2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

BAB V LAHAN DAN HUTAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1997). Peningkatan produktivitas padi telah diupayakan di Indonesia sejak tahun

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga memiliki kawasan pesisir yang luas dari tiap wilayah pulaunya. Kawasan pesisir ini digunakan oleh penduduk Indonesia sebagai sumber penghidupan yang dianggap mendukung dalam beberapa aspek, seperti penggunaan lahan pesisir untuk pertanian, perikanan, dan pariwsata. Potensi sumberdaya kawasan pesisir merupakan salah satu sumberdaya yang strategis karena merupakan wilayah yang memiliki ekosistem laut dan darat. Wilayah ini yang memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan untuk bergam jenis pemanfaatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Pemanfaatan lahan yang digunakan di kawasan pesisir biasanya digunakan untuk lahan pertanian, tambak, dan pemukiman, bahkan tidak menutup kemungkinan digunakan untuk lahan pariwisata, transportasi dan industri. Sumberdaya kawasan pesisir memiliki potensi untuk dikembangkan khusunya pengembangan dalam bidang pertanian, seperti pengembangan pertanian bercocok tanam dan peternakan. Pertanian bercocok tanam biasanya digunakan untuk lahan sawah, kebun, tegalan, hutan dan lainnya yang menghasikan produksi dari tanaman, sedangkan pertanian untuk peternakan biasa digunkan untuk lahan tambak, kolam dan sejenisnya yang menghasilkan produksi berupa hewan. Keadaan geografi suatu wilayah akan mempengaruhi kedaan fisik dan sosial dari suatu wilayah tersebut, seperti curah hujan, keadaan topografi, jenis tanah, hidrologi, geologi dan penggunaan lahan. Dalam mengembangkan potensi kawasan pesisir khusunya untuk lahan pertanian memiliki faktor- faktor yang mempengaruhi di dalamnya seperti faktor fisik dan faktor sosial. Faktor faktor tersebut akan sangat mempengaruhi pada hasil produksi dari lahan pertanian yang dihasilkan. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian utara Pulau Jawa di Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari letaknya di bagian

2 utara Pulau Jawa Kabupaten Indramayu berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga batas antara daratan dan laut merupakan kawasan pesisir sesuai yang dikemukakan oleh Dahuri, dkk, (2001) dalam pengertian kawasan pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional bahwa Kawasan pesisir merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa Kabupaten Indramayu merupakan daerah pertemuan antara daratan yang masih dipengaruhi air laut dan lautan yang masih dipengaruhi oleh dataran. Sedangakan dari segi sumberdaya pesisir yang dimanfaatan untuk lahan pertanian dan peternakan Kabupten Indramayu merupakan kawasan lumbung padi, artinya penghasil padi terbesar di jawa barat seteleah karawang serta penghasil ikan dan udang untuk kawasan pesisir. Berdasarkan keadaan geografisnya Kabupaten Indramayu membentang di pesisir Pulau Jawa memiliki garis pantai 147 km dengan pantai berpasir 64,68km, panjang pantai berlumpur 44,91 km dengan kedalam lumpur bervariasi 10-70cm lebar muara 4,51 km melewati 11 kecamatan dan 36 desa yang berbatasan langsung dengan laut. Dilihat dari kondisi iklim Kabupaten Indramayu membentang sepanjang pesisir Pantai Pulau Jawa membuat suhu udara di kabupaten tersebut cukup tinggi, yaitu berkisar antara 27-34 Celcius. Sementara untuk keadaan curah hujan rata- rata 200,0 mm/tahun. Sumber Pus Air Jawbar ( 2014). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu dalam angka 2014 kabupaten ini memiliki luas 209.942 ha terdiri dari luas lahan tanah sawah 116.805 ha atau 55,63% dan tanah non sawah 93.137 ha.44,36%. Berdasarkan luas lahan yang dimiliki Kabupaten Indramayu tersebut penggunaan lahan Kabupaten Indaramayu di dominasi oleh luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kabupaten Indramayu berubah setiap tahunya, keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perluasan pemukiman, perubahan tata guna lahan dan karena pengaruh air laut di kawasan pesisir yang berbatasan

3 dengan laut. Berikut tabel perubahan luas lahan sawah dan non sawah di Kabupaten Indramayu. Tabel 1.1 Luas Penggunaan Lahan Pertanain dan Non Prtanaian Tanah Kering No Tahun Tanah Sawah (ha) % (ha) % 1 2009 118.663 58,16 85.348 41,83 2 2010 119.043 58,35 84.968 41,64 3 2011 116.675 57,19 87.336 42,80 4 2012 116.759 55,61 93.183 44,38 5 2013 116.805 55,63 93.137 44,36 Sumber : Badan Pusat Statistik Indramayu dalam Angka 2014 Dari tabel 1.1 di atas menunjukan fluktuasi pada perluasan dan penyempitan lahan selama lima tahun kebelakang. Penyempitan pada luas lahan sawah di tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan penyempitan pada luas lahan sawah dari luas 58,16 % untuk luas di tahun 2009 menjadi 55,63% di tahun 2013. Sedangkan untuk tanah non sawah atau tanah kering mengalami kecenderungan perluasan lahan dari tahun 2009-2013, perluasan lahan 41,83% di tahun 2009 menjadi 44,36 % di tahun 2013. Penyempitan pada lahan sawah selain dikarenakan perubahan tata guna lahan juga karena terpengaruh dari air laut seperti pengaruh pasang surut air laut, banjir rob dan abrasi. Dalam data penelitian menurut ITB di spp.itb.ac.id Isfandiari dkk (2011), mengenai potensi dan dampak kenaikan muka air laut bahwa kawasan pesisir Indramayu terendam oleh pasang air laut seluas 82,3 meter jarak dari bibir pantai dan diidentifikasi akan bertamabah mencapai 11 km dari bibir pantai untuk beberapa tahun kedepan. Seringnya terjadi banjir rob karena pengaruh dari pasang surut air laut ini membuat lahan menjadi terkikis dan lahan sawah termasuk lahan yang menjadi objek dalam penyempitan lahan akibat pengaruh dari air laut. Dengan terjadinya penyempitan pada lahan sawah di Kabupaten Indramayu, hal tersebut akan memepengaruhi penyempitan lahan sawah pada kecamatan- kecamatan yang ada di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang memiliki lahan sawah dan akan mempengaruhi pada hasil produksi dari tanaman yang akan dihasilkan. Salah satunya terjadi pada Kecamatan Pasekan yang merupakan

4 kecamatan kawasan pesisir di bagian utara dari ibu kota Kabupaten Indramayu. Kecamatan Pasekan merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di kawasan pesisir yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, sekaligus selain itu juga kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang terkean dampak dari kenaikan muka air laut karena pengaruh pasang air laut dan banjir rob. Secara geografis Kecamatan Pasekan memiliki topografi dengan kemiringan lereng 8-15% merupakan kelas landai atau agak miring dan memiliki ketinggian 2-19 m dpl, sehingga potensi untuk terkena pengaruh air laut. Selain itu juga merupakan kecamatan yang penggunaan lahanya di gunakan untuk lahan pertanian salah satunya lahan sawah, penggunaan lahan sawah di kecamatan ini mengalami penyempitan dari tahun ketahun, karena terjadi perubahan lahan sawah menjadi lahan tambak sehingga lahan tambak menjadi dominan pada kecamatan ini. Kecamatan Pasekan memiliki luas lahan 7.1203 ha terdiri lahan sawah 20,4933 ha atau 27,208 % dan 7.1182,507 ha lahan non sawah 72,792% sementara 63,52% digunakan untuk lahan tambak dengn luas 45,2274 ha. Perubahan pada peyempitan lahan sawah merupakan masalah untuk kawasan pesisir yang memiliki potensi untuk mengembangkan lahan pertanian khususnya lahan sawah karena Kecamatan Pasekan merupakan kecamatan baru yang ingin mengembangkan kecamatannya dari segi pertaniannya. Penggunaan lahan tambak di Kecamatan Pasekan merupakan lahan dominan, akan tetapi lahan sawah masih di budidayakan oleh penduduk Kecamatan Pasekan, sehingga tidak sedikit lahan sawah yang berbtasan dengan lahan tambak. Hasil dari sawah lebih dianggap memberikan nilai ekonomi lebih dibandingkan hasil dari tambak, akan tetapi tidak sedikit penduduk beralih mata pencaharian menjadi petani tambak karena selama tiga tahun kebelakang terjadi penurunan produktivitas padi. Masalah pada perubahan tata guna lahan sawah yang mengalami penyempitan melainkan perubahan dari lahan sawah menjadi lahan tambak. Produktivitas padi dipengaruhi oleh kondisi fisik suatu tempat dan pengelolaan yang dilakuakan oleh petani untuk menghasilakan padi. Syarat

5 tumbuh padi diantaranya tumbuh pada ketinggian 0-155 m dpl dengan temperatur 19-27 C. Tanaman padi membutuhkan penyinaran yang maksimal. Padi membutuhkan tanah lumpur subur dengan ketebalan 18-22 cm dan ph tanah 4-7. Dilihat dari syarat tumbuh padi, Seharusnya Kecamatan Pasekan memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan suhu temepratur yang dimiliki 27-34 C, memiliki ph 5-7 serta memiliki tanah lumpur yang cukup jika dibandingkan syarat tumbuh padi, akan tetapi penurunan produktivitas padi terjadi selama tiga tahun kebelakang. Berikut data mengenai penurunan produktivitas padi di Kecamatan Pasekan. Tabel 1.2 Produktivitas Tanaman Padi pada Tahun 2009-2013 No Tahun Luas Panen (ha) Produktivitas Padi (Ton/ha/Tahun) Rata- rata Produktivitas Sekali Panen (Ton/ha/Panen) 1 2011 1.577 7,755 3,87 2 2012 1.598 7,056 3,58 3 2013 1.598 7,066 3,53 Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan 2013 Dari tabel 1.2 di atas menunjukan adanya penurunan pada produktivitas padi di tahun 2011 ke 2012 produktivitas padi 7,75kw/ha/ tahun menjadi 7,056 kw/ha/tahun. Kemudian di tahun 2013 produktivitas padi stabil cenderung naik 0,1kw, 7,066 nilai kenaikan yang rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai produktivitas yang cukup rendah jika dibandingakan dengan nilai produktivitas padi rata- rata di Kabupaten Indramayu yaitu 11 ton/ha/ tahun. Pada dasarnya nilai produktivitas Kabupaten Indramayu menduduki urutan pertama yakni 5,5 ton untuk sekali panen. Pemerintah Kabupaten Indaramyu (2006) dan di kawasan pesisir dan pantura seharusnya memiliki nilai rata- rata optimal 9,0-10,0 ton dalam satu tahun dalam dua kali garapan, karena masyarakat Kabupaten Indramayu diberlakukan dua kali garapan dalam satu tahun disesuaikan dengan musim. Kecamatan Pasekan memiliki produktivitas yang kurang untuk lahan sawah dari hasil produksi yang dihasilkan yang hanya menghasilkan rata-rata 7,72 ton/ha dalam satu tahun. Masalah yang muncul karena pengaruh air laut dari pasang surut dan banjir rob serta lahan sawah berbatasan dengan lahan tambak menjadi hipotesa

6 sementara mengenai terjadi penurunan pada produktivits padi. hal ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan pada produktivitas padi, sehingga perlu dikaji untuk dapat diketahui faktor penyebab diamana pengaruh air laut dan banjir rob serta lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak di anggap menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan produktivitas Padi di Kecamatan Pasekan. Terjadinya penurunan produktivitas tanaman padi dengan sifat lahan kawasan pesisir yang terkena pengaruh pasang surut dan banjir rob serta lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak. yang menjadikan kajian pada lahan sawah di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Kajian ini untuk mengidentifikasi tingkat kesesuaian lahan sawah serta pengaruh tingkat salinitas pada tanah di kawasan pesisir yang terkena pengaruh air laut dan berbatasan dengan tamabak tersebut. Pada kawasan yang terpengaruh air laut mengindikasikan terdapatnya ionion garam yang terlarut dalam tanah, garam yang dominasi adalah berupa garam dapur NaCl, akan tetapi garam lain pun dapat menetukan kesalinan tanah atau disebut juga salinitas tanah. Semakin tinggi salinitas tanah semakin tinggi kandungan garam yang terlarut, sebaliknya semakin rendah salinitas maka semakin rendah kandungan garam yang terlarut. Pada tanah yang salin adalah tanah yang memiliki kandungan garam tinggi, serta kandungan garam atau salinitas tanah tersebut akan mempengaruhi pada tanaman. Tidak semua tanaman cocok dengan tanah yang salin, hal tersebut tergantung pada tingka toleransi tanaman pada tanah yang salin. Perlunya penelitian ini dilakukan adalah menganalisis sifat dan kesesuaian lahan yang terkena pengaruh air laut dan banjir rob serta lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak terhadap penurunan produktivitas padi. Sehingga dapat diketahui sesuai atau tidaknya lahan sawah saat ini yang masih di budidayakan oleh penduduk Kecamatan Pasekan,serta hubungan sifat lahan yang terkena pengaruh air laut yang memiliki karakteristik salinitas dari air laut terhadap produktivitas tanaman padi. Setelah diketahui sifat dan kesesuian lahan dari pengeruh faktor tersebut akan ditarik kesimpulan mengenai hubungan sifat dan kesesuaian lahan dari pengaruh faktor tersebut dengan penurunan

7 produktivitas padi kemudian evaluasi lahan serta upaya perbaikan lahan untuk meminimalisir faktor pembatas lahan yang terkena pengaruh air laut, dan berbatasan dengan tambak. B. Identifikasi Masalah Kabupaten Indramayu merupakan Kabupaten yang memiliki kawasan pesisir karena letaknya yang berada di bagian utara Pulau Jawa yang berbatasan dengan laut. Penggunaan lahan dominan adalaha lahan pertnian 55, 63% merupakan lahan sawah dan 44,37% lahan non sawah, di tahun 2013, akan tetapai lahan sawah mengalami penyemiptan karena akibat perubahan tata guna lahan sawah menjadi lahan tambak serta pengaruh air laut karena dampak kenaikan muka air laut yang mencapai 82,3 meter dari bibir pantai menjadikan kondisi lahan pesisir tergenang air pasang. Kondisi ini terjadi pada salah satu kecamatan yang menjadi lokasi kajian penelitian ini yakni Kecamatan Pasekan. Kecamatan Pasekan yang kondisi letak geografis nya merupakan kawasan pesisir di bagin utara dai ibu kota Kabupaten Indramayu sehingga kecamatan tersebut memiliki potensi untuk terkena pengaruh dari air laut. Selain itu penggunaan lahan Kecamatan Pasekan di dominasi untuk kawasan pertanian dengan luas lahan sawah 20,498 ha di tahun 2013, serta lahan tambak 45,2274 ha penggunaan lahan sawah beralih pada penggunaan lahan tambak karena terjadi penurunan pada produktivitas padi. Jika dilihat dari kondisi geografisnya dan syarat tumbuh tanaman padi kecamatan Pasekan memiliki kesesuaian, akan tetapi dalam hal ini justru tidak terjadi seharusnya. Petani sawah dijadikan mata pencaharian utama setelah petani tambak oleh masyarakat, hal tersebut dilihat berdasarkan jumlah kelompok tani di tahun 2013 berjumlah 1782 jiwa dari jumlah penduduk Kecamatan Pasekan 23.745 jiwa. Penurunan produktivitas padi menjadi sebuah masalah untuk kajian ini sehingga penelitian ini mengkaji mengenai sifat dan kesesuain lahan sawah serta pengaruh tingkat salinitas tanah yang terkena pengaruh air laut dan lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak di kawasan pesisir. Produktivitas tanaman padi yang mengalami penurunan dilihat dari tiga tahun kebelakang dari tahun

8 2011-2013, hal tersebut memberikan indikasi untuk mengetahui hubungan antara sifat lahan sawah dengan penurunan produktivitas padi di kawasan pesisir. Mengingat produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor fisik dan faktor sosial, sehingga faktor tersebut dijadikan variabel pengaruh terhadap produktivitas tanaman padi. Menurut Arsyad (1995 hlm.25) menyatakan produktivitas tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi fisik dan sosial kawasan Pesisir, seperti kondisi kesuburan tanah, jenis komoditas serta tingkat penerapan teknologi. Kesuburan tanah dalam ruang lingkup yang luas dalam lahan perlu dikaji mengenai sifat lahan sawah yang dimilikinya, sehingga untuk mengetahui hubungan sifat lahan sawah dengan produktivitas padi di kawasan Pesisir yang memiliki karakteristik sifat lahan tersendiri. Dalam hal ini aspek yang dijadikan faktor pengaruh dari kedua variabel tersebut meliputi aspek fisik adalah zona pengaruh air laut meliputi pengaruh pasang surut dan zona berbatasan dengan tambak di kawasa pesisir. Pengaruh faktor tersebut diidentifikasi kesesuaian lahan sawah untuk tanaman padi di kawasan pesisir yang terkena pengaruh air laut dan lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak di Kecamatan Pasekan diantaranya: 1. Wilayah pengaruh zona pengaruh air laut meliputi pengaruh pasang surut dan banjir rob terhadap lahan sawah. 2. Wilayah berbatasan dengan tambak terhadap lahan sawah. Selain Aspek fisik terdapat aspek sosial yang dijadikan faktor akibat dari kedua variabel tersebut, adalah mengetahui produktivitas tanaman padi dengan mengukur hasil produksi yang dihasilkan sawah oleh petani pemilik dan penggarap dikawasan pesisir Kecamatan Pasekan. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sifat dan kesesuaian lahan sawah yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu?

9 2. Bagaimana produktivitas padi pada lahan sawah yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu? 3. Bagaimana hubungan antara sifat lahan sawah dengan produktivitas padi yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya: 1. Mengidentifikasi sifat dan kesesuaian lahan sawah yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamtan Pasekan Kabupaten Indramayu. 2. Mengetahui produktivitas padi pada lahan sawah yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu 3. Menganalisis hubungan antara sifat dengan produktivitas padi yang terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah: 1. Sebagai salah satu syarat pemenuh tugas akhir untuk menyelesaikan program sarjana mahasiswa S1 2. Sebagai sarana dalam menambah pengalaman dan wawasan yang lebih luas dalam penelitian 3. Sebagai sarana pembelajaran untuk lebih baik lagi dalam melakukan penelitian selanjutnya 4. Sebagai penginspirasi dan motivasi dalam membuat dan melakukan penelitian 5. Sebagai media dalam menginformasikan data dari hasil penelitian 6. Sebagai bahan informasi bagi masyrakat khususnya Kecamatan Pasekan kawasan pesisir Kabupaten Indramayu mengenai produktivitas padi dan lahan yang dimiliki dalam penggunaannya.

10 7. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi yang terkait mengenai pengelolaan lahan yang berkaitan dengan sistem pertanian. F. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan ini dirancang berdasarkan penulisan karya ilmiyah yang baku dan berlaku. Dalam penelitian ini terdiri dari : Bab I yakni pendahuluan dalam bab ini memaparakan tulisan penelitian dari latar belakang yang melandasi adanya penelitian ini serta yang berkaitan diangkatnya Judul yang diajukan dan disepakati, identifiasi malasalah penelitaian, rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dicapai dan manfaat yang didapatkan dari penelitian. Bab II yakni tinjauan pustaka, dalam bab ini memaparkan teori- teori yang yang digunakan dalam penelitian ini dan yang berkaitan dan mendukug penelitian yang dilakaukan, dalam tnjauan teori didalamnya tedapat di kawasan pesisir, karakteristik dan kesesuaian lahan, evaliasi lahan dan faktor pembatas lahan serta produktivitas pertanian dan sistem pertanian. Bab III yakni prosedur atau langkah- langkah penelitian pada bab ini memaparkan tentang mengenai proses penelitian prosedur yang digunakan dari pra, pas dan pasca penelitian berlangsung. Diantaranya penjelasan mengenai bab ini adalah metode penelitian, populasi dan sampel variabel penelitian, teknik pengumpul data, alat pengumpul data, teknik analisis data dan lerangkah penelitian. Bab IV yakni hasildan pembahsan dari penelitian dan dibahas dalam bab ini, hal- hal yang dengan analisis dan pengolahan data sehingga mnghasilkan suatu hasil dari data yang didapatkan dalam bab ini data yang dianalisis adalah mengenai sifat lahan yang dilihat dan produktivitas padi di Kecamtan Pasekan di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu serta menetukan kesesuain lahan dan evaluasi lahan sawah tersebut. Bab V yakni penyimpulan, selain itu rekomendasi yang diberikan untuk sebuah bahan masukan dan reverensi dalam tujuan perbaikan dalam selanjutnya untuk pihak terkait dalam penelitian ini. dari bab ini melihat bab sebelumnya untuk diambil intisari dari semua hasil analisis penelitian yang dilakukan.