MEITY ARDIANA SIMPOSIUM KARDIOVASKULAR PREVENTIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

Definisi Rehab Jantung

PREVENSI & REHABILITASI KARDIOVASKULAR DI RSJPDHK

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

Diabetes Mellitus Type II

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

ANGINA PEKTORIS. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

Sodiqur Rifqi. Bagian kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Program Fase I Tujuan : Mampu melaksanakan aktifitas awal dlm rangka persiapan ADL di rumah Lama latihan : 7-14 hari Beban latihan ; 2-3 Mets Sesegera

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. maju. Penyakit Jantung Koroner ini amat berbahaya karena yang terkena adalah organ

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

Rehabilitasi Jantung setelah Infark Miokard

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

PENYAKIT KATUP JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Manajemen Kardiak Pre-Operatif pada Pasien Pembedahan Non-Kardiak : Pendekatan Berbasis Individu dan Bukti Ringkasan

Transkripsi:

MEITY ARDIANA SIMPOSIUM KARDIOVASKULAR PREVENTIF

WHO National Heart Foundation of Australia Beberapa kegiatan yg mempengaruhi penyebab penyakit, serta memastikan kondisi fisik, mental & sosial pasien terjaga baik, sehingga dapat berusaha sendiri menjaga atau memperbaiki kehidupan bermasyarakat yg baik Keseluruhan upaya yg digunakan pd pasien penyakit jantung, agar dapat menjalani kehidupan secara aktif & menyenangkan serta mencegah serangan jantung ulang.

1. Memaksimalkan ak-fitas fisik, fungsi psikososial & sosial shg seseorang dgn penyakit jantung dp menjalani kehidupannya kembali percaya diri 2. Memperkenalkan & mendorong perilaku hidup sehat yg dpt meminimalkan risiko kejadian serangan jantung lebih lanjut.

1. Memfasilitasi & memperpendek periode pemulihan stlh serangan jantung akut. 2. Mendukung strategi utk mencapai tujuan bersama yg tlh disepakati dlm program pencegahan sekunder. 3. Mengembangkan & memelihara keterampilan merubah kebiasaan memanajemen diri sendiri dlm jangka panjang. 4. Memperkenalkan penggunaan fasilitas layanan kesehatan yg tepat termasuk kesesuaian terapi & dokter (National Heart Foundation of Australia, 2004)

Karakteris*k pasien pasca operasi jantung Anxiety, Depresi, merasa berakhir. Mul-faktor risiko PJK, seringkali belum terkontrol Sakit, bengkak di tempat /luka operasi Memakai mechanical valve, an-koagulan Batuk, banyak lendir, kapasitas paru menurun Kapasitas fisik menurun. Anemia, infeksi, demam. Akibat komplikasi operasi (stroke) Overprotek-f (keluarga, sosial, tempat kerja) Sexual life terganggu, malu bertanya Kehilangan pekerjaan

5 komponen sentral dalam rehabilitasi: Penilaian klinis pasien secara individual Konseling nutrisi Manajemen faktor risiko Intervensi psikososial Konseling aktivitas/ latihan fisikprogram Rehabilitasi jantung melibatkan dokter spesilis jantung, dokter umum dan praktisi kesehatan lain yang berperan dalam manajemen pasien

Pasien pernah serangan jantung STEMI, NSTEMI. Angina pektoris stabil. Coronary Artery Bypass Grafting. Perbaikan / penggantian katup jantung. Perkutan transluminal coronary angioplasty. Transplantasi jantung Gagal jantung NYHA kelas II & III stabil tanpa aritmia kompleks. Penyakit arteri perifer.

Angina tidak stabil. Hipertensi tidak terkontrol è TDS istirahat >180 mmhg atau TDD istirahat >110 mmhg. Gagal jantung NYHA IV. Aritmia ventrikel kompleks. Hipertensi arteri paru >60 mmhg. Trombus intrakardiak. Tromboflebitis baru dg atau tanpa emboli paru. Kardiomiopati obstruktif berat. Stenosis aorta berat Inflamasi atau infeksi tidak terkendali. TD menurun > 20 mmhg. Sinus takikardi (HR >120 x/mnt). Perikarditis atau miokarditis akut. AV blok derajad 3 tanpa pacu jantung. Perubahan ST segmen saat istirahat > 2 mm. DM tidak terkontrol. Kondisi metabolik è thiroiditis akut, hipok, hiperk, atau hipovolemia. Rejeksi grade 3 post transplantasi jantung.

Keluhan: Angina, Orthopnoea, Dyspnea paroxysmal Nocturnal Dyspnea Palpitasi Pusing Pemeriksaan Fisik Bengkak kaki, Fatique, Berat badan naik >2,3 kg dlm 2 atau 3 hr Asites, Kelemahan tungkai bawah Abnormalitas auskultasi jantung & paru

Pasien risiko tinggi : EST 5 METs iskemia saat latihanè angina/ ST depresi 2 cm/ gambaran ECG/ shortness of breath. Disfungsi ventrikel kiri berat (EF 30%) Aritmia ventrikular saat istirahat, aritmia ventrikular bertambah dg latihan pd fase pemulihan EST. Menurunnya TDS 15 20 mmhg dg latihan. Serangan jantung < 6 bulan, dg komplikasi aritmia ventricular Syok atau gagal jantung saat serangan jantung <3 bulan Pasien risiko intermediate : EST test 6-9 METs Iskemia saat latihan è ST depresi < 2 mm. Serangan jantung tanpa komplikasi, CABG atau angioplasty paska serangan jantung dg maksimal kapasitas fungsional 8 METs. Pasien risiko rendah : EST >9 METS.

Phase 1 1. Untuk mengatasi akibat negatif dr tirah baring (deconditioning), baik oleh karena sakit jantung atau karena tindakan bedah ataupun intervensi lainnya. 2. Menurunkan tingkat kecemasan. 3. Pasien mampu melakukan aktifitas dasar sehari-hari

fase 2 Mengatasi perkembangan penyakit lebih jauh / progresifitas penyakit. Persiapan kembali bekerja atau ak-fitas rekreasi, atau ak-fitas sehari-hari yang op-mal termasuk ak-fitas sexual. Membuat dan membantu pasien melakukan program la-han secara aman dan efek-f.

Fase 3 1. Melanjutkan program untuk mengatasi progresifitas penyakit 2. Memelihara kondisi paling op-mal dan melanjutkan pola hidup sehat secara mandiri 3. Home base program, telemonitoring

Fase 4 Adalah program rehabilitasi kardiovaskular yang mandiri dilakukan oleh klien di rumah, di lingkungan atau di masyarakat. Tujuan: memelihara dan mempertahankan kondisi kesehatan yang paling optimal secara mandiri Lamanya seumur hidup Program : Pengontrolan faktor resiko, latihan fisik secara mandiri, evaluasi rutin tingkat kemampuan, faktor risiko, hasil tindakan/intervensi

Gradually brings HR and RR back normal Helps prevent pooling of blood in legs Helps relax muscles Helps prevent stiffness after physical activity

Denyut jantung, Tekanan darah, Saturasi oksigen Penilaian intensitas aktivitas fisik dengan Borg Scale

Target yang harus dicapai Berhenti total merokok & menghindarai lingkungan merokok Mencapai berat badan ideal sesuai tinggi badan Terkontrolnya tekanan darah dengan diet, olah raga atau pengobatan hingga TDS < 140 mmhg dan TDD < 90 mmhg. Terkontrolnya gula darah, dg target kadar HbA1C < 7% Terkontrolnya kadar lemak darah, dg kadar kolesterol LDL < 100 mg/dl, pada penderita berisiko tinggi < 70 mg/dl, selanjutnya mengontrol kolesterol non-hdl dan trigliserida Kebiasaan olahraga rutin, 5-7 kali/minggu, 30-60 menit per sesi latihan.

Program rehabilitasi jantung dilaksanakan oleh tim multidisiplin, yang terdiri dari pengkajian kondisi klinis pasien, edukasi dan konseling, pengontrolan faktor risiko dan pemberian program latihan fisik. Pada pasien pasca operasi jantung, dapat mengembalikan pasien pada kondisi fisik, mental dan sosial yang paling optimal, mengontrol faktor risiko serta mencegah progresivitas proses penyakit. Program rehabilitasi Jantung terbukti menjadi efektif untuk pasien paska operasi jantung, namun sayangnya rehabilitasi jantung kurang dimanfaatkan.

Thank You!

Pulse raising (movement) activities stretching activities Upper back stretch Chest stretch Lower back and waist mobility Pulse raising (movement) activities Calf stretch Hamstring stretch Front of thigh stretch

CURRICULUM VITAE Dr. Meity Ardiana, SpJP 1996-2003 Pendidikan S1 kedokteran di UNAIR 2003-2008 Dokter Umum di RS PHC surabaya 2008-2013 Spesialis jantung dan pembuluh darah UNAIR 2014 sekarang Staf pengajar Departemen jantung dan pembuluh darah UNAIR 2015- sekarang Fellow reventif dan rehabilitasi jantung