ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG HIVAIDS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI DESA PARAKAN KAUMAN KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG ARTIKEL.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG PADA BALITA. di Posyandu Bulurejo Puskesmas Sampung Kabupaten Ponorogo

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN MOTIVASI ANGGOTA FKD DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO ARTIKEL. Oleh : ISNA AOZIANTI NIM.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Putri Ahadiyah* Rosalina, S.Kp., M.Kes **) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes. (Epid )**)

GAMBARAN PERAN KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

KEPATUHAN IBU BALITA BERKUNJUNG KE POSYANDU DI DESA KARANGREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN PADA BALITA SEHARI-HARI, DI BPM ENDANG DESA PETIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG.

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN TABURIA PADA BALITA GIZI KURANG

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

STATUS GIZI BALITA DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO INDRA ANGGA P Subject : Status Gizi, Balita DESCRIPTION

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DUSUN DEMPOK UTARA DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI DESA BANDUNG KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG MENOPAUSE DENGAN SIKAP SUAMI DALAM MENGHADAPI ISTRI YANG MENGALAMI MENOPAUSE DI DESA TEMPURANDUWUR

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK MELAKUKAN TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA CANGGAL KECAMATANCANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

ARTIKEL GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG. OLEH : PUTRI WIDYASTUTI a022

HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.

GAMBARAN PERAN SERTA KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

PENELITIAN GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI PADA BALITA YANG MENGALAMI GIZI KURANG

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MAWAR KELURAHAN DARMOKALI SURABAYA

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN REJOSARI PEKANBARU ABSTRAK

SUCI ARSITA SARI. R

Transkripsi:

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Oleh Ismi Okta Rusani 040112a021 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015

The Description of Mother s Knowledge about Malnutrition in Under-five Years Children at Leyangan Village East Ungaran Sub-district Semarang Regency Ismi Okta Rusani 1, Anggun Trisnasari S.SiT, M.KeS 2, Ari Widyaningsih, S.SiT 3 123 Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Menurut data hasil pemantauan status gizi (PSG) balita Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dengan jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2013 sejumlah 66.370 anak dengan kasus gizi buruk 629 anak (0,95%). Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang 3 orang mengatakan bahwa tidak mengetahui faktor dari penyebab terjadinya gizi buruk. Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita gizi buruk. Teknik pengambilan sampel dengan Total Sampling didapatkan sejumlah 25 responden. Hasil penelitian dari 25 responden, pengetahuan tentang gizi buruk pada balita dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%), pengetahuan tentang gizi buruk pada balita dalam kategori cukup 5 responden (20,0%), pengetahuan tentang gizi buruk pada balita dalam kategori baik 9 responden (36,0%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi untuk balita kepada ibu balita baik pada saat posyandu ataupun pada saat pemeriksaan kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, Balita Gizi Buruk Daftar Pustaka : 32 daftar pustaka (2003-2012) 1

ABSTRACT According to the results of monitoring the nutritional status (PSG) semarang toddler health districts with the number of infants who weighed in 2013 some 66 370 children with severe malnutrition 629 children (0.95%). The village leyangan eastern districts of semarang ungaran subdistrict 3 people say that not knowing the factors of the causes of malnutrition. Malnutrition is a condition in which a person is declared a lack of nutrients. This study aims to find the description of the mother's level of knowledge about malnutrition in under-five years children at Leyangan village, East Ungaran Sub-district, Semarang regency. This was a descriptive study with cross sectional approach. The samples in this study were the mothers who have malnourished children. The data sampling used total sampling technique and obtained 25 respondents. The results of this study indicate that the knowledge about malnutrition in the under-five years children among the respondents is in the category of poor as many as 11 respondents (44.0%), the knowledge about malnutrition in the under-five years children in the category of sufficient as many as 5 respondents (20.0%), the knowledge about malnutrition in the under-five years children in the category of good as many as 9 respondents (36.0%). It is expected that health professionals, especially midwives to provide health education about nutrition for infants to the mothers either during the Posyandu Program or in visits of health examination. Keywords: knowledge, malnourished children Bibliographies: 32 (2003-2012) PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus gizi buruk saat ini menjadi masalah yang menjadi perhatian di Indonesia. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation. Kualitas bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi kurang bagi seseorang akan mempengaruhi kualitas kehidupan kelak (prasetyawati, 2012). Menurut data hasil pemantauan status gizi (PSG) balita dengan jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2011 terdapat 67.074 anak dan kasus gizi buruk 678 anak (1.011%). Tahun 2012 balita yang ditimbang sejumlah 66.827 anak terdapat kasus gizi buruk sebanyak 566 anak (0,85%). Dan pada tahun 2013 jumlah balita ditimbang sebanyak 66.370 anak dengan kasus gizi buruk 629 anak (0,95%). Kasus gizi buruk yang paling tinggi pertama kali pada tahun 2013 terdapat di Puskesmas Leyangan 64 anak (2,65%). (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang) Klasifikasi keadaan Gizi Buruk yang paling sederhana dan umum dipakai adalah ukuran berat badan menurut umur yang kemudian dibandingkan terhadap ukuran baku, karena berat badan anak merupakan indicator yang baik bagi penentuan status gizinya khususnya untuk anak yang berumur dibawah 5 tahun(ellya, 2010). Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat penting sekali. Hal ini disebabkan untuk mencapai generasi mendatang yang lebih baik. Peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi 2

faktor penentu. Ada orang tua yang sudah tahu akan gizi sehat, tetapi tidak peduli. Ada juga yang belum tahu tetapi tidak mencari tahu. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita sangat berpengaruh terhadap status gizi balita. Dampak dari gizi buruk pada balita menyebabkan perkembangan anak menurun, anak menjadi apatis, gangguan bicara, penurunan skor intellegence quotient (IQ), penurunan perkembangan kognitif, dan gangguan rasa percaya diri (Proverawati, 2009). Berdasarkan data puskesmas Leyangan pada periode Agustus 2014 April 2015. Puskesmas Leyangan membawahi 5 Desa. Jumlah balita yang ditimbang 2.546 anak dengan kasus gizi buruk pada balita usia 1-5 tahun 72 anak (3%). Desa paling tertinggi kasus gizi buruk pada Balita umur 1-5 tahun adalah di Desa Leyangan. Didapatkan jumlah Balita yang ditimbang 608 anak dengan kasus gizi buruk 25 anak (4%) (Puskesmas Leyangan). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Leyangan pada bulan April, hasil wawancara dari 4 ibu yang mempunyai balita gizi buruk. 1 orang ibu mengatakan anaknya terjadi gizi buruk dikarenakan sakit yang sudah menjalani pengobatan selama 4 bulan. Dan 3 orang ibu mengatakan bahwa tidak mengetahui faktor dari penyebab terjadinya gizi buruk seperti kekurangan asupan gizi, penyakit yang mengakibatkan infeksi, pengolahan makanan yang salah. Berdasarkan data dan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Buruk Pada Balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Buruk Pada Balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang faktor penyebab gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang b. Mengetahui gambaran pegetahuan ibu tentang tanda dan gejala gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Balita Memberikan masukan kepada seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita agar lebih mengerti dan memperhatikan kecukupan gizi balita agar selalu dalam kondisi status gizi baik dan terjaga kesehatannya. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadikan bahan kajian untuk kegiatan penelitian selanjutnya dan selain itu juga dapat sebagai bahan bacaan di perpustakaan. 3. Bagi Puskesmas Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas tentang gizi buruk pada balita 3

sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan program gizi di wilayah Puskesmas. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dilakukan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada 1-4 Juni 2015. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita gizi buruk sejumlah 25 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil dari pengetahuan ibu yang mempunyai balita gizi buruk dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yaitu dari jumlah ibu yang mempunyai balita gizi buruk yang didapat dari Puskesmas Leyangan. Alat pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuen. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu yang Memiliki Balita dengan Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Umur Frekuensi Persentase < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun 1 21 3 4,0 84,0 12,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 25 responden ibu yang memiliki balita dengan gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 21 orang (84,0%). 2. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memiliki Balita dengan Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Pendidikan Frekuensi Persentase SMP SMA Perguruan Tinggi 14 8 3 56,0 32,0 12,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 25 responden ibu yang memiliki balita dengan gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar berpendidikan SMP, yaitu sejumlah 14 orang (56,0%). 3. Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Memiliki Balita dengan Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Pekerjaan IRT PNS Karyawan/Pabrik Frekuensi Persentase 9 36,0 1 4,0 15 60,0 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 25 responden ibu yang memiliki balita dengan gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar merupakan ibu bekerja sebagai karyawan swasta/pabrik, yaitu sejumlah 15 orang (60,0%). 4

B. Analisis Univariat 1. Pengetahuan Ibu tentang Faktor Penyebab Gizi Buruk Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Faktor Penyebab Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Gizi Buruk Kurang Cukup Baik Frekuensi Persentase 14 8 3 56,0 32,0 12,0 Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang faktor penyebab gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 14 orang (56,0%). 2. Pengetahuan Ibu tentang Tanda dan Gejala Gizi Buruk Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Tanda dan Gejala Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Pengetahuan tentang Tanda Gejala Gizi Buruk Kurang Cukup Baik Frekuensi Persentase 11 4 10 44,0 16,0 40,0 Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 11 orang (44,0%). 3. Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Gizi Buruk Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 Pengetahuan tentang Pencegahan Gizi Buruk Kurang Cukup Baik Frekuensi Persentase 11 9 5 44,0 36,0 20,0 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 11 orang (44,0%). 4. Pengetahuan Ibu tentang Gizi Buruk Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2015 5

Pengetahuan tentang Gizi Buruk Kurang Cukup Baik Frekuensi Persentase 11 5 9 44,0 20,0 36,0 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang gizi buruk di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 11 orang (44,0%). PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada tanggal 1-4 juli 2015 yang dikaitkan dengan karakteristik responden, kondisi lingkungan di tempat penelitian dan teori-teori yang terkait. A. Penegetahuan ibu tentang Gizi Buruk pada Balita Pada hasil penelitian sebagian besar menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan dalam kategori kurang tentang Gizi Buruk pada Balita sebanyak 11 responden (44,0%). Responden yang pengetahuannya kurang sebagian berpendidikan SMP yaitu sejumlah 10 responden (90,9%). Dengan pendidikan SMP maka seseorang akan mempunyai pengetahuan yang rendah. Hal ini didukung oleh Mubarok (2007), menyatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru di perkenalkan. Menurut saat melaksanakan penelitian responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang gizi buruk pada balita dikarenakan kurangnya informasi yang disampaikan oleh Bidan. Setiap kegiatan Posyandu hanya dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, tidak pernah diberikan penyuluhan tentang Gizi. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa informasi yang diperoleh dari sumber-sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka akan cenderung pengetahuan yang baik. Responden dalam pengetahuan baik juga karena umur. Dengan rincian responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian adalah umur 20-35 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut cara berfikirnya lebih matang atau dewasa pada usia diatas 35 tahun dan pada usia dibawah 20 tahun masih terlalu muda. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2004), semakin bertambah usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. B. Pengetahuan tentang faktor penyabab gizi buruk pada balita. Hasil penelitian sebagian responden memiliki pengetahuan tentang gizi buruk pada balita dalam kategori kurang sejumlah 14 responden (56,0%). Hal ini dapat dilihat dari pengisian kuesioner tentang faktor penyebab gizi buruk pada balita no 10 yaitu perilaku ibu dalam pengolahan makanan masih mengikuti budaya sejumlah 12 6

responden (85,7%) tidak mengetahui hal ini. Seperti cara memasak sayuran terlalu matang sehingga vitamin dalam sayurannya sudah hilang. Hal ini di dukung oleh teori Nency (2005), yang mengatakan asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit, atau terkena infeksi. Asupan makanan yang kurang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tidak tersedianya makanan secara adekuat, anak tidak cukup salah mendapat makanan yang bergizi seimbang, dan pola makanan yang salah. Responden yang memiliki pengetahuan tentang faktor penyebab gizi buruk pada balita dalam kategori baik sejumlah 3 responden (12,0%). Hal ini dapat dilihat dari pengisian kuesioner tentang faktor prnyebab gizi buruk pada balita no 8 yaitu infeksi pada balita dapat menyebabkan tidak terserapnya zat-zat makanan secara sempurna sejumlah 3 responden (100%) sudah mengetahui. Karena balita yang terjadi sakit sangat lama kemudian terjadi infeksi susah untuk terjadi pertumbuhan dan penyerapan makanan. Hal ini didukung oleh Marmi (2012), hal ini desebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zatzat makanan secara baik. Menurut Nency (2005), kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan menyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan terjadinya infeksi. C. Pengetahuan responden tentang tanda dan gejala gizi buruk pada balita. Hasil penelitian sebagian responden memiliki pengetahuan tentang tanda dan gejala gizi buruk dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%). Hal ini dapat dilihat dari pengisian kuesioner tentang tanda dan gejala gizi buruk pada balita no 17 yaitu balita yang kulitnya kering dan bersisik sejumlah 8 responden (72,7%) yang tidak mengetahui, karena kulit yang kering dan bersisik dikiranya sesuatu hal yang biasa dan tidak termasuk dari tanda dan gejala gizi buruk. Hal ini di dukung oleh teori Hasdianah (2014), yang menyatakan gejala umum dari gizi buruk kelelahan dan kekurangan energy, pusing, sistem kekebalan tubuh yang rendah yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi dan bersisik. Responden yang memiliki pengetahuan tanda dan gejala gizi buruk pada balita dalam kategori baik sejumlah 10 responden (40,0%). Hal ini dapat dilihat dari pengisian kuesioner tentang tanda dan gejala gizi buruk pada balita no 15 yaitu pertumbuhan yang merupakan salah satu dari tanda dan gejala gizi buruk sejumlah 10 responden (100%) yang sudah mengetahui, karena setiap melakukan penimbangan pada waktu posyandu jika berat badan dan perkembangan balitanya menurun ibu langsung memeriksakan balitanya ke dokter. Hal ini sesuai dengan teori Alamsyah (2013), yang menyatakan bahwa tanda gejala gizi buruk sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat, berat badan kurang, pertumbuhan yang lambat, kelemahan pada otot, perut kembung, tulang yang mudah patah dan terdapat masalah pada fungsi organ tubuh. D. Pengetahuan responden tentang pencegahan gizi buruk pada balita. Hasil penelitian sebagian responden memiliki pengetahuan pencegahan gizi buruk pada balita dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%). Hal ini dapat dilihat dari 7

pengisian kuesioner tentang pencegahan gizi buruk pada balita no 23 yaitu memberikan makanan yang bervariasi pada anak salah satu cara pencegahan gizi buruk sejumlah 9 responden (81,8%) yang tidak mengetahui, karena memberikan makanan tidak bervariasi tidak akan terjadi gizi buruk. Hal ini didukung oleh teori Marmi (2012), yang mengatakan bahwa memberikan makanan pada anak yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral. Perbandingan komposisinya sementara protein minimal 12% dan sisanya karbohidrat. Responden yang memiliki pengetahuan tentang pencegahan gizi buruk pada balita dalam kategori baik sejumlah 5 responden (20,0%). Hal ini bisa dilihat dari pengisian kuesioner tentang pencegahan gizi buruk pada balita no 20 yaitu memantau pertumbuhan anak dengan menimbangkan berat badan setiap bulan sejumlah 5 responden (100%) sudah mengetahui karena ibu dalam setiap satu bulan sekali ketika jadwal posyandu selalu datang mengikuti posyandu untuk menimbangkan berat badan balitanya. Hal ini di dukung oleh teori Marmi (2012), rajin menabung dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati pertumbuhan anak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh dinas kesehatan. BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tentang gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita pada tanggal 1-4 Juli 2005 maka peneliti mengabil kesimpulan : 1. Karakteristik pendidikan responden di Desa Leyangan Kecamatan Ungarang Timur Kabupaten Semarang sebagian adalah berpendidikan SMP sejumlah 14 responden (56,0%). 2. Karakteristik pekerjaan responden di Desa Leyangan Kecamatan Ungarang Timur Kabupaten Semarang sebagian adalah pekerjaan karyawan/buruh pabrik sejumlah 15 responden (60,0%). 3. Karakteristik umur responden di Desa Leyangan Kecamatan Ungarang Timur Kabupaten Semarang sebagian adalah umur 20-35 tahun sejumlah 21 responden (84,0%). 4. Pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebagian dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%). 5. Pengetahuan ibu tentang penyebab gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebagian dalam kategori kurang sejumlah 14 responden (56,0%). 6. Pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebagian dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%). 7. Pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebagian dalam kategori kurang sejumlah 11 responden (44,0%). B. SARAN 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi 8

kepada seluruh ibu yang memiliki balita agar mencegah terjadinya gizi buruk dan dapat mengobati balita gizi buruk supaya menjadi baik pada saat posyandu ataupun pada saat pemeriksaan kesehatan. 2. Bagi Responden Diharapkan responden meningkatkan pengetahuan dan mencari informasi tentang gizi pada balita pada saat posyandu atau memalui media masa, sehingga ibu balita dapat memberikan makanan yang bergizi pada balitanya agar dapat mencegah dan mengatasi gizi buruk. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya, untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti tentang motivasi bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan gizi buruk. Supaya bidan selalu memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ketika diadakan kegiatan posyandu. Arni. (2012). Akses Pekerjaan Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Yogyakarta: Nuha Medika. Bobak. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG. Hasdianah. (2004). Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Human. (2004). Pengertian Pekerjaan Menurut Para Ahli. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock, Elisabeth. (2004). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Nency. (2005). Gizi Buruk Ancaman Generasi yang Hilang. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah. (2013). Pemberdayaan Gizi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika. Alimul, Hidayat. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakart: Health Books. Almatsier. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedika Pustaka.. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedika Pustaka. Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 9