ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI UPTD PUSKESMAS BANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI UPTD PUSKESMAS BANTAR"

Transkripsi

1 ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI UPTD PUSKESMAS BANTAR Lilis Rismawati 1) Kamiel Roesman Bachtiar, Rian Arie Gustaman 2) Garut 1) Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ( 2) ABSTRAK Program UKGS diarahkan kepada penanaman kebiasaan memelihara diri sejak dini, agar murid mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kemampuan dalam mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan yang memadai sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Keberhasilan program UKGS erat kaitannya dengan berjalannya fungsi manajemen di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen program UKGS ditinjau dari berbagai faktor yang menghambat dalam fungsi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (analisis deskriptif) dengan jenis penelitian pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah 3 orang petugas UKGS, 7 orang guru UKS dan 7 orang murid SD yang diambil secara acak dari 7 SD dengan jumlah informan 17 orang. Informasi diperoleh melalui metode indefth interview dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan program UKGS di UPTD Puskesmas Bantar yaitu pada tahap perencanaan petugas harus mengidentifikasi masalah dan prioritasnya serta mengkaji hambatan dan kelemahan program; tahap pelaksanaan cakupan UKGS yang belum tercapai yaitu: kegiatan sikat gigi masal mencapai 42,9%, siswa yang memperoleh perawatan yaitu 2,2%, frekuensi pemeriksaan petugas kesehatan ke SD/MI secara keseluruhan baru dilaksanakan minimal 1 kali, tidak dilakukannya pembinaan ke guru UKS; tahap pengorganisasian perlu mengkaji lebih dalam lagi tentang tugas pokok dan fungsi petugas UKGS; perlu ditingkannya pengawasan dan secara berjenjang di tingkat Dinas Kesehatan terhadap kegiatan di Puskesmas, dan Puskesmas juga mengadakan pengawasan ke Sekolah. Kata kunci: manajemen, UKGS, cakupan, petugas, murid

2 ABSTRACT UKGS program is directed to thehabit investment in keeping self earlier, so that students have knowledge, consciousness, and ability to prevent teeth deases and mouth as well as can take a step that is appropriate to seek a medicinal treatment that is sufficient until degree of teeth and mouth health which is optimal can be achieved. The success of UKGS program related to the implementation of management program of UKGS is surveyed from some factors which obstruct in function: planning, organizing, implementation, supervision. This research used study case method (descriptive analysis) and the kind of research of qualitative appproah. The informant of this research is 3 people the implementer of UKGS, 7 people UKS teacher and 7 people student of elementary school that is taken with random from elementary schools with total informant 17 people. The information is acquired through indefth interview and triangulation. The result of research showed a factor that became inhibitor in implementation of UKGS at UPTD clinic Bantar is in step of functionary planning must identify the problem and its priority and inspect the obstacle as well as the weakness of program; the step of UKGS implementation that has not yet been achieved is the activity of massive tooth brush till 42,9%, students who get treatment is 2,2%, the frequency of check up of health implementer to elementary shool/mi entirely and then it is implemented minimal once; the step of organizing needs to inspect more about the principal task and function of UKGS functionary; the step of supervision of Health Departement must improve frequency supervision and evaluation toward activities that are implemented by Clinic, and Clinic that can make a supervision at schools. Keyword : management, UKGS, scope, functionary, students PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi Dental Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut (Darwita, 2006). Untuk melihat berjalannya fungsi manajemen program UKGS di puskesmas, maka penulis akan menelaah lebih lanjut tentang Program UKGS yang dilaporkan oleh Puskesmas, terutama yang erat kaitannya dengan Manajemen UKGS yang

3 berdasarkan teori fungsi manajemen (G.R. terry), yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (fungsi penggernakan pelaksanaan), controlling (pengawasan dan pengendalian) sesuai dengan fungsi manajemen yang digunakan Depkes. R.I., (Muninjaya, 2004). Berdasarkan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya diperoleh data UKGS tahun 2011, dari 20 Puskesmas yang menjadi wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, didapat data Puskesmas Bantar yaitu, untuk pelayanan ke SD: (1). Kegiatan penyuluhan melakukan 23 kali dalam 1 tahun, (2). Kegiatan sikat gigi masal tidak melakukan, (3). untuk perawatan medik dasar melakukan 4,2%. Sedangkan untuk pelayanan ke TK: (1). untuk kegiatan penyuluhan melakukan 5 kali dalam 1 tahun, (2). Kegiatan sikat gigi masal tidak melakukan, (3).untuk perawatan tidak melakukan. 2. Tujuan Penelitian Menganalisis manajemen program UKGS ditinjau dari berbagai faktor yang menghambat dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan sehingga dapat dicari pemecahannya untuk meningkatkan cakupan pelaksanaan program UKGS siswa/i SD/MI di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bantar Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya Tahun METODE PENELITIAN Jenis peneilitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman dan lain-lain. Menurut Bungin (2010), di dalam metode penelitian kualitatif, umumnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik, salah satunya adalah metode wawancara mendalam (indepth interview). Setelah informasi diperoleh melalui wawancara mendalam, maka dilakukan cross-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, metode ini diantaranya: (1). Focus group discussion (FGD), (2). Triangulasi.

4 PEMBAHASAN Hasil wawancara mendalam yang berkaitan dengan manajemen pelaksanaan program UKGS di Puskesmas Bantar, yaitu meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan program UKGS. Hasil analisis dari manajemen Pelaksanaan UKGS di Puskesmas Bantar di tinjau dari berbagai faktor diantaranya: 1. Tahap Perencanaan program UKGS (P1) Muninjaya (2004), mengemukakan ada lima (5) langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah perencanaan, yaitu: Analisis situasi (pengumpulan data primer dan sekunder), mengidentifikasi masalah dan prioritasnya, menentukan tujuan program, mengkaji hambatan dan kelemahan program, dan menyusun rencana kerja operasional (RKO) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan petugas pelaksana UKGS, diperoleh informasi bahwa dalam melaksanakan perencanaan UKGS hal yang dilakukan yaitu mengetahui jumlah sekolah, meminta data murid dari tiap sekolah, mengatur tenaga dan mengatur jadwal pelaksanaan UKGS. Selain itu informasi diperoleh melalui telaah dokumen laporan kegiatan Puskesmas, bahwa selain analisis situasi dengan pengumpulan data, petugas juga menentukan tujuan program yaitu kegiatan dilaksanakan untuk mengurangi angka karies gigi pada murid sekolah. Serta petugas melaksanakan penyusunan RKO seperti mengatur tenaga, jadwal pelaksanaan UKGS, dan penentuan sumber dana yang berasal dari BOK. Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan triangulasi (guru UKS) bahwa sebelum melaksanakan kegiatan, petugas datang untuk meminta data dan memberikan jadwal kegiatan. Berdasarkan informasi hasil wawancara, maka dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan perencaanan program UKGS petugas hanya melaksanakan kegiatan analisis situasi, menentukan tujuan program dan penyusunan RKO, sedangkan mengidentifikasi masalah dan prioritasnya serta mengkaji hambatan dan kelemahan program tidak dilaksanakan. Menurut petugas, alasan dari tidak sempurnanya pelaksanaan pada tahap ini, yaitu bahwa adanya keterbatasan waktu dan tenaga, dikarenakan petugas harus menjalankan pelayanan di Balai Pengobatan Gigi juga, dan program yang direncakan bukan hanya satu program saja, sehingga tidak sempat untuk melakukan identifikasi masalah ke lapangan

5 terkait program yang akan dijalankan. Selain itu dalam mengkaji hambatanpun tidak sempat dilaksanakan, dengan alasan yang diungkapkan sama, yaitu keterbatasana waktu dan tenaga. 2. Tahap Pengorganisasian Program UKGS (P2) Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Wewenang seseorang dalam sebuah organisasi dibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi dan kedudukan staf di dalam sebuah organisasi (Muninjaya, 2004). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan petugas pelaksana UKGS, diperoleh informasi bahwa dalam melaksanakan pengorganisasian menyatakan tidak ada masalah, kerja sama lintas sektor sudah terjalin dengan baik begitu pula dengan pembagian tugas ada di struktur organisasi di Puskesmas, namun petugas tidak dapat menyebutkan secara rinci tentang tugas pokok dan fungsi petugas UKGS, karena yang disebutkan hanya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan, sikat gigi masal, dan tindakan perawatan di kerjakan di Puskesmas. Sedangkan tugas pokok dan fungsi petugas UKGS menurut Depkes R.I., (1996) merupakan kegiatan tim, dimana tugasnya adalah: a. Dokter Gigi 1) Penanggung jawab pelaksanaan operasional. 2) Bersama Kepala Puskesmas dan Perawat gigi menyusun rencana kegiatan, memonitoring program dan evaluasi. 3) Membina integrasi dengan unit-unit yang terkait. 4) Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi, UKS, guru SD dan dokter kecil. 5) Bila tidak ada perawat gigi, dokter gigi dapat sebagai pelaksana UKGS. b. Perawat Gigi 1) Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD. 2) Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud. 3) Melakukan persiapan/ lokakarya mini untuk menyampaikan rencana kepada pelaksana terkait.

6 4) Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS (data sosiodemografis dan epidemiologis). 5) Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif. 6) Monitoring pelaksanaan UKGS 7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan. 8) Evaluasi program Berdasarkan analisis pada saat penelitian, petugas kurang bisa menjelaskan tugas pokok dan fungsi sebagai petugas UKGS, dikarenakan tidak hapalnya secara keseluruhan akan tugas pokok dan fungsi, karena berdasarkan analisis yang didapat, petugas bukan hanya melaksanakan kegiatan pada waktu terlibat pemeriksaan ke Sekolah saja, tapi sebelumnya petugas menyusun sebagian tahapan perencanaan seperti pengumpulan data, mengatur jadwal kegiatan, dan mengatur tenaga, yang lainnya yaitu melakukan kerjasama dengan lintas sektor, melaksakan pencatatan dan pelaporan, namun ada hal-hal yang tidak terlaksana yaitu tidak melaksanakan persiapan lokakarya mini untuk membina Guru UKS, tidak melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif. Sehingga dengan tidak hapalnya tugas pokok dan fungsi sebagai petugas UKGS dapat mempengaruhi terhadap pelaksanaan kegiatan UKGS di Puskesmas Bantar. 3. Tahap Pelaksanaan program UKGS (P2) Berdasarkan standar pelayanan minimal Puskesmas, tahapan pelaksanaan UKGS yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Paket Minimal UKS yaitu UKGS Tahap I Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid SD yang belum terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang ada di Puskesmas. Kegiatan berupa: 1) Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru 2) Pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa kegiatan bimbingan pelihara diri bagi murid SD, minimal untuk kelas I, II, III berupa : sikat gigi massal dan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1(satu) kali sebulan. 3) Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi yang memerlukan. b. Paket Standar UKS yaitu UKGS Tahap II Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid SD yang sudah terjangkau oleh tenaga, sedangkan fasilitas kesehatan gigi puskesmas masih terbatas. Kegiatan berupa:

7 1) Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi). 2) Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut oleh guru sesuai dengan kurikulum. 3) Pencegahan penyakit gigi dan mulut SD minimal untuk kelas I, II, III berupa : a) Sikat gigi massal dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1(satu) kali sebulan b) Pembersihan karang gigi 4) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 1 diikuti pencabutan gigi susu yang telah waktunya tanggal/lepas. 5) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. 6) Pelayanan medik gigi dasar bagi murid yang membutuhkan perawatan. 7) Rujukan bagi yang memerlukan. c. Paket Optimal UKS yaitu UKGS Tahap IIl Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid SD yang sudah terjangkau oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan gigi yang dimiliki puskesmas sudah memadai. Kegiatan berupa: 1) Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi). 2) Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kurikulum. 3) Pencegahan penyakit gigi dan mulut SD minimal untuk kelas I, II, III berupa : a) Sikat gigi masal dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1(satu) kali sebulan b) Intensifikasi aplikasi fluor (antara lain berupa berkumur-kumur dengan fluor), dikhususkan di daerah-daerah yang atas dasar penelitian epidemiologic menunjukkan adanya perubahan dalam pola karies pada gigi tetap. c) Pembersihan karang gigi 4) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 1 diikuti pencabutan gigi susu yang telah waktunya tanggal/lepas. 5) Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI. 6) Pelayanan medik gigi dasar pada murid kelas terpilih/selektif sesuai kebutuhan. 7) Rujukan bagi yang memerlukan. Cakupan pelaksanaan UKGS di Puskesmas dapat diukur bila target atau sasaran

8 program UKGS ada, sasaran dari program UKGS salah satunya adalah murid SD. Adapun indikator sasaran dalam ketentuan Dep.Kes.R.I. (2000) dijelaskan bahwa: sebanyak 100% SD mendapatkan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, minimal 80% SD melaksanakan sikat gigi masal, frekuensi pembinaan petugas UKGS ke SD minimal 2 kali pertahun, minimal 75% murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, minimal 80% murid SD mendapatkan perawatan medik gigi dasar, dari seluruh murid SD yang telah terjaring untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Hasil wawancara dengan informan petugas pelaksana UKGS yaitu, kegiatannya sudah rutin dilaksanakan tiap tahun, minimal 1 tahun sekali untuk semua Sekolah Dasar dan kadang sampai 2 kali, kegiatannya yaitu penyuluhan dan pemeriksaan, dan kadang-kadang sikat gigi masal, namun jarang terlaksana karena keterbatasan waktu, tenaga dan sarana prasarana, meliputi: tidak adanya kit UKGS dari Dinas seperti alat diagnostik pemeriksaan, alat penambalan dan alat pencabutan serta tidak adanya transportasi khusus untuk petugas UKGS. Kegiatan lainnya yang belum tercapai adalah pelaksanaan lokakarya mini dengan pembinaan terhadap guru dan dokcil dikarenakan keterbatasan dana dan waktu, namun untuk pelaksanaan pelatihan dan pembinaan dokcil sedang dipersiapkan, yaitu akan dilaksanakan pada bulan November tahun Tapi untuk pembinaan terhadap guru UKS tidak dilaksanakan, padahal hal ini lebih penting untuk dilaksanakan karena peran guru terhadap murid sangat berperan besar. Selain berdasarkan hasil wawancara, informasi kegiatan UKGS juga didapat dari telaah laporan kegiatan UKGS yang mencakup: (1) kegiatan penyuluhan dilaksanakan mencapai 100% oleh guru melalui pelajaran materi kesehatan dan oleh petugas dilaksanakan melalui metode CST (chair side talk) yaitu penyuluhan dilakukan secara langsung pada murid yang diperiksa di kursi tempat pemeriksaan, (2) kegiatan sikat gigi masal untuk tahun 2012 petugas tidak melaksanakan namun ada 3 sekolah yang rutin melaksanakan kegiatan sikat gigi masal di pelajaran materi kesehatan di sekolah, sehingga jika ada kerjasama yang baik antara guru dan petugas maka dapat dilaporkan bahwa pencapaian sikat gigi masal mencapai 42,9 % dari standar minimal sebanyak 80%, (3) jumlah sekolah yang melaksanakan UKGS yaitu sebanyak 7 SD (100%), (4) cakupan siswa SD jenjang kelas terpilih yang perlu perawatan yaitu sebanyak 224 murid dari 311 siswa yang diperiksa, dan

9 yang memperoleh perawatan yaitu sebanyak 5 orang (2,2%) dari standar minimal 80%, (5) prevalensi karies gigi anak sebesar 72%, (6) frekuensi pemeriksaan petugas kesehatan ke SD/MI sebanyak 9 kali dengan masing-masing 1 kali ke SD dan 2 kali ke 2 SD yang berdekatan dengan Puskesmas, (7) rapat rutin bulanan/tahunan untuk membahas program dan cakupan UKGS, kadang-kadang tidak dilaksanakan secara rutin tiap bulan, tapi disesuaikan dengan pelaksanaan UKGS. Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan program UKGS petugas baru mendekati paket standar tahap ll, namun pelaksanaan sikat gigi masal di setiap sekolah belum terealisasi secara rutin dan keseluruhan dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan sarana prasarana dari pihak Puskesmas dan Sekolah, padahal hal tersebut dapat dilakukan jika pihak Puskesmas dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dan melakukan pembinaan terhadap guru tentang pentingnya melaksanakan sikat gigi masal karena dapat mencegah terjadinya karies gigi, sehingga sekolah dapat melaksanakan sikat gigi masal secara mandiri dan rutin. Diharapkan kegiatan-kegiatan yang belum tercapai dalam cakupan pelaksanaan UKGS dapat tercapai secara maksimal sesuai dengan cakupan yang telah ditentukan. 4. Tahap Pengawasan program UKGS (P3) Pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan (Muninjaya, 2004). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan petugas pelaksana UKGS, diperoleh informasi menyatakan bahwa tidak ada kejelasan target dari Dinas Kesehatan tentang waktu pelaksanaan UKGS karena jarang ada pengawasan dan tindak lanjut dari pihak Dinas akan pelaksanaan UKGS. Untuk laporannya tiap bulan dan kegiatan yang dilaporkan yaitu jumlah murid yang diperiksa dan perlu tindak lanjutnya, jumlah murid yang mendapat perawatan, jumlah kegiatan penyuluhan, pembinaan, kegiatan sikat gigi masal, dan kegiatan lain sesuai dengan yang ada di format laporan bulanan. Berdasarkan informasi hasil wawancara, maka dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pengawasan program UKGS Dinas Kesehatan Kota Tasimalaya harus lebih meningkatkan lagi frekuensi pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas, serta perlu memberikan kejelasan tentang waktu pelaksanaan

10 UKGS yang harus dilaksakan setiap tahunnya dan jenis kelas sasaran yang harus dibina di Sekolah Dasar oleh petugas UKGS. Namun, berdasarkan pernyataan informan pada saat triangulasi, pihak Puskesmaspun tidak melaksanakan pembinaan khusus kepada guru UKS/ guru BP terkait pelaksanaan program UKGS serta tidak dimintanya laporan oleh petugas UKGS, dan hal ini pun bisa menjadi alasan mengapa program UKGS, terutama pelaksanaan sikat gigi masal tidak terlaksana secara menyeluruh, padaha hal ini penting untuk dilakukan karena dengan terlaksananaya kegiatan pereventif seperti pelaksanaan sikat gigi masal secara rutin yaitu minimal dilaksanakan 1 bulan sekali di Sekolah sehingga dapat mencapai tujuan dari program UKGS itu sendiri, yaitu dapat menurunkan angka karies gigi pada anak usia dini. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Tahap perencanaan UKGS petugas hanya melaksanakan kegiatan analisis situasi, menentukan tujuan program dan penyusunan RKO, sedangkan mengidentifikasi masalah dan prioritasnya serta mengkaji hambatan dan kelemahan program tidak dilaksanakan. b. Tahap pengorganisasian, secara keseluruhan sudah terlaksana, namun untuk pemahaman tugas pokok dan fungsi petugas pelaksana program UKGS masih kurang. c. Tahap pelaksanaan program UKGS petugas mendekati paket standar UKS yaitu UKGS tahap ll, namun pelaksanaan sikat gigi masal dan pembinaan guru UKS/guru BP oleh petugas kesehatan gigi di setiap sekolah belum terealisasi secara rutin, dan keseluruhan dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan sarana prasarana dari pihak Puskesmas. Selain itu hal-hal yang belum tercapai dalam cakupan pelaksanaan UKGS adalah: (a) kegiatan sikat gigi masal mencapai 42,9% dari standar minimal sebanyak 80%, (b) siswa yang memperoleh perawatan yaitu 2,2% dari standar minimal 80%, (c) prevalensi karies gigi anak masih tinggi yaitu sebesar 72%, (d) frekuensi pemeriksaan petugas kesehatan ke SD/MI secara keseluruhan baru dilaksanakan minimal 1 kali, dari standar minimal 2 kali dilakukan setiap tahunnya. d. Tahap pengawasan program UKGS, Dinas Kesehatan Kota Tasimalaya harus lebih meningkatkan lagi frekuensi pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas, serta perlu memberikan kejelasan tentang waktu pelaksanaan

11 UKGS yang harus dilaksakan setiap tahunnya dan jenis kelas sasaran yang harus dibina di Sekolah Dasar oleh petugas UKGS. Begitu juga dengan petugas UKGS perlu melakukan pengawasan terhadap kegiatan guru terkait dengan kegiatan di Sekolah. 2. Saran 1. Bagi Sekolah binaan UKGS a. Dapat meningkatkan perhatian guru terkait kesadaran memelihara kesehatan gigi murid dengan memberikan penyuluhan secara rutin dalam pelajaran kesehatan b. Dapat meningkatkan tindakan pencegahan terhadap karies gigi dan perawatan gigi sejak masih dini, seperti sikat gigi masal dan melakukan rujukan ke Puskesmas pada saat ada murid yang mengeluh sakit. 2. Bagi petugas UKGS (dokter gigi dan perawat gigi) di UPTD Puskesmas Bantar: a. Petugas UKGS diharapkan dapat melakukan penyempurnaan dalam tahap-tahap perencanaan kegiatan yaitu pada tahap mengidentifikasi masalah dan prioritasnya serta mengkaji hambatan dan kelemahan program. b. Petugas UKGS dapat meningkatkan pemahamannya terhadap tugas pokok dan fungsi sebagai petugas UKGS, serta dalam hal kerjasama lintas sektor. c. Petugas UKGS diharapkan lebih meningkatkan lagi hasil pencapaian kegiatan UKGS. d. Perlu ditingkatkannya pengawsan secara rutin dari Puskesmas ke Sekolah terhadap kegiatan UKGS. 3. Bagi UPTD Puskesmas Bantar a. Dapat meningkatkan lagi sistem manajemen program UKGS, baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. b. Kepala Puskesmas dapat meningkatkan perhatiannya terhadap program pengembangan Puskesmas, terutama program UKGS sehingga dapat dianggap penting untuk mecapai cakupan kegiatan sesuai dengan indikator cakupan UKGS. 4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya a. Dapat meningkatkan frekuensi pengawasan secara berjenjang dan analisis tindak lanjut terkait pelaksanaan program-program Puskesmas, khusunya program UKGS, sehingga dapat di evaluasi. b. Dapat menentukan sasaran dan target yang jelas dalam pelaksanaan UKGS yang harus dilakukan.

12 c. Dapat memenuhi SDM yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya program UKGS, baik dalam hal pendanaan ataupun sarana prasarana lainnya. d. Dapat mengambil tindakan/sangsi yang tegas terhadap Puskesmas yang tidak melaksanakan kegiatan secara optimal/sesuai target dan memberikan reward/ penghargaan kepada Puskesmas yang berprestasi dalam mencapai target kegiatan, sehingga memberikan semangat/ stimulant bagi Puskesmas lain untuk menuju ke arah yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Darwita, R.R. et all., Keberhasilan Program UKGS dan Peran Guru, 0.pdf, Departemen Kesehatan R.I., Tata Cara kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Direktorat jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, , Pedomanan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Direktorat jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, , Manajemen Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta, , Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta, , Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Jakarta, Herijulianti, dkk., Pendidikan Kesehatan Gigi ll, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Muninjaya, A.A.Gde., Manajemen Kesehatan Edisi 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT.Rineka Cipta, Jakarta. Panjaitan, M., Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Ed ke-1, USU Pre9s, Medan, Situmorang, N., Perilaku Pencarian Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Penunjang Poliklinik Gigi Puskesmas di Dua Kecamatan Kota Medan, Dentika Dental Journal, Medan, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2012.

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS Desi Sandra sari 1), Yuliana Mahdiyah Daat Arina2 2), Tantin Ermawati 3 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember email: desi_sari.fkg@unej.ac.id 2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 3,13 Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat 2015 sebagai paradigma baru, yaitu paradigma sehat melalui pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 No Informan : I. Identitas Informan (Kepala Puskesmas)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan.

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya kesehatan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal adalah usaha kesehatan gigi dan mulut (Rosihan, 2012). Status

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH GAYATRI TUNGGADEWI NIM : 111000234 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas

Lebih terperinci

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Suryani 1, Nurmaini 2, Surya Dharma 2 1 Program

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Enywati 1 dan Budi Suryana 2 1 Puskesmas Tanjung Sekayam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan

Lebih terperinci

Activities and Achievement of Targets in Care Services and Programs at The Elementary School UKGS Banyumanik The District of Semarang

Activities and Achievement of Targets in Care Services and Programs at The Elementary School UKGS Banyumanik The District of Semarang Activities and Achievement of Targets in Care Services and Programs at The Elementary School UKGS Banyumanik The District of Semarang Kegiatan dan Ketercapaian Target Pada Program UKGS Selektif Dan Pelayanan

Lebih terperinci

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Ngatemi Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jakarta I Email : Ngatemi01@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA 1 Almujadi, Sutrisno 1, Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai

Lebih terperinci

RINGKASAN EVALUASI SISTEM PELAKSANAAN PROGRAM UKGS SD/MI DALAMWILAYAHKABUPATEN ACEHTAMIANG TAHUN2004 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan salah satu kegiatanpokok Puskesmas yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan 60 BAB VI PEMBAHASAN Program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN Tingkat Keterlaksanaan Pemeriksaan Kesehatan (Irmania Yunita) 1 TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN LEVEL OF IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh manusia. Selain itu gigi merupakan salah satu jalan masuk kuman ke dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS. ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS Oleh : GINA ALECIA NO BP : 1121219046 Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

Tujuan Umum. Tujuan Khusus Presentation Title LATAR BELAKANG Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berperan penting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan fungsi kecantikan. Ketiga fungsi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat sering tidak menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, barulah orang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan Puskesmas adalah UKGS. UKGS di lingkungan tingkat pendidikan dasar mempunyai sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar yaitu dari usia 6 sampai 14 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa. PEDOMAN UKGM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut dapat menyebabkan rasa sakit dan kehilangan gigi. Hal ini dapat mempengaruhi penampilan, kualitas hidup, pertumbuhan dan perkembangan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)

Lebih terperinci

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F. IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berperanpenting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Alur Penelitian Pengambilan Primer Data Faktor penyebab karies gigi 1. Pengetahuan orang tua Karies Gigi 2. Perilaku orang tua 3. Perilaku makan anak 4. Perilaku tenaga

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru Tuti Restuastuti 1* Handayani 1, Yanti Ernalia 2 ABSTRACT Dental caries and gingivitis are often found in Indonesia primary

Lebih terperinci

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL NUR AFIPAH NIM. 08010293 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Hendri Dwi Cahyani

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai investasi bangsa.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia 20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemasalahan gigi dan mulut merupakan salah satu pemasalahan kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia sekolah merupakan masa yang dimulai dari usia 6 sampai mendekati 12 tahun yang memiliki berbagai label, dan masing-masing menguraikan karakteristik dari periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGE SAHAN ARTIKEL ILMIAH

LEMBAR PENGE SAHAN ARTIKEL ILMIAH LEMBAR PENGE SAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENGARUH TERHADAP PELAYANAN RUJUKAN VERTIKAL BERJENJANG PASIEN BPJS RAWAT JALAN POLIKLINIK BEDAH UMUM RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Di Susun Oleh : MAYANG WAHYU

Lebih terperinci

Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006

Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 Vol. 59, No. 1, Januari 21, hal. 19-23 ISSN 24-9548 19 Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 26 (The trends of visit at dental dlinic of

Lebih terperinci

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta Pelaksanaan Program Usaha (Erlanda Bayu Pratama) 1 PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2017 SCHOOL HEALTH PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah 46 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas I Denpasar Selatan berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 149-156 GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA

Lebih terperinci

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEGIATAN KESISWAAN BERBASIS PRESTASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BATURSARI DEMAK

PENGELOLAAN KEGIATAN KESISWAAN BERBASIS PRESTASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BATURSARI DEMAK PENGELOLAAN KEGIATAN KESISWAAN BERBASIS PRESTASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BATURSARI DEMAK TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA

HALAMAN JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI REMAJA TERHADAP PROGRAM KELOMPOK SISWA PEDULI AIDS DAN NARKOBA (KSPAN) SERTA PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) PADA SEKOLAH DI KOTA DENPASAR NI LUH EKA PURNI

Lebih terperinci

STATUS KEPARAHAN KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERTINGGAL DAN DAERAH PERKOTAAN

STATUS KEPARAHAN KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERTINGGAL DAN DAERAH PERKOTAAN 1 STATUS KEPARAHAN KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERTINGGAL DAN DAERAH PERKOTAAN (Survey Di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah Dan Kecamatan Bekasi Timur,

Lebih terperinci

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH (Studi Pada Anak Taman Kanak-kanak PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Gita Hermawati 1) Lilik

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013 Siti Nurbayani, Pudentiana Reno Enggarwati Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes KemenKes Jakarta

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN 1 Gisela Harlindong 2 Ni Wayan Mariati 2 Bernat Hutagalung 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di wilayah puskesmas Padang

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di wilayah puskesmas Padang BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS ABSTRAK PERBEDAAN INDEKS ORAL HYGIENE PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DENGAN DAN TANPA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH WILAYAH PUSKESMAS BABAKANSARI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 Astriliana, 2011. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA

BAB III IDENTIFIKASI DATA BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Gigi Dan Gangguan Umum Pada Gigi Gigi adalah tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun, berakar di dalam gusi dan berfungsi untuk mengunyah dan mengigit.

Lebih terperinci

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga 1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Warokka, B. M. Manuel*, Paul A. T. Kawatu*, Jootje M. L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam pencernaan, gigi dan mulut berperan untuk mengunyah dan mengancurkan makanan yang masuk kedalam

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PERAN SERTA SISWA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SDN NGRINGIN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Patria Asda asdapaty@gmail.com ABSTRACT Every school has an important role to create and improve

Lebih terperinci

PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK

PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan multifactor, dimana terjadi interaksi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sakinah 1*, Herlina 2 1 STIKes Prima Prodi IKM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: DWI HANDAYANI A210130022

Lebih terperinci

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 2 Nomor 2, April 2017

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 2 Nomor 2, April 2017 PENINGKATAN PENGETAHUAN CARA MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI MELALUI UPAYA PENYULUHAN (EDUKASI) KESEHATAN PADA MASYARAKAT DESA JUAI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN M. Bahrul Ilmi dan Erwin

Lebih terperinci

PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK

PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 130-135 PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK Sri Mulyati dan Nindy Amita Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan. ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Adanya gangguan kesehatan pada gigi dan mulut menyebabkan penurunan fungsi kesehatan individu. Gangguan kesehatan gigi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. atas berkat dan rahmat-nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul Gambaran

KATA PENGANTAR. atas berkat dan rahmat-nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul Gambaran KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat dan rahmat-nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung Abstrak Avoanita Yosa dan Sri Wahyuni Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

I Nyoman Wirata, Anak Agung Gede Agung, Ni Ketut Nuratni Poltekkes Kemenkes Denpasar ABSTRACT

I Nyoman Wirata, Anak Agung Gede Agung, Ni Ketut Nuratni Poltekkes Kemenkes Denpasar  ABSTRACT Nyoman, Perbedaan Derajat Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Sd Dengan Program Tidak 124 PERBEDAAN DERAJAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SD DENGAN PROGRAM UKGS AKTIF DAN TIDAK AKTIF DI WILAYAH KERJA

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENCABUTAN GIGI PERMANEN PASIEN DI POLIGIGI PUSKESMAS MEDAN SUNGGALKEC. MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI.

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENCABUTAN GIGI PERMANEN PASIEN DI POLIGIGI PUSKESMAS MEDAN SUNGGALKEC. MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI. ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENCABUTAN GIGI PERMANEN PASIEN DI POLIGIGI PUSKESMAS MEDAN SUNGGALKEC. MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh : IMELDA E SIHOMBING NIM. 121021119 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011 AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu*), Dyah Ernawati**),

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI, 2012). Pelayanan

Lebih terperinci

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Sri Hidayati 1, Naning K.Utami 2, Metty Amperawati 3 ABSTRAK Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang terbatas pada jaringan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

Lebih terperinci

Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P).

Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P). Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Balita BGM Tahun 2013 (Studi Kasus di Desa Sukojember Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember) [Evaluation of

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan yang cukup banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (5) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERAWAT GIGI TERHADAP TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI YANG SESUAI DAN TIDAK SESUAI KOMPETENSI

TANGGUNG JAWAB PERAWAT GIGI TERHADAP TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI YANG SESUAI DAN TIDAK SESUAI KOMPETENSI TANGGUNG JAWAB PERAWAT GIGI TERHADAP TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI YANG SESUAI DAN TIDAK SESUAI KOMPETENSI Prasko 1, Salikun 2, Iman Supardan 3 ABSTRAK Kewenangan yang dimiliki oleh seorang perawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) a. Pengertian JKN Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia merupakan pengembangan dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Tesis

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Tesis EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SUKOREJO KABUPATEN KENDAL Tesis Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN 2011. Oleh: IZZATI AFIFAH AZMI 080100307 FAKULTAS

Lebih terperinci