Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH TAHUN 2011 TENTANG

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

- 2 - Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012; MEMUTUSKAN :

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 25 Oktober MEMUTUSKAN :

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH

2012, No.1048A 2 Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 Nomor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 4 September 2012; 2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 52/PUU-X/2012.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

i. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

- 3 - Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 138);

DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI RAKYAT BERDAULAT

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerinta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pengelolaan. Kantor Wilayah.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ISU STRATEGIS DAN KETENTUAN DALAM PERATURAN KPU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Daftar. Badan Hukum. Data. Tata Cara.

Format tentang Formulir Isian, Surat Pernyataan, Berita Acara Hasil Penelitian Lapangan, Surat Keterangan Terdaftar dan Petunjuk Pengisian SKT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2017

PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BERITA NEGARA. No.1027, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Penjualan. Harta Kekayaan. Tidak Hadir. Tidak Terurus. BHP. Permohonan Izin.

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2010

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN, PEMERIKSAAN, DAN PENYELESAIAN BANDING MEREK

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.02-HL TAHUN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

2016, No penyelesaian sengketa di luar pengadilan, perlu mengatur mengenai mekanisme pemblokiran dan pembukaan pemblokiran akses sistem admini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-02.AH.11.01 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 47, dan Pasal 51 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia t entang Petunj uk Pelaksanaan Pendaftaran Partai Politik Menj adi Badan Hukum. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerj a Kementerian Negara RI; 3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.09-PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerj a Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM. Menetapkan Petunj uk Pelaksanaan Pendaftaran Partai Politik Menj adi Badan Hukum, sebagaimana dimaksud dalam lampiran Keputusan ini. KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2008 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD ANDI MATTALATTA

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Lampiran Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-02.AH.11.01 Tahun 2008 Tanggal : 31 Januari 2008 I. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, maka berdasarkan ketentuan Pasal 3, Departemen Hukum dan HAM mempunyai kewenangan untuk menerima pendaftaran pembentukan dan pendirian partai politik sebagai badan hukum. Dalam proses pengesahan Partai Politik sebagai badan hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan penelitian dan/atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 undang-undang tersebut di atas. Untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana perlu ditetapkan petunj uk pelaksanaan sebagai pedoman bagi para pelaksana dalam melakukan pendaftaran dan pengesahan partai politik menj adi badan hukum. Selain itu petunj uk pelaksanaan ini dapat j uga digunakan sebagai acuan bagi partai polit ik dalam melakukan proses pendaftaran dan pengesahannya sebagai badan hukum. II. DASAR HUKUM Dasar hukum Pendaftaran Pembentukan dan Pendirian Partai Politik adalah Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 47, dan Pasal 51 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801); III. PENDAFTARAN PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PARTAI POLITIK Pembentukan dan pendirian partai politik harus diaj ukan permohonan pendaftaran oleh pimpinan partai dengan mengisi formulir Lampiran I yang telah disediakan dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. A. Didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang warganegara Republik Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun dengan akta notaris: 1. memuat anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan kepengurusan pusat partai politik; 2. pendiri dan pengurus partai politik menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. B. Didaftarkan ke Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan melampirkan: 1. kutipan akta notaris pembentukan dan pendirian partai politik sebagaimana dimaksud dalam huruf A; 2. nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh partai politik lain sesuai dengan perat uran perundang-undangan, sebanyak 2 (dua) asli dan 5 (lima) fotokopi;

3. Alamat kantor tetap, yang dibuktikan dengan: a. surat keterangan domisili partai dari lurah/kepala desa setempat; b. bukti-bukti sah status kantor tersebut berupa sertifikat, perj anj ian sewa menyewa, perjanjian pinjam pakai atau perjanjian lain. 4. Daftar kepengurusan partai: a. paling sedikit 60% (enam puluh perseratus) dari jumlah provinsi, disertai: 1) surat keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi bersangkutan yang menyatakan bahwa kepengurusan partai tersebut benar telah dilaporkan keberadaannya; 2) fotokopi KTP yang disahkan oleh pej abat yang berwenang atas nama Ketua, Sekretaris, dan Bendahara partai bersangkutan. b. 50% (lima puluh perseratus) dari j umlah kabupaten/ kota pada provinsi yang bersangkutan, disertai: 1) surat keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Polit ik kabupaten/ kota bersangkutan yang menyatakan bahwa kepengurusan partai tersebut benar telah dilaporkan keberadaannya; 2) fotokopi KTP yang disahkan oleh pej abat yang berwenang atas nama Ketua, Sekretaris, dan Bendahara partai bersangkutan. c. 25% (dua puluh lima perseratus) dari j umlah kecamatan pada set iap kabupaten/kota pada daerah yang bersangkutan, disertai: 1) surat keterangan dari camat bersangkutan yang menyatakan bahwa kepengurusan partai tersebut benar telah dilaporkan keberadaanya; 2) fotokopi KTP yang disahkan oleh pej abat yang berwenang atas nama Ketua, Sekretaris dan Bendahara partai bersangkutan. 5. Surat pernyataan bahwa yang bersangkutan benar pengurus dari partai tersebut dan tidak menjadi anggota atau pengurus partai lain; 6. Bukti rekening atas nama partai politik berupa keterangan dari bank. III. PROSES PENDAFTARAN, PENELITIAN DAN/ ATAU VERIFIKASI, DAN PENGESAHAN PARTAI POLITIK A. PENDAFTARAN 1. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia menerima pendaftaran pembentukan dan pendirian partai politik pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 2. Dalam menerima pendaftaran petugas pendaftaran: a. memberikan tanda terima sement ara berkas pendaftaran pendirian/pembentukan partai politik yang belum lengkap (Lampiran II); b. memberitahukan kekurangan persyaratan administratif tersebut kepada pemohon; c. memberikan tanda terima bahwa partai politik yang bersangkutan telah melengkapi persyaratan yang kurang (Lampiran III); d. memberikan tanda terima pendaftaran pendirian/ pembentukan terhadap permohonan yang sudah lengkap (Lampiran IV);

e. mencatat dalam buku register permohonan pendaftaran pendirian/pembentukan partai politik, yang meliputi: 1) nama pemohon/kuasanya; 2) waktu dan tanggal permohonan; 3) nama partai politik 4) nama pengurus/pimpinan pusat partai politik; 5) alamat tetap sekretariat partai politik; f. memproses permohonan pendaftaran pendirian/ pembent ukan partai politik yang telah lengkap. B. PENELITIAN DAN/ATAU VERIFIKASI 1. Untuk mengesahkan partai politik menj adi badan hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan penelitian dan/ atau verifikasi terhadap partai politik pendaftar yang telah memenuhi persyaratan. 2. Penelitian dan atau verifikasi partai politik dilakukan secara administratif dan periodik bekerj asama dengan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri berkaitan dengan penerbitan surat keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi/kabupaten/kota dan kecamatan. 3. Penelitian dan/ atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran persyaratan partai politik dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang keanggotaannya terdiri dari unsur Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Departemen Dalam Negeri. 4. Tugas Tim adalah memeriksa dan meneliti, baik secara administratif maupun substansial terhadap persyaratan permohonan pendaftaran partai politik. 5. Dalam melakukan penelitian dan/ atau verifikasi partai politik, Tim dapat melakukan penelitian/ verifikasi langsung kepada inst ansi atau kantor yang menerbitkan persyarat an administ ratif pembentukan dan pendirian partai politik yang dituangkan dalam berita acara penelitian (Lampiran V) 6. Penelitian dan atau verifikasi partai politik dilakukan paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap. C. PENGESAHAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM 1. Pengesahan partai politik menj adi badan hukum dilakukan dengan menerbitkan Keputusan Menteri Hukum dan Asasi Manusia dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari sejak berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi. 2. Keputusan Menteri Hukum dan Asasi Manusia dikirimkan ke Percetakan Negara untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 3. Salinan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia disampaikan kepada: a. Mahkamah Agung; b. Mahkamah Konstitusi; c. Menteri Dalam Negeri; d. Komisi Pemilihan Umum. D. PEDOMAN MENGENAI PENGGUNAAN NAMA, LAMBANG ATAU TANDA GAMBAR PARTAI POLITIK 1. nama, lambang, dan tanda gambar partai politik. Nama, lambang, dan tanda gambar part ai politik tersebut tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik lain.

2. Yang dimaksud dengan mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik lain adalah memiliki kemiripan yang menonj ol dan menimbulkan kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan maupun kombinasi antara unsur-unsur yang terdapat dalam nama, lambang, dan tanda gambar partai politik lain. 3. Dalam hal ada partai politik yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik lain, maka cara penyelesaiannya adalah: 1) apabila ada persamaan pada pokoknya dengan nama, lambang, dan tanda gambar ant ara partai politik yang mendaftar dan partai politik yang telah berbadan hukum, maka partai politik yang mendaftar harus mengubah nama, lambang, dan tanda gambarnya; 2) apabila ada persamaan pada pokoknya dengan nama, lambang, dan tanda gambar antar partai politik yang mendaftar, maka partai politik yang mendaftar kemudian harus mengubah nama, lambang, dan tanda gambarnya. Apabila hari dan tanggalnya sama, maka yang dipergunakan sebagai pedoman adalah jam pada waktu memasukkan permohonan pendaftaran. 4. Selain itu, partai politik j uga dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda gambar yang sama dengan: 1) bendera atau lambang negara Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan lambang negara Republik Indonesia adalah burung Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Penggunaan sebagian dari gambar/ simbol yang ada dalam lambang negara tidak termasuk dalam ketentuan ini. 2) lambang lembaga negara atau lambang pemerintah. Yang dimaksud dengan lambang lembaga negara adalah lambang dari lembaga-lembaga negara yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar Negara R.I. Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lain. Misalnya: lambang MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi. Yang dimaksud dengan lambang pemerint ah adalah lambang instansi pemerintah, seperti departemen, lembaga pemerintah non-departemen, dan pemerintah daerah. 3) nama, bendera, atau lambang negara lain dan nama, bendera, atau lambang lembaga/badan internasional. 4) nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang; 5) nama atau gambar seseorang; atau 6) yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau tanda gambar partai politik lain. E. Secara periodik verifikasi partai politik akan dilakukan pada bulan Februari/ Maret dan Juli/Agustus setiap tahunnnya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2008 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD ANDI MATTALATTA

Lampiran ke- I FORMULIR PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Kepada Yth. Lampiran : 1 (satu) berkas. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Perihal : Permohonan Pendaftaran Partai Politik menjadi badan hukum. Melalui DIREKTUR JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM Jalan HR. Rasuna Said Kav 6-7 Jakarta 12590 Dengan hormat. Dengan ini kami,.. *) mengaj ukan permohonan pendaftaran pendirian partai. yang beralamat di.. Telp./ Fax.( ). disertai dokumen-dokumen kelengkapan administrasi sebagai berikut. Surat permohonan pendaftaran pendirian dari partai dituj ukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. 1 (satu) Akta Notaris t entang pendirian partai yang memuat nama pendiri, Anggaran Dasar/Rumah Tangga dan kepengurusan partai tingkat pusat. Kepengurusan partai terdiri dari: Tingkat Nasional (tercantum dalam akta Notaris); Tingkat provinsi sej umlah. Provinsi disertai surat ket erangan dari Badan Kesbangpol provinsi (terlampir); Tingkat kabupaten/ kot a sej umlah. kabupat en/ kota pada setiap provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol kabupaten/ kot a (terlampir); Tingkat kecamatan sej umlah. kecamatan pada setiap kabupaten/kota disertai surat keterangan dari camat (terlampir). Surat Keterangan domisili dari Kepala Desa/ Lurah, dan bukti-bukti dokumen yang sah, untuk sekretariat/ kantor tetap di tingkat pusat sampai dengan tingkat kabupaten/kota dan alamat kantor di tingkat kecamatan. Rekening atas nama partai politik. 2 (dua) lembar lambang partai asli (berwarna) di atas kertas kuarto. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. 200 Pemohon *) Nama dan/atau jabatan dalam partai. **) Coret yang tidak diperlukan. ( ) Nama jelas dan lengkap

Lampiran ke- II TANDA TERIMA SEMENTARA PERMOHONAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Telah diterima Permohonan Pendaftaran Pendirian Partai Politik menjadi badan hukum: N a m a : PARTAI. Alamat kantor tetap : (waj ib diisi) Telp.( ). Fax. ( ) Disertai dokumen-dokumen kelengkapan administrasi sebagai berikut. Surat permohonan pendaftaran di atas kop partai yang dituj ukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. 1 (satu) Akta Notaris pendirian partai yang memuat nama pendiri, Anggaran Dasar/ Rumah Tangga dan kepengurusan tingkat pusat. Kepengurusan partai yang terdiri dari: Tingkat Nasional (tercantum dalam akta notaris); Tingkat provinsi sej umlah. Provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol provinsi (terlampir); Tingkat kabupaten/ kot a sebanyak.. kabupaten/ kota disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol kabupaten/kota (terlampir); Tingkat kecamatan sej umlah kecamatan pada setiap kabupaten/ kota disertai surat keterangan dari camat (terlampir). Surat Keterangan domisili dari Kepala Desa/ Lurah untuk masing-masing sekretariat tetap tingkat kepengurusan, dan bukti-bukti dokumen yang sah untuk sekretariat/ kantor di tingkat pusat sampai dengan tingkat kabupaten/ kota, dan alamat kantor sekretariat kepengurusan di tingkat kecamatan. Rekening atas nama partai politik 2 (dua) lembar lambang partai asli (berwarna) di atas kertas kuarto. Diterima tanggal : Nama Pemohon : *) Yang Menerima, ( ) NIP. Catatan : *) Nama dan/atau jabatan di dalam partai. **) Coret yang tidak perlu. - Tanda terima sementara ini BUKAN BUKTI PENGESAHAN TELAH MELAKUKAN PENDAFTARAN di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebelum Partai Politik yang bersangkutan melengkapi kekurangan persyaratan yang ditentukan. - Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tidak memproses berkas pendaftaran pendirian partai politik yang tidak lengkap.

Lampiran ke- III TANDA TERIMA KELENGKAPAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Telah diterima kelengkapan Pendaftaran Pendirian Partai Politik Menjadi Badan Hukum: Nomor Registrasi Partai : N a m a : PARTAI A l a m a t :.... Telp.( ). Fax. ( ) E-mail :. Disertai dokumen-dokumen yang telah dilengkapi sebagai berikut. Surat permohonan pendaftaran di atas kop partai yang dituj ukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. 1 (satu) Akta Notaris pendirian partai yang memuat nama pendiri, Anggaran Dasar/ Rumah Tangga dan kepengurusan tingkat pusat. Kepengurusan partai terdiri dari : - Tingkat Nasional (tercantum dalam akta notaris); - Tingkat provinsi sej umlah. Provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol provinsi (terlampir); - Tingkat kabupaten/ kota sebanyak.. kabupaten/ kota disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol kabupaten/kota (terlampir); - Tingkat kecamatan sej umlah kecamatan pada setiap kabupat en/ kota disertai surat keterangan dari camat (terlampir). Surat keterangan domisili dari Kepala Desa/ Lurah untuk masing-masing sekretariat tetap tingkat kepengurusan, dan bukti-bukti dokumen yang sah untuk sekretariat/ kantor di tingkat pusat sampai dengan tingkat kabupaten/ kota dan alamat sekretariat kepengurusan di tingkat kecamatan. Rekening atas nama partai politik 2 (dua) lembar lambang partai asli (berwarna) di atas kertas kuarto. Diterima tanggal : Nama pemohon yang melengkapi : *) Yang Menerima, (.) NIP. Catatan : *) Nama dan/atau jabatan dalam partai. **) Coret yang tidak perlu. Berkas permohonan akan diproses setelah persyaratannya lengkap. Surat Keput usan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia diterbitkan setelah dilakukan penelitian dan/ atau verifikasi oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dan telah memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Lampiran ke- IV TANDA TERIMA PENERIMAAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM (PERSYARATAN TELAH LENGKAP) Telah diterima Permohonan Pendaftaran Pendirian Partai Politik menjadi badan hukum: Nomor Registrasi Pendaftaran :. Partai N a m a : PARTAI.. A l a m a t :...... Disertai dokumen-dokumen yang telah lengkap sebagai berikut. Telp.( ). Fax. ( ) Surat permohonan pendaftaran di atas kop partai yang dituj ukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum;. 1 (satu) Akta Notaris pendirian partai yang memuat nama pendiri, Anggaran Dasar/ Rumah Tangga dan kepengurusan tingkat pusat. Kepengurusan partai terdiri dari : - Tingkat Nasional (tercantum dalam akta notaris) - Tingkat provinsi sej umlah. Provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol provinsi (terlampir) - Tingkat kabupaten/ kota sebanyak.. kabupaten/ kota disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol kabupaten/kota (terlampir); - Tingkat kecamatan sej umlah kecamatan pada setiap kabupaten/ kota disertai surat keterangan dari camat (terlampir). Surat keterangan domisili dari Kepala Desa/ Lurah untuk masing-masing sekretariat tetap tingkat kepengurusan, dan bukti-bukti dokumen yang sah untuk sekretariat/ kantor di tingkat pusat sampai dengan tingkat kabupaten/ kota dan alamat sekretariat kepengurusan di tingkat kecamatan. Rekening atas nama partai politik 2 (dua) lembar lambang partai asli (berwarna) di atas kertas kuarto. Diterima tanggal : Nama Pemohon : *) Yang Menerima, (.) NIP. Catatan : *) Nama dan/atau jabatan dalam partai. Berkas permohonan akan diproses setelah persyaratannya lengkap. Surat Keput usan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia diterbitkan setelah dilakukan penelitian dan/ atau verifikasi oleh Tim dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dan telah memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Lampiran ke- V BERITA ACARA PENELITIAN/VERIFIKASI LANGSUNG PERSYARATAN PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Tingkat : Provinsi/Kabupaten/Kota *) Pada hari ini tanggal tahun dua ribu delapan (.. -. 2008) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah melakukan verifikasi langsung persyarat an pendirian part ai polit ik, sebagaimana dit ent ukan dalam Pasal 2, dan Pasal 3 Undangundang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik terhadap : Nama Partai :... Alamat Partai :..... Berdasarkan pemeriksaan ternyata benar bahwa kepengurusan partai tersebut di atas telah dilaporkan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi/ Kabupaten/ Kota.. Dibuat di Pada tanggal Petugas Verifikasi Mengetahui: Ketua Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi/Kabupaten/Kota, Kecamatan *) NIP.... *) Coret yang tidak perlu..

Lampiran ke- VI BERITA ACARA PEMERIKSAAN BERKAS PENDAFTARAN PARTAI POLITIK MENJADI BADAN HUKUM Pada hari ini tanggal tahun dua ribu delapan (.. -. 2008) telah dilakukan pemeriksaan administratif persyaratan pendaftaran sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2, Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 terhadap: Nama Partai :... Pimpinan Partai : 1.......(Ketua Umum / Presiden). 2.... (Sekj en / Sekretaris Umum). Alamat Partai :..... Berkas permohonan pendaftaran yang diteliti meliputi persyaratan-persyaratan: Akta Notaris telah memuat nama pendiri, anggaran dasar / anggaran rumah tangga partai dan kepengurusan partai tingkat pusat yang menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan; Telah memenuhi sekurang-kurangnya pendiri berj umlah 50 (lima puluh) orang WNI dan t elah berusia 21 (dua puluh satu) tahun dan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan; Asas dan ciri partai politik tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945. Susunan kepengurusan partai politik yang sah terdiri dari: Kepengurusan Tingkat Nasional (tercantum dalam akta notaris) ;..% dari jumlah seluruh provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol provinsi;..% dari j umlah kabupaten/ kota dalam satu provinsi disertai surat keterangan dari Badan Kesbangpol kabupaten kota;..% dari j umlah kecamatan yang ada dalam satu kabupaten/ kot a disertai surat keterangan dari camat; Surat keterangan domisili kantor/ sekretariat tetap yang dikeluarkan oleh Lurah/ Kepala Desa dan status penggunaannya meliputi : Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Partai; Sekretariat Partai Politik tingkat Provinsi; Sekretariat Partai Politik tingkat Kabupaten / Kota. 2 (dua) lembar lambang asli partai yang bersangkutan; Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor Politik, ditentukan partai politik tidak boleh menggunakan: 2 Tahun 2008 tentang Partai Nama, lambang dan tanda gambar yang mempunyai persamaan pada pokoknya at au keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar yang telah dipakai oleh partai politik lain; Bendera atau lambang negara Republik Indonesia; Lambang lembaga negara atau lambang pemerintah; Nama, bendera, atau lambang negara lain dan nama, bendera atau lambang lembaga/ badan Internasional; Nama dan gambar seseorang;

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: Permohonan pendaftaran partai politik yang bersangkutan diterima karena telah lengkap persyaratannya sebagaimana ditent ukan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, sehingga bila diperlukan dapat dilakukan penelitian langsung (verifikasi) t erhadap keberadaan partai politik tersebut melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi/kabupaten/kota; Permohonan pendaftaran partai politik yang bersangkutan dikembalikan untuk dilengkapi karena belum memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, sehingga belum dapat dilakukan penelitian langsung (verifikasi) terhadap keberadaan partai politik tersebut melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi/kabupaten/kota. Permohonan berkas pendaftaran partai politik ini telah diperiksa dengan seksama dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemeriksa Berkas Permohonan Pendaftaran Partai Politik : KASUBDIT HUKUM TATA NEGARA, DIREKTUR TATA NEGARA, ( ) (.)