PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI UPTD PUSKESMAS BANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii RINGKASAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. 1 Hasil Survei Kesehatan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Anisah (2007) bahwa anak usia sekolah berkisar antara usia 6-12 tahun, masa

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan upaya kesehatan gigi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

PEDOMAN PELATIHAN DOKTER KECIL PUSKESMAS TAMAN BACAAN KEC. SEBERANG ULU II

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS 1-3 SDN SUCOPANGEPOK 02 JELBUK JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI KEGIATAN BAKTI SOSIAL PEPSODENT DAN FKG UNIVERSITAS JEMBER PADA SISWA SDI IMAM SYAFI I JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PENYULUHAN PADA SISWA PLAY GROUP AZ-ZAHRO AISYIAH KALIWATES KABUPATEN JEMBER

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN DALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT (PHPM) SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu diselenggarakan pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN BERMAIN DALAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PENGETAHUAN SISWA/I SD N LADANG BAMBU MEDAN TUNTUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

TESIS. Oleh NATALINA HUTABARAT /AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANGGOTA DHARMA WANITA PERSATUAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

Activities and Achievement of Targets in Care Services and Programs at The Elementary School UKGS Banyumanik The District of Semarang

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA (IMPROVING THE ORAL HEALTH OF ELDERLY)

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

Transkripsi:

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS Desi Sandra sari 1), Yuliana Mahdiyah Daat Arina2 2), Tantin Ermawati 3 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember email: desi_sari.fkg@unej.ac.id 2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember email: yuliana_mahdiyah@yahoo.com 3 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember email: tantin_ermawati@gmail.co.id Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) merupakan usaha untuk meningkatkan derajad kesehatan gigi dan mulut para siswa sekolah dasar. Kegiatan UKGS meliputi dental education dan pemeriksaan gigi dan mulut. Program ini biasanya di lakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas setempat, tetepi karena terbatasnya tenaga kesehatan maka program ini tidak berjalan maksimal. Dalam pelaksanaannya UKGS dibantu oleh guru, guru merupakan kunci utama untuk merubah tingkah laku anak didiknya sehingga peranan guru tersebut sangat menentukan berhasilnya UKGS. Metode dalam menilai peran guru dalam keberhasilan program UKGS dengan menilai pretes dan postes soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, mengevalusi ketrampilan guru dalam mengisi kartu status kipas gigi, menilai tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa dengan indeks OHI-S. Data yang diperoleh di analisis secara diskriptif. Hasil total pretes dan postes yang diperoleh dari jumlah guru 48 orang yang mengikuti penyuluhan dan pelatihan ini sebanyak 30 guru mendapat nilai diatas 60, dan sisanya 18 mendapat nilai dibawah 60 tetapi tidak ada yang mendapat nilai 0. Kemampuan guru dalam menjawab soal kesehatan gigi dan mulut lebih dari 50% mendapat nilai diatas 60. Keywords: UKGS, Guru, Kesehatan gigi dan mulut, kipas gigi 1. PENDAHULUAN Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa terutama siswa Sekolah Dasar (SD) dalam suatu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS. Upaya promotif dan preventif paling efektif dilakukan dengan sasaran anak sekolah dasar, karena perawatan kesehatan gigi harus dilakukan sejak dini dan dilakukan secara kontinyu agar menjadi suatu kebiasaan (Depkes RI, 2000). Di Indonesia program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) telah dilaksanakan sejak tahun 1951, tetapi dampak program UKGS terhadap status kesehatan gigi siswa SD hingga saat ini masih belum memuaskan. Keterbatasan dokter gigi dan perawat gigi di puskesmas yang menjadi permasalahannya (Astoeti, 2004). Selain itu penyakit gigi dan mulut masih menjadi persoalan di Indonesia dimana, tingkat prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% (SKRT 2004). Tujuan UKGS tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal. Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal adalah 100% murid SD/MI telah

mendapat pemeriksaan gigi dan mulut. Indikator lain sesuai dengan ketentuan WHO adalah anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi (Dep. Kes. RI., 2004). Pendekatan Primary Health Care bertujuan meningkatkan kesadaran siswa sekolah dasar terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pendekatan ini bisa dengan metode Kipas Gigi. Kipas gigi adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang berupa kartu yang disusun seperti kipas dan masing-masing helai mewakili setiap elemen gigi yang cara penggunaannya melibatkan guru pembina UKGS (Gustiana, 2002). Oleh karena itu perlunya pelatihan guru pembina UKGS dalam menerapkan metode Kipas gigi kepada anak didiknya sehingga program UKGS dapat berjalan secara maksimal. 2.METODE PENELITIAN Kegiatan UKGS dilakukan di SD/MI binaan Puskesmas sumbersari dan Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember. Jumlah SD/MI yang berada di 2 wilayah kerja Puskesmas Sumbersari dan Kaliwates sebanyak 32 sekolah. Kegiatan UKGS yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu dokter gigi Puskesmas Sumbersari dan Puskesmas Kaliwates masih terbatas, dikarenakan tugas seorang dokter gigi di Puskesmas yang harus melayani masyarakat juga. Oleh karena itu dibutuhkan kader kesehatan gigi dan mulut untuk siswa sekolah dasar yaitu guru pembina UKGS. Para guru pembina UKGS di wilayah Sumbersari dan Kaliwates diberi penyuluhan kesehatan gigi dan pelatihan cara mendeteksi plak gigi dengan bahan disclosing agent, deteksi karies gigi, deteksi karang gigi, deteksi tumpatan dan gigi hilang. Sebelum penyuluhan kesehatan gigi dan mulut para guru diberi pretest soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta post test setelah pelatihan kesehatan gigi dan mulut. Para guru juga diajarkan cara menulis kartu status dalam bentuk kipas gigi sebagai bahan evaluasi dan penjaringan para siswa SD/MI. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penyuluhan dan pelatihan kesehatan gigi dan mulut diikuti oleh 48 guru pembina UKGS dari SD/MI binaan Puskesmas Sumbersari dan Kaliwates di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari dan Kaliwates Kabupaten Jember. Metode dalam menilai peran guru pembina UKGS dalam keberhasilan program UKGS pada SD/MI binaan Puskesmas Kaliwates dan Sumbersari dengan menilai pretest dan postest soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, mengevalusi ketrampilan guru dalam mengisi kartu status yang berbentuk kipas gigi, menilai tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa dengan indeks OHI-S. Tabel.1 Hasil dari pretest dan postest soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada guru pembina UKGS wilayah Sumbersari : No Instansi Pretest Postest Nilai akhir 1. SD Karangrejo 6 80 90 85 2. SD Karangrejo 2 70 60 65

3. SD Karangrejo 3 70 60 65 4. SD Karangrejo 3 60 60 60 5. SD Karangrejo 4 70 60 65 6. SD Karangrejo 4 70 50 60 7. SD Karangrejo 1 40 90 65 8. SD Karangrejo 5 40 70 55 9. SD Karangrejo 5 40 70 55 10. SD Wirolegi 1 40 80 60 11. SD Wirolegi 1 40 80 60 12. SD Wirolegi 2 60 70 65 13. SD Wirolegi 3 60 70 65 14. SD Wirolegi 5 40 80 60 15. SD Sumbersari 1 50 80 65 16. SD Sumbersari 1 50 80 65 17. SD Sumbersari 3 70 50 60 18. SD Sumbersari 3 70 60 65 19. SD Tegalgede 1 60 70 65 20. SD Tegalgede 1 60 0 30 21. SD Tegalgede 2 50 0 25 22. SD Tegalgede 3 70 60 65 23. SD Tegalgede 3 60 70 65 24. MIN Sumbersari 50 80 65 25. MI Imam Bonjol 40 70 55 26 MI Imam Bonjol 50 80 65 27. SD Antirogo 1 50 60 55 28. SD Antirogo 2 60 80 70 29. SD Antirogo 3 40 60 50 30. SD Antirogo 3 70 90 80 31. SD Antirogo 4 40 50 45 32. SD Antirogo 4 40 70 55 Tabel 2. Hasil dari pretest dan postest soal pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada guru pembina UKGS wilayah Kaliwates No Instansi Pretest Postest Nilai akhir. 1. SD Tegalbesar 1 80 60 70 2. SD Tegalbesar 2 60 90 75 3. SD Tegalbesar 2 60 90 75 4. SD Tegalbesar 3 80 70 75 5. SD Kaliwates 1 50 60 55 6. SD Kaliwates 1 40 50 45 7. SD Kaliwates 2 50 50 50 8. SD Kebunagung 2 40 60 50 9. SD Kebunagung 2 60 60 60 10. SD Kebunagung 1 50 60 55 11. MIMA KH Shiddiq 12. MIMA KH Shiddiq 40 40 40 40 50 45 13. MI Miftahul Ulum 30 60 45 14. SD Tegalbesar 4 60 90 75 15. SD Tegalbesar 4 80 80 80 16. MI Darussolah 40 60 50 Hasil total pretest dan postest yang diperoleh dari jumlah guru 48 orang yang mengikuti penyuluhan dan pelatihan ini sebanyak 30 guru mendapat nilai diatas 60, dan sisanya 18 mendapat nilai dibawah 60 tetapi tidak ada yang mendapat nilai 0. Kemampuan guru dalam menjawab soal kesehatan gigi dan mulut lebih dari 50% mendapat nilai diatas 60.Hal ini bisa disimpulkan bahwa dengan adanya penyuluhan dan pelatihan gigi dan mulut dapat meningkatakan pengetahuan guru pembina UKGS dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Kipas gigi ini sebagai kartu status untuk melihat keadaan gigi geligi siswa SD/MI, mengevaluasi keadaan gigi geligi, mencatat adanya karies, adanya karang gigi dan adanya tumpatan serta gigi hilang. Para guru pembina UKGS melakukan pencatatan siswa-siswanya dengan menggunakan kartu status kipas gigi. Dari jumlah siswa sebanyak 50 siswa dari SD/MI di wilayah kecamatan Sumbersari dan Kaliwates Kabupaten Jember didapat hasil tingkat kebersihan mulut siswa dengan skor baik 13 orang, dan sisanya ada 37 orang yang memiliki tingkat kebersihan mulut sedang.

Gambar 1. Bentuk kartu status Kipas gigi Gambar 2. Tim Pelaksana Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada Guru Pembina UKGS Gambar 3. Tim Pelaksana melakukan pendampingan pengisian kartu status kipas gigi kepada guru pembina UKGS 4.PEMBAHASAN Adanya penyuluhan dan pelatihan serta pendampingan membuat guru-guru pembina UKGS menjadi lebih paham dan mengerti akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk para siswa sekolah dasar. Anak usia sekolah dasar tergolong kedalam kelompok yang rawan penyakit gigi dan mulut. Pendekatan pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan sangat diperlukan untuk anak sekolah dasar dan upaya ini ada di dalam UKGS (Rismawati, dkk, 2012). Kegiatan UKGS yang promotif meliputi pelatihan guru dalam kesehatan gigi, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru serta kegiatan preventif yaitu sikat gigi massal dengan pasta gigi berfluor. Sedangkan kegiatan kuratifnya meliputi pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit serta rujukan bagi yang memerlukan. Tujuan UKGS disini adalah agar siswa binaan Puskesmas Kaliwates dan Sumbersari Kabupaten Jember mempunyai pengetahui kesehatan gigi dan mulut melalui guru pembina UKGS selain itu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut dengan menjalankan usaha promotif dan preventif dirumah (Depkes RI, 1996). Adapun indikator sasaran dalam ketentuan Dep.Kes.R.I. (2000) dijelaskan bahwa: sebanyak 100% SD mendapatkan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, minimal 80% SD melaksanakan sikat gigi masal, frekuensi pembinaan petugas UKGS ke SD minimal 2 kali pertahun, minimal 75% murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, minimal 80% murid SD mendapatkan perawatan medik gigi dasar, seluruh murid SD yang telah terjaring untuk mendapatkan perawatan lanjutan (Disketgi, 1991).

5. KESIMPULAN Para guru SD/MI pembina UKGS memberikan respon yang sangat baik terhadap materi yang disampaikan dalam penyuluhan dan pelatihan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan akan soal-soal yang diberikan para guru SD/MI pembina UKGS terhadap kesehatan gigi dan mulut sudah baik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada SIM-LITBMAS DIKTI melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Jember yang telah memberikan dana sehingga pengabdian ini bisa dilaksanakan. Gustiana, D., 2002, Upaya Peningkatan Kesadaran Siswa Sekolah Dasar Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut dengan menggunakan metode Kipas Gigi, Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Edisi Khusus Foril:22-26 Rismawati, L, Kamiel Roesman Bachtiar, Rian Arie Gustaman, 2012, Analisis Manajemen Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (Ukgs) Di Uptd Puskesmas Bantar Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 Dalam :Surkesnas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI WHO.1990. Program Umum kerja ke-8 tahun 1990-1995. Terjemahan. Departemen Kesehatan RI DAFTAR PUSTAKA Astoeti, 2004, Sudahkah menggosok gigi hari ini?, Buletin PPSDM Kesehatan Edisi 5/X/ Darwita, R.R., Keberhasilan Program UKGS dan Peran Guru, http://repository.ui.ac.id/contents/kolek si/2/443bebdb89696fd9cae56da1592b4 11735561fb0.pdf, 2006. Departemen Kesehatan R.I. 1996, Pedomanan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Direktorat jenderal Pelayanan Medik, Jakarta. Departemen Kesehatan R.I. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan R. I. 2004.Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta Ditkesgi, 1991, Penuntun Pelaksanaan UKGS, Depkes RI Jakarta