I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi karena tanpa adanya bahasa maka seseorang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

III. METODE PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa adalah milik manusia dan merupakan satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini (Tarigan 1990:4). Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan oleh anggota masyarakat penuturnya untuk menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lain yang memunyai kesamaan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat dipergunakan untuk bertukar pendapat, berdiskusi, atau membahas suatu persoalan yang dihadapi. Pihak yang terlibat dalam proses komunikasi ada dua pihak atau dua kelompok, yakni pihak yang mengirim informasi (sender), dan pihak yang menerima informasi (receiver). Informasi yang disampaikan bisa berupa suatu ide, gagasan, keterangan atau pesan, dan alat yang digunakan dapat berupa simbol atau lambang seperti bahasa berupa tanda-tanda dan dapat juga berupa gerak-gerik anggota tubuh (Chaer, 2004:20). Sejak lahir manusia sudah dapat berbahasa. Perkembangan bahasa pada usia anak anak berlangsung dalam waktu singkat. Dalam waktu yang singkat tersebut, mereka sudah dapat menguasai banyak kosa kata, ucapan, dan cara pengucapannya.

Berberapa peneliti psikologi mengatakan bahwa secara umum perkembangan bahasa lebih cepat dari aspek-aspek lainnya. Pada saat memasuki masa remaja, perbendaharaan kata mereka terus meningkat. Gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan dalam performansi tata bahasa terus berkembang ke arah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi. Dalam interaksi yang terjadi di sekolah, bahasa lisan memegang peranan penting di samping bahasa tulis. Apabila dikaitkan dengan dunia anak, pada usia anak sekolah, interaksi komunikasi lisan mereka lebih banyak dan lebih beraneka ragam daripada usia anak prasekolah (Mappier, 2009:9). Usia remaja dimulai dari usia 12 tahun bagi perempuan dan 13 tahun bagi lakilaki. Pada usia tersebut biasanya anak memasuki jenjang sekolah menengah pertama (SMP), mereka berinteraksi dengan berbagai orang, berbagai maksud dan tujuan. Terjadinya interaksi di dalam kelas mengharuskan siswa melakukan komunikasi, para siswa diharuskan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Hal ini menempatkan sekolah sebagai suatu tempat yang berperan penting dalam membina dan mengembangkan bahasa para siswa. Sekolah menengah pertama (SMP) merupakan salah satu sekolah yang juga memiliki peranan dalam membina dan mengembangkan kemampuan para siswa dalam berbahasa. Ketika terjadi proses pembelajaran di kelas, para siswa berkomunikasi aktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru. Proses komunikasi tersebut menyebabkan kemampuan verbal pada anak berkembang

dengan baik serta menambah perbendaharaan kata. Tuturan yang dilakukan siswa tidak bisa dilepaskan dari prinsip-prinsip percakapan. Prinsip-prinsip percakapan mengatur agar komunikasi antara penutur dan mitra tutur dapat berjalan dengan lancar. Prinsip percakapan tersebut, yakni prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun. Prinsip kerja sama mengatur hak dan kewajiban penutur dan mitra tutur sehingga percakapan dapat sesuai dengan yang diharapkan antara penutur dan mitra tutur, sedangkan prinsip sopan santun menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan dalam sebuah percakapan. Tuturan yang dituturkan pada saat proses interaksi pembelajaran terdapat berbagai jenis tuturan, yang salah satunya merupakan tuturan yang dituturkan dengan tujuan menginginkan mitra tutur melakukan sesuatu untuk penutur secara aktif sebagai sebuah tindak ilokusi. Salah satu tuturan yang banyak ditemukan oleh peneliti pada saat melakukan observasi, yakni tuturan asertif. Oleh karena itu, tuturan yang akan diteliti pada penelitian ini, yakni tuturan asertif pada interaksi pembelajaran. Penelitian ini akan dilakasanakan di SMP Negeri I Sumberejo Tanggamus. Alasan peneliti menjadikan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, karena belum pernah dijadikan tempat penelitian sebelumnya, selain itu juga merupakan sekolah unggulan. Peneliti juga lebih memfokuskan penelitian pada kelas VIII A SMP N I Sumberejo Tanggamus, karena keberadaan siswa yang heterogen dan dari lingkungan keluarga yang berbeda-beda sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat kemampuan siswa dalam berbahasa. Selain itu, siswa kelas VIII A merupakan siswa yang aktif dalam berkomunikasi pada saat proses pembelajaran di kelas. Baik interaksi komunikasi antarsiswa maupun

antara guru dan siswa sehingga menghasilkan berbagai macam jenis tuturan. Penelitian yang berkaitan dengan pragmatik khususnya tentang tindak tutur sudah banyak dilakukan para peneliti bahasa. Pragmatik sebagai bagian dari ilmu bahasa sudah tidak begitu asing bagi para peneliti bahasa. Adapun para peneliti bahasa yang telah melakukan penelitian di bidang pragmatik khususnya tindak tutur antara lain, Yanti (1999) dengan judul Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Jati Bahasa Minangkabau membahas bentukbentuk tindak tutur maaf dan strategi di dalam mengungkapkan tindak tutur maaf. Zaenab (2000) dengan judul Tindak Tutur Ekspresif dalam Wacana Kartun Bertema Politik membahas tentang tujuh jenis tindak tutur ekspresif dalam wacana kartun yang bertema politik dan empat strategi tuturan yang digunakan di dalam wacana kartun bertema politik. Budiyati (2001) dalam tesisnya yang berjudul Kevariasian Tindak Tutur Percakapan Tokoh Utama Wanita dalam Novel-Novel Karya Pengarang Wanita membahas tentang jenis tindak tutur yang terdapat dalam percakapan tokoh utama wanita. Lamsanah (2003) dengan judul Tuturan Performatif pada Kampanye Partai Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Pemalang membahas tentang tuturan performatif juru kampanye partai kebangkitan bangsa di Kabupaten Pemalang pada pemilu 7 juni 1999. Komalawati (2003) dengan judul Tindak Tutur dalam Wacana Drama Siaran Radio Pendidikan Bangsa Indonesia Prodiksi BPMR Semarang Tahun 2001-2002 membahas bentuk dan fungsi tindak tutur. Afifianti (2004) dengan judul Variasi Tutur Penerimaan dan Penolakan Pembeli dalam Transaksi Jual Beli Batik di Pasar Grosir Setono Pekalongan. Handayani (2004) dengan judul Tuturan

Perlokusi dan Efeknya dalam Wacana Dakwah Aa Gym penelitian ini membahas tentang tuturan perlokusi, efek yang ditimbulkan dan jenis tuturan perlokusi yang dominan. Mastuti (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Tindak Tutur dalam Wacana Tanya Jawab Konsultasi Seks membahas tentang jenis tindak tutur dalam wacana tanya jawab konsultasi seks meliputi tuturan lokusi, ilokusi dan perlokusi. Megaria (2009) dalam skripsinya melakukan penelitian dengan judul Tindak Tutur Memerintah pada Anak Usia Prasekolah dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di TK. Objek penelitian ialah seorang anak berusia 5,7 tahun bernama Annisa Frecilia Adenina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan memerintah yang dilakukan sang anak dilakukan dengan dua cara yakni, tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Sementara itu, Fatmayanti (2009) di dalam skripsinya yang berjudul Tindak Ilokusi pada Interaksi Belajar Mengajar Kelas V SD Islam Terpadu Permata Bunda Bandarlampung Tahun Pelajaran 2007/2008. Objek penelitiannya seluruh siswa kelas V SD Islam Terpadu Permata Bunda Bandarlampung tahun pelajaran 2007/2008. Dari deskripsi di atas menunjukkan bahwa penelitian mengenai pragmatik khususnya tindak tutur sudah banyak dilakukan dan yang lebih dekat kaitannya dengan penelitian ini, yakni tentang tindak ilokusi asertif dan direktif seperti yang diteliti oleh Fatmayanti (2009) yang telah mengadakan penelitian tentang tindak ilokusi asertif dan direktif dan mengambil objek penelitian pada jenjang tingkat sekolah dasar (SD) sehubungan dengan hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian ini pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) karena peneliti

ingin mengetahui bagaimana tuturan asertif siswa SMP. Peneliti hanya fokus terhadap penelitian tindak tutur ilokusi asertif saja, mengkaji macam-macam tuturan asertif pada interaksi komunikasi siswa sekolah menengah pertama (SMP), karena dirasa bahasa mereka sudah mulai bervariasi sesuai dengan tingkatan usianya, serta mengkaji maksud dari tuturan asertif tersebut. Pada penelitian ini juga menyertakan implikasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Menurut peneliti, penelitian mengenai tuturan asertif ini perlu dilakukan, karena penelitian yang hanya memfokuskan pada tuturan asertif saja belum pernah dilakukan, selain itu juga peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat melengkapi hasil-hasil penelitian sebelumnya. Tuturan asertif akan melibatkan penutur baik guru maupun siswa pada kebenaran proposisi yang diekspresikan. Pada saat interaksi pembelajaran dapat muncul tuturan-tuturan seperti, menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan sesuatu. Interaksi yang berlangsung antarsiswa atau antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi merupakan contoh sebuah peristiwa tutur. Peristiwa tutur itu terjadi di ruang kelas dengan waktu, topik pembicaraan, dan tujuan yang telah ditentukan. Komunikasi yang terjadi antarsiswa atau antara siswa dan guru harus melibatkan konteks ujaran, yakni adanya sebuah pengetahuan yang diketahui bersama antara penutur dan mitra tutur. Pengetahuan konteks ini dapat mewujudkan sebuah kepedulian dalam interaksi. Sebagi contoh, ketika seorang guru di SMP Negeri 1 Sumberejo Tanggamus menuturkan sebuah tuturan Sekarang sudah pukul dua

belas kurang lima menit., seorang siswa menjawab Sebentar lagi Pak, saya kumpul.. Konteks tuturan pada saat itu, guru memberikan soal kepada siswa kelas VIII A dan menyuruh untuk mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru melihat ke arah jam dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas kurang lima menit. Contoh komunikasi antara guru dan siswa tersebut sudah cukup baik. Penutur dan mitra tutur sudah memahami konteks tuturan dengan baik. Hal ini menjadikan maksud dan tujuan tuturan yang disampaikan penutur bisa dipahami oleh mitra tutur. Tuturan di atas sebenarnya bermaksud untuk memerintah agar mitra tutur melakukan sesuatu, yakni segera mengumpulkan kertas jawaban kerena waktu pelajaran hampir usai. Mitra tutur memberikan jawaban yang tepat, yakni mitra tutur akan segera mengumpulkan kertas jawabannya. Hal ini membuktikan konteks dan kerja sama sangat memengaruhi tindak tutur, oleh karena itu peneliti merasa bahwa hal ini perlu untuk diteliti. Tuturan di atas merupakan sebuah contoh tuturan asertif memberitahukan sesuatu dengan maksud direktif, yakni memerintah mitra tutur agar segera mengumpulkan tugas. Bersarkan uraian di atas, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul Tindak Tutur Direktif dalam Tuturan Asertif pada Interaksi Pembelajaran Kelas VIII A SMP Negeri I Sumberejo Tanggamus Tahun Pelajaran 2010/2011 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut Bagaimanakah tindak tutur direktif dalam tuturan asertif pada interaksi pembelajaran siswa kelas VIII A SMP Negeri I Sumberejo Tanggamus tahun pelajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak ilokusi tindak tutur direktif dalam tuturan asertif, yakni menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan sesuatu pada interaksi pembelajaran siswa kelas VIII A SMP Negeri I Sumberejo Tanggamus tahun pelajaran 2010/2011. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. a. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian di bidang kebahasaan (linguistik), khususnya pragmatik yang memusatkan perhatian pada kajian tindak tutur. b. Manfaat Parktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yang berkaitan dengan hal-hal berikut. 1. Memberikan informasi dan masukkan, khususnya bagi guru Bahasa Indonesia bahwa ada karakteristik berbahasa pada siswa SMP yang harus dipahami berdasarkan konteks tuturan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan acuan dalam penyusunan bahan ajar. Materi bahan ajar dapat menggunakan rekaman peristiwa komunikasi yang sebenarnya dan bersifat alamiah, misalnya tuturan siswa pada saat interaksi pembelajaran di kelas. 3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai jenis-jenis tindak tutur dalam berkomunikasi, khusunya tindak tutur ilokusi asertif. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri I Sumberejo Tanggamus pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Objek penelitian ini adalah tuturan asertif menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan sesuatu antarsiswa atau antara guru dan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran.