AGNES ADRIANI HALIM ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Hak Dan Kedudukan Anak Luar Kawin Etnis Tionghoa Atas Harta Warisan Orang Tua Biologisnya Dalam Perspektif KUH Perdata Di Kota Pemalang

PENERAPAN LEGITIME FORTIE (BAGIAN MUTLAK) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MENURUT KUH PERDATA. SULIH RUDITO / D

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGHIBAHAN SELURUH HARTA WARISAN OLEH PEWARIS SEHINGGA MELANGGAR LEGITIME PORTIE

BAB I PENDAHULUAN. orang lain berkewajiban untuk menghormati dan tidak mengganggunya dan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

Waris Menurut BW Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Mewaris adalah menggantikan hak dan kewajiban seseorang yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada sejak dahulu yaitu hukum Waris Adat, Hukum Waris Islam, dan hukum Waris Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN AKTA WASIAT YANG TIDAK DIKETAHUI OLEH AHLI WARIS DAN PENERIMA WASIAT ARLIANTI IMARIA SIMANJUNTAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

PERLINDUNGAN HUKUM KEPENTINGAN ANAK DI BAWAH UMUR TERHADAP HIBAH YANG MELANGGAR LEGITIEME PORTIE NITA NILAN SRY REZKI PULUNGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. selalu hidup bahagia, damai dan sejahtera yang merupakan tujuan dari perkawinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan akhir dari perjalanan kehidupan seorang manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB III KEWARISAN DALAM HUKUM PERDATA. Hukum waris Eropa yang dimuat dalam Burgerlijk Wetboek

PERJANJIAN KAWIN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN TERHADAP PIHAK KETIGA (PASCA PUTUSAN MAHKMAH KONSTITUSI NOMOR 69/PUU-XIII/2015) Oleh

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

PEMBAGIAN HAK WARIS KEPADA AHLI WARIS AB INTESTATO DAN TESTAMENTAIR MENURUT HUKUM PERDATA BARAT (BW)

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

TINJAUAN HUKUM SURAT WASIAT MENURUT HUKUM PERDATA M. WIJAYA. S / D

PEWARISAN DAN AHLI WARIS PENGGANTI BIJ PLAATSVERVULLING

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

HAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ISLAM

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB II PROSES PERALIHAN OBJEK WARISAN SECARA AB INTESTATO BILA DI TINJAU DARI HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

MOHAMAD ROULLY PARSAULIAN LUBIS ABSTRACT

HAK UNTUK MEMPEROLEH NAFKAH DAN WARIS DARI AYAH BIOLOGIS BAGI ANAK YANG LAHIR DARI HUBUNGAN LUAR KAWIN DAN PERKAWINAN BAWAH TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. rasional dan matematis baik kondisi ekonomi, kelayakan pengetahuan

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010 TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN TERHADAP KOMPILASI HUKUM ISLAM

ANALISIS YURIDIS PENDAFTARAN PERALIHAN HAK GUNA BANGUNAN AKIBAT PEWARISAN SECARA AB INTESTATO DI KOTA MEDAN BERLIANA YUNITA HUTAGALUNG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum tersebut memiliki unsur-unsur kesamaan, walaupun dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

NASKAH PUBLIKASI PEMBAGIAN WARISAN BERDASARKAN WASIAT BAGI ANAK ANGKAT DITINJAU DALAM HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

Peran Notaris Dalam Kepastian Bagian Warisan Untuk Anak Di Luar Nikah Yang Diakui Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

KEDUDUKAN HUKUM AHLI WARIS YANG MEWARIS DENGAN CARA MENGGANTI ATAU AHLI WARIS BIJ PLAATSVERVULLING MENURUT BURGERLIJK WETBOEK

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017. KEDUDUKAN AHLI WARIS DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA 1 Oleh : Daniel Angkow 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Diskusi Mata Kuliah Gemar Belajar Perjanjian dan Waris

HAK MEWARIS ANAK DILUAR PERKAWINAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010. Ismawati Septiningsih,SH,MH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, ketika seorang anggota dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fase kehidupan manusia terdapat tiga peristiwa penting yaitu, kelahiran,

The Enactment of Marriage Agreement Post Constitutional Court Verdict

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masih terdapat beraneka sistem hukum

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

PEMBUKTIAN ANAK DENGAN BAPAK BIOLOGISNYA MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO : 46/PUU-8/2010

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

Lex et Societatis, Vol. III/No. 9/Okt/2015

Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

ANALISIS AKTA PEMBAGIAN WARISAN YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, PT.Citra Aditya, Bandung, 1994

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. menurut Mr.A.Pitlo adalah rangkaian ketentuan-ketentuan, dimana,

PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI GUNUNGSITOLI-NIAS (STUDI PADA: PERSATUAN AMAL SOSIAL GUNUNGSITOLI-NIAS) CINDY ABSTRACT

Oleh RIAN PRIMA AKHDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

HAK ANAK TIRI TERHADAP WARIS DAN HIBAH ORANG TUA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ISLAM

SISTEM PEWARISAN APABILA PEWARIS DAN AHLI WARISNYA MENINGGAL DUNIA PADA SAAT BERSAMAAN DITINJAU BERDASARKAN KITAB UNDANG -UNDANG HUKUM PERDATA

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1 Oleh : Dirga Insanu Lamaluta 2

BAB I PENDAHULUAN. Pada waktu manusia dilahirkan ke dunia ini telah tumbuh tugas baru

BAB II PENGATURAN HIBAH DAN HIBAH WASIAT DALAM PEWARISAN MENURUT KUHPERDATA. A. Ketentuan Umum Pewarisan Menurut KUHPerdata

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

HAK ANAK ANGKAT TERHADAP PEMBAGIAN WARISAN

BAB IV AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM HAK PEWARISAN ANAK YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

Transkripsi:

AGNES ADRIANI HALIM 1 PENUNJUKAN ANAK LUAR KAWIN SEBAGAI AHLI WARIS DENGAN TESTAMEN BAGI GOLONGAN TIONGHOA AGNES ADRIANI HALIM ABSTRACT There were some problems of appointing an illegitimate child as an heir : First, not all testaments contain the appointment of an heir for an illegitimate child; therefore, a Notary is needed in the process of drawing up the testament which is called a erfstelling testament. Secondly, in inhering an inheritance, an illegitimate child does not automatically inherit; it depends on the amount of share through testament (will) by his parents. Thirdly, there are some process which will be done in appointing an illegitimate child. The process of implementing a testament for an illegitimate child should fulfill the requirements of the testament, the completion of all documents, and inheritance certificate from his father (testator). Keywords : Illegitimate, Child, Testament I. Pendahuluan Pada asasnya, menurut undang undang untuk dapat mewaris orang harus mempunyai hubungan darah dengan si pewaris (berdasarkan pasal 832 Kitab Undang Undang Hukum Perdata). 1 Hubungan darah berbeda dengan hubungan hukum, jika melihat dari hubungan darah maka unsur sah atau tidaknya perkawinan orangtua anak tersebut tidak akan menjadi masalah, sedangkan jika melihat dari hubungan hukum (secara perdata), maka keabsahan perkawinan orangtua anak tersebut akan diperhitungkan. Pada prakteknya masih banyak perkawinan yang terjadi tidak sesuai dengan kriteria tersebut di Undang Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan untuk dapat dikatakan sah. Hal ini terjadi juga pada golongan etnis Tionghoa, dimana mereka yang melaksanakan perkawinan mereka di kelenteng / vihara tanpa adanya pencatatan atas perkawinan mereka tersebut. Hal ini dapat berakibat hukum bagi perkawinan, status anak yang lahir, serta perwarisan yang ada. Status keturunan tersebut mempunyai akibat akibat hukum tersendiri; 1 J Satrio, Hukum Waris, Alumni, Bandung, 1992, Hal 29

AGNES ADRIANI HALIM 2 kepada keturunan yang sah dihubungkan akibat akibat hukum yang paling lengkap. 2 Akibat dari perkawinan seperti tersebut di atas akan memberikan dampak yang merugikan kepada keturunan yang lahir dari perkawinan tersebut. Anak anak yang lahir dari perkawinan tersebut menjadi anak luar kawin. Sehingga berdampak kepada pewarisan yang akan diterima oleh anak luar kawin tersebut dikemudian hari. Dikatakan anak luar kawin, karena asal usulnya tidak berdasarkan pada hubungan yang sah yaitu hubungan antara ayah dan ibunya (berdasarkan pasal 280 dan 282 Kitab Undang Undang Hukum Perdata), yang sebagai suami istri berkewajiban memelihara dan mendidik anak anak yang dilahirkan dari perkawinan mereka atau oleh mereka terhadap anak adoptipnya. 3 Pasal 43 Undang - Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Pada ayat 2 Undang Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan Kedudukan anak tersebut dalam ayat 1 di atas, selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pasal tersebut kemudian mengalami perubahan sesudah terbitnya keputusan Mahkamah Konstitusi tanggal 13 Febuari 2012 Nomor 46/PUU-VIII/2010. Inti dari putusan tersebut menyatakan bahwa : 4 Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan / atau alat alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Oleh karena itu, dalam hal mendapatkan pewarisan, seorang anak luar kawin jika tidak mendapatkan pengakuan ataupun pengesahan dari ayah biologisnya, maka anak luar kawin tersebut tidak akan dapat mewaris, hanya anak 2 Ibid., 3 R. Soetojo Prawirohamidjojo, Pluralisme Dalam Perundang Undangan Perkawinan di Indonesia, Airlangga University Press, Surabaya, 2002, Hal. 105 4 H. M. Hasballah Thaib dan H. Syahril Sofyan, Teknik Pembuatan Akta Penyelesaian Warisan, Citrapustaka Media, Bandung, 2014, Hal. 24

AGNES ADRIANI HALIM 3 luar kawin yang diakui memiliki hak mewaris menurut undang undang. 5 Dalam pengaturan hukum waris, di Indonesia masih bersifat pluralistis, dimana berlaku tiga sistem hukum kewarisan, yaitu Hukum Waris Adat, Hukum Waris Islam, Hukum Waris Kita Undang Undang Hukum Perdata. 6 Banyak kasus kasus yang muncul dari perkawinan yang tidak sah tersebut, dimana anak yang lahir dari perkawinan tidak akan dapat mewaris harta peninggalan dari orang tuanya, terutama harta peninggalan ayahnya. Ada kalanya ditemukan pula anak yang sama sama lahir sebelum tanggal perkawinan yang disebut dalam akta perkawinan kedua ibu bapaknya tetapi di antara anak anak itu ada pula yang tidak disahkan melainkan dibiarkan statusnya menjadi anak yang diakui saja (kalau memang pernah diakui sah) atau yang sama sekali tidak diakui. 7 Sehingga akan menimbulkan suatu kejanggalan dalam hal pelaksanaan wasiat. Dimana secara biologis, anak tersebut memang benar merupakan keturunan dari ayah (si pewaris), namun dikarenakan perkawinan yang tidak sah tersebut, anak tersebut tidak memiliki hubungan secara perdata dengan ayahnya (si pewaris) sehingga, secara hukum, dia tidak akan berhak mewaris harta ayahnya tanpa adanya suatu bentuk pengakuan. Tanpa adanya pengakuan, maka tidak akan ada peluang bagi seorang anak luar kawin untuk mewaris secara ab-intestato. Oleh karena itu, salah satu jalan adalah dengan mewaris secara testamentair.dalam melaksanakan pewarisan secara testamentair juga terdapat banyak faktor faktor yang menghambat pelaksanaan testamen untuk anak luar kawin tersebut, yaitu sebagai berikut : a. Pelaksanaan wasiat tersebut tidak dapat dilaksanakan dikarenakan tata cara pembagian wasiat tersebut tidak sesuai dengan undang undang yang berlaku dan merugikan ahli waris yang lain. Hal ini terjadi dalam putusan Mahkamah Agung Nomor. 677 K/AG/2009. 5 H. M. Ridhwan Indra, Hukum Waris Di Indonesia Menurut B.W. Dan Kompilasi Hukum Islam, CV Haji Masagung, Jakarta,1993, Hal. 7 6 Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan Menurut Undang Undang, Kencana, Jakarta, 2006, Hal. 1 7 Syahril Sofyan,Beberapa Dasar Teknik Pembuatan Akta (Khusus Warisan), Pustaka Bangsa Press, Medan,2012,Hal. 94

AGNES ADRIANI HALIM 4 b. Status anak luar kawin tersebut tidak diakui, sehingga menyebabkan tidak terdapatnya bagian dalam hal mewaris untuk anak luar kawin tersebut. Hal ini terjadi dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 c. Adanya penguasaan yang tidak sah terhadap harta peninggalan yang ada, sehingga menyebabkan ahli waris lain dirugikan. Hal ini terjadi pada Putusan Mahkamah Agung Nomor. 186 PK/Pdt/2005. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk testamen yang memuat penunjukan anak luar kawin sebagai ahli waris? 2. Bagaimana akibat hukum atas penunjukan anak luar kawin sebagai ahli waris berdasarkan testamen (wasiat)? 3. Bagaimana langkah langkah yang ditempuh anak luar kawin dalam pembagian warisan atas dasar adanya testamen (wasiat)? Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk bentuk Testamen (wasiat) yang dapat memuat penunjukan terhadap anak luar kawin sebagai ahli waris serta untuk mengetahui batasan batasan apa saja yang ditetapkan secara yuridis bagi anak luar kawin. 2. Untuk mengetahui akibat hukum dari penunjukan terhadap anak luar kawin sebagai ahli waris dengan Testamen (wasiat). 3. Untuk mengetahui langkah langkah apa saja yang dapat ditempuh anak luar kawin dalam mensahkan kedudukannya melalui Testamen (wasiat). II. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam tesis dengan judul Penunjukan Anak Luar Kawin Berdasarkan Tesamen Bagi Golongan Ahli Waris Tionghoa ini menggunakan metode yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yang dapat disebut juga penelitian doktrinal. Karakteristik utama penelitian ilmu hukum normatif dalam melakukan pengkajian hukum adalah; sumber utamanya adalah bahan hukum bukan data atau

AGNES ADRIANI HALIM 5 fakta sosial, karena dalam penelitian ilmu hukum normatif yang dikaji adalah bahan hukum yang berisi aturan aturan yang bersifat normatif. 8 Adapun dalam pengolahan data, metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Studi Kepustakaan / Dokumentasi Studi kepustakaan ini berkaitan erat dengan sumber data yang akan berkaitan dengan tesis ini. Baik menyangkut data yang bersifat publik, data yang bersifat pribadi dan data hukum sekunder. b. Media massa maupun media elektronik Media massa yang dimaksud disini dapat berupa data yang berasal dari koran, artikel, maupun majalah. Sedangkan media elektronik di sini dapat berupa data yang berasal dari internet ataupun dunia maya. c. Wawancara Untuk memastikan sumber sumber data yang telah dikumpulkan tersebut, maka akan dilakukan wawancara terstruktur dengan para informan dan narasumber yang terkait dengan penelitian ini, yakni wawancara dengan Notaris yang bernama Tamin Halim, SH dan Notaris Nasititi, SH, keduanya merupakan Notaris di kota Pematangsiantar. III. Hasil Penelitian dan Pembahasan Adapun dalam penelitian ini mengkhususkan kepada anak luar kawin yang tidak diakui, dimana hal tersebut terjadi karena kelalaian dari orang tuanya. Dengan tidak adanya bentuk pengakuan dari orangtuanya, maka anak luar kawin tersebut hanya dapat mewaris harta ibunya saja. Dalam hal ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang tuanya adalah dengan menggunakan Testamen untuk menunjuk anak tersebut menjadi seorang ahli waris. Penunjukan anak luar kawin sebagai ahli waris disini menggunakan bentuk Testamen Erfstelling. Dengan demikian, pada saat pelaksanaan Testamen (wasiat), anak luar kawin dapat mewaris penuh harta yang dimiliki oleh orang tuanya terutama harta 8 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008, Hal. 86

AGNES ADRIANI HALIM 6 peninggalan ayahnya. Bentuk Testamen yang digunakan adalah penunjukan, sebab jika pewaris menggunakan legaat, artinya harta peninggalan sang ayah tidak akan jatuh sepenuhnya kepada anak luar kawin tersebut. Dengan menggunakan legaat, harta peninggalan tersebut hanya akan diberikan kepada anak luar kawin berupa objek objek tertentu saja dari harta peninggalan pewaris. Tegasnya, jika pewaris meninggalkan ahli waris, seorang anak luar kawin dan seorang istri tanpa anak anak yang sah, maka pasal 908 Kitab Undang Undang Perdata tidak berlaku, sekalipun berdasarkan pasal 852a Kitab Undang Undang Hukum Perdata, hak bagian istri dalam warisan almarhum suaminya disamakan dengan seorang anak. 9 Sehingga dapat dikatakan bahwa pembatasan tersebut tidak berlaku bagi anak luar kawin yang tidak mewaris bersama sama dengan golongan I. Adapun untuk anak luar kawin yang tidak diakui, keberadaan Testamen sangatlah membantu dalam hal pewarisan harta ayahnya. Kalau anak luar kawin tersebut tidak pernah diakui, maka anak tersebut bebas untuk menerima Testamen ayah alamiahnya, karena ia tidak terkena batasan hanya meneriuma sebesar bagian ab-intestatonya. 10 Sehingga dapat dikatakan bahwa kedudukan anak luar kawin yang tidak diakui terhadap warisan ayah alamiahnya, bisa lebih menguntungkan dibandingkan dengan anak luar kawin yang diakui secara sah. 11 Anak luar kawin tersebut menjadi ahli waris Testamen. Dengan kata lain, bagian yang diterimanya tergantung kepada besaran yang diberikan dalam Testamen tersebut. Namun perlu diketahui bahwa Undang Undang memberikan pembatasan terhadap anak luar kawin, yaitu pasal 908 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, namun pasal tersebut tidak akan berlaku jika pewaris tidak memiliki anak sah. 12 Setelah Pewaris meninggal, maka terbukalah wasiat. Adapun proses pemenuhan surat wasiat (Testamen) kepada anak luar kawin yang tidak diakui, yaitu : 13 9 J. Satrio, Hal. 234 10 Ibid., Hal. 239 11 Ibid., hal 239 12 Pendapat Nastiti, Notaris di Pematangsiatar 13 Hasil Wawancara dengan Notaris Tamin Halim, Notaris Pematangsiantar

AGNES ADRIANI HALIM 7 1. Penerima Wasiat akan datang kepada Notaris / PPAT untuk meminta proses pelaksanaan wasiat. 2. Penerima Wasiat dengan bantuan Notaris akan membuat sebuah surat permohonan untuk pelaksanaan wasiat tersebut, yaitu dengan pembuatan surat keterangan hak waris. 3. Ahli waris dengan bantuan Notaris / PPAT melakukan pengecekan wasiat (Testamen) ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 4. Sebelumnya Notaris akan meminta beberapa dokumen dalam bentuk fotokopi untuk pelaksanaan wasiat, dalam hal ini umumnya dalam surat permohonan pembuatan Surat Keterangan Hak Waris, pihak ahli waris telah melampirkannya.beberapa dokumen tersebut adalah : 5. Setelah dokumen dokumen tersebut diatas lengkap, maka akan dilanjutkan kepada proses permohonan pengecekan Testamen (wasiat). Dalam hal pengecekan wasiat, dokumen dokumen tersebut perlu dilampirkan.dalam pengiriman, dokumen tersebut berbentuk fotokopi itu wajib sudah disahkan sesuai dengan aslinya (dilegalisasi atau dilegalisir) oleh Notaris. 6. Notaris / PPAT akan melakukan permohonan pengecekan ada tidaknya wasiat ke Daftar Pusat Wasiat, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Balasan atas Surat Permohonan Pengecekan Wasiat ini biasanya memerlukan waktu 1-2 bulan. 7. Setelah selesai pengecekan dan diketahui bahwa pewaris meninggalkan wasiat kepada anak luar kawin yang tidak diakui, maka Notaris dengan ini menerangkan kepada ahli waris yang ada baik ahli waris Testamen maupun ahli waris ab intestato, tentang wasiat yang ada dan akibat dari wasiat tersebut yaitu tidak dapat mewaris harta ayahnya secara langsung. 8. Dalam hal, saudara saudara pewaris dan juga orang tua (golongan ahli waris II) sepakat untuk memberikan seluruh harta warisan dari pewaris kepada keturunannya, dalam hal ini adalah anak luar kawin yang tidak diakui dikarenakan kelalaian dari orang tuanya, maka Notaris akanmembuat Akta atau Surat Pernyataan.

AGNES ADRIANI HALIM 8 9. Surat Pernyataan ini dibuat khusus untuk ahli waris ab-intestato, dikarenakan ahli waris ab-intestato memliki bagian mutlak. 10. Dalam pelaksanaan Testeamen (wasiat) tersebut, orang tua pewaris, saudara saudara pewaris tidak akan menuntut apapun dan seberapapun juga.lalu Notaris / PPAT berdasarkan permintaan dari para ahli waris, maka Notaris akan membuat Surat Keterangan Hak Waris (verklaring van erfrecht). 11. Adapun Notaris pada umumnya akan membuat juga sebuah surat pernyataan ahli waris, yang isinya antara lain memuat : 14 12. Dalam hal proses balik nama, Notaris / PPAT menyerahkan proses tersebut kepada pejabat yang berwenang yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN). 13. Setelah proses tersebut diatas selesai, maka segala harta warisan yang ada akan menjadi milik penerima wasiat, dalam hal ini anak luar kawin. IV. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan 1. Penunjukan anak luar kawin sebagai ahli waris disini menggunakan Testamen Erfstelling. Dengan demikian, pada saat pelaksanaan Testamen (wasiat), anak luar kawin dapat mewaris penuh harta yang dimiliki oleh orang tuanya terutama harta peninggalan ayahnya. Erfstelling (penunjukkan waris) adalah suatu penunjukan orang atau orang orang akan menggantikan si pewaris dalam seluruh atau sebagian harta kekayaannya.dengan Testamen Erfstelling, pewaris dapat memberikan wasiat dengan tidak ditentukan bendanya secara tertentu, misalnya mewasiatkan harta peninggalan seluruhnya atau sebagian. 2. Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata Anak luar kawin hanya dapat mewaris apabila anak tersebut telah diakui atau disahkan. Untuk anak luar kawin yang tidak diakui, keberadaan Testamen sangatlah membantu dalam terutama dalam hal pewarisan harta ayahnya. Dengan adanya testamen maka, anak luar kawin tersebut menjadi ahli waris testamenter. Dengan kata lain, bagian yang diterimanya tergantung kepada besaran yang diberikan dalam testamen tersebut. Isi dari testamen boleh saja menyimpangi apa yang 14 Lihat lampiran Surat Pernyataan Waris

AGNES ADRIANI HALIM 9 diatur dalam KUHPerdata, selama tidak melanggar ketentuan dari peraturan perundang undangan yang ada. 3. Proses pelaksanaan Testamen terhadap anak luar kawin yang tidak diakui agar dia menjadi ahli waris mencakup pada pemenuhan Testamen tersebut, sampai kelengkapan dokumen dan yang terakhir dibuatnya surat keterangan waris yang beralaskan dari Testamen (wasiat) yang dibuat oleh ayahnya (pewaris). Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pewaris dalam rangka mewariskan hartanya kepada anaknya adalah dengan cara membuat Testamen (wasiat) kepada anaknya. Upaya lain adalah dengan cara mengesahkan perkawinan adat kedua orang tuanya. B. Saran 1. Dalam membuat Testamen (wasiat), calon pewaris terkadang memberikan keterangan yang seadanya, atau tanpa menggunakan bahasa hukum yang jelas. Sehingga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda beda kedepannya. Disini Notaris / PPAT berperan aktif dalam proses pembuatannya. Notaris harus dapat mengerti maksud dari pembuat Testamen (wasiat) dan menanyakan secara jelas maksud dari pembuat Testamen (wasiat) sehingga Testamen (wasiat) yang dibuat isinya jelas mengacu kepada legaat atau erfstelling. 2. Banyaknya kasus anak luar kawin yang tidak diakui, walaupun secara nyata anak tersebut dilahirkan dan tinggal bersama dengan orang tua. Kelalaian dan ketidaktahuan orang tua si anak, memberikan dampak yang merugikan terhadap kedudukan anak tersebut. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan penyuluhan mengenai pentingnya pencatatan perkawinan menurut peraturan dan ketentuan undang undang yang berlaku, sehingga perkawinan tersebut menjadi sah secara hukum. 3. Proses pelaksanaan Testamen (wasiat) baik, pengecekan wasiat sampai kepada pengahlihan hak memakan waktu yang cukup lama, ditambah lagi dengan biaya tidak murah. Diharapkan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat mempercepat proses pelaksanaan Testamen (wasiat) serta mengurangi birokrasi yang terlalu banyak.

AGNES ADRIANI HALIM 10 V. Daftar Pustaka Amanat, Anisitus, Membagi Warisan Berdasarkan Pasal Pasal Hukum Perdata BW, Jakarta : Rajawali Pers, 2001. Nasution, Bahder Johan, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung : Mandar Maju 2008. Suparman, Eman, Intisari Hukum Waris Indonesia, Bandung : Mandar Maju, 1995. Indra, H. M. Ridhwan, Hukum Waris Di Indonesia Menurut B.W. Dan Kompilasi Hukum Islam,, Jakarta : CV Haji Masagung, 1993. Simanjuntak, P.N.H. Pokok Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta : Djambatan, 2009. Prawirohamidjojo, R. Soetojo, Pluralisme Dalam Perundang Undangan Perkawinan di Indonesia, Surabaya : Airlangga University Press, 2002. Sofyan, Syahril, Beberapa Dasar Teknik Pembuatan Akta (Khusus Warisan), Medan : Pustaka Bangsa Press,2012. H. M. Hasballah Thaib dan H. Syahril Sofyan, Teknik Pembuatan Akta Penyelesaian Warisan, Bandung, Citrapustaka Media, 2014. Adiwimarta, I. S., Pengantar Study Hukum Perdata, Jakarta : Raja Grafindo Persada,, 1996. J Satrio, Hukum Waris, Alumni, Bandung, 1992, Hal 29 Ahlan Sjarif, Surini dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan Menurut Undang Undang, Jakarta : Kencana, 2006.