PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014
|
|
- Hamdani Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 A. PENDAHULUAN Dalam rangka pelaksanaan tahapan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 sebagaimana dimaksud pasal 16 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, perlu diterbitkan petunjuk teknis sebagai pedoman KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota serta partai politik calon peserta Pemilu. B. VERIFIKASI ADMINISTRASI 1. Komisi Pemilihan Umum a. Melaksanakan verifikasi administrasi dokumen persyaratan: 1) surat pendaftaran partai politik menjadi calon peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal partai politik tingkat pusat atau sebutan lain dan dibubuhi cap/stempel basah. 2) salinan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat tanda terdaftar bahwa partai politik tersebut sebagai badan hukum yang telah dilegalisir oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 3) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan kepengurusan, alamat dan kantor tetap tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta kepengurusan tingkat kecamatan sesuai formulir Model F1- Parpol. 4) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor tetap partai politik tingkat provinsi sesuai formulir Lampiran 1 Model F1-Parpol. 5) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor tetap partai politik tingkat kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 2 Model F1-Parpol. 6) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus partai politik tingkat kecamatan sesuai formulir Lampiran 3 Model F1-Parpol. 7) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor tetap partai politik tingkat pusat sesuai formulir Lampiran 4 Model F1-Parpol. 8) keputusan partai politik tentang pengurus tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. 9) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan memiliki anggota sekurang-kurangnya (seribu) orang atau 1/
2 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai politik sesuai formulir Model F2-Parpol. 10) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan rekapitulasi daftar anggota partai politik dalam wilayah kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 1 Model F2-Parpol. 11) softcopy daftar nama anggota partai politik sekurang-kurangnya (seribu) orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol. 12) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik tingkat pusat berkenaan keterwakilan perempuan 30 % (tiga puluh persen) pada kepengurusan partai politik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sesuai formulir Model F3- Parpol. 13) surat keterangan domisili kantor tetap dan alamat tetap partai politik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dari Camat atau sebutan lain/lurah/kepala Desa atau sebutan lain sesuai formulir Model F11-Parpol. 14) salinan bukti kepemilikan atau sewa atau pinjam kantor tetap partai politik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. 15) surat keterangan tentang pendaftaran nama, lambang, dan/atau tanda gambar partai politik dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia. 16) fotokopi nomor rekening atas nama partai politik pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 17) salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai politik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 18) nama dan tanda gambar partai politik ukuran 10 x 10 cm berwarna sebanyak 5 (lima) lembar. b. Melaksanakan verifikasi administrasi keanggotaan partai politik: 1) Mencermati dugaan ganda keanggotaan partai politik dalam satu partai politik atau antar partai politik. 2) Apabila terdapat dugaan ganda dalam satu partai politik, dihitung satu keanggotaan. 3) Apabila terdapat dugaan ganda antar partai politik, ditindaklanjuti dengan verifikasi faktual oleh KPU Kabupaten/Kota. 4) Setelah melakukan pencermatan, KPU menyampaikan daftar nama anggota dalam bentuk softcopy kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dicocokkan dengan daftar nama anggota partai politik sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol dan fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA). c. Menyampaikan hasil verifikasi administrasi kepada partai politik. Apabila terdapat dokumen persyaratan yang belum lengkap, partai politik diberi kesempatan untuk melengkapi atau memperbaiki. Perbaikan persyaratan disampaikan oleh DPP partai politik kepada KPU, kecuali daftar nama anggota partai politik dalam bentuk hardcopy dan fotokopi KTA disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota. d. Melakukan verifikasi administrasi terhadap perbaikan persyaratan. Apabila terdapat perbaikan syarat keanggotaan partai politik, KPU melakukan pencermatan dugaan ganda dan menyampaikan hasilnya kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dicocokkan dengan hardcopy daftar nama anggota partai politik dan fotokopi KTA hasil perbaikan. e. Berdasarkan verifikasi administrasi hasil perbaikan, KPU menyusun berita acara dan menetapkan partai politik yang dapat mengikuti tahap verifikasi faktual. 2
3 2. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota Melaksanakan verifikasi administrasi keanggotaan partai politik dengan langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1) membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Verifikasi Administrasi dan Faktual. 2) membagi Anggota Pokja ke dalam Tim Verifikasi yang bertugas mencocokkan softcopy daftar nama anggota partai politik hasil pencermatan KPU dengan daftar nama anggota partai politik sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol dan fotokopi KTA. 3) melaksanakan pembekalan pada Tim Verifikasi. b. Pelaksanaan 1) menerima softcopy daftar nama anggota partai politik hasil pencermatan KPU. 2) meneliti jumlah keanggotaan partai politik pada softcopy daftar nama anggota partai politik hasil pencermatan KPU, daftar nama anggota partai politik sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol dan fotokopi KTA. 3) mencocokkan softcopy daftar nama anggota partai politik hasil pencermatan KPU dengan daftar nama anggota partai politik sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol dan fotokopi KTA. a) apabila softcopy daftar nama anggota partai politik telah sesuai dengan hardcopy dan/atau KTA, maka KPU Kabupaten/Kota memberikan keterangan dengan tanda centang ( ) pada softcopy daftar nama anggota partai politik. b) apabila terdapat ketidaksesuaian antara softcopy daftar nama anggota partai politik dengan formulir Lampiran 2 Model F2-Parpol, KPU Kabupaten/Kota menggunakan softcopy daftar nama anggota partai politik hasil pencermatan KPU sebagai pedoman untuk mencocokkan dengan fotokopi KTA. c) apabila daftar nama anggota partai politik pada softcopy tidak ditemukan fotokopi KTA, KPU Kabupaten/Kota memberikan keterangan pada softcopy daftar nama anggota partai politik tidak ditemukan KTA. 4) menyusun berita acara hasil verifikasi administrasi keanggotaan partai politik sebagaimana dimaksud angka 2) dan 3) dalam contoh formulir terlampir. 5) melaporkan berita acara hasil verifikasi administrasi keanggotaan partai politik kepada KPU melalui KPU Provinsi dan aplikasi SiPol. 6) menerima softcopy daftar nama anggota partai politik hasil perbaikan dari KPU untuk dicocokkan dengan hardcopy daftar nama anggota partai politik dan/atau fotokopi KTA hasil perbaikan dengan mekanisme sebagaimana dimaksud angka 2) sampai dengan 5). C. VERIFIKASI FAKTUAL 1. Komisi Pemilihan Umum Melaksanakan verifikasi faktual dengan langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1) membagi Anggota Pokja ke dalam Tim Verifikasi Faktual. 2) melaksanakan pembekalan pada Tim Verifikasi Faktual. 3) menyiapkan dokumen pendukung verifikasi faktual yaitu formulir Lampiran 4 Model F1-Parpol, Model F3-Parpol, Lampiran Model F5-Parpol, Model F11-Parpol, surat keputusan (SK) partai politik tentang pengurus tingkat pusat, bukti kepemilikan/sewa/kontrak kantor partai politik. 4) menyiapkan alat dokumentasi (kamera, handycam, dan lain-lain). 5) menyiapkan daftar hadir dan berita acara hasil verifikasi faktual terhadap pengurus yang dihadirkan pengurus partai politik di kantor KPU. 3
4 b. Pelaksanaan 1) menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pengurus partai politik jadwal dan waktu pelaksanaan verifikasi faktual. 2) melakukan verifikasi faktual terhadap: a) jumlah dan susunan pengurus partai politik di tingkat pusat dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran SK partai politik tentang pengurus tingkat pusat, daftar nama pengurus yaitu Ketua Umum atau sebutan lain, Sekretaris Jenderal atau sebutan lain, dan Bendahara sebagaimana formulir Lampiran 4 Model F1-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. b) pemenuhan keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh persen) dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran daftar nama pengurus sebagaimana formulir Model F3-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. c) pengurus partai politik sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) menunjukkan KTA asli atau identitas lain (Kartu Tanda Penduduk/KTP atau Kartu Keluarga/KK) untuk dicocokkan dengan SK dan formulir Lampiran 4 Model F1- Parpol. d) domisili kantor tetap dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan domisili kantor sebagaimana formulir Model F-11 Parpol dengan dokumen yang sah yaitu sertifikat hak milik, surat pinjam pakai, sewa atau kontrak sampai berakhirnya tahapan Pemilu, yaitu pengucapan sumpah janji anggota DPR dan DPD. e) domisili kantor tetap partai politik tingkat pusat harus berada di wilayah ibukota negara. 3) apabila pengurus partai politik sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) berhalangan hadir, wajib menyampaikan alasan dengan menunjukkan dokumen yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang (misalnya surat keterangan dokter, menunaikan ibadah haji/umrah, dan lain-lain). 4) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan sakit, petugas verifikasi mendatangi yang bersangkutan. 5) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan menunaikan ibadah haji/umrah atau meninggal dunia atau mengundurkan diri, pengurus yang bersangkutan dapat digantikan oleh wakilnya dengan mencocokkan SK, formulir Lampiran 4 Model F1-Parpol dan KTA/KK. 6) apabila dalam verifikasi faktual sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) petugas verifikasi tidak bertemu dengan pengurus yang bersangkutan, KPU menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pengurus partai politik untuk menghadirkan pengurus yang bersangkutan kepada KPU sampai dengan akhir masa verifikasi faktual tahap I. 7) verifikasi faktual pengurus partai politik sebagaimana angka 6) dilakukan oleh petugas verifikasi dengan cara meminta pengurus yang bersangkutan mengisi daftar hadir. Setelah pelaksanaan verifikasi berakhir, petugas verifikasi menyusun berita acara hasil verifikasi (contoh terlampir). 8) menyusun berita acara verifikasi faktual sesuai formulir Model F5-Parpol dan lampirannya dan menyampaikan hasilnya kepada partai politik. 9) apabila partai politik belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a), b), dan d), diberi kesempatan untuk memperbaiki paling lama 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi faktual. 10) melakukan verifikasi faktual terhadap hasil perbaikan. 4
5 11) melaksanakan rapat pleno terbuka: a) Rekapitulasi hasil verifikasi tingkat provinsi. b) Hasil verifikasi faktual tingkat pusat. 12) menyusun berita acara sesuai formulir Model F5-Parpol dan lampirannya serta menyampaikan hasilnya kepada partai politik dan Bawaslu. 2. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Melaksanakan verifikasi faktual dengan langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1) membentuk Pokja Verifikasi Faktual. 2) membagi Anggota Pokja ke dalam Tim Verifikasi Faktual. 3) melaksanakan pembekalan pada Tim Verifikasi Faktual. 4) menyiapkan dokumen pendukung verifikasi faktual yaitu formulir Lampiran 1 Model F1-Parpol, Model F3-Parpol, Lampiran Model F6-Parpol, Model F11-Parpol, SK partai politik tentang pengurus tingkat provinsi, bukti kepemilikan/sewa/kontrak kantor partai politik. 5) menyiapkan alat dokumentasi (kamera, handycam, dan lain-lain). 6) menyiapkan daftar hadir dan berita acara hasil verifikasi faktual (contoh terlampir) terhadap pengurus yang dihadirkan pengurus partai politik di kantor KPU Provinsi. b. Pelaksanaan (1) menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pengurus partai politik jadwal dan waktu pelaksanaan verifikasi faktual. (2) melakukan verifikasi faktual terhadap: a) jumlah dan susunan pengurus partai politik di tingkat provinsi dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran SK partai politik tentang pengurus tingkat provinsi, daftar nama pengurus yaitu Ketua atau sebutan lain, Sekretaris atau sebutan lain, dan Bendahara sebagaimana formulir Lampiran 1 Model F1-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. b) pemenuhan keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat provinsi sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh persen) dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran daftar nama pengurus sebagaimana formulir Model F3-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. c) pengurus partai politik sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) menunjukkan KTA asli atau identitas lain (KTP atau KK) untuk dicocokkan dengan SK dan formulir Lampiran 1 Model F1-Parpol. d) domisili kantor tetap dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan domisili kantor sebagaimana formulir Model F-11 Parpol dengan dokumen yang sah yaitu sertifikat hak milik, surat pinjam pakai, sewa atau kontrak sampai berakhirnya tahapan Pemilu, yaitu pengucapan sumpah janji anggota DPRD Provinsi. e) domisili kantor tetap partai politik tingkat provinsi harus berada di wilayah ibukota provinsi, kecuali daerah pemekaran. (3) apabila pengurus partai politik sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) berhalangan hadir, wajib menyampaikan alasan dengan menunjukkan dokumen yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang (misalnya surat keterangan dokter, menunaikan ibadah haji/umrah). (4) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan sakit, petugas verifikasi mendatangi yang bersangkutan. 5
6 (5) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan menunaikan ibadah haji/umrah atau meninggal dunia atau mengundurkan diri, pengurus yang bersangkutan dapat digantikan oleh wakilnya dengan mencocokkan SK, formulir Lampiran 1 Model F1-Parpol dan KTA/KK. (6) apabila dalam verifikasi faktual sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) petugas verifikasi tidak bertemu dengan pengurus yang bersangkutan, KPU Provinsi menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pengurus partai politik untuk menghadirkan pengurus yang bersangkutan kepada KPU Provinsi sampai dengan akhir masa verifikasi faktual tahap I. (7) verifikasi faktual pengurus partai politik sebagaimana angka 6) dilakukan oleh petugas verifikasi dengan cara meminta pengurus yang bersangkutan mengisi daftar hadir. Setelah pelaksanaan verifikasi berakhir, petugas verifikasi menyusun berita acara hasil verifikasi (contoh terlampir). (8) menyusun berita acara verifikasi faktual sesuai formulir Model F6-Parpol dan lampirannya dan menyampaikan hasilnya kepada partai politik. (9) apabila partai politik belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a), b), dan d) diberi kesempatan untuk memperbaiki paling lama 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi faktual. (10) melakukan verifikasi faktual terhadap hasil perbaikan, menyusun berita acara sesuai formulir Model F6-Parpol dan lampirannya serta menyampaikan hasilnya kepada partai politik, Bawaslu Provinsi dan KPU melalui aplikasi Sipol. (11) melakukan rapat pleno terbuka: a) Rekapitulasi hasil verifikasi tingkat kabupaten/kota. b) Hasil verifikasi faktual tingkat provinsi. 3. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota Melakukan verifikasi faktual dengan langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1) membagi Anggota Pokja ke dalam Tim Verifikasi Faktual. 2) khusus bagi pelaksanaan verifikasi faktual keanggotaan, Anggota Pokja dibagi dalam Tim Verifikasi Faktual berdasarkan wilayah administratif untuk meneliti seluruh partai politik. 3) melaksanakan pembekalan pada Tim Verifikasi Faktual. 4) menyiapkan dokumen pendukung verifikasi faktual yaitu formulir Lampiran 2 Model F1-Parpol, Model F3-Parpol, Lampiran 1 Model F8-Parpol, Lampiran 2 Model F8-Parpol, Model F11-Parpol, SK partai politik tentang pengurus tingkat kabupaten/kota, bukti kepemilikan/sewa/kontrak kantor partai politik, KTA. 5) menyiapkan alat dokumentasi (kamera, handycam, dan lain-lain). 6) menyiapkan daftar hadir dan berita acara hasil verifikasi faktual (contoh terlampir) terhadap pengurus dan anggota yang dihadirkan pengurus partai politik di kantor KPU Kabupaten/Kota. b. Pelaksanaan 1) menyampaikan pemberitahuan kepada pengurus partai politik jadwal dan waktu pelaksanaan verifikasi faktual kepengurusan dan domisili kantor tetap. 2) melakukan verifikasi faktual terhadap: a) kepengurusan dan domisili kantor tetap partai politik (1) jumlah dan susunan pengurus partai politik di tingkat kabupaten/kota dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran SK partai politik tentang pengurus tingkat kabupaten/kota, daftar nama pengurus yaitu Ketua atau sebutan lain, 6
7 Sekretaris atau sebutan lain, dan Bendahara sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F1-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. (2) pemenuhan keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat kabupaten/kota sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh persen) dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan kebenaran daftar nama pengurus sebagaimana formulir Model F3-Parpol dengan pengurus yang bersangkutan. (3) pengurus partai politik sebagaimana dimaksud angka (1) dan (2) menunjukkan KTA asli atau identitas lain (KTP atau KK) untuk dicocokkan dengan SK dan formulir Lampiran 2 Model F1-Parpol. (4) apabila pengurus partai politik sebagaimana dimaksud huruf angka (1) dan (2) berhalangan hadir, wajib menyampaikan alasan dengan menunjukkan dokumen yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang (misalnya surat keterangan dokter, menunaikan ibadah haji/umrah). (5) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan sakit, petugas verifikasi mendatangi yang bersangkutan. (6) apabila pengurus partai politik berhalangan hadir karena alasan menunaikan ibadah haji/umrah atau meninggal dunia atau mengundurkan diri, pengurus yang bersangkutan dapat digantikan oleh wakilnya dengan mencocokkan SK, formulir Lampiran 2 Model F1-Parpol dan KTA/KK. (7) apabila dalam verifikasi faktual sebagaimana dimaksud angka (1) dan (2) petugas verifikasi tidak bertemu dengan pengurus yang bersangkutan, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pengurus partai politik untuk menghadirkan pengurus yang bersangkutan kepada KPU Kabupaten/Kota sampai dengan akhir masa verifikasi faktual tahap I. (8) verifikasi faktual pengurus partai politik sebagaimana angka 7) dilakukan oleh petugas verifikasi dengan cara meminta pengurus yang bersangkutan mengisi daftar hadir. Setelah pelaksanaan verifikasi berakhir, petugas verifikasi menyusun berita acara hasil verifikasi (contoh terlampir). (9) domisili kantor tetap dengan cara mendatangi kantor pengurus partai politik untuk mencocokkan domisili kantor sebagaimana formulir Model F-11 Parpol dengan dokumen yang sah yaitu sertifikat hak milik, surat pinjam pakai, sewa atau kontrak sampai berakhirnya tahapan Pemilu, yaitu pengucapan sumpah janji anggota DPRD Kabupaten/Kota. (10) domisili kantor tetap partai politik tingkat kabupaten/kota harus berada di wilayah administrasi kabupaten/kota yang bersangkutan. (11) domisili kantor tetap partai politik tingkat kabupaten/kota yang berada pada daerah induk, sementara daerah tersebut telah dilakukan pemekaran maka domisili kantor tetap pada daerah induk dinyatakan memenuhi syarat. b) keanggotaan sekurang-kurangnya (seribu) atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai politik tingkat kabupaten/kota dengan cara: (1) Menentukan metode verifikasi faktual keanggotaan, yaitu metode sensus atau sampel acak sederhana. (2) Metode sensus dilakukan apabila jumlah anggota partai politik pada kepengurusan di kabupaten/kota sampai dengan 100 (seratus) orang. (3) Metode sampel acak sederhana dilakukan apabila jumlah anggota partai politik pada kepengurusan di kabupaten/kota lebih 100 (seratus) orang. 7
8 (4) Dalam metode sampel acak sederhana, melakukan pengambilan atau pencuplikan sampel dengan menggunakan software Microsoft Excel, yaitu: (a) Buka file Excel, dan letakkan kursor pada salah satu cell. (b) Pada papan rumus/formula ketik rumus berikut: RUMUS =RAND()*angka populasi yang dikehendaki Misalnya akan diambil sampel dari angka populasi 2.000, maka ditulis sebagai berikut: RUMUS =RAND()*2000 (c) Dari angka yang terdapat dalam cell, tarik cell kedalam beberapa kolom dan baris untuk diketahui angka acak yang keluar. Dalam menarik cell 8
9 yang sudah ada angkanya tersebut pastikan lebih dari 10% dari populasi yang akan diambil. Misalnya pada contoh di atas populasi adalah dan yang akan diambil adalah 10% dari populasi, yaitu 200, maka angka yang akan dimunculkan didalam program harus lebih dari 200. (d) Sampel diambil berdasarkan urutan dari kolom pertama ke bawah, dan dilakukan dengan pola yang sama untuk berikutnya sampail terpenuhi sampel sejumlah 200. Apabila ada nomor yang sama padahal pada nomor sebelumnya sudah terambil maka angka tersebut dilewati untuk kemudian dilanjutkan pada urutan berikutnya. (Lihat anak panah dalam cara pengambilan sampel). 9
10 (5) Melakukan pengambilan atau pencuplikan sampel di bawah supervisi KPU Provinsi. Hasil pengambilan atau pencuplikan sampel bersifat rahasia, dicetak dan dilaporkan kepada KPU melalui KPU Provinsi melalui aplikasi Sipol serta menyampaikan salinan kepada Bawaslu Provinsi. (6) Hasil pengambilan atau pencuplikan sampel sebagaimana angka (5) dituangkan dalam formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol. (7) Apabila ditemukan sampel keanggotaan partai politik yang alamatnya berada di wilayah terpencil atau sulit dijangkau dengan sarana transportasi, KPU Kabupaten/Kota dapat mengambil sampel pengganti dari urutan berikutnya. (8) Menyusun berita acara hasil pengambilan atau pencuplikan sampel sebagaimana contoh formulir terlampir. (9) Melakukan verifikasi faktual, bertemu secara langsung dengan anggota partai politik dan melakukan kegiatan sebagai berikut: (a) petugas verifikasi mencocokkan daftar nama anggota partai politik hasil pengambilan/pencuplikan sampel sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol, fotokopi KTA dan KTA asli. Apabila anggota partai politik yang bersangkutan dapat menunjukkan KTA asli dan menyatakan sebagai anggota partai politik, maka keanggotaannya dinyatakan memenuhi syarat. (b) apabila tidak dapat menunjukkan KTA, maka anggota partai politik yang bersangkutan dapat menunjukkan identitas diri berupa KTP atau KK. Apabila terdapat kesesuaian antara fotokopi KTA dengan KTP atau KK dan anggota partai politik yang bersangkutan menyatakan sebagai anggota partai politik, maka keanggotaannya dinyatakan memenuhi syarat. (c) apabila yang bersangkutan menyatakan bukan anggota partai politik, diminta mengisi formulir Model F12-Parpol. Apabila tidak bersedia, keanggotaannya dinyatakan memenuhi syarat. (d) apabila keanggotaan partai politik tidak memenuhi syarat, petugas verifikasi mengisi kolom keterangan pada formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol untuk menjelaskan alasan keanggotaan partai politik tidak memenuhi syarat. (e) setelah melakukan verifikasi faktual keanggotaan partai politik, petugas verifikasi meminta kepada anggota partai politik yang bersangkutan atau anggota keluarganya membubuhkan paraf pada kolom keterangan formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol. (f) apabila petugas verifikasi tidak bertemu dengan anggota partai politik yang bersangkutan, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada partai politik untuk menghadirkan anggotanya di kantor KPU Kabupaten/Kota sampai dengan akhir masa verifikasi faktual. (g) verifikasi faktual keanggotaan partai politik sebagaimana huruf (d) dilakukan oleh petugas verifikasi dengan cara meminta anggota yang bersangkutan mengisi daftar hadir. Setelah pelaksanaan verifikasi berakhir, petugas verifikasi menyusun berita acara hasil verifikasi (contoh terlampir). (h) apabila sampai akhir masa verifikasi faktual tahap I, partai politik tidak dapat menghadirkan anggotanya di kantor KPU Kabupaten/Kota, keanggotaannya dinyatakan tidak memenuhi syarat. (i) apabila terdapat seseorang menjadi anggota lebih dari 1 (satu) partai politik, yang bersangkutan diminta menegaskan keanggotaannya pada 10
11 1 (satu) partai politik dan mengisi formulir Model F12-Parpol. Apabila tidak bersedia mengisi formulir, keanggotaannya pada lebih dari 1 (satu) partai politik tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat. (j) apabila ditemukan keanggotaan partai politik pada daerah pemekaran, petugas verifikasi mencocokkan kesesuaian domisili faktual anggota partai politik yang bersangkutan dengan alamat sebagaimana tercantum pada KTA. (k) sebagai bukti telah dilakukan verifikasi faktual keanggotaan partai politik, petugas verifikasi mengisi kolom keterangan sebagaimana formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol untuk menerangkan bertemu/tidak bertemu dengan anggota partai politik dan meminta paraf anggota partai politik yang bersangkutan atau anggota keluarganya atau pengurus RT setempat dengan menuliskan nama lengkap. (l) apabila partai politik menyerahkan syarat keanggotaan lebih dari atau 1/1.000 dan setelah dilakukan verifikasi faktual telah memenuhi syarat minimal keanggotaan atau 1/1.000, petugas verifikasi dapat menghentikan verifikasi faktual. (10) Hasil verifikasi faktual keanggotaan partai politik melalui metode sampel diproyeksikan terhadap jumlah populasi untuk diketahui pemenuhan syarat minimal orang atau 1/1.000 orang anggota partai politik di kabupaten/kota yang bersangkutan. (11) Menyusun berita acara verifikasi faktual sesuai formulir Model F8-Parpol dan lampirannya serta menyampaikan laporan kepada KPU melalui aplikasi Sipol. (12) Apabila partai politik belum memenuhi syarat, diberi kesempatan untuk memperbaiki paling lama 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi faktual. 3) Melakukan verifikasi hasil perbaikan: a) verifikasi faktual kepengurusan, keterwakilan perempuan dan domisili kantor tetap. b) verifikasi administrasi dan faktual keanggotaan partai politik dengan menempuh langkah: (1) menghitung jumlah keanggotaan partai politik sekurang-kurangnya atau 1/1.000 dan melakukan pencermatan dugaan ganda. (2) apabila syarat keanggotaan partai politik sebagaimana angka (1) tidak terpenuhi, tidak dilanjutkan dengan verifikasi faktual. (3) Melakukan verifikasi faktual keanggotaan dengan mekanisme sebagaimana angka (9). 4) Melaksanakan rapat pleno terbuka dan menyusun berita acara hasil verifikasi faktual sesuai formulir Model F8-Parpol dan lampirannya serta menyampaikan laporan kepada partai politik, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU melalui aplikasi Sipol. D. RAPAT PLENO TERBUKA Rapat pleno terbuka hasil verifikasi faktual oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan menempuh langkah sebagai berikut: 11
12 1. Menyampaikan undangan kepada partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau Pemilu dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Menyampaikan proses dan hasil verifikasi faktual. 3. Partai politik dan/atau Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota dapat menyampaikan keberatan terhadap hasil verifikasi faktual. KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota memberikan penjelasan dan menunjukkan bukti pendukung. 4. Apabila partai politik dan/atau Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota tidak dapat menerima penjelasan KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota, diminta mengisi formulir keberatan terlampir. E. PELAYANAN DATA DAN INFORMASI 1. Berpedoman pada UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 2. Akses data dan informasi diberikan kepada partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku kepentingan lainnya setelah setiap kegiatan dalam tahapan verifikasi partai politik berakhir yaitu: a. Verifikasi administrasi kelengkapan syarat partai politik menjadi peserta Pemilu oleh KPU. b. Verifikasi faktual partai politik oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota. 3. Pelayanan data kepada partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku kepentingan lainnya dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku kepentingan lainnya menyampaikan permohonan tertulis kepada KPU dengan menyebut identitas yang jelas dan lengkap, jenis data dan daerah yang diminta serta peruntukannya. b. KPU meneliti kelengkapan syarat permohonan data sebagaimana dimaksud huruf a. c. Apabila syarat permohonan data belum lengkap, partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku kepentingan lainnya KPU menyampaikan pemberitahuan tertulis untuk melengkapi. d. Apabila syarat permohonan data dinyatakan lengkap dan data yang diminta berada pada wilayah kerja KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, KPU memerintahkan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk memenuhi data dimaksud dengan tembusan kepada partai politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku kepentingan lainnya. e. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kepada KPU pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud huruf d. F. LAIN-LAIN 1. Menanggapi permasalahan akurasi data wilayah administrasi dan penduduk sebagaimana Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun 2012, Menteri Dalam Negeri melalui surat Nomor 138/3691/SJ telah melakukan revisi sebagaimana terlampir. 2. Pelaksanaan verifikasi kepengurusan dan keanggotaan partai politik berpedoman pada Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun 2012 dan surat Menteri Dalam Negeri Nomor 138/3691/SJ. 3. Apabila terdapat perbedaan jumlah penduduk antara Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun 2012 dengan surat Menteri Dalam Negeri Nomor 138/3691/SJ, KPU dan KPU Kabupaten/Kota berpedoman pada Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun
13 4. Apabila terdapat perbedaan nama wilayah administrasi antara Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun 2012 dengan surat Menteri Dalam Negeri Nomor 138/3691/SJ, KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berpedoman pada surat Menteri Dalam Negeri Nomor 138/3691/SJ. 5. Pemenuhan syarat kepengurusan partai politik di seluruh provinsi, 75% kabupaten/kota di setiap provinsi, dan 50% kecamatan di kabupaten/kota berdasarkan hasil verifikasi berpedoman Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/Tahun Apabila terdapat kepengurusan ganda partai politik tingkat pusat, KPU berpedoman pada Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 7. Apabila terdapat kepengurusan ganda partai politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berpedoman pada dokumen hasil verifikasi administrasi yang diserahkan oleh KPU. 8. Apabila terdapat penggantian pengurus partai politik pada masa verifikasi faktual di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berpedoman pada dokumen hasil verifikasi administrasi yang diserahkan oleh KPU. 13
14 Contoh BERITA ACARA VERIFIKASI ADMINISTRASI KEANGGOTAAN PARTAI POLITIK TINGKAT KABUPATEN/KOTA NOMOR :. Pada hari ini tanggal bulan tahun, berdasarkan ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pasal 19 ayat (3) dan Pasal 20 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota*) telah melakukan verifikasi administrasi keanggotaan Partai dengan mekanisme mencocokkan daftar nama anggota partai politik dalam bentuk softcopy, hardcopy, dan fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA). Berdasarkan hasil verifikasi administrasi, daftar nama anggota partai politik dalam bentuk softcopy sesuai/tidak sesuai*) dengan daftar nama anggota partai politik dalam bentuk hardcopy. Sedangkan jumlah nama anggota partai politik dalam bentuk softcopy, hardcopy, KTA serta keanggotaan partai politik yang sesuai/tidak sesuai adalah sebagai berikut: 1. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota softcopy 2. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota hardcopy 3. Fotokopi KTA yang diterima : anggota 4. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota softcopy yang sesuai dengan hardcopy dan KTA 5. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota softcopy yang tidak sesuai dengan hardcopy dan KTA 6. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota softcopy yang sesuai dengan fotokopi KTA 7. Daftar nama anggota partai politik dalam bentuk : anggota softcopy yang tidak sesuai dengan fotokopi KTA Dibuat di. pada tanggal. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA 1... (Ketua) 2... (Anggota) 3... (Anggota) 4... (Anggota) 5... (Anggota) *) Coret yang tidak diperlukan.
15 Contoh BERITA ACARA HASIL PENGAMBILAN ATAU PENCUPLIKAN SAMPEL KEANGGOTAAN PARTAI POLITIK TINGKAT KABUPATEN/KOTA NOMOR :. Pada hari ini tanggal bulan tahun, berdasarkan ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, Pasal 19 ayat (3) Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan Pasal 20 ayat (2) Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota*) telah melakukan pengambilan atau pencuplikan sampel terhadap keanggotaan Partai di bawah supervisi KPU Provinsi dengan hasil sebagai berikut: Jumlah penduduk kabupaten/kota*) Jumlah anggota partai politik dalam softcopy daftar nama (populasi) Jumlah sampel anggota partai politik (minimal 10%) : orang : orang : orang Hasil pengambilan atau pencuplikan sampel sebagaimana terlampir. Dibuat di. pada tanggal. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA 1... (Ketua) 2... (Anggota) 3... (Anggota) 4... (Anggota) 5... (Anggota) *) Coret yang tidak diperlukan.
16 Lampiran 2 Model F8-Parpol LEMBARAN VERIFIKASI FAKTUAL ANGGOTA PARTAI POLITIK TINGKAT KABUPATEN/KOTA*) PARTAI :.. KABUPATEN/KOTA *) : PROVINSI : NO. NAMA UMUR NO. KTA NIK ALAMAT KET....,... PETUGAS VERIFIKASI,... *) Coret yang tidak diperlukan
17 Contoh BERITA ACARA VERIFIKASI FAKTUAL PENGURUS ATAU ANGGOTA PARTAI POLITIK TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) NOMOR :. Pada hari ini tanggal bulan tahun, telah hadir di kantor Komisi Pemilihan Umum/Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota*) pengurus/anggota*) Partai dan hasil verifikasi faktual adalah sebagai berikut: NO. NAMA PENGURUS/ANGGOTA*) ALAMAT NO. KTA/KTP/KK*) 1. Contoh: Nama pengurus/anggota*): Jabatan : dst KETERANGAN Sesuai/tidak sesuai*) Dibuat di. pada tanggal. KOMISI PEMILIHAN UMUM/ KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) 1... (Ketua) 2... (Anggota) 3... (Anggota) 4... (Anggota) 5... (Anggota) 6... (Anggota) 7... (Anggota) Keterangan: 1. *) Coret yang tidak diperlukan. 2. Untuk kolom pengesahan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota disesuaikan.
18 PERNYATAAN KEBERATAN HASIL VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) Kabupaten/Kota*) :... Provinsi*) :... Catatan pernyataan keberatan oleh Partai.../Bawaslu/Bawaslu Provinsi.../Panwaslu Kabupaten/Kota...*) sebagai berikut: Yang mengajukan keberatan**)...,... KPU/KPU PROVINSI/KPU KABUPATEN/KOTA*) KETUA, (...) (...) Keterangan: *) Coret yang tidak diperlukan **) Diisi dengan Partai... atau Bawaslu atau Bawaslu Provinsi... atau Panwaslu Kabupaten/Kota... dan jabatannya
Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 4 September 2012; 2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 52/PUU-X/2012.
- 2-5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 117
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
Lebih terperinci- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 25 Oktober MEMUTUSKAN :
- 2-3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinciPeraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;
- 2-3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinci2012, No.1048A 2 Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1048A, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pendaftaran. Verifikasi. Penetapan. Parpol. Pemilu. DPRD. DPD. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. politik dari Kota Medan yang berkiprah sampai ketingkat nasional, membuat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian. Berdasarkan kemajemukan suku bangsa yang ada, dan banyaknya tokoh politik dari Kota Medan yang berkiprah sampai ketingkat nasional, membuat penulis tertarik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.897, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pendaftaran. Verifikasi. Penetapan. Parpol. Pemilu. DPR. DPD. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinci2012, No
2012, No.897 16 LAMPIRAN I PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN PARTAI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.768, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pendaftaran. Verifikasi. Penetapan. Parpol. Pemilu. DPR. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN,
Lebih terperinci- 2 - Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012; MEMUTUSKAN :
- 2-4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 5. Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI,
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDAFTARAN DAN VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN
Lebih terperinciISU STRATEGIS DAN KETENTUAN DALAM PERATURAN KPU
RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH ISU STRATEGIS DAN KETENTUAN
Lebih terperinci2017, No Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerinta
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1296, 2017 KPU. Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta PEMILU Anggota DPR dan DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembara n Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
Lebih terperinci- 3 - Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 138);
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperincii. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas.
- 2 - Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga tidak mempunyai hukum mengikat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN ATAS PENDAFTARAN, VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN CALON ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA
Lampiran I Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor : 229/KPU/IV/2013 Tanggal : 8 APRIL 2013 PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN CALON ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI, DAN DPRD
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PENYERAHAN SYARAT DUKUNGAN, PENELITIAN DAN VERIFIKASI PERSEORANGAN CALON PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN PENCALONAN ANGGOTA DEWAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.376, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilu. Presiden. WAPRES. Daftar Pemilih. Penyusunan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
Lebih terperinciDraft Ketiga, 11 Sep 2012
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR. TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Komisi
Lebih terperinciPARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
REGULASI PENDAFTARAN & VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU Dilakukan secara sentralistik Pengurus parpol tingkat pusat menyerahkan dokumen persyaratan sebagai peserta Pemilu kepada KPU Pengurus parpol
Lebih terperinci- 2 - Peserta Peserta Pemilihan Umum Tahun 2019 Pasca Putusan Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia;
- 2 - Peserta Peserta Pemilihan Umum Tahun 2019 Pasca Putusan Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM
- 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Penyerahan Syarat Dukungan, Penelitian Administrasi,
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.
- 2 - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.407, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAAN UMUM. Daftar Pemilih. Pemilih Umum Anggota DPR. DPD. DPRD. Penyusunan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUNAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.644, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Pecalonan. Anggota DPR. DPD. DPRD. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6
Lebih terperinciKOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH
KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH OMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH NOMOR 16/Kpts/KIP Aceh/TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN PENETAPAN PARTAI POLITIK
Lebih terperinci: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;
2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENCALONAN PERSEORANGAN PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH.
- 2 - Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 137); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENCALONAN PERSEORANGAN PESERTA PEMILIHAN UMUM
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPerbaikan Persyaratan Pencalonan dan Persyaratan Calon
Perbaikan Persyaratan Pencalonan dan Persyaratan Calon 1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan perbaikan persyaratan pencalonan dan menyampaikan kepada KPU Kota pada masa perbaikan selama
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
d. bahwa berdasarkan pada ketentuan tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang pedoman teknis verifikasi syarat calon pengganti antarwaktu Anggota
Lebih terperinciKOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH
KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH NOMOR : 17/HK.03.1-Kpt/XI/Prov/XI/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN PARTAI POLITIK LOKAL
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PEMILIHAN BAB I PENDAHULUAN
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Lebih terperinci- 2 - BAWASLU/XII/2017 dan Nomor : 002/PS.REG/BAWASLU/ XII/2017.
- 2 - BAWASLU/XII/2017 dan Nomor : 002/PS.REG/BAWASLU/ XII/2017. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI
KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI NOMOR : 7/Kpts/KPU-OO2.434894/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM,
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI ATAU DEWAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN
Lebih terperinci2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.720, 2015 KPU. Gubernur. Wakil Gubernur. Bupati. Wakil bupati. Walikota. Wkil Walikota. Pemilihan. Pencalonan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU
Lebih terperinci- 4 - dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN
Lebih terperinciRancangan DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,
BAHAN UJI PUBLIK 11 MARET 2015 Rancangan PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Lebih terperinci2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U
No.826, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilihan. Gubernur dan Wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali.Pencalonan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN NOMOR : 045/Kpts/PBWB/KPU-Kab 002.696538/2015 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI ADMINISTRASI
Lebih terperinci: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013; MEMUTUSKAN :
2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinci7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
1 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinci2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. 1642, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Pendaftaran. Perubahan. AD&ART. Kepengurusan Parpol. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciNo.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.
No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-04.AH.11.01 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN PENYESUAIAN PARTAI POLITIK BERBADAN HUKUM DAN PARTAI POLITIK
Lebih terperinciPERUBAHAN PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 24/Kpts/KPU-Kab-012.329248/TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR 11/Kpts/KPU-Kab-
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci:. 5lt/K?u,/rv /r.ot,. : t- bu*at : Surat Pemberitahuar:r
KOMISI PEiIILIHAN UMUH Jakarta, 0 SePtember 2012 Nomor Sifat Lampiran Perihal :. 5lt/K?u,/rv /r.ot,. : t- bu*at : Surat Pemberitahuar:r Kepada Yth. 1. Ketua /KIP Provinsi 2. Ketua /KIP KabuPaten/Kota di-
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : 2/PP.02.3-Kpt/35/Prov/IX/2017 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : 2/PP.02.3-Kpt/35/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2018 KETUA
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 11/Kpts/KPU-Kab-012.329248/TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN
Lebih terperinciPENDAFTARAN & VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
PENDAFTARAN & VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU Dilakukan secara sentralistik Pengurus parpol tingkat pusat menyerahkan dokumen persyaratan sebagai peserta Pemilu kepada KPU Pengurus parpol tingkat
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1826, 2017 BAWASLU. Penyelesaian Sengketa Pemilu. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
Lampiran I Nomor: 09/Kpts/Kpu-Kab.014.329662/V/2015 Tentang Pedoman Teknis Pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL
Lebih terperinciBAB III TUGAS DAN KEWENANGAN KPU DALAM MELAKUKAN VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DI INDONESIA MENURUT UU NO TAHUN 2008 DAN UU NO 2 TAHUN 2008
BAB III TUGAS DAN KEWENANGAN KPU DALAM MELAKUKAN VERIFIKASI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DI INDONESIA MENURUT UU NO TAHUN 2008 DAN UU NO 2 TAHUN 2008 A. Pengertian KPU dan Kedudukannya Komisi Pemilihan
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2-2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 3. Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.792, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemberian Keterngan. Perselisihan Hasil Pemilu. MK. Bawaslu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 104 /Kpts/KPU-Kota /2016
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 104 /Kpts/KPU-Kota-012.329537/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEBUMEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13/Kpts/KPU-Kab-012329455/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEBUMEN TAHUN 2015
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 19 /Kpts/KPU-Kab-012329492/V/2015 TANGGAL 19 MEI 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini diwakili
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM DAN PENGGANTIAN CALON TERPILIH
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...
Lampiran 2 Model F6-Parpol REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI 1 PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 PARTAI BULAN BINTANG (PBB) TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
1 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 25/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.698, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Penyelenggaraan. Pemilu. DPR. DPD. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciRANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,
BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2011 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemutakhiran Data Pemilih. Penetapan Daftar Pemilih. Pemilu Kada. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013
- 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN
Lebih terperinciPKPU NO. 9 TAHUN 2015
Komisi Pemilihan Umum Jl. Imam Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telp 021-31937223 Fax 3157759 PKPU NO. 9 TAHUN 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau
Lebih terperinciSURAT PENCALONAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015
MODEL B-KWK PARPOL SURAT PENCALONAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 sebagaimana diubah dengan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 408, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Daftar Pemilih. Luar Negeri. Penyusunan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI LUAR
Lebih terperinciLAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 56/HK.03.1-Kpt/61/Prov/XII/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN
- 2 - tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); 3.
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan
Lebih terperinci-2- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;
-- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 0 Tahun 00; 4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 24/PP.02.3-Kpt/33/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN
Lebih terperinciKOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH JAYA
KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH JAYA KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI ACEH JAYA
Lebih terperinciCHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. Rujukan
Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 22 Tahun 2009 Tanggal : 3 Desember 2009 CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH A. Persyaratan Pencalonan:
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.
No.845, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUWI
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUWI PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR. 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI LUAR NEGERI UNTUK PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOMISI PEMILIHAN
Lebih terperinci