Gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran hasil produk kalsium dan fosfor pada pasien penyakit ginjal kronik stadium V di Ruang Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R. D.

Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

Gambaran kadar ureum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

Gambaran kadar fosfat anorganik pada serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 nondialisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

GAMBARAN STATUS BESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

Gambaran kadar natrium dan klorida pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis

Profil pasien penyakit ginjal kronik yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juni 2014 Juli 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015:

Gambaran Profil Lipid Terhadap Derajat Hipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

1 Felix E. Suyatno 2 Linda W. A. Rotty 2 Emma S. Moeis.

Hubungan infeksi hepatitis virus c kronik dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler

IKTISAR PUSTAKA PMBISBHB!NFOJOHLBULBO!NFLBOJTNF!BCTPSQTJ!LBMTJVN. Nvmjboj Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana BCTUSBL

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyakit yang merusak nefron ginjal (Price dan Wilson, 2006).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA URIN PORSI TENGAH PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 DI BLU RSUP PROF. R.D. KANDOU MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERKALIAN PRODUK KALSIUM DAN FOSFAT SERUM DENGAN PENYAKIT ARTERI PERIFER PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER OLEH :

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

DAFTAR PUSTAKA. Alam et al., Gagal Ginjal, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Gambaran kadar kalium serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis di Manado

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

Abstrak GAMBARAN ULTRASONOGRAFI GINJAL PADA PENYAKIT GINJAL KRONIS BERDASARKAN STADIUM DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ANGKA KEMATIAN PASIEN END STAGE RENAL DISEASE DI ICU DAN HCU RSUP DR. KARIADI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP. PROF. Dr. R. D.

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Status Nutrisi pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

ABSTRAK INSIDEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HIPERTENSI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2005

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA SUBJEK DIABETES MELITUS TIPE 2

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2015

Transkripsi:

Gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis 1 Nur Azizah Idris 2 Arthur E. Mongan 2 Maya F. Memah 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Patologi Klink Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: nurazizahidris12102@gmail.com Abstract: Calcium is the largest mineral in the body and is necessary in most biological processes. The body's calcium levels are influenced by a variety of renal disorders, one of which is chronic kidney disease. Chronic kidney disease is a pathophysiological process with diverse etiology, resulting in a progressive decline in renal function, and generally end up with kidney failure (stage 5 / end stage). This study aims to describe the levels of calcium in patients with non dialysis stage 5 chronic kidney disease. The method used in this study was a descriptive study conducted from December 2015-January 2016 at two hospitals, Prof. Dr. R. D Kandou hospital and Advent Teling hospital in Manado. The samples were blood samples of all patients with non-dialysis CKD stage 5 in the period and criteria set determined by nonprobability sampling types consecutive sampling. Examination serum calcium using O- Cresolphthalein Complexon method. The result obtained 22 (62.9%) were decreased calcium levels (hypocalcemia), 12 (34.3%) calcium levels nomal and 1 (2.9%) with increased levels of calcium (hypercalcemia). The results of this study concluded that most of the non-dyalisis stage 5 chronic kidney disease patients (62,9%) were decline in calcium levels. Keywords: calcium, chronic kidney disease stage 5, non dialysis Abstrak: Kalsium sangat penting karena merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan pada sebagian besar proses biologis. Kadar kalsium tubuh dipengaruhi oleh berbagai gangguan ginjal, salah satunya penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5/end stage). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari semua pasien PGK stadium 5 non dialisis dalam kurun waktu dan kriteria yang telah ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Pemeriksaan kalsium serum dengan metode O-Cresolphthalein Complexon. Hasilnya didapatkan 22 orang (62,9%) yang mengalami penurunan kadar kalsium (hipokalsemia), 12 orang (34,3%) kadar kalsium nomal dan 1 orang (2,9%) dengan peningkatan kadar kalsium (hiperkalsemia). Kesimpulannya sebagian besar terjadi penurunan kadar kalsium (62,9%) pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Kata kunci: kalsium, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis Kalsium (Ca) merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. 224 Kira-kira 2% dari seluruh bobot manusia dewasa terdiri dari kalsium. Lebih dari 99%

kalsium ada di dalam tulang dan gigi. Sebagian kecil sisanya membentuk ikatan dengan senyawa lain dan sebagian kecil lainnya berada dalam darah. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10mg/dL dengan rentangan 8,8-10,8 mg/dl. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. 1 Hormon paratiroid mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan mekanisme umpan balik. Pembentukan tulang dilakukan dengan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi kalsium dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan ke darah agar kadar kalsium darah tetap stabil. 2 Absorpsi kalsium di usus halus dapat melalui 2 mekanisme, yaitu aktif dan pasif. 3 Transpor kalsium aktif terjadi terutama di duodenum dan proximal jejunum, sementara transpor pasif terjadi pada seluruh usus halus. Duodenum adalah tempat absorpsi kalsium yang paling efisien karena dapat mengambil kalsium bahkan pada keadaan diet sangat rendah kalsium melalui mekanisme aktif, juga memiliki seluruh komponen bagi transpor kalsium melalui jalur transcellular dan paracellular. 4,5 Absorpsi terjadi dalam usus halus melalui mekanisme yang terutama dikontrol oleh hormon kalsitropik (I,25- dihydroxycholecalciferol vitamin D3 (1,25- (OH)2D3) dan paratiroid hormon (PTH)). Untuk mempertahankan keseimbangan kalsium, ginjal harus mengeksresikan kalsium dalam jumlah yang sama dengan kalsium yang diabsorpsi dalam usus halus. 4 Ketika Glomerulus Filtration Rate (GFR) menurun, konsentrasi fosfat di plasma akan meningkat dan akan bergabung dengan Ca 2+ untuk membentuk kalsium fosfat sehingga konsentrasi Ca 2+ menurun. Keadaan hipokalsemia merangsang pelepasan PTH dari kelenjar paratiroid sehingga memobilisasi kalsium dari tulang. 6 Kadar kalsium tubuh dipengaruhi oleh berbagai penyakit ginjal, salah satunya penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal Idris, Mongan, Memah: Gambaran kadar kalsium... 225 kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5/end stage). 7 Mengetahui pengaruh penyakit ginjal kronik terhadap kadar kalsium tubuh, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran kadar kalsium darah pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 nondialisis. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Penelitian dilaksanakan di dua rumah sakit yaitu Poliklinik Nefrologi- Hipertensi dan rawat inap bagian Penyakit Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado selama bulan Desember 2015 sampai Januari 2016. Sampel penelitian adalah sampel darah dari semua pasien PGK stadium 5 non dialisis dalam kurun waktu dan kriteria yang telah ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Pemeriksaan kalsium serum dengan metode O- Cresolphthalein Complexon menggunakan alat auto-analyzer (Horiba ABX Pentra Calcium CP). HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis menurut usia Usia Frekuensi % 26-35 Tahun 1 2,86% 36-45 Tahun 2 5,71% 46-55 Tahun 8 22,86% 56-65 Tahun 7 20% 66-75 Tahun 13 37,14% >75 Tahun 4 11,43% Jumlah 35 100%

Tabel 2. Distribusi pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis menurut jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi % Laki-laki 21 60% Perempuan 14 40% Total 35 100% Tabel 3. Distribusi pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis menurut riwayat penyakit dahulu Frekuensi 10 8 6 4 2 0 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kalsium Kalsium (mg/dl) Penyakit dahulu Frekuensi % Hipertensi 29 83% Diabetes melitus 8 23% Asam urat 15 43% Gambar 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kalsium pada bulan Desember 2015-Januari 2016 Tabel 4. Distribusi pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis menurut hasil pemeriksaan kalsium Frekuensi Nilai kalsium Persentase Jumlah % Hipokalsemia (<8.8 mg/dl) 22 62.9% Normal (8.8-10.8 mg/dl) 12 34.3% Hiperkalsemia (>10.8mg/dl) 1 2.9% Total 35 100% Tabel 5. Distribusi hasil pemeriksaan kalsium pasien PGK stadium 5 non dialisis berdasarkan jenis pelayanan medis Pelayanan medis Rawat jalan Jumlah % 17 48,6% Rawat inap 18 51,4% Rerata kadar kalsium 7.41 mg/dl 8.66 mg/dl BAHASAN Hasil penelitian di Poliklinik Nefrologi-Hipertensi dan rawat inap bagian Penyakit Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado mendapatkan 35 penderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang memenuhi kriteria inklusi. 226 Berdasarkan data yang diperoleh (Tabel 1), bahwa terdapat 1 orang (2,86%) pada kelompok usia 26-35 tahun, 2 orang (5,71%) pada kelompok usia 36-45 tahun, 8 orang pada kelompok usia 46-55 tahun (22,86%), 7 orang pada kelompok 56-65 tahun (20%), 13 orang pada kelompok usia 66-75 tahun (37,14%), dan 4 orang di atas 75 tahun (11,43%). Berdasarkan pembagian ini tentu dapat dilihat bahwa kelompok usia 66-75 tahun merupakan kelompok usia terbanyak yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mamonto 8 dkk di RSUP Kandou yang mendapatkan bahwa umur terbanyak pasien ginjal kronik stadium 5 yaitu umur 61-70 tahun. Namun berbeda dengan penelitian Ibrahim 9 et al didapatkan kelompok umur terbanyak pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yaitu umur 75-84 tahun. Perbedaannya penelitian Ibrahim tersebut hanya mengambil sampel berusia lanjut ( 65 tahun). Berdasarkan data yang diperoleh (Tabel 2), terdapat 21 orang laki-laki (60%) dan 14 orang perempuan (40%). Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mamonto 8 dkk di rawat inap RSUP Kandou Manado pada bulan November 2014-Januari 2015 yang menunjukkan bahwa pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 laki-laki (65%) lebih

banyak dari perempuan (35%). Juga penelitian oleh Pura 10 dkk di RS Hasan Sadikin Bandung menunjukkan perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1. Namun berbeda dengan penelitian Kohort yang dilakukan oleh Ibrahim 9 et al di Amerika Serikat dari 1992-2004 didapatkan persentase perempuan lebih tinggi yaitu sebanyak 55,1%. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian oleh Tjekyan 11 di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang menunjukkan bahwa pasien perempuan (56,3%) lebih banyak dari laki-laki (43,7%). Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa hipertensi merupakan riwayat penyakit dahulu yang terbanyak pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Hasil ini berbeda dengan data statistik United States Renal Data System Annual Data Report (2013) 13 yang menunjukkan bahwa diabetes (37,9%) merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronik stadium 5. Namun hasil ini sesuai dengan data statistik Indonesian Renal Registry yang menunjukkan bahwa hipertensi (34%) merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronik stadium 5. 14 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjekyan 11 di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang menunjukkan bahwa faktor resiko terbanyak pada penyakit ginjal kronik adalah riwayat hipertensi yaitu 126 kasus (68,9%). Pada hasil pemeriksaan laboratorium (Tabel 4) terdapat 22 orang (62,9%) yang mengalami penurunan kadar kalsium (hipokalsemia) dan 12 orang (34,3%) dengan kadar kalsium nomal. Dan selebihnya 1 orang (2,9%) dengan peningkatan kadar kalsium (hiperkalsemia). Kovesdy 12 dkk menyebutkan peningkatan atau penurunan kadar kalsium yang abnormal berhubungan dengan peningkatan kejadian kematian dini pada pasien penyakit ginjal non-dialisis. Homeostasis kalsium secara signifikan berubah pada penyakit ginjal kronik: penyerapan usus yang lebih rendah karena 227 Idris, Mongan, Memah: Gambaran kadar kalsium... penurunan 1,25 (OH) 2 vitamin D atau peningkatan penyerapan usus pada mereka yang dirawat dengan aktif vitamin D, penurunan atau peningkatan absorpsi dari tulang pada mereka dengan tingkat PTH abnormal rendah atau tinggi, dan penurunan ekskresi ginjal terhadap kalsium, dikombinasikan dengan pertukaran kalsium yang tidak terkontrol melalui membran dialisis semua berkontribusi pada terjadinya gangguan homeostasis penderita PGK terutama di ESRD (End Stage Renal Disease). 12 Pada Tabel 5 dapat dilihat dari 35 pasien PGK stadium 5 non dialisis, terdapat 17 pasien rawat jalan (48,6%) dan 18 pasien rawat inap (51,4%). Rerata kadar kalsium pasien rawat jalan adalah 7,41 mg/dl dan 8,66 mg/dl pada pasien rawat inap. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar kalsium (hipokalsemia) pada pasien rawat jalan maupun rawat inap, namun kadar kalsium pasien rawat inap hampir mendekati normal. Hal ini mungkin disebabkan pasien rawat inap mendapat pelayanan medis yang intensif dan diet yang teratur sehingga kadar kalsiumnya lebih baik. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak melihat faktor-faktor yang mempengaruhi sebab dan akibat, tidak diketahui insidensi yang diteliti terjadi sebelum atau sesudah terpajan penyakit yang diderita, sehingga sulit melakukan perbandingan dan tidak dapat melihat perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu serta keterbatasan waktu. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik Nefrologi- Hipertensi dan rawat inap bagian Penyakit Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar kalsium pada sebagian besar pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 nondialisis (62,9%). SARAN 1. Meningkatkan jumlah sampel

penelitian untuk menghindari terjadinya bias dalam penelitian. 2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dilengkapi wawancara terhadap pasien mengenai intervensiintervensi yang telah diberikan yang bisa mempengaruhi kadar kalsium serum. 3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode analitik sehingga bisa mengetahui adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel. DAFTAR PUSTAKA 1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; 2009. 2. Bringhurst FR, Demay MB, Krane SM, et al. Bone and Mineral Metabolism In Health and Disease. Dalam: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, et al., eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. Vol II. Edisi 16. New York: McGraw-Hill; 2005:2238-49. 3. Binder HJ, Reuben A. Nutrient Digestion and Absorption. Dalam: BaronWF, Boulpaep EL, penyunting. Medical Physiology A Cellular and Molecular Approach. Edisi ke-2. Kanada: Saunders, 2009; p. 973-4. 4. Charoenphandhu N. Physical Activity and Exercise Affect Intestinal Calcium Absorption: A Perspective Review. J. Sports Sci. Technol. 2007;7(1):171-81. 5. Teerapornpuntakit J, Dorkkam N, Wongdee K, Krishnamra N, Charoenphandhu N. Endurance swimming stimulates transepithelial calcium transport and alters the expression of genes related to calcium absorption in the intestine of rats. Am J Physiol Endocrinol Metab. 2009;296:E775 E86. 6. Lang F. Ginjal, Keseimbangan Air dan Garam. Dalam: Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2013. 7. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 6. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 8. Mamonto ND, Soelingan S, Homenta H. Identifikasi Bakteri Aerob Pada Urin Porsi tengah Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 di BLU RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. J e- Biomedik. 2015;3:211-215. 9. Ibrahim HN, Ishani A, Guo H, Gilbertson DT. Blood Transfusion Use In Non- Dialysis-Dependent Chronic Kidney Disease Patients Aged 65 Years and Older. Nephrol Dial Transplant. 2009;24:3138-3143. 10. Pura L, Supriyadi R, Nugraha GI, Bandiara R, Soalaeman R. Hubungan Filtrasi Glomerulus Dengan Status Nutrisi Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik Predialisis. 11. Tjekyan R. Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2014:277. 12. Kovesdy CP, Kuchmak O, Lu JL, Kalantar-Zadeh K. Outcomes Associated with Serum Calcium Level in Men with Non-Dialysis- Dependent Chronic Kidney Disease. Clin J Soc Nephrol. 2010;5:468-476. 13. United State Renal Data System. 2013 Atlas of End-Stage Renal Disease (2013 USRDS Annual Data Report). 2013;2:227. 14. Perkumpulan Nefrologi Indonesia. Report of Indonesia Renal Registry. Edisi 4. 2011.p.13. 228