PEMBAHASAN JAWABAN GUGATAN BALIK (REKONVENSI) JALANNYA PERSIDANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM ACARA PERDATA (HAPerd)

JAWABAN Sebuah Jawaban harus disertai dengan alasan-alasan:

PENGAJUAN GUGATAN by Fauzul. FH UPN JATIM 22 Maret 2013

PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAHAN KULIAH KD 3 HUKUM ACARA PERDATA. Hukum Acara Perdata, FH UNS

D I S Q U A L I F I C A T O I R

PRAKTEK IV: SURAT GUGATAN. Andrie Irawan, SH., MH Lembar Dyahayu Werdiningsih, SH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogayakarta

HUKUM ACARA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

HUKUM ACARA PERDATA MATERI UAS

SITA. Hukum Acara Perdata - FH UNS

KEKUASAAN KEHAKIMAN by Fauzul. FAKULTAS HUKUM UPN JATIM Maret 2013 Page 1

KEKUASAAN KEHAKIMAN by Fauzul. FAKULTAS HUKUM UPN JATIM Maret 2013 Page 1

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

Kuliah PLKH Oleh Fauzul A. Fakultas Hukum UPN Jatim 7 Maret /04/2013 1

REPLIK DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA

PROSES SIDANG PERDATA DI PENGADILAN NEGERI PUTUSSIBAU

ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. OLEH : Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ada kalanya kepentingan mereka itu saling bertentangan, hal mana dapat

JAWABAN. Eksepsi (jika ada) Gugatan Rekonpensi (jika ada) PLKH Perdata - Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

UPAYA PERDAMAIAN by Fauzul

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Heri Hartanto - Hukum Acara Peradilan Agama FH-UNS

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata Di Pengadilan Negeri Sukoharjo Gugatan Waris Dan Perbuatan Melawan Hukum

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BERACARA DI PENGADILAN AGAMA. Untuk memulai dan menyelesaikan pemeriksaan persengketaan

a. Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

JAWABAN. Eksepsi (jika ada) Jawaban Konpensi/ Pokok perkara. Gugatan Rekonpensi?? PLKH TUN- Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

Latihan Soal Ujian Advokat Perdata

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 1359/PDT. G/2013/PA. MLG DENGAN ALASAN GUGATAN OBSCUUR LIBEL DALAM PERKARA CERAI GUGAT

KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

Makalah Rakernas MA RI

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Bayyinah, yang artinya satu yang menjelaskan. Secara terminologis

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

KAPAN PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD DAPAT DIAJUKAN ULANG?

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain.

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

Heri Hartanto - FH-UNS. Hukum Acara Peradilan Agama

BAB II PERCERAIAN DAN PROSES PENYELESAIAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA

ALAT BUKTI PENGAKUAN DAN NILAI PEMBUKTIANNYA DALAM PERSIDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1917 BW dijelaskan bahwa pada dasarnya suatu putusan itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PUTUSAN VERSTEK. yang bersifat memaksa. Hukum menyerahkan sepenuhnya apakah tergugat

P U T U S A N Nomor: 0718/Pdt.G/2014/PA. Pas

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)

PUTUSAN Nomor 0718/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 1734/Pdt.G/2014/PA.Pas

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori atau Konseptual

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

P U T U S A N Nomor 1336/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor: 0830/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Pembuktian a. Pengertian Pembuktian Pembuktian adalah suatu proses pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. formil. Sebutan hukum acara perdata lebih lazim dipakai daripada hukum

SALINAN PUTUSAN. Nomor: 0070/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zwachmatigheit) dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN DI MUKA SIDANG DALAM PERKARA WARIS

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

PERANAN HAKIM DAN PARA PIHAK DALAM USAHA UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

P U T U S A N Nomor: 0770/Pdt.G/2014/PA. Pas

P U T U S A N Nomor 1342/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan

PUTUSAN Nomor 0938/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH

PUTUSAN Nomor 1125/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB IV. memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan dasar untuk mengadili agar

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

BAB II PENGERTIAN GUGATAN REKONVENSI DALAM HUKUM ACARA PERDATA

REKONVENSI YANG DIAJUKAN SECARA LISAN DALAM PERSIDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

Mengenal Sistem Peradilan di Indonesia

BAB II HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TENTANG PEMBUKTIAN

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

Pengadilan Agama sebagaimana didalilkan oleh Pemohon berikut bukti-bukti surat yang diajukannya, namun Majelis Hakim yang mengadili perkara ini dalam

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN. AGAMA MALANG PERKARA NO. 0380/Pdt.G/2012/PA.Mlg

Transkripsi:

PERSIDANGAN 2

PEMBAHASAN JAWABAN GUGATAN BALIK (REKONVENSI) JALANNYA PERSIDANGAN

HIKMAH HARI INI Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. (Khalifah Ali bin Abi Thalib)

JAWABAN Sebuah Jawaban harus disertai dengan alasan-alasan. Jawaban tergugat ada 5 kemungkinan: 1. Eksepsi (tangkisan) Adalah sanggahan terhadap suatu gugatan ato perlawanan yg tidak mengenai pokok perkara dengan maksud menghindari gugatan, sehingga hakim nanti menetapkan gugatan tidak diterima ato ditolak. Terdapat 2 macam eksepsi:

JAWABAN (2) a. Prosesual eksepsi (eksepsi formil), a/ eksepsi berdasar hukm formiil, yaitu: 1) Eksepsi tidak berwenang scara absolut. 2) Eksepsi tidak berwenang scara relatif 3) Eksepsi Nebis in idem 4) Eksepsi Diskualifikator 5) Eksepsi Gugatan kabur (Obscuur Libel).

JAWABAN (3) b. Materiil eksepsi, Eksepsi berdasar hukm materiil (belum waktunya diajukan), yaitu: 1) Dilatoir eksepsi, yaitu tuntutan penggugat belum dpt dikabulkan karna belum memenuhi syarat menurut hukum. Misal yg digugat masih dlm pemeriksaan. 2) Peremtori eksepsi (terlambat mengajukan gugatan). Misal gugatan telah lampau. Apabila eksepsi ini tidak disetujui, maka perkara diperiksa dan diputus dg putusan sela. Tetapi jika eksepsi disetujui, maka gugatan penggugat dinyatakan tidak diterima dan pemeriksaaan terhadap pokok perkara

JAWABAN (4) 2. Mengaku bulat-bulat 3. Mungkir mutlak (membantah) 4. Mengaku dengan clausa Jika tergugat mengaku dengan klausa, maka pengakuan itu hrs diterima seutuhnya dan tidak boleh dipisahkan. Pemeriksaan dilanjutkan spt biasanya. 5. Referte (jawaban berbelit-belit) atau menyerahkan kpd kebijakan hakim. Dalm hal ini pemeriksaan diteruskan.

JAWABAN (5) 6. Rekonpensi (gugat balik). Pada dasarnya gugatan rekonpensi sm dengan gugatan konpensi. Hanya tuk mengajukan gugatan rekonpensi tidak perlu membayar panjar biaya perkara, melainkan tlah menjadi satu dg gugatan konpensi.

GUGATAN BALIK/REKONVENSI Pada asasny gugatan rekonpensi a/ gugatn yg diajukn thd penggugat dlm sengket antara mreka mengenai sgala hal. Dalam tahap ini, tergugat disamping mngajukan jawaban atas dalil gugatn penggugat, ia jg mngajukn gugatn balik. Thd penggugat.

GUGATAN (2) Dlm hal dmikian, kedudukn tergugat dlm konpensi jg menjd penggugat dlm rekonpensi, dan sbalikny penggugat dlm konpensi jg menjdi tergut dlm rekonpensi

JALANNYA PERSIDANGAN Sebelum sidang Gugatan diajukan kpd Ketua PN Didaftarkan, Verskot, register perkara Ka.PN menunjuk n menetapkan majelis hakim yg akan mengadili Hakim menetapkan persidangan Hakim menyatakan sidang dibuka n terbuka tuk umum

JALANNYA (2) Persidangan Hakim mendamaikan hakim mediasi =akta van dading= putusan Hakim Gugatan dibacakan Melakukan perubahan dg syarat sebelum jawaban Jawaban: Eksepsi: dlm pokok perkara (dlm konvensi dan rekonvensi) Eksepsi dlm pokok perkara (dlm konvensi dan rekonvensi) jawaban tergugat

JALANNYA (3) Ada eksepsi ttg kompetensi pengadilan, hakim hrs membacakan putusan sela (upaya hukum yg dpt dilakuakn a/ banding) Tidak ada eksepsi n menjadi kewenangan hakim, maka tidak wajib membacakan putusan sela Replik dan duplik Pembuktian Apa yg hrs dibuktikan Siapa yg hrs membuktika Siapa yg melakukan Macam alat bukti

JALANNYA (4) Dalam persidangan Panggilan (sah ato tidk) Tergugat tidak hadir Verstek Penggugat tidak hadir gugur Upaya hukum atas putusan tersebut Verstek verzet Hakim hars menganjurkan para pihak tuk damai melalui hakim mediasi sesuai SEMA No.2 /2003 Bila terjadi perdamaian dibuat akta damai Bila tidak terjadi, maka dilanjutkan dg pembacaan gugatan

JALANNYA (5) Kesimpulan Sifatnya tdk wajib. Krn dpt membantu hakim dlm memberikan putusan Putusan Dikabulkan Tidak dpt diterima Ditolak Upaya hukum Biasa: verzet, banding dan kasasi Luar biasa: derden verzet dan PK Eksekusi: Putusan yg sudah tetap (inkrach) Serta merta Grosse sertifikat hak tanggungan

PEMBUKTIAN Pengertian a/ upaya memberikan keyakinan pd hakim dlm proses penyelesaian suatu sengketa ato perkara di depan sidang pengadilan ato dlm proses litigasi Prinsip umum pembuktian: Pembuktian mencari n mewujudkan kebenaran formiil Pengakuan mengakhiri pemeriksaan perkara Pembuktian perkara tdk bersifat logis faktual Hukum acara perdata pembuktian hanya tuk mencari kebenaran formiil (formiil waarheid) Hukum acara perdata tdk dituntut adany keyakinan dari sanubari hakim (normatif) Jika tergugat membenarkan dalil gugatan penggugat, maka hakim secara teoritis hrs menerima hal itu tuk melindungi ato mempertahankan hak perorangan/keperdataan yg bersangkutan.

Pembuktian Fakta Fakta yg dinilai a/ yg diajukan dipersidangan Fakta yg terungkap dluar persidangan tdk dipertimbangkan Hanya fakta berdasarkan kenyataan yg bernilai pembuktian Dalam mencari kebenaran formiil ada beberapa prinsip: Tugas n peran hakim bersifat pasif. Artinya hakim tdk dibenarkan berperkara aktif Hakim mnerima setiap pengakuan ato pengingkaran yg diajukan para pihak. Pemeriksaan n putusan terbatas pd tuntutan dan gugatn penggugat

Azas Pembuktian Audi et Alteram Partem a/ pengajuan alat-alat bukti hrs dimuka persidangan yg dihadiri o/ kedua belah pihak yg berperkara. Dasar Hukum Psal 1865 KUHPerd Pasal 163 HIR/283 Rbg. Brg sapa mengaku memiliki hak atas suatu ato mengemukakan atas suatu perbuatan, tuk menegakkan hak ato membantah hak org lain, maka wajiblh ia membuktikan adanya hak ato perbuatan tsb.

Macam-macam alat bukti Bukti surat Bukti Saksi Persangkaan Pengakuan Sumpah Pembuktian utama terletak pd bukti surat-surat,n baru bukti pendukung lainnya (P.1886 KUHPerd).

Bukti Surat (BRIEVEN) Bukti surat ato bukti tulisan akan mempunyai kekuatan pembuktian jika surat tsb ditandatangani o/ pihak ato pejabat yg berkepentingan dg surat tsb. (P.1876 KUHPerd) Akta otentik a/ putusan PN Pidana / akta notaris (Yurisorudens) Akta dibawah Tangan (P.1874-1875 KUHPerd) Surat biasa a/ koresprodensi surat2 keputusan dll. (P.1881 KUHPerd)

Membuat daftar alat bukti Dlm mengajukan pembuktian tertulis, sebaiknya dibuat surat pengantar daftar bukti tertulis n diberi nomor kode surat sesuai dg urutannya serta sesuai dg masing2 surat bukti. Bertujuan tuk memudahkan hakim dlm penilaian.

Bukti Saksi Bukti saksi bersifat bebas (P.1895 n 1908 KUHPerd n P.172 HIR) Nilai pembuktian: Terserah penilaian hakim dihubungkan dg saksi n alat bukti yg lain serta memenuhi syarat formilk n materiil Alat bukti saksi dlm memenuhi syarat formil n materil hrs bersifat kumulatif bukan alternatif. Artinya jika salah satu tdk terpenuhi maka saksi tsb tdk memenuhi syarat sbg alat bukti. Syarat miniml: Minimal 2 orang saksi Keterangan hrs saling berhubungan Memenuhi syart formil n materiil

Syarat formil Cakap menurut hkm Disampaikan dimuka pengadilan (P.1905 BW) Diperiksa satu persatu (P.144(1)HIR) Mengucapkan sumpah (P.147HIR) Syarat Materiil: Saksi hrs lebih dari satu ato ditambh dg alat bukti lain Keterangan berdasar alasan n sumber pengertahuan Tdk boleh pendapt ato perkiraan Saling bersesuaian

Yang tidak boleh jadi saksi Pasal 145 HIR/Pasal 272 RBg Keluarga sedarah n semenda garis lurus keturunan salah satu pihak Suami ato istri salah satu pihak (meski tlah cerai) Anak2 belum cukup umur Orang sakit ingatan Klo tetp dihadirkan maka Saksi tdk disumpah Memberikan penjelasan saja Penilaian diserahklan hakim Penjelasan bs diterima ato ditolak para pihak

Bukti persangkaan = Vermoedem Pasal 1915 KUHPerd n P.173 HIR Bukti persangkaan sbenarnya bukan merupakan alat bukti Bisa merupakan alat bukti tp sbg bukti tdk langsung Bukti persangkaan a/ kesimpulan atas terbuktinya suatu peristiwa dari terbuktinya peristiwa lain Bukti persangkaan hanya merupakan kesimpulan hakim atas hasil pemeriksaan perkara dihubungkan dg keterangan saksi n alat bukti

Bukti Pengakuan (Bekentenis) Pasal 1923 KUHPer n P.174 HIR a/ pernyataan ato keterangan yg dikemukakan o/ salah satu pihak kpd pihak lain dlm suatu proses perkar Dikemukakan dlm sidang pengadilan Keterngannya merupakan pembenaran baik sebagian ato seluruhnya.

Bukti sumpah Pasal 1929-1945 KUHPer n P.157 n 177 HIR a/ keterangan atas pernyataan yg akan mendapat murka tuhan jika berbohong Syarat: Dilakukan setelah tdk ada bukti petunjuk Diucapkan dimuka hakim dg lisan Dilaksanakan dihadapan lawan

DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH., 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, Edisi ke-6. M. Yahya Harahap, SH., 2005, Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, Cet.ke-1.

SEKIAN