Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Andrias Danang Suseno, Warsun Najib, Samiyono

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH

56 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 Januari - Juni STUDI PERENCANAAN JARINGAN SOFTSWITCH PADA LEVEL TRUNK Nur Iksan, Wahyu Dewanto ABSTRAK

Catur Hendratmojo, Selo

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Makalah Server VOIP Softswitch. Kelompok 1. XI TKJ 1 SMK N 7 (STM Pembangunan Semarang)

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Muhammad Aswan (L2F008064), Ir. Sudjadi, M.T. ( )

Desain Migrasi Jaringan TDM Ke Jaringan Berbasis IP Menggunakan Teknologi Softswitch. Arvi Nayaprama/

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

ANALISIS TRAFIK TRUNK GATEWAY

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

Komputer, terminal, telephone, dsb

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

STT Telematika Telkom Purwokerto

Bab 9. Circuit Switching

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

BAB 1 PENDAHULUAN. sentralisasi dan optimasi kerja (Yuhefizar, 2003). sebagai VOIP (Voice Over Internet Protocol). VOIP mengubah gelombang analog

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

BAB II WIDE AREA NETWORK

ANALISIS DAN PERBANDINGAN TRAFIK JARINGAN SOFTSWITCH TIAP TRUNK PADA BULAN JANUARI DAN FEBRUARI DI STO MAJAPAHIT

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

FTP NASIONAL BARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu manusia menciptakan bermacam-macam alat untuk

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau

A I S Y A T U L K A R I M A

Implementasi Electronic Number Mapping (ENUM) Berbasis SIP Pada Jaringan Telepon Internet

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi telah berdampak sangat luas dalam bisnis, dan gaya hidup

Masa Depan Jaringan Teknologi

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH. Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan dalam menyelesaikan

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

I. PENDAHULUAN. IP Multimedia Subsystem (IMS) awalnya didefinisikan oleh The 3 rd Generation

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

7.1 Karakterisasi Trafik IP

Materi 11 Model Referensi OSI

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan antara NGN dengan PSTN dan Internet [ 1] Analisa penerapan enum, Nurmaladewi, FT UI, Gunawan Wibisono

PERANCANGAN IMS BERBASIS SOFTSWITCH PADA WIRELESS CDMA CORE NETWORK DI MEA BANDUNG Dr.Rendy Munadi, Ir, MT 1, Anie Kurniawati 2

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

VoIP (Voice Over Internet Protocol)

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas Mahasiswa, dosen dan Karyawan di dalam lingkungan kampus

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam industri maupun aktifitas kehidupan. Perkembangan yang ramai

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

6/26/2010. Rancang bangun sistem. Pengukuran. Sintesis dan Penarikan kesimpulan. Oleh : Hafid Amrulloh ( )

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PERFORMANCE IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1

Mata Kuliah Jaringan Telekomunikasi dan Informasi /

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

C H A P T E R. Infrastruktur Teknologi Informasi sebagai Pengembangan Sistem Informasi. Information Technology, EEPIS- ITS. Copyright 2005 PENS- ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dapat bermacam-macam. Contohnya , telepon, short messaging. services (SMS), surat, chatting, dan sebagainya.

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB II DEFENISI NGN DAN ENUM

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Institut Teknologi Telkom - Bandung 1

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

Common Channel Signalling

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

Transkripsi:

52 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 STUDI MIGRASI PUBLIC SWITCHED TELEPHONE NETWORK (PSTN) MENUJU JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS PAKET NEXT GENERATION NETWORK (NGN) DENGAN TEKNOLOGI SOFTSWITCH Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono Abstrak Public Switched Telephone Network (PSTN) adalah sistem telekomunikasi berbasis circuit-switched. Pada awalnya PSTN hanya menyediakan layanan voice. PSTN sekarang telah berkembang ke arah pelayanan komunikasi data yang didorong oleh berkembangnya dunia internet dengan Internet Protokol (IP)-nya. Telah muncul teknologi Voice over IP (VoIP) yang mampu melewatkan trafik voice pada jaringan data dengan mengubah voice menjadi paket. VoIP telah mendorong trend/kecenderungan terjadinya konvergensi antara PSTN dengan Public Switched Data Network (PSDN) menjadi satu jaringan masa depan yang berbasis packetswitched yang disebut Next Generation Network (NGN). Softswitch telah muncul sebagai sebuah teknologi yang mampu menghubungkan PSTN dengan PSDN. Softswitch dirancang untuk dapat memberikan layanan VoIP, data, dan multimedia. Softswitch dengan protokol yang dimilikinya dapat memberikan seluruh fungsi layanan PSTN, baik secara trunk maupun lokal. Arsitektur softswitch terdiri atas 4 layer, yaitu: Application Layer, Control Layer, Transport Layer, dan Access Layer. Hal ini mengacu pada arsitektur NGN. PT. Telkom Divre IV Semarang melakukan migrasi terhadap jaringan PSTN-nya pada level trunk (class 4) dengan mengintegrasikan Trunk Gateway Softswitch yang berbasis packet-switched sebagai pengganti sentral trunk SM1T yang masih berbasis circuit-switched. Pekerjaan integrasi ini dilakukan dengan memigrasikan trafik dari sentral local exchange yang semula dibebankan terhadap sentral trunk SM1T yang berbijak pada Time Division Multiplexing (TDM) backbone ke Trunk Gateway Softswitch (SM2T) yang berpijak pada IP backbone. Kata kunci : PSTN, Softswitch, NGN, Trunk Gateway, Integrasi, Migrasi, Paket. Pendahuluan Sejak berkembangnya telepon internet (Voice over Internet Protocol - VoIP) maka layanan komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkit namun juga oleh jaringan paket yang berbasis IP (Internet Protocol). Dengan teknik paket suara, suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi menjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim ke penerima melalui jaringan paket, ternyata memberikan kualitas bagus. Hal ini membuka peluang untuk mengirimkan informasi suara lewat jaringan paket, dalam bentuk paket suara. Melihat fakta dan aspek teknis di atas, tampaknya jaringan masa depan (Next Generation Network- NGN) akan berbasis paket. Penggelaran jaringan NGN dengan mengganti seluruh jaringan sirkit dengan jaringan paket akan membutuhkan biaya yang sangat besar, oleh karena itu muncul solusi dengan melakukan migrasi antar jaringan secara bertahap. Dalam proses ini, jaringan sirkit tetap akan bisa berfungsi dan bahkan berhubungan dengan jaringan paket secara simultan. Untuk mendukung solusi itu, telah muncul satu alat

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 53 yang bernama softswitch. Alat menghubungkan antara jaringan ini mampu sirkit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telepon tetap (Public Switched Telephone Network - PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada selama ini. PT. Telkom Divre IV Semarang pada saat ini sedang melakukan proses pengintegrasian softswitch terhadap jaringan PSTN-nya. Tahap pertama proses tersebut dilakukan pada masing- pada level masing sentral Local Exchange dan sentral Trunk/Tandem (class 4). Seperti pada sentral Johar C (JHR C), sentral Johar D (JHR D), sentral Majapahit (MJP), sentral Simpang Lima (SPL), sentral Tugu (TGU), serta sentral trunk/tandem Semarang (SM1T). Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Bagaimana proses migarasi PSTN menuju NGN pada level sentral trunk (class 4) dengan Trunk Gateway Softswitch secara deskriptif? 2. Bagaimana analisis kebutuhan bandwidth pada proses migrasi PSTN menuju NGN dengan teknologi softswitch secara kuantitatif? 4. Data-data yang digunakan adalah data yang diambil dari PT. Telkom Divre IV Semarang. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui menuju NGN pada level sentral Trunk (class 4) dengan Trunk Gateway Softswitch secara deskriptif. 2. Untuk mengetahui bandwidth pada proses migrasi PSTN menuju NGN secara kuantitatif. Public Switched Telephone Network (PSTN) PSTN adalah jaringan telekomunikasi suara yang berbasis pada circuit-switched atau sering disebut jaringan awalnya jaringan ini hanya berfungsi sebagai jaringan telekomunikasi dengan perkembangan teknologi transmisi, PSTN dapat melayani telekomunikasi data. Dari Gambar 1.diilustrasikan proses migarasi PSTN tingkat kebutuhan telepon rumah. Pada suara, namun seiring bahwa pada awalnya PSTN konvensional hanyaa menyediakan layanan untuk komunikasi suara dengan jaringan transmisi yang terhubung dengan telepon saja sehingga belum mampu melayani telekomunikasi data seperti pada saat sekarang. Batasan Masalah Batasan masalah yang kemudian akan menjadi acuan dalam penulisan penelitian ini adalah : 1. Proses migarasi PSTN menuju NGN pada level sentral trunk (class 4) dengan Trunk Gateway Softswitch secara deskriptif. 2. Analisis kebutuhan bandwidth pada proses migrasi kuantitatif. 3. Perhitungan tidak termasuk biaya. perencanaan Gambar 1. Public Switched Telephone Network untuk layanan komunikasi suara [Trans Komunikasi Data, 2005] Pada saat ini PSTN telah berkembang pada arah pelayanan komunikasi data mencakup

54 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 di dalamnya internet dan fax, serta telepon seluler (mobile phone) yang dapat dilihat pada Gambar 2. Next Generation Network (NGN) NGN disusun dalam blok-blok kerja atau layer yang terbuka, dan bersifat open system, seperti diilustrasikan dalam Gambar 3. Empat blok utama adalah: Services and Applications, Control and Signalling, Transport, dan Network Management. Gambar 2. Jaringan Telekomunikasi Kini [Trans Komunikasi Data, 2005] Sentral Tandem/Sentral Trunk Sentral tandem berfungsi untuk melayani hubungan antar sentral lokal. Bila dalam suatu wilayah lokal yang terdapat banyak sekali sentral telepon maka tidak efektif jika hubungan kanal antar masing-masing sentral hingga terbentuk hubungan dari seluruh sentral, untuk mengatasi ketidakefektifan tersebut maka dibangun sentral tandem. Sentral tandem juga berfungsi untuk menghubungkan lokal dengan sentral toll. Common Channel Signalling System 7 (CCS7) atau Signalling System 7 (SS7). Signalling System 7 (SS7) merupakan suatu arsitektur (protokol) untuk melakukan out of band signalling (pensinyalan yang tidak terjadi pada jalur yang sama dengan jalur percakapan) dalam rangka menunjang penyelesaian proses panggilan (call setup), billing, routing, dan pertukaran informasi telepon PSTN. CCS7 adalah protokol yang siap untuk mendukung proses migrasi NGN, khususnya dalam menghubungkan node- node PSTN dengan softswitch pada network layer, atau menghubungkan Media Gateway Controller (MGC) dengan circuit network. dibangun antara sentral fungsi-fungsi pada jaringan PSTN menuju Gambar 3. Arsitektur Next Generation Network [Wastuwibowo, 2003] 1. Services and Applications Layer Services and Applications merupakan blok yang berisi aplikasi-aplikasi jaringan dalam bentuk software yang mendefinisikan layanan yang diberikan, feature yang disediakan serta pengaturan billing. 2. Control and Signalling Layer Control and Signalling Layer adalah bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan hubungan yang melibatkan elemen-elemen jaringan pada layer yang lain berdasarkan signalling message yang diterima dari Transport Layer. 3. Transport Layer Transport Layer bertugas membawa bukan hanya bagian media yang berupa data, suara, dan gambar dari pelanggan, tetapi juga membawa sinyal-sinyal dari blok-blok lainnya. 4. Network Management Layer Network Management Layer merupakan bagian jaringan yang berfungsi untuk memberikan fungsi-fungsi dari Operating Support System (OSS) yaitu; fungsi sistem operasi dan pemeliharaan jaringan, provisioning layanan, network management serta sistem billing.

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 55 Softswitch Softswitch merupakan konsep komunikasi yang dikembangkan dari pendekatan PSTN, VoIP dan jaringan data. Sistem komunikasi ini dirancang untuk dapat memberikan layanan VoIP, data dan multimedia, disamping dirancang juga untuk melakukan penetrasi terhadap PSTN dalam bermigrasi ke jaringan data. Secara harfiah, softswitch adalah switching berbasis software. Secara umum sistem softswitch merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan elemen jaringan berupa software sebagai pusat pengendali panggilannya. Elemen jaringan ini disebut softswitch, atau sering disamakan dengan Call Agent, Call Server, atau Media Gateway Controller (MGC). Dari sudut pandang PSTN, sistem softswitch merupakan perwujudan sistem switching dalam lingkungan jaringan paket. Fungsi-fungsi sirkit diwujudkan menjadi elemenyang secara elemen jaringan tersendiri independen membentuk jaringan softswitch. Softswitch dengan jajaran protokol yang dimilikinya mampu memberikan seluruh fungsi layanan PSTN, baik sebagai trunk maupun lokal. Arsitektur jaringan softswitch mengacu pada arsitektur NGN yang membagi jaringan menjadi empat layer yaitu; Application Layer, Control Layer, Transport Layer, dan Access Layer. Pembagian layer pada softswitch dapat dilihat pada Gambar 4. masing-masing Gambar 5. Untuk lebih jelasnya hubungan untuk elemen diwujudkan dalam Gambar 5. Arsitektur Jaringan Softswitch [Widodo, 2005] Media Gateway (MG) trunk menghubungkan sistem softswitch ke PSTN pada tingkat trunk atau tandem. Dalam hal ini MG menggantikan fungsi tandem atau trunk pada sistem sirkit. MG akan meneruskan panggilan jarak jauh dari PSTN ke tujuan pelanggan PSTN atau paket lain dengan menggunakan jaringan data atau Public Switched Data Network (PSDN) sebagai transportnya. MG ini juga dapat menghubungkan MG Lokal dengan PSTN. Fungsi ini untuk menyediakan hubungan antara pelanggan pada MG Lokal dengan pelanggan sentral lokal sirkit. Gambar 4. Arsitektur Layer Softswitch [Trans Komunikasi Data, 2005]

56 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 Strategi pelaksanaan integrasi meliputi pembuatan konfigurasi, perhitungan E1, pengamanan database, test call, monitoring dan evaluasi, serta check routing dan database. Strategi pelaksanaan integrasi TGW SM2T dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 6. Protokol-protokol pada Softswitch [Ludfy, 2005] Softswitch sebagai pendukung NGN mengadopsi berbagai protokol standar terbuka (open). Pada Gambar 6. di bawah ini dapat dilihat protokol-protokol yang diadopsi oleh softswitch yang terintegrasi dalam semua layer. Obyek Penelitian Studi integrasi SM2T di PT. Telkom Divre IV Semarang ini menggunakan lima sentral local exchange dan satu sentral trunk circuit-switched. Lima sentral local exchange itu adalah sentral Johar C (JHRC), sentral Johar D (JHRD), sentral Majapahit (MJP), sentral Simpang Lima (SPL), sentral Tugu (TGU), serta satu sentral trunk SM1T, yang selanjutnya akan diintegrasikan dengan jaringan paket (IP backbone) menggunakan SM2T. Strategi Pelaksanaan Integrasi Trunk Gateway Softswitch (TGW SM2T) di Semarang Strategi integrasi dirancang sebelum pelaksanaan program di lapangan. Strategi integrasi yang diilustrasikan dalam diagram alir digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan integrasi Trunk Gateway Softswitch (TGW SM2T) dalam migrasi PSTN menuju jaringan data. Gambar 7. Diagram alir strategi pelaksanaan integrasi TGW SM2T Semarang [PT. Telekomunikasi Indonesia, 2005] Konfigurasi Jaringan Pembuatan konfigurasi jaringan yang terintegrasi dimulai dengan pembuatan konfigurasi awal jaringan PSTN eksisting sehingga akan dapat diperkirakan letak Trunk Gateway Softswitch yang terintegrasi pada jaringan. Konfigurasi jaringan PSTN eksisting dan konfigurasi jaringan PSTN dengan Trunk Gateway Softswitch yang telah terintegrasi dapat dilihat pada Gambar 8. dan Gambar 9. PSTN eksisting masih perpijak pada Time Division Multiplex (TDM), sehingga sentral trunk/tandem SM1T masih terhubung dengan

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 57 TDM backbone. Untuk Trunk Gateway Softswitch SM2T akan menghubungkan sentral lokal dan juga sentral trunk SM1T dengan IP backbone yang berarti terhubung dengan jaringan IP. E1 adalah antarmuka yang menghubungkan sentral dengan Trunk Gateway Softswitch (TGW dengan TDM) maupun sentral dengan sentral. Jumlah E1 (transport, sentral lokal, SM1T) yang akan diintegrasi dengan Trunk Gateway Softswitch SM2T dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah E1 tiap sentral lokal yang akan diintegrasi [PT. Telkom, 2005] Gambar 8. Topologi Jaringan PSTN Eksisting Semarang. [PT. Telkom, 2005] No Sentral Jumlah E1 1 JHR C 4 2 JHR D 4 3 SPL 6 4 MJP 1 5 TGU 2 6 SM1T 10 Total 27 Gambar 9. Topologi Jaringan PSTN dengan Trunk Gateway Softswitch yang terintegrasi [PT. Telkom, 2005] Sentral SM2T akan menggantikan fungsi dari sentral trunk SM1T sebagai sentral PSTN sekaligus sebagai penghubung antara jaringan eksisting PSTN dengan IP network. Pada saat pelaksanaan integrasi sentral trunk SM1T akan tetap diaktifkan karena dapat berfungsi sebagai load balancing, yang dapat mengatasi masalah overload jaringan, khususnya pelayanan voice pada jam sibuk untuk pelanggan yang masih menggunakan layanan konvensional yang berbasis circuit-switched. Perhitungan jumlah kanal dan trafik dari masing-masing sentral dilakukan dengan memperhatikan GOS yang telah direkomendasikan oleh PT. Telkom (sesuai ketentuan CCITT ) yaitu sebesar 1%, yang berarti bahwa setiap 100 panggilan yang datang hanya ada 1 panggilan yang boleh untuk ditolak atau digagalkan. Tabel 2. Jumlah kanal dan trafik sentral lokal dan sentral SM1T No Sentral E1 Kanal Trafik (Erlang) 1 JHR C 4 128 110,5 2 JHR D 4 128 110,5 3 SPL 6 192 172 4 MJP 1 32 22 5 TGU 2 64 50,6 6 SM1T 10 320 296,7 Total 27 864 762,3 Inventarisasi E1, Penentuan Jumlah E1, Koneksi E1 dan Pembebanan Trafik

58 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 Pengamanan Database dan Test Call BDG y y y y y Pengamanan database jaringan eksisting dilakukan dengan mem-back up semua data yang ada di Operations and Maintenance Terminal (OMT) yang berupa Personal Computer (PC) atau komputer yang bertindak sebagai server dengan OMT lain yang mempunyai kemampuan sama seperti OMT eksisting. Dengan demikian apabila terjadi error pada OMT dapat teratasi dengan back up tersebut. Test call dilakukan untuk memonitor dan mengevaluasi kemampuan Trunk Gateway Softswitch SM2T, apakah teknologi tersebut mampu menggantikan fungsi sentral trunk lokal konvensional PSTN yang masih circuit-switched dalam hal ini adalah sentral trunk SM1T. Untuk test call dilakukan dengan melakukan panggilan telepon antar sentral lokal untuk panggilan lokal, kemudian sentral lokal dengan sentral lokal yang terletak di luar kota (Jakarta (JKT) dan Bandung (BDG)) untuk panggilan SLJJ. Semua panggilan yang dilakukan dalam test call ini melalui Trunk Gateway Softswitch SM2T. Tabel 3. Hasil test call integrasi [PT. Telkom, 2005] A B J H R C J H R D S P L M J P T G U J K T JHR C y y y y y y JHR D y y y y y y SPL y y y y y y MJP y y y y y y TGU y y y y y y B D G Keterangan: Y : Panggilan berhasil A dan B : Panggilan dari dan ke sentral A atau B Monitoring dan Evaluasi Menurut hasil test call pada Tabel 3. semua panggilan, baik panggilan keluar maupun panggilan masuk dari masing-masing sentral berhasil dilewatkan (dilayani) oleh SM2T. Dengan demikian proses integrasi SM2T berhasil dilaksanakan di PT. Telkom Divre IV Semarang khususnya wilayah Semarang. Check Routing dan Database Pendeteksian terhadap gangguan harus dilakukan dengan urut, mulai dari perangkat yang ada di dalam, kemudian perangkat luar. Semua perangkat penyusun infrastruktur jaringan dapat dimonitor melalui OMT termasuk juga semua gangguan yang ada di jaringan, sehingga penanganan terhadap gangguan relatif cepat dan tepat sesuai dengan lokasi dan jenis gangguan/kerusakan. OMT melakukan koordinasi terhadap semua perangkat termasuk didalamnya penanganan database jaringan. Check database dilakukan bersamaan dengan check routing. Dapat dicontohkan untuk check database biasanya dilakukan alokasi ulang nomor telepon (untuk jaringan telepon) dan pengalamatan Uniform Resource Locator (URL) untuk jaringan internet. Perhitungan Kapasitas Jaringan 1. Penghitungan Kapasitas Softswitch Besarnya kapasitas softswitch masingmasing sentral dapat dilihat pada Tabel 4. JKT y y y y y

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 59 Tabel 4. Kapasitas softswitch masing-masing sentral dalam BHCA No. Sentral Kapasitas Softswitch (BHCA) 1 JHR C 3.315 2 JHR D 3.315 3 SPL 5.190 4 MJP 660 5 TGU 1.518 6 SM1T 8.901 Total 22.899 2. Perhitungan Kapasitas Signalling Gateway Kapasitas Signalling Gateway merupakan kapasitas Signalling Data Link (SDL) dari CCS7. Dalam perhitungan ini dilakukan dengan dua tahap yaitu menentukan kebutuhan SDL ke CCS7, dan kemudian menentukan kapasitas IP ke softswitch. Tabel 5. Kebutuhan SDL ke CCS7 dan Kapasitas Link IP ke Softswitch Tabel 6. Kapasitas link Trunk Gateway ke IP network dengan full rate No. Sentral Kapasitas full rate (Kbps) 1 JHR C 2917,2 2 JHR D 2917,2 3 SPL 4540,8 4 MJP 580,8 5 TGU 1335,84 6 SM1T 7832,88 Bandwidth Total 20124,72 Berdasarkan Tabel 6. total kapasitas link Trunk Gateway ke IP network dengan full rate adalah 20124,72 Kbps. Hasil ini merupakan kapasitas IP backbone yang ada di Semarang. Hasil perhitungan kapasitas link Trunk Gateway ke IP network dengan CRTP dan codec G.729 disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Kapasitas link Trunk Gateway ke IP network dengan CRTP No. Sentral Kanal Signalling (Buah) Kapasitas SDL ke CCS7 (Kbps) Kapasitas IP ke Softswitch (Kbps) 1 JHR C 47 7072 3.008 2 JHR D 47 7072 3.008 3 SPL 47 11.008 3.008 4 MJP 47 1408 3.008 5 TGU 47 3238,4 3.008 6 SM1T 47 18988,8 3.008 Trunk Total 282 48787,2 18048 3. Perhitungan kapasitas link Trunk Gateway ke IP network Perhitungan kebutuhan kapasitas link Gateway dengan jaringan IP dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan full rate dan CRTP. Kedua cara tersebut menggunakan codec G.729 dengan payload sebesar 20 bytes. Hasil perhitungan kapasitas link Trunk Gateway ke IP network dengan full rate disajikan dalam Tabel 6. No. Sentral Kapasitas CRTP (Kbps) 1 JHR C 1237,6 2 JHR D 1237,6 3 SPL 1926,4 4 MJP 246,4 5 TGU 566,72 6 SM1T 3323,04 Bandwidth Total 8537,76 Kapasitas link Trunk Gateway ke jaringan IP dengan CRTP secara total adalah 8537,76 Kbps. 4. Perhitungan Efisiensi Kapasitas Jaringan Perhitungan efisiensi kapasitas jaringan dilakukan dengan menghitung kapasitas PSTN eksisting, kemudian hasilnya akan digunakan dalam menghitung penghematan bandwidth dalam IP network. Perhitungan Bandwidth PSTN 1 kanal PSTN mempunyai kapasitas 64 Kbps.

60 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 Total jumlah kanal PSTN terintegrasi = 864 Bandwith PSTN = Kanal x 64 Kbps = 864 x 64 Kbps = 55.296 Kbps Perhitungan penghematan bandwidth dalam IP network Dengan full rate η = BW PSTN - BW Full rate BW PSTN x 100% η = 55.296-20.124,72 55.296 η = 63,60% x 100% Dengan CRTP η = η = BW PSTN - BW CRTP BW PSTN 55.296-8.537,76 55.296 η = 84,55% x 100% x 100% Gambar 10. Konfigurasi Jaringan Terintegrasi Softswitch Semarang Jaringan NGN yang sesungguhnya diilustrasikan dalam Gambar 11. dimana sentral trunk circuit-switched SM1T sudah dihilangkan Dari hasil perhitungan efisiensi kapasitas (tidak aktif) dari konfigurasi jaringan. jaringan dapat diketahui perbandingan penghematan penggunaan bandwidth antara full rate dengan CRTP yaitu 84.55 : 63,60. Dapat disimpulkan bahwa CRTP menghasilkan penghematan bandwidth yang lebih besar dibandingkan full rate. Hasil proses integrasi Trunk Gateway Softswitch SM2T Semarang dapat diwujudkan dalam Gambar 10. yang merupakan konfigurasi jaringan terintegrasi softswitch yang ada di Semarang sekarang. Gambar 4.4.

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 61 Kesimpulan Dari studi migrasi PSTN menuju NGN pada level trunk dengan Trunk Gateway Softswitch (SM2T) di PT. Telkom Divre IV Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses migrasi PSTN menuju NGN dilakukan dengan mengintegrasikan SM2T pada jaringan PSTN eksisting. 2. Integrasi SM2T berhasil dilakukan. 3. Dari perhitungan kapasitas jaringan didapatkan kanal PSTN total adalah 864 kanal dengan trafik 762,3 Erlang dengan total bandwidth 55.296 Kbps, kapasitas total softswitch adalah 23.469 BHCA, kapasitas total link IP ke softswitch adalah 18048 Kbps, bandwidth softswitch secara full rate adalah. 20.124,72 Kbps, dan secara CRTP adalah 8.537,76 Kbps, serta perbandingan penghematan penggunaan bandwidth antara full rate dengan CRTP yaitu 84.55 : 63,60. 4. Jaringan terintegrasi SM2T lebih hemat bandwidth daripada PSTN eksisting. DAFTAR PUSTAKA Edy Laksono, Ian Yosef, 2000. Common Channel Signalling (CCS#7). LPM ITB dan PT. Telkom : Bandung. [ITB IT Center 04] Fitrianto, Arif, 2004. Softswitch Kunci Menuju Next Generation Network (NGN) Dunia Telekomunikasi. Artikel, http://www.itcenter.or.id/ Bandung. [PT. Telkom 05] Situmorang, Luhut, 2005. Procedure Integrasi dan migrasi Trafik TGW Semarang (SM2T). Dokumen, PT. Telkom Indonesia No. C. TEL. 144/TK- 000/DLD- 71/2005 : Semarang. [RisTI PT. Telkom 05] Gunawan, Iwan, 2005. Parameter Performansi Layar Fisik Pada Jaringan Telekomunikasi Masa Depan (NGN). Artikel, http://www.ristishop.com/ Bandung. [RisTI PT. Telkom 02] Widodo, Aji, 2002. Softswitch Konsep Jaringan Telekomunikasi Masa Depan. Artikel, http://www.gematel.com/edisi33/ Bandung. [Trans Komunikasi Data 05] Priyono, Rahmatullah Sugeng, 2005. Histografi Perkembangan Teknologi Telekomunikasi dan Produk/Solusi Softswitch TKD.Dokumen presentasi untuk PT. Telkom Indonesia. TKD : Bandung. Biografi Andrias Danang Suseno, lulusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) jurusan Teknik Elektro S1 Warsun, dosen Teknik Elektro UGM Samiyono, dosen Teknik Elektro UNNES Hendrawan, Ian Yosef, 2000. Sentral. LPM ITB dan PT. Telkom : Bandung. Iskandarsyah, H., 2003. Dasar-dasar Jaringan VoIP. Dokumen Kuliah Berseri, http/www.ilmukomputer.rad.net.id/ Ohrtman, JR. Franklin D., 2003. Softswitch Architecture for VoIP. Mc Graw-Hill Networking : New York. Suhono H S., Ian Yosef, 2000. Pensinyalan. LPM ITB dan PT. Telkom : Bandung. Wastuwibowo, Kuncoro, 2005. Next Generation Network. Artikel, http://www.ikc.dephan.go.id/ dan http://www.ilmukomputer.rad.net.id/