PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI

PETERPAN AND CINDERELLA SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:43) analisis merupakan

Mengenal diri berarti:

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB II KAJIAN TEORETIK. lambang pengganti suatu aktifitas yang tampak secara fisik. Berpikir

KECERDASAN ADVERSITAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kemahasiswaan tertua yang berada di lingkungan Universitas X di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan manusia.

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Guru SLB-C Islam di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. adalah kemampuan berpikir analitik. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan

Adversity Quotient sebagai Salah Satu Aspek dalam Keberhasilan Prestasi Atlet. Indah Verawati

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

Pertemuan Memperbaharui dan membantu atau membuat org lain merasa senang merupakan sikap a. Sensitive b. Loyal c. Leader d.

Adversity Quotient sebagai Acuan Guru dalam Memberikan Soal Pemecahan Masalah Matematika. Suhartono

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan yang terus berkembang membuat banyak teori-teori

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI, KARIR DAN PASSION MENGENALI POTENSI DIRI

HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penelitian ini adalah teori perilaku terencana yang merupakan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGUBAH TANTANGAN MENJADI PELUANG PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI *

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan.2

AAT SRIATI UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN JATINAGOR

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut adalah adversity

PSIKOLOGI INDUSTRI A. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SGD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali kebutuhan ekonomi menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia

Pertemuan 1 MENGENAL DIRI SENDIRI

PERTEMUAN 1 MENGENAL DIRI SENDIRI

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Kinerja Guru. performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Geometri Van Hiele. a) Kemampuan berpikir geometri Van Hiele

BAB I PENDAHULUAN. tidak memiliki tempat ibadah yang tetap, salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

IDENTIFIKASI BERPIKIR LOGIS MAHASISWA TIPE CLIMBER DAN QUITTER DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. FKIP, Universitas PGRI Madiun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB II KAJIAN TEORI. dapat ditemukan cara mengatasi situasi tersebut. Menurut Billstein a problem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL MM DENGAN TPS DENGAN MEMPERHATIKAN AQ

BAB I PENDAHULUAN. dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-Qur an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga

GAMBARAN ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA DI SMU NEGERI 27 JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

BAB I PENDAHULUAN. Negara.Namun permasalahannya saat ini ialah banyak peserta didik yang kurang mencintai

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Nur Asyah Harahap 1) dan Ria Jumaina 2) Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jerman menempatkan

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara. PUSDIKMIN

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat,

Interpersonal Communication Skill

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB II LANDASAN TEORI. bagian yaitu tinjauan teori mengenai kepuasan berwirausaha, Adversity Quotient.

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aspek aspek kepribadian berdasarkan teori yang dikemukakan Klages

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

OTAK DAN BERAGAM KECERDASAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

apa yang dirumuskan dalam NCTM (National Council of Teachers of isi atau materi (mathematical content) dan standar proses (mathematical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar dalam memajukan suatu negara. Majunya suatu negara tercermin dari pendidikan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai kualitas pribadi yang dimiliki seseorang untuk menghadapi

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pengelolaan diri atau regulasi diri adalah upaya individu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan Adversity Quotient dengan Manajemen Stres Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

Transkripsi:

PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI

Arti dan Tujuan Mengembangkan Diri Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya. Usaha besar ini merupakan konsekuensi dari kedudukannya sebagai manusia, yang diberi akal budi

Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan diri ini adalah: Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri, (jasmani rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa, yang membuat dia sanggup membangun relasi yang semakin baik dengan dirinya, dunia, sesama dan Tuhan. Usaha ini melibatkan diri manusia sepenuhnya dan menggunakan daya dukung yang tersedia baginya.

Cara Mengembangkan Diri 1. Mengenal dan menerima diri 2. Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri 3. Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka 4. Belajar dari kesalahan Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit pengembangan diri sendiri adalah: 1. Mental yang sehat 2. Integritas diri 3. Mandiri, kreatif, dan inovatif 4. Motivasi diri

Kekuatan dan Ketahanan Mental Pemaparan yang disajikan berikut ini diambil dari buku Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, karangan Paul G. Stolz, 2000. 1. Adversity Quotient (AQ): Penentu utama untuk sukses 2. Quitters, Campers, dan Climbers 3. Adversity Response Profile (ARP): Kemampuan menghadapi Masalah dan Merespon serta menghadapi setiap permasalahan.

Definisi Adversity Quotient (AQ) Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari 500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EQ, SQ yakni AQ. Menurutnya, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang. Atau dengan kata lain, seseorang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya rendah.

Sebagai gambaran, Stoltz memakai terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian: 1. Quitter (yang menyerah). Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan. 2. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan. 3. Climber (pendaki yang mencapai puncak). Berani menghadapi risiko dan menuntaskan pekerjaannya.

Untuk dunia pekerjaan dan kehidupan sangatlah jelas. Banyak pekerja yang intelektualnya (IQ) rendah bisa saja mengalahkan mereka yang ber IQ tinggi tetapi tidak punya semangat dan keberanian untuk menghadapi masalah dan bertindak. Dengan AQ dapat dianalisis bagaimana para karyawan / pekerja mampu mengubah tantangan menjadi sebuah peluang yang akan meningkatkan produktifitas dan keuntungan perusahaan. Itu tadi uraian singkat tentang Adversity Quotient. Bagaimana dengan Anda? winner never quits and quitter never wins Pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang gampang menyerah tidak pernah menang "

David Cambell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil dengan kandungan ciri: a) inovatif b) berguna c) dapat dimengerti

Aplikasi Integritas Diri: Rencana Peningkatan Integritas Diri Selama Satu Minggu Nama : Dimensi Diri K e g i a t a n Jenis Kegiatan Kenyataan Sekarang Rencana Peningkatan Hari & Jam Pelaksanaan Check Ket Fisik Intelektual Emosional Spiritual Sosial

Mengembangkan Diri Dengan mengusung 7 kebiasaan yang efektif (Seven Habits) lihat bahan pendukung pertemuan ke-3.

SELF ASSESSMENT MATA KULIAH CHARACTER BUILDING NAMA : NIM : NO. URUT ABSEN : KELAS : FOTO NO KOMPONEN NILAI KETERANGAN 1 Disiplin/ Absen / Ketepatan Waktu hadir di kelas, mengumpulkan tugas mandiri, merespond tugas/diskusi di forum 2 Sopan Santun (dalam bertutur kata, menghargai orang lain, memerhatikan orang lain, dll) 3 Tata Tertib (dalam pakaian, sikap di kelas, keluarmasuk kelas, dll) 4 Motivasi Belajar Character Building (ada antusiasme atau sekadar kuliah, menciptakan kegiatan sendiri di luar mata kuliah Character Building, atau tidak fokus) 5 Keaktifan di Kelas (Memerha-tikan, bertanya, merespons, atau sekadar hadir, dll.)

6 Tugas Kelompok (keterlibatan dalam persiapan, saat presen-tasi materinya, dan diskusinya) 7 Tugas Mandiri (mengerjakan tepat waktu, dsb.) 8 Keaktifan Keagamaan (Keterlibatan Anda dalam aktivitas keagamaan Anda) 9 Transformasi Diri (Adanya perubahan sikap menjadi lebih baik, atau stagnan/mandeg, dsb.) JUMLAH Puaskah Anda dengan perkembangan diri Anda? KESAN & PESAN: TANDA TANGAN (.)