EKSPERIMEN PEMBUATAN SUGAR PASTRY DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU (Experiments on Making Sugar Pastry Tofu Flour Substitution) Erma Handarsari

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KADAR ZAT GIZI, UJI CEMARAN LOGAM DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO DENGAN SUBSTITUEN AMPAS TAHU

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 01 No. 02 Tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Bahan dan Alat

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA BROWNIES KUKUS

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

CHIPS TEMPE SEBAGAI MAKANAN RINGAN ALTERNATIF PENGGANTI JUNKFOOD

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

METODE. Materi. Rancangan

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MUTU ORGANOLEPTIKDAN KADAR PROTEIN MIE BASAH YANG DISUBTITUSI DENGAN AMPAS TAHU

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN NUGGET TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN

NUTRIFIKAST MAKANAN JAJANAN DARI BAHAN DASAR TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD

METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

PENAMBAHAN TEPUNG BIJI CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar dari daging dan tepung. Pada umumnya bakso disajikan berdampingan

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

PT. Rineka Cipta, 2006), hlm Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

STUDI PEMANFAATAN TEPUNG BIJI NANGKA DAN TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN MI BASAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

EKSPERIMEN PEMBUATAN SUGAR PASTRY DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU (Experiments on Making Sugar Pastry Tofu Flour Substitution) Erma Handarsari Program Studi DIII Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email : erma_handarsari@yahoo.com ABSTRACT Pastry Sugar is a small cake made from ingredients flour, margarine, powdered sugar, egg yolks and making done by the oven. To reduce the dependency of wheat flour in the making of sugar pastry flour tofu is used as substituents. This study aims to analyze the physical and chemical characteristic that include protein content (micro Kjedhal), moisture content (oven method), heavy metal (Cu) residues (AAS at 324.7 nm), and organoleptic characteristic. Data analysis using the Anava to know the difference in quality sugar pastry and then proceed to determine the value of Test Tukye Best of each sample. The results of research, the more substitutes tofu higher protein content. The highest organoleptic assessment is sugar pastry with flour substitute tofu waste 10%. Sugar pastry is the best (SNI meet No.01-2973-1992) contains 15% protein content, water content 1.56%, and 9.75 ppm Cu.. Key words: sugar pastry, substitution, flour tofu PENDAHULUAN Ampas tahu dalam jajaran bahan pangan termasuk barang berkadar air tinggi, mudah rusak dan tidak dapat disimpan lama, biasanya hanya mampu bertahan 48 jam dalam suhu ruang tanpa pengolahan. Ampas tahu yang berkadar air tinggi sisa pembuatan tahu menjadi sarang bakteri jika dibuang ditempat lembab dan berair, disertai bau khas yang mengandung komponen NH 3 sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan berpengaruh negatif pada kelestarian lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan tersebut dapat dicegah dengan memanfaatkan limbah sebaik-baiknya. Selama ini pemanfaatan ampas tahu sebagai substitusi makanan olahan hanya terbatas sebagai cemilan dalam bentuk tempe gembus sebagian lagi digunakan sebagai pakan ternak atau dibuang. Bila dilihat dari nilai gizi ampas tahu masih mempunyai kandungan protein yang cukup dan kandungan seratnya juga cukup tinggi. Disebutkan dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan, kandungan zat gizi ampas tahu cukup tinggi yaitu mengandung 26,6 % protein, 18,3 % lemak, 41,3 % karbohidrat dalam 100 gr 35

berat kering. Kandungan zat gizi ampas tahu yang masih cukup tinggi dan terdapat dalam jumlah yang banyak memberikan peluang yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai substituent dalam pengolahan makanan seperti kue kering. Proses penambahan tepung ampas tahu pada pembuatan produk bertujuan untuk memberikan nilai tambah tersendiri bagi ampas tahu. Selain itu tepung ampas tahu mengandung amilosa yang sangat rendah yaitu 0,71 %. Sifat tepung ampas tahu yang kandungan proteinnya cukup tinggi namun amilosanya sangat redah, lebih tepat untuk pembutan produk yang tingkat pengembangan volumenya rendah. Salah satu alternative cara pemanfaatan tepung ampas tahu dengan mengolah menjadi sugar pastry. Kandungan amilosa dalam tepung berperan dalam pembentukan gel (proses gelatinisasi), yang akan menentukan tekstur produk akhir yang rapuh atau mudah hancur. Agar sifat adonan lebih baik, maka tepung ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan substitusi sugar pastry. Sugar Pastry adalah jenis kue kering yang mempunyai rasa manis, berbentuk kecil dan diperoleh dari proses pengovenan dengan bahan dasar tepung terigu, margarine, gula halus dan kuning telur. Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan sugar pastry dengan subsitusi tepung ampas tahu, menganalisis pengaruh variasi substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar protein, kadar air dan kadar tembaga (Cu) sugar pastry. Tempat Penelitian METODOLOGI dan daya terima Tempat pembuatan sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu dan uji organoleptik dilakukan di Laboratorium D III Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, sedangkan analisa kadar protein, kadar air dan cemaran tembaga (Cu) dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Bahan dan Alat a. Pembuatan Sugar pastry Bahan : tepung ampas tahu, tepung terigu, margarine, gula halus dan kuning telur. Alat : Mixer, Waskom, spatula, loyang, kompor gas, oven. Untuk uji cita rasa digunakan sugar pastry dengan berbagai perlakuan substitusi tepung ampas tahu, air putih dengan alat piring penghidang, gelas, dan formulir uji organoleptik. b. Analisa Kimia : sugar pastry, H 2 SO 4 pekat, HgO, K 2 SO 4,NaOH 40 %, Asam borat 2 %, Indikator BCG, HCI 0,02 N, dll Alat : Neraca analitik, Oven, desikator, cawan porselin, labu destruksi, labu destilasi, buret+penjepit, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, bakker glass, corong pemanas, alat destilasi, dll 36

Prosedur penelitian Penelitian Pendahuluan Penelitian ini diawali dengan proses pembuatan tepung ampas tahu yaitu ampas tahu dikukus selama 20 menit. Kemudian diperas lalu dijemur di bawah sinar matahari sampai kering kemudian digiling dan diayak. Prosedur pembuatan tepung ampas tahu dapat dilihat pada Gambar 1. Kriteria tepung ampas tahu yang baik adalah : warna sesuai dengan ampas tahu, aroma khas ampas tahu dan tekstur halus tidak menggumpal. Pada awal penelitian ini berttujuan untuk memanfaatkan ampas tahu yang semula hanya sebagai limbah, kemudian dibuat sugar pastry. Dalam uji coba ini dilakukan pembuatan sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50 %., kemudian diuji tingkat kesukaan sugar pastry dari segi rasa, aroma, warna dan tekstur yang dapat diterima oleh panelis. Dari hasil penelitian pendahuluan didapatkan data bahwa variasi substitusi tepung ampas tahu 40% dan 50% menghasilkan sugar pastry dengan tekstur yang keras dan aroma ampas tahu terasa sekali, sehingga dalam penelitian utama ini menggunakan substitusi tepung ampas tahu 10%, 20%, 30%,dan satu perlakuan tanpa tepung ampas tahu sebagai kontrol. Prosedur Pembuatan Sugar Pastry Margarine, gula halus dan kuning telur dicampur dan diaduk dengan menggunakan mixer dalam waktu 10 menit. Setelah semua bahan tercampur tepung terigu dan tepung ampas tahu dimasukkan kedalam adonan dan dicampur sampai homogen. Adonan yang sudah homogen digiling dengan ketebalan kurang lebih 0,5 cm, lalu dicetak. Kemudian diletakkan di atas loyang yang sebelumnya telah diolesi margarine. Loyang berisi adonan dipanggang dengan oven pada suhu 180 O C selama 15 menit. Prosedur pembuatan sugar pastry dapat dilihat pada gambar 2. Komposisi sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Komposisi sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu Komposisi Bahan Substitusi tepung ampas tahu (gr) 0% 10% 20% 30% 100 90 80 70 Tepung terigu Tepung 0 10 20 30 ampas tahu Margarine 75 75 75 75 Gula halus 50 50 50 50 Kuning telur 25 25 25 25 Penelitian Utama Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian pendahuluan, maka pada penelitian utama dilakukan substitusi tepung ampas tahu dalam pembuatan sugar pastry adalah 10%, 20%, 30%, dan ( 0%) satu perlakuan tanpa penambahan tepung ampas tahu sebagai kontrol. Parameter yang digunakan untuk menilai kualitas dari 37

! " #$%&#&' 38

sugar pastry adalah kadar protein dengan Metode Mikro Kjedal, kadar air dengan metode pengeringan (oven) dan kadar tembaga (Cu) menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometric) pada panjang gelombang 324,7 nm dan penilaian organoleptik dengan Hedonic scale skoring. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal yang dilakukan dua kali ulangan dengan satu perlakuan sebanyak empat kali perlakuan yaitu substitusi tepung ampas tahu 0%, 10%, 20%, dan 30% Analisa Data Data yang diperoleh ditabulasi dan dibuat grafik, kemudian dianalisa dengan menggunakan uji anova factor tunggal. Sedangkan data uji organoleptik dianalisa dengan uji friedmen. Perhitungan uji anova dan uji friedmen dengan bantuan computer program SPSS for Windows versi 11,5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian utama yaitu sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu sebesar 0%, 10%, 20% dan 30% masingmasing diuji kadar protein, kadar air, kadar tembaga (Cu) dan daya terima. Hasil analisa kadar protein, kadar air, cemaran logam (Cu) dan sifat organoleptik sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu diperoleh hasil sebagai berikut : Kadar Protein Analisa kadar protein sugar pastry menggunakan metode mikro kjedahl, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Kadar Protein sugar pastru dengan substitusi tepung ampas tahu Substitusi tepung ampas tahu ( %) Kadar protein (gr%) SNI 0 14,23 Min 6,0 10 15 20 16,12 30 17,34 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin banyak substitusi tepung ampas tahu maka semakin tinggi kadar proteinnya. Hasil kadar protein yang tertinggi didapatkan pada substitusi tepung ampas tahu 30% (17,34) nilainya lebih tinggi dari sugar pastry tanpa tepung ampas tahu (14,23) hal ini dipengaruhi oleh penggunaan subsitusi tepung ampas tahu dikarenakan kadar protein ampas tahu cukup tinggi. Menurut Winarno (1993) sebagian besar protein nabati nilai gizinya dapat menjadi lebih baik bila dipanaskan. Menurut SNI 01-2973-1992 batas minimal kadar protein sugar pastry adalah 6,0% hal ini menunjukkan bahwa sugar pastry hasil eksperimen telah memenuhi syarat SNI. Hasil analisa statistik dengan uji Anova (p value 0,000) menunjukkan ada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar protein. Uji lanjut 39

menunjukkan hasil ada perbedaan yang signifikan antara sugar pastry tanpa substitusi tepung ampas tahu (kontrol) dengan substitusi tepung ampas tahu 10%, 20% dan 30%. Kadar Air Berdasarkan hasil analisa kadar air sugar pastry dengan metode oven, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 : Tabel 3. Kadar air sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu Substitusi tepung ampas tahu (%) Kadar air (gr%) SNI 0 1,38 Maks. 5 10 1,56 20 1,95 30 2,13 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kadar air sugar pastry 0% ( 1,38 gr % ), yang tertinggi pada sugar pastry dengan substitusi 30 % (2,13 gr %). Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa dalam makanan. Bahkan di dalam bahan makanan yang kering sekalipun terkandung air dalam jumlah tertentu (Winarno, 2004). Air dapat mempengaruhi kemerosotan mutu makanan secara kimia dan mikrobiologi. Kadar air sugar pastry menurut SNI No. 01-2973-1992 maksimal 5 %, jadi dapat disimpulkan bahwa kadar air sugar pastry sudah memenuhi syarat SNI. Berdasarkan hasil uji Anava (p value 0,003) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar air. Kadar Tembaga ( Cu) Analisa cemaran logam kadar tembaga (Cu) menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometric) pada panjang gelombang 324,7nm dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4. Kadar Tembaga (Cu) sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu Substitusi tepung ampas tahu (%) Kadar Tembaga (mg/kg) SNI 0 6,52 Maks. 10,0 mg/kg 10 9,75 20 9,99 30 10,05 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan hasil bahwa kadar tembaga (Cu) sugar pastry yang terendah adalah 0% (6,52 mg/kg) sedangkan yang tertinggi pada sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu 30% (10,05 mg/kg). Menurut Dinas Perindustrian yang tertuang dalam SNI No 01-2973-1992 tentang batas maksimum cemaran logam tembaga (Cu) sugar pastry adalah 10,0 mg/kg, hal ini menunjukkan bahwa sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu kadar tembaganya mendekati dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Pencemaran logam 40

tembaga (Cu), diduga berasal dari peralatan pengolahan pangan yang digunakan atau dari air yang digunakan dalam pengolahan pangan yang sudah tercemar oleh logam berat tembaga (Cu) Berdasarkan hasil uji Anova (p value 0,677) dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar tembaga. Analisa Organoleptik Analisa Organoleptik dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu bahan pangan. Faktor yang mempengaruhi daya terima terhadap suatu makanan adalah rangsangan cita rasa yang meliputi tekstur, aroma, rasa dan warna. Hasil analisa organoleptik oleh 25 panelis agak terlatih menunjukkan hasil seperti disajikan pada Tabel 5 : Tabel 5. Analisis organoleptik sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu Kriteria Substitusi tepung ampas tahu penilaian 0% 10% 20% 30% Tekstur 4,12 3,84 3,24 2,36 Aroma 4,08 3,64 3,44 2,44 Rasa 3,92 3,44 3,36 2,56 Warna 4,68 4,32 3,92 2,56 Rerata 4,20 3,81 3,49 2,48 Dari keempat kriteria sugar pastry dengan berbagai substitusi tepung ampas tahu yang paling tinggi skor nilainya adalah sugar pastry dengan substitusi 10 %, dengan nilai rerata 3,81 nilainya mendekati sugar pastry tanpa substitusi tepung ampas tahu 4,20, sedangkan nilai yang terendah pada sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu 30% didapatkan nilai rerata 2,48 sehingga diantara keempat sugar pastry yang paling disukai adalah substitusi tepung ampas tahu 10%. Penilaian dari panelis menerangkan bahwa sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu 10% mempunyai warna yang kuning hampir sama dengan sugar pastry tanpa substitusi tepung ampas tahu hal ini dipengaruhi oleh perpaduan warna bahan dasar pembuatan sugar pastry seperti margarine, kuning telur, gula halus dan warna tepung ampas tahu yang kuning bersih. Penilaian terhadap rasa dan aroma yang khas dari ampas tahu tidak terasa. Hal ini disebabkan bahwa proses pembuatan sugar pastry dibuat dengan mencampur tepung ampas tahu yang proses pembuatannya melalui pengukusan terlebih dahulu, tujuan pengukusan adalah untuk menginaktifkan enzim lipogsigenase yang menyebabkan aroma tidak enak dan dapat meminimalkan aroma langu dari ampas tahu. Tekstur sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu sangat baik mendekati sugar pastry tanpa substitusi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekstur sugar pastry adalah kadar air bahan. Menurut Priyanto kandungan amilosa ampas tahu berperan dalam pembentukan gel ( proses gelatinisasi ) yang akan menentukan tekstur produk akhir yang rapuh. 41

Hasil analisa statistik dengan Uji Friedmen untuk penilaian organoleptik menunjukkan ada pengaruh kualitas sugar pastry dari aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur KESIMPULAN Ada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar protein dan kadar air, namun tidak ada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar tembaga (Cu). Semakin banyak substitusi tepung ampas tahu semakin tinggi kadar protein sugar pastry Kadar tembaga (Cu ) mendekati prasyarat SNI No.01-2973-1992 Ada pengaruh kualitas sugar pastry dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. Hasil rekapitulasi organoleptik, kualitas yang paling disukai panelis adalah sugar pastry dengan substitusi tepung ampas tahu 10 % dengan kandungan protein 15 gr%, kadar air 1,56 % dan kadar tembaga 9,75 ppm DAFTAR PUSTAKA Direktorat Gizi Depkes RI. 2000. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata, Jakarta. Fardiaz Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. PT. Kanisius, Bogor. Hastari,IS.1991. Pengaruh penambahan Na- Metaboliesme terhadap warna tepung ampas tahu dan evaluasi sifat tepungnya. Skripsi,FTP-UGM, Yogyakarta. Heryando Palar.1994. Pencemaran dan Teknologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. Priyanto Triwitono. 1996. Pemanfaatan tepung ampas tahu dan tepung tempe gembus sebagai bahan dasar kripik., Laporan Penelitian, FTP,UGM, Yogyakarta. Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. Syarat Mutu Sugar Pastry, No 01-2973-1992, Departemen Perindustrian Republik Indonesia Suwarno T Sukarto. 1995. Penilaian Organoleptik, Bharata Karya Aksara. Winarno, FG., 1989. Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka, Jakarta. Bambang Kartika, dkk.1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyalarta, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologis Makhluk Hidup. Universitas Indonesia, Jakarta., 42