe untuk melakukan pelampiasan, terkadang juga tawuran dengan teman-teman karena saya punya geng. Perlu anda ketahui juga bahwa saya pernah dikeluarkan dari sekolah karena saya melakukukan hal yang tidak sepatutnya saya lakukan dengan pacar saya. Keluarga saya mungkin tidak tahu dengan apa yang saya lakukan, saya juga tidak tahu apakah ayah peduli dengan apa yang saya lakukan (wawancara pada tanggal 23 Maret 2016). Peneliti melakukan wawancara kedua dengan siswa lainnya dan mendapatkan jawaban sebagai berikut: Saya sedih dengan keadaan keluarga saya, kedua orang tua saya bercerai. Setelah perceraian mereka, saya sekarang lebih sering menyalahkan

5 keadaan. Saya lebih sering diam, lebih frontal dan suka marah-marah dengan sendirinya. Saya tidak tahu kenapa kedua orang tua saya harus bercerai, saya yang merasa kesulitan menerima semua kejadian ini. Ketika saya melihat teman-teman saya bersama ayah dan ibu nya, hati saya terkadang merasakan sakit (wawancara pada tanggal 15 April 2016). Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa, menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kurangnya kasih sayang dari seorang ayah dan hal itu berpengaruh pada sikap seorang anak dalam kehidupannya. Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting dan strategis untuk dilakukan guna mengetahui seberapa penting keterlibatan pengasuhan ayah dan hubungannya dengan tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Bantul. B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana keterlibatan pengasuhan ayah pada siswa SMA Muhammadiyah Bantul? 2. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional pada siswa SMA Muhammadiyah Bantul? 3. Adakah hubungan antara ketelibatan pegasuhan ayah dengan tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Bantul?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui dan mengkaji keterlibatan pengasuhan ayah pada siswa SMA Muhammadiyah Bantul. 2. Untuk mengetahui dan mengkaji tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Bantul. 3. Untuk mengetahui dan mengkaji hubungan keterlibatan pengasuhan ayah dengan tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Bantul. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengkritisi dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan keterlibatan ayah di dalam melakukan pengasuhan kepada anaknya dan sesuatu hal yang berkaitan dengan kecerdasan emosional. b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para pendidik dan para orang tua, terutama ayah dalam melakukan pendekatan kepada anak atau peserta didik.

7 E. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam mengkaji dan memahami secara keseluruhan skripsi ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, membahas tentang pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II, membahas tentang tinjauan pustaka, landasan teori, dan hipotesis. Bab III, membahas tentang metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, uji reliabilitas dan validitas serta analisis data. Bab IV, membahas tentang gambaran umum SMA Muhammadiyah Bantul, meliputi sejarah berdirinya, keadaan geografis dan lingkungannya, visi misi dan tujuan sekolah, struktur kepengurusan, guru dan karyawan, peserta didik, serta sarana dan prasarananya juga analisis data pembahasan mengenai hubungan keterlibatan pengasuhan ayah dengan tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Bantul. Bab V, membahas tentang penutup, meliputi kesimpulan, saran-saran, kata penutup, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.