PEMAKAIAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK TARIAN DARI LANGIT: TINJAUAN STILISTIKA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Adinda Pemikiran M. Dawam Rahardjo. (

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

E-JOURNAL JAMHUR NIM diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

KAJIAN STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN KARYA TERE LIYE SKRIPSI. Oleh: MEKAR SARI DYAH AYU P.W K

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

Analisis Struktural dan Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyar Bebanten Katresnan karya Sri Adi Harjono

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pikirannya terhadap orang lain. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CITRAAN DALAM JUDUL BERITA DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2011: SUATU TINJAUAN STILISTIKA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1. Disusun Oleh: Apriyani Safitri A

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANALISIS MAJAS PERBANDINGAN MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIK PADA KUMPULAN PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 9 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. latin yaitu novellus, kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang

BAHASA FIGURATIF DALAM LIRIK LAGU ALBUM CAMELLIA II KARYA EBIET G. ADE KAJIAN: STILISTIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan cabang seni yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

Transkripsi:

PEMAKAIAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK TARIAN DARI LANGIT: TINJAUAN STILISTIKA NASKAH PUBLIKASI Disusun: EKO BUDIONO A 310 080 005 PENDIDIKAN BAHASA, SATRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAK PEMAKAIAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK TARIAN DARI LANGIT: TINJAUAN STILISTIKA Eko Budiono, A 310080005, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 162 halaman. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan majas yang digunakan pada kumpulan cerpen Tarian dari Langit ditinjau dari segi stilistika; (2) mendiskripsikan makna yang terkandung dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit dintinjau dari segi stilistika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data berupa kalimat yang mengandung majas kumpulan cerpen Tarian dari Langit. Sumber data berupa kumpulan cerpen Tarian dari Langit. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan adalah pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hasil penelitian ini adalah: (1) bentuk majas yang digunakan dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit secara keseluruhan adalah; personifikasi, simile, metafora, sarkasme, epitet, paranomasia, antonomasia, dan sinekdoke. (2) Makna yang terkandung dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit dipahami secara heuristik adalah makna yang terkandung dipahami berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia dan selalu dihubungkan dengan hal-hal nyata, sedangkan secara hermeneutik makna majas dipahami berdasarkan penafsiran pembaca terhadap karya sastra. Secara hermeneutik kumpulan cerpen tarian dari langit mengisahkan tentang akibat bencana tsunami yang banyak meninggalkan luka mendalam bagi warga Aceh. Banyak warga Aceh yang kehilangan anggota keluarganya dan harta benda akibat diterjang gelombang tsunami. Kata kunci: majas, kumpulan cerpen Tarian dari Langit, tinjauan stilistika. 1

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil kreasi seseorang yang diperolehnya dari kehidupan sehari-hari. Sastra (sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta sastra yang berarti teks yang mengandung intruksi atau pedoman, dari kata dasar sas yang berarti intruksi atau ajaran (Agni, 2009:5). Sastra tidak lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan salah satu media pengungkapan sastra itu sendiri. Bahasa dan manusia sangat erat kaitannya, karena bahasa dan manusia tidak bisa dipisahkan. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, melalui komunikasi tersebut tercipta suatu persoalan-persoalan yang dengan imjainasi tinggi dapat menciptakan sebuah karya sastra. Karya sastra tidak lepas dari bahasa figuratif karena seorang pengarang selalu memanfaatkan bahasa untuk memperoleh efek keindahan dalam sebuah karya sastra. Bahasa figuratif merupakan cara pengarang dalam memanfaatkan bahasa untuk memperoleh efek estetik dengan pengungkapan gagasan secara kias yang menyaran pada makna literal. Bahasa figuratif dalam penelitian stilistika karya sastra dapat mencakup majas, idiom, dan peribahasa. Bahasa kiasan (figurative speech) pada dasarnya digunakan sastrawan untuk memperoleh dan mencapai citraan. Adanya tuturan figuratif (figuratif language). Unsur kepuitisan yang lain, untuk mendapatkan kepuitisan ialah bahasa kiasan (figuratif language) menyebabkan karya sastra menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup dan terutama menimbulkan kejelasan angan Pradopo (dalam Al-Ma ruf, 2009:60). Tuturan figuratif mengkiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik dan lebih hidup. Bahasa merupakan sarana atau media untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang yang akan dituangkan ke dalam sebuah karya sastra, salah satunya yaitu cerpen. Bahasa dalam karya sastra mengandung unsur keindahan. Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni 2

bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang. Dalam sebuah karya sastra biasanya juga terdapat majas sebagai pengungkapan bahasa. Majas menurut Agni (2009: 11) majas adalah majas dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan suatu bentuk bahasa yang sengaja diciptakan pengarang untuk menunjukkan makna atau pesan namun tidak menggunakan kata secara umum, melainkan menggunakan kata kiasan (dalam Al-Ma ruf, 2009:59). Unsur kepuitisan yang lain, untuk mendapatkan kepuitisan ialah bahasa kiasan (figuratif language) menyebabkan karya sastra menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup dan terutama menimbulkan kejelasan angan Pradopo (dalam Al-Ma ruf, 2009:60). Dalam stilistika dipelajari aneka majas dan hal-hal yang berkaitan dengan pendiksian, serta pemanfaatan bunyi-bunyi bahasa yang ditimbulkannya. Salah satu dari hasil karya sastra adalah cerpen. Karya sastra cerpen ditulis oleh seorang cerpenis berdasarkan imajinasi dan pengalaman dari kejadian nyata di sekitarnya. Cerita pendek menurut Notosusanto (dalam Santoso, 2010: 2) diartikan sebagai cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau bila diketik kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap. Cerpen yang ditulis berdasarkan kejadian nyata salah satunya adalah kumpulan cerpen yang berjudul Tarian dari Langit karya Danarto dan kawan-kawan. Kumpulan cerpen ini diangkat berdasarkan kejadian tsunami di Aceh pada tahun 2004. Keistimewaan dari kumpulan cerpen ini selain ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya merupakan seorang sastrawan yang tidak asing lagi, kumpulan cerpen Tarian dari Langit ini ditulis oleh beberapa sastrawan terkenal dan mereka adalah penulis yang berkompeten, hasil karyanya sudah tidak diragukan lagi, diantaranya adalah Titie Said dan Danarto. Dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit ini juga mempunyai majas yang lebih dominan dari pada cerpen yang lain, sehingga peneliti mengambil kumpulan cerpen ini sebagai sumber data dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah (1) Mendeskripsikan bagaimana pemakaian bentuk majas dalam 3

kumpulan cerpen Tarian dari Langit, (2) Mendiskripsikan makna yang terkandung dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit. 2. METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang bertujuan mendeskripsikan pemakaian majas dalam kumpulan cerpen tarian dari langit maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelititan misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mempunyai majas dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit. Kumpulan cerpen Tarian dari Langit terdiri atas 28 cerpen, 10 diantaranya dijadikan objek penelitian karena memiliki majas yang lebih dominan dibandingkan cerpen yang lain. Sumber data adalah subjek penelitian di mana data diperoleh (Siswantoro, 2010:63). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer berupa kumpulan cerpen Tarian dari Langit karya Danarto dan kawankawan diterbitkan oleh Republika pada tahun 2007 cetakan I, jumlah 185 halaman. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik pustaka, simak dan catat. Teknik pustaka adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yakni studi tentang sumbersumber yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal-hal lain yang menunjang penelitian (Arikunto, 1989:188). Teknik simak adalah suatu metode pemerolehan data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan bahasa (Sudaryanto dalam Tyas, 2010). Teknik simak digunakan dengan cara peneliti menyimak atau membaca langsung teks cerpen Tarian dari Langit yang dijadikan objek penelitian dan dilanjutkan dengan mencatat teks yang terdapat majas dan dijadikan data penelitian. Validitas data dalam menggunakan teknik triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan teknik pembacaan heuristik dan hermeneutik. 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait pemakaian majas dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit dapat dipaparkan dalam tabel di bawah ini. No. Bentuk Gaya Bahasa Jumlah Data yang Ditemukan 1. Personifikasi 81 2. Simile 29 3. Metafora 12 4. Antonomasia 6 5. Sinekdoke 16 6. Sinisme 1 7. Epitet 3 Hasil analisis tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. a. Personifikasi Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen tarian dari langit terdapat bentuk majas personifikasi sebanyak 81 data. Data ini telah terkumpul dari analisis 10 cerpen yang telah dijadikan objek penelitian. Sayuti ( 2002:229 ) menyatakan bahwa majas personifikasi dapat diartikan sebagai pemanusiaan. Dalam analisis data peneliti menemukan bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah mempunyai sifat kemanusiaan, sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas personifikasi. Salah satu hasil data dari bentuk majas personifikasi adalah Negeri ini sudah tua, batuk-batuk dan kotor Secara heuristik kata tua merupakan sudah lama hidup atau lanjut usia, sedangkan kata batuk merupakan penyakit pada jalan pernafasan. Kata negeri adalah benda mati yang tidak bisa tua dan batuk seperti layaknya manusia, negeri ini diibaratkan seperti makhluk yang bernyawa yang bisa batuk- batuk dan lanjut usia. Berdasarkan hasil analisis makna secara hermeneutik, dimana dalam setiap analisis makna selalu melakukan penafsiran sesuai dengan kemampuan peneliti, tujuannya adalah untuk mencari makna dalam sebuah karya sastra. Secara hermeneutik dalam kalimat di atas dapat ditafsirkan bahwa Negeri (Indonesia) ini usia kemerdekaannya sudah 62 tahun. Akan 5

tetapi, dengan usia 62 tahun ini negeri Indonesia masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan. Masih banyak koruptor di manamana tanpa memperdulikan nasib rakyatnya yang semakin hari semakin terpuruk, negeri ini sebenarnya belum bisa dikatakan merdeka karena rakyat masih banyak yang hidup terlantar bahkan demi mencari sesuap nasipun sangat susah, para pejabat negeri ini tidak pernah mempedulikan rakyatnya, mereka lebih memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan nasib rakyatnya. b. Simile Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen tarian dari langit terdapat bentuk majas simile sebanyak 29 data. Data ini telah terkumpul dari hasil analisis 10 cerpen yang dijadikan objek penelitian. majas simile menurut Agni (2009:106) merupakan pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, dan lain-lain. Penelitian ini menemukan majas perbandingan yang bersifat ekplisit yaitu langsung menyatakan sesuatu yang sama dengan hal lain menggunakan kata-kata: seperti, sama dengan, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas simile. Salah satu hasil bentuk majas simile adalah Pulau-pulau sudah seperti jamur bawah laut Secara heuristik kata pulau merupakan daratan yang dikelilingi oleh air. Dalam data di atas membandingkan antara kata pulau-pulau dengan jamur bawah laut menggunakan kata seperti. Secara hermeneutik kalimat di atas dapat ditafsirkan bahwa pulaupulau di Indonesia telah disamakan dengan tumbuhan jamur yang identik dengan tumbuhan yang merugikan dan tidak bisa untuk dimanfaatkan. Semenjak terjadi bencana tsunami yang melanda daerah Aceh, pulau-pulau sekarang tidak nampak seperti biasanya. Padahal dulu pulau tersebut sangat indah dan banyak yang mengunjunginya, namun sekarang semuanya telah hilang diterjang gelombang tsunami. Semuanya dapat diartikan bahwa pulau-pulau di Indonesia sudah tidak terawat lagi 6

keadaannya semakin hari semakin terpuruk sama kotornya dengan tumbuhan jamur bawah laut yang tidak dapat dimanfaatkan. Masyarakat hanya bisa memanfaatkan kekayaan alam tanpa menjaga atau melestarikannya, sehingga banyak pulau-pulau yang kotor dan kumuh c. Metafora Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit terdapat bentuk majas metafora sebanyak 12 data. Data ini telah terkumpul dari hasil analisis 10 cerpen yang dijadikan objek penelitian. Majas metafora adalah membandingkan dua hal yang secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat. Pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua (Al Ma ruf, 2009:119). Penelitian ini menemukan majas yang membandingkan dua hal secara langsung dan tidak menggunakan kata: seperti, bagaikan, laksana, dan sebagainya, sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas metafora. Salah satu hasil data dari bentuk majas metafora adalah Kau tahu sunyi adalah cermin Secara heuristik kata sunyi adalah tidak mendengar bunyi atau hening. Dalam hal ini kata sunyi secara langsung dibandingkan dengan cermin, tanpa menggunakan kata penghubung, sehingga data tersebut termasuk ke dalam bentuk majas metafora. Secara hermeneutik kalimat di atas dapat ditafsirkan bahwa seseorang yang belum bisa menerima kenyataan yang ada, ketika ia sedang dilanda kesunyian perasaannya selalu dibayang-bayangi oleh paras wajah yang telah meninggalkannya, perasaannya seperti cermin yang kosong yang tampak hanya bayangannya sendiri. Kesunyian ini membawanya larut masuk ke dalam bayangannya, tatapan wajahnya kosong gairah hidupnya tidak seperti dulu lagi semua telah sirna. d. Antonomasia Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen tarian dari langit terdapat bentuk majas Antonomasia sebanyak 6 data, data ini telah terkumpul dari hasil analisis 10 cerpen yang dijadikan objek penelitian. Istanti (2011) menyatakan bahwa antonomasia adalah majas berupa 7

penyebutan gelar resmi dan semacamnya untuk menggantikan nama diri. Dalam analisis data peneliti menemukan majas berupa penyebutan gelar resmi dan semacamnya untuk menggantikan nama diri, sehingga dalam data ini peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas antonomasia. Salah satu hasil data dari bentuk majas antonomasia adalah Tuh pak RT sudah membuka posko di ujung jalan bentuk majas antonomasia dalam data di atas ditunjukkan dengan kata pak RT. RT (rukun tetangga) merupakan nama gelar yang digunakan untuk menyatakan pemimpin dalam suatu wilayah di bawah RW (rukun warga). Secara heuristik kata RT merupakan gelar resmi yang diberikan dari daerah setempat, Secara hermeneutik kalimat di atas dapat ditafsirkan bahwa akibat bencana tsunami ketua RT memberikan arahan kepada warganya untuk mendirikan posko di ujung jalan. Warga yang selamat diminta untuk bergotong- royong membangun posko para korban yang terkena bencana tsunami. Semua warga berusaha untuk membantu para korban dengan membuka posko dan meminta sumbangan dari setiap mobil yang lewat untuk meringankan beban para korban, masyarakat tidak ingin menunggu bantuan yang datang dari pemerintah, karena bantuan tidak bisa diandalkan. e. Sinekdoke Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen tarian dari langit terdapat bentuk majas Sinekdoke sebanyak 16 data. Data ini telah terkumpul dari hasil analisis 10 cerpen yang dijadikan objek penelitian. Pradopo (2009:78) sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting untuk hal atau benda itu sendiri. Dalam analisis data peneliti menemukan majas yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal yang menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte), sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas sinekdoke. Salah satu data dari bentuk majas sinekdoke adalah Rakyat Aceh dari berbagai penjuru berlari. Secara heuristik rakyat merupakan 8

segenap penduduk suatu negara. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa penduduk yang sedang mengalami ketakutan akibat bencana tsunami semua berlari ke berbagai penjuru, namun tidak semua rakyat Aceh berlari ke berbagai penjuru, hanya sebagian rakyat Aceh yang terkena bencana yang berlarian. Secara hermeneutik data di atas dapat ditafsirkan bahwa akibat terjadinya bencana tsunami semua penduduk Aceh berlarian untuk menyelamatkan diri agar tidak terhanyut oleh terjangan gelombang, namun tidak semua penduduk di propinsi Aceh berlari ke berbagai penjuru melainkan hanya sebagian masyarakat yang berlarian karena tidak semua warga Aceh terkena terjangan gelombang melainkan hanya sebagian warga yang terkena bencana tsunami. f. Sinisme Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit terdapat bentuk majas sinisme sebanyak 1 data, data ini telah terkumpul dari hasil analisis 10 cerpen yang dijadikan objek penelitian. Istanti (2011) menyatakan bahwa sinisme hakikatnya sama dengan ironi namun biasanya lebih keras. Dalam analisis data peneliti menemukan bahasa sebagai sindiran yang berbentuk kesangsian yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia, sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk gaya bahasa Sinisme. Salah satu bentuk majas sinisme adalah Suaranya lembut tetapi bagai mementung kepala Amat bertubi-tubi. Secara heuristik kata lembut merupakan lunak atau halus, sedangkan kata suara adalah bunyi yang dikeluarkan. Sehingga dapat ditafsirkan suara lembut merupakan sindiran kepada seseorang, padahal suara yang sebenarnya adalah keras dan kasar. Secara hermeneutik data di atas dapat ditafsirkan bahwa sindiran seseorang yang menggunakan kata suara lembut namun dalam kenyataannya suara yang lembut itu bagaikan telah memukul kepala seseorang secara terus menerus. Dengan adanya sindiran tersebut seseorang berharap agar masyarakat bisa sadar dan bergerak untuk membantu para korban tsunami, jangan hanya berdiam diri di rumah 9

melihat dan mendengar kejadian tsunami saja, tetapi warga harus ikut membantu para korban agar meringankan sedikit beban yang dirasakannya. g. Epitet Berdasarkan hasil analisis dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit terdapat bentuk majas epitet sebanyak 3 data. Taufik (2009) menyatakan bahwa epitet adalah majas yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Dalam analisis data peneliti menemukan majas yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal, sehingga peneliti memasukannya ke dalam bentuk majas epitet. Salah satu bentuk majas epitet adalah Meski wanita senja itu tak terlalu fasih bercakap. Secara heuristik kata wanita merupakan kaum puteri, sedangkan kata senja adalah waktu setengah gelap sesudah matahari terbenam. Wanita senja digunakan untuk menggantikan nama perempuan yang sudah lanjut usia. Sehingga data ini dimasukan ke dalam bentuk majas epitet. Secara hermeneutik data di atas dapat ditafsirkan bahwa seorang perempuan yang sudah lanjut usia tidak bisa berbicara dengan lancar padahal dulu ia bisa berbicara seperti orang normal biasanya, hal ini terjadi karena trauma yang diderita akibat bencana tsunami yang telah menerjang kehidupannya. Namun sampai saat ini wanita tersebut masih mempunyai gairah untuk menjalani kehidupan yang akan datang walaupun semua harta benda yang dimilikinya sudah tidak tersisa lagi, namun ia akan selalu tersenyum untuk menyambut datangnya hari esok agar lebih baik lagi dari pada hari sekarang. 10

4. SIMPULAN Dari hasil analisis tentang bentuk majas dan makna yang digunakan pengarang dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, bentuk majas yang terdapat dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit antara cerpen satu dengan yang lain menunjukkan perbedaan. Hal tersebut dikarenakan kemampuan individu setiap pengarang dalam menggunakan majas berbeda-beda. Hasil secara keseluruhan dari 10 kumpulan cerpen Tarian dari Langit adalah: (a) personifikasi 81 data, (b) simile 29 data, (c) Metafora 12 data, (d) Antonomasia 6 data, (e) Sinekdoke 16 data, (f) Sinisme 1 data, (g) Epitet 3 data. Kedua, Makna yang terkandung dalam kumpulan cerpen Tarian dari Langit dipahami secara heuristik dan hermeneutik. Secara heuristik makna yang terkandung dipahami berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia dan selalu dihubungkan dengan hal-hal nyata, sedangkan secara hermeneutik makna dipahami berdasarkan penafsiran pembaca terhadap karya sastra sesuai dengan kemampuan pembaca. Secara hermeneutik cerpen Tarian dari Langit mengisahkan tentang akibat bencana tsunami yang banyak meninggalkan luka mendalam bagi warga Aceh. Banyak warga Aceh yang kehilangan anggota keluarganya dan harta benda akibat diterjang gelombang tsunami. 11

DAFTAR PUSTAKA Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publishing. Al Ma ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: CakraBooks. Danarto, Putu Wijaya dkk. 2004. Tarian dari Langit. Jakarta: Republika. Istanti, Danriris Riva. 2011. Jenis-Jenis Gaya Bahasa. (http://danririsbastind. wordpress.com/2011/04/13/jenis-jenis-gaya-bahasa, diakses 14 Mei 2012). Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Jakarta: Yuma Pustaka. Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University. Taufik. 2009. Macam-Macam Majas. (http://ht87.multiply.com/calendar/item/ 10001?&show_interstitial=1&u=%2Fcalendar%2Fitem, diakses 14 Mei 2012). Tyas, Debora Korning. 2010. Teknik Pengumpulan Data. (http://repository.upi.edu /operator/upload/t_ind_0707021_chapter3.pdf, diakses 12 Juni 2012). 12

13