https://ambonkota.bps.go.id

dokumen-dokumen yang mirip





No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

Transkripsi:

No. 02/04/81/Th.VIII,1 April 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MARET 2016 SEBESAR 103,90, NAIK 0,06 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 adalah sebesar 103,90, atau naik sebesar 0,06 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,83. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,30 persen. Capaian NTP tertinggi pada Maret 2016 masih terjadi di sub sektor hortikultura sebesar 114,65 sedangkan NTP terendah terjadi di sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 96,04. Peningkatan NTP pada Maret 2016 disumbangkan oleh naiknya NTP pada 3 sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,57 persen, diikuti sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,42 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,03 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa Sub Sektor Perikanan Maret 2016 sebesar 103,58 atau naik sebesar 0,15 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,43. Pada Maret 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,37 persen, disebabkan oleh naiknya indeks pada semua beberapa kelompok pengeluaran yakni tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok pendididkan, rekreasi & olahraga sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen, dan terendah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 tercatat sebesar 120,07 atau naik sebesar 0,38 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 119,62 1. Nilai Tukar Petani (It) 1

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor Maret 2016 (2012 = 100) B u l a n Persentase Sub Sektor Februari 2016 Maret 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 124.78 127.12 1.87 b. Hortikultura 140.96 141.91 0.68 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 119.73 118.58-0.96 d. Peternakan 128.78 129.49 0.55 e. Perikanan 130.41 129.87-0.41 e.1. Perikanan Tangkap 131.10 130.31-0.61 e.2. Perikanan budidaya 126.98 127.71 0.57 f. Gabungan 127.70 128.16 0.37 g. Gabungan Tanpa Ikan 127.37 127.96 0.46 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 123.65 124.03 0.30 b. Hortikultura 123.47 123.78 0.25 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 123.15 123.48 0.26 d. Peternakan 121.72 122.34 0.52 e. Perikanan 121.65 121.94 0.24 e.1. Perikanan Tangkap 122.22 122.51 0.23 e.2. Perikanan budidaya 118.83 119.12 0.24 f. Gabungan 122.99 123.36 0.30 g. Gabungan Tanpa Ikan 123.15 123.53 0.31 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 100.91 102.50 1.57 b. Hortikultura 114.17 114.65 0.42 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 97.23 96.04-1.22 d. Peternakan 105.81 105.84 0.03 e. Perikanan 107.20 106.51-0.65 e.1. Perikanan Tangkap 107.27 106.37-0.84 e.2. Perikanan budidaya 106.87 107.22 0.33 2

f. Gabungan 103.83 103.90 0.06 g. Gabungan Tanpa Ikan 103.43 103.58 0.15 NASIONAL 102.23 101.32-0.89 NASIONAL tanpa Ikan 102.19 101.28-0.89 Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Maret 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibanding Februari 2016, atau naik dari 103,83 pada Februari 2016 menjadi 103,90 pada Maret 2016. Peningkatan NTP pada Maret 2016 disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,30 persen. Peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada beberapa sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,57 persen, diikuti sub sektor hortikultura sebesar 0,42 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,03 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 1,22 persen dan sebesar 0,65 persen. Penurunan NTP pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 0,84 persen, sedangkan untuk kelompok perikanan budidaya mengalami peningkatan NTP sebesar 0,33 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa sub sektor perikanan pada Maret 2016 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 menunjukan angka sebesar 103,58, atau naik sebesar 0,15 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 103,43. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Maret 2016, NTP Provinsi Maluku Maret 2016 berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,32. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima sub sektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Maret 2016 sebesar 128,16 atau naik sebesar 0,37 persen dibanding Februari 2016 yang tercatat sebesar 127,70. Peningkatan It disebabkan naiknya It pada beberapa sub sektor, yakni tertinggi oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 1,87 persen, diikuti sub sektor holtikultura sebesar 0,68 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,55 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan It dibanding Februari 2016 yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,96 persen dan sub sektor perikanan sebesar 0,41 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 3

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Maret 2016, Ib Provinsi Maluku juga mengalami peningkatan pada semua sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor peternakan sebesar 0,52 persen, diikuti sub sektor tanaman pangan sebesar 0,30 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,26 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,25 persen, dan terendah sub sektor perikanan sebesar 0,24 persen. Peningkatan Ib pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap dan kelompok perikanan budidaya masing-masing sebesar 0,23 persen dan sebesar 0,24 persen. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor a. Sub Sektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Maret 2016, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 1,57 persen karena terjadi peningkatan It mencapai 1,87 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan Ib yang hanya mencapai 0,30 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok padi dan kelompok palawija masing-masing sebesar 0,15 persen dan sebesar 2,44 persen. Peningkatan Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,35 persen. Sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. b. Sub Sektor Hortikultura (NTP-H) Pada Maret 2016, NTP-H mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen dibanding Februari 2016, terjadi karena kenaikan It yang sebesar 0,68 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib yang hanya sebesar 0,25 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks kelompok sayur sayuran dan kelompok tanaman obat masing-masing sebesar 1,69 persen dan sebesar 1,97 persen. Sedangkan kelompok buah- buahan mengalami penurunan It sebesar 0,18 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,31 persen. Sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,15 persen. c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Maret 2016, NTP-R mengalami penurunan sebesar 1,22 persen dibanding Februari 2016, karena terjadi penurunan It yang sebesar 0,96 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen. 4

Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,96 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,31 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Februari 2016. d. Sub Sektor Peternakan (NTP-T) Pada Maret 2016, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dibanding Februari 2016, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,55 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,52 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada semua kelompok ternak yakni tertinggi pada kelompok unggas sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok ternak kecil sebesar 0,59 persen, kelompok hasil ternak sebesar 0,41 persen, dan terendah kelompok ternak besar sebesar 0,31 persen. e. Sub Sektor Perikanan (NTP-NP) Pada Maret 2016, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,65 persen dibanding Februari 2016, karena terjadi penurunan It sebesar 0,41 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen. Penurunan It disebabkan turunnya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,61 persen sedangkan kelompok budidaya mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen dibanding Februari 2016. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,35 persen dan sebesar 0,01 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Maret 2016, NTN turun sebesar 0,84 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,61 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan 0,23 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Maret 2016, NTPi naik sebesar 0,33 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,57 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,24 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,35 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Februari 2016. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya Maret 2016 (2012=100) 5

B u l a n Persentase Kelompokdan Sub Kelompok Februari 2016 Maret 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 100.91 102.50 1.57 a. Indeks Diterima Petani 124.78 127.12 1.87 - Padi 108.49 108.65 0.15 - Palawija 131.25 134.45 2.44 b. Indeks Dibayar Petani 123.65 124.03 0.30 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.63 127.07 0.35 - Indeks BPPBM 106.23 106.23-0.01 2. Hortikultura (NTPH) 114.17 114.65 0.42 a. IndeksDiterimaPetani 140.96 141.91 0.68 - Sayur-sayuran 146.99 149.47 1.69 - Buah-buahan 136.70 136.45-0.18 - Tanaman Obat 127.53 130.04 1.97 b. IndeksDibayarPetani 123.47 123.78 0.25 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.74 127.14 0.31 - Indeks BPPBM 105.82 105.66-0.15 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 97.23 96.04-1.22 a. IndeksDiterimaPetani 119.73 118.58-0.96 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 119.73 118.58-0.96 b. IndeksDibayarPetani 123.15 123.48 0.26 - IndeksKonsumsiRumahTangga 126.79 127.18 0.31 - Indeks BPPBM 105.84 105.84 0.00 4. Peternakan (NTPT) 105.81 105.84 0.03 a. IndeksDiterimaPetani 128.78 129.49 0.55 - Ternak Besar 126.98 127.37 0.31 - Ternak Kecil 130.67 131.44 0.59 - Unggas 129.04 130.41 1.06 - Hasil Ternak 123.84 124.35 0.41 b. Indeks Dibayar Petani 121.72 122.34 0.52 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.33 130.21 0.68 - Indeks BPPBM 106.63 106.77 0.13 5. Perikanan (NTNP) 107.20 106.51-0.65 a. Indeks Diterima Petani 130.41 129.87-0.41 - Penangkapan 131.10 130.31-0.61 - Budidaya 126.98 127.71 0.57 b. Indeks Dibayar Petani 121.65 121.94 0.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.83 127.27 0.35 - Indeks BPPBM 112.43 112.45 0.01 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 107.27 106.37-0.84 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 131.10 130.31-0.61 - Penangkapan Laut 131.10 130.31-0.61 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.22 122.51 0.23 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.86 127.30 0.35 - BPPBM 114.18 114.20 0.01 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 106.87 107.22 0.33 6

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.98 127.71 0.57 - Budidaya Air Tawar 100.00 100.00 0.00 - Budidaya Laut 127.16 127.89 0.58 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.83 119.12 0.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.67 127.11 0.35 - BPPBM 103.72 103.72 0.00 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 4. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada Maret 2016 terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,37 persen. Peningkatan IKRT atau inflasi perdesaan pada Maret 2016 disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok pendididkan, rekreasi & olahraga sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen, dan terendah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,95 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Maret 2016 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 0.49 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.28 Perumahan 0.36 Sandang 0.10 Kesehatan 0.25 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.43 Transportasi & Komunikasi 0.09 T o t a l / Gabungan 0.37 7

Nasional 0,95 5. Kecepatan Harga per kelompok Pengeluaran dan per sub Sektor Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Maret 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 140,16, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 124,06, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 119,81, kelompok perumahan sebesar 117,82, kelompok sandang sebesar 117,60, kelompok kesehatan sebesar 112,84, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 107,91. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Dan Laju Inflasi/Deflasi pada Maret 2016 Menurut Sub Sektor ( 2012 = 100 ) Februari Maret Inflasi/Def U r a i a n 2016 2016 lasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 139.47 140.16 0.49 Transportasi dan Komunikasi 123.95 124.06 0.09 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 119.48 119.81 0.28 Perumahan 117.39 117.82 0.36 Sandang 117.48 117.60 0.10 Kesehatan 112.56 112.84 0.25 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 107.45 107.91 0.43 6. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami penurunan pada Maret 2016 sebesar 0,01 persen. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka masih sama dengan bulan sebelumnya, dimana kelompok transportasi pada Maret 2016 masih menduduki 8

urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 119,96 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,87. Penurunan indeks BPPBM disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok obat-obatan dan pupuk dan kelompok transportasi masing-masing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,10 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu kelompok bibit dan kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya masing-masing sebesar 0,07 persen, serta kelompok penambahan barang modal sebesar 0,06 persen. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada November2016 ( 2012 = 100 ) Kelompok Oktober November 2016 2016 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.75 106.74-0.01 Bibit 104.09 104.17 0.07 Obat-Obatan dan Pupuk 102.11 102.02-0.09 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.06 104.13 0.07 Transportasi 120.08 119.96-0.10 Penambahan Barang Modal 107.01 107.08 0.06 Upah Buruh Tani 101.87 101.87 0.00 7. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Sub Sektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 2 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Maret 2016 naik sebesar 0,38 persen dibanding Februari 2016, yaitu dari 119,62 menjadi 120,07. Hal ini terjadi karena It 9

mengalami peningkatan sebesar 0,37 persen sedangkan indeks BPPBM justru turun sebesar 0,01 persen. Peningkatan NTUP pada Maret 2016 terjadi karena meningkatnya NTUP pada beberapa sub sektor, tertinggi disumbangkan oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 1,88 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,82 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,41 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami penurunan NTUP masingmasing sebesar 0,96 persen dan sebesar 0,42 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per sub sektor pada November2016 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Sub Sektor Februari 2016 Maret 2016 (%) (1) (2) (3) a. Tanaman Pangan 117.47 119.67 1.88 b. Hortikultura 133.21 134.30 0.82 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 113.12 112.04-0.96 d. Peternakan 120.78 121.27 0.41 e. Perikanan 115.99 115.50-0.42 e.1. Perikanan Tangkap 114.82 114.11-0.62 e.2. Perikanan Budidaya 122.43 123.13 0.57 f. Gabungan 119.62 120.07 0.38 g. Gabungan Tanpa Ikan 120.08 120.66 0.48 NASIONAL 109.69 109.33-0.33 NASIONAL Tanpa Ikan 109.64 109.28-0.33 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasilebihlanjuthubungi: Ir.JessicaElizianaPupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : Chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319,361320 11