Disusun Oleh B PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansidapatdidefinisikan sebagai sebuahseni, ilmu (science)maupun

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas layanan terhadap masyarakat luas. Sebagai organisasi nirlaba, lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

BAB I PENDAHULUAN. adanya akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan. Para pemangku. penunjang demi terwujudnya pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dengan didasarkan pada peraturan-peraturan mengenai otonomi daerah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Otonomi daerah adalah perwujudan dari pelaksanaan urusan. pemerintah berdasarkan asas desentralisasi yakni penyerahan urusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan di bidang ekonomi, sosial dan politik dalam era reformasi ini,

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

INUNG ISMI SETYOWATI B

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI PADA KOTA MANADO (TAHUN )

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya diatur dalam undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 menjadi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

SKRIPSI. Oleh : PURNOMO NIM: B

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BOGOR

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU. Afriyanto 1, Weni Astuti 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan layanan tersebut di masa yang akan datang (Nabila 2014).

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan ekonomi. Adanya ketimpangan ekonomi tersebut membawa. pemerintahan merupakan salah satu aspek reformasi yang dominan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN DAERAH APBD TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. perimbangan keuangan pusat dan daerah (Suprapto, 2006). organisasi dan manajemennya (Christy dan Adi, 2009).

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan daerah sejak tahun 2000 telah mengalami era baru,

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN N DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH (Studi Pada DPPKA SurakartaTahun 2010-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh PUNGKY ANDIANATA B100100099 PROGRAM STUDI MANAJEMENN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Telp. (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Drs.Kusdiyanto, M.Si NIK : - Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : PUNGKY ANDIANATA NIM : B 100 100 099 Program Studi :Manajemen/Ekonomi dan Bisnis Judul Skripsi : ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH (Studi Pada DPPKA SurakartaTahun 2010-2012) Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, Juni 2014 Pembimbing,

ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis kinerja pengelolaan keuangan dan Tingkat kemandirian daerah di era otonomi daerah (studi pada DPPKA SurakartaTahun 2010-2012). Tujuannya untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian pemerintah daerah kota surakarta tahun 2010-2012 dengan menggunakan perhitungan rasio dan menghasilkan data secara akuntabilitas. Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan berbentuk dokumen, data ini terdiri dari Anggaran pada tahun 2010-2012. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis kuantitatif dilaksanakan dengan mencari rasio yang didapat oleh masing-masing faktor, kemudian dilakukan penelitian sesuai dengan bobot komponen sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan variabel tersebut. Analisis rasionya terdiri dari analisis kemampuan keuangan daerah (KKD), Efektivitas, Efisiensi, Aktivitas dan pertumbuhan untuk mengetahui data yang akuntabilitas. Hasil penelitian ini adalah Pengukuran tingkat kemandirian pemerintah daerah DPPKA kota surakarta tahun 2010 sampai dengan 2012 dengan menggunakan perhitungan rasio yang meliputi kemampuan keuangan daerah, efektivitas, efisiensi, aktivitas, dan pertumbuhan untuk mengetahui data yang akuntabilitas. Kata kunci: Rasio kemandirian, efektivitas, efesiensi, aktivitas, dan pertumbuhan untuk mendapatkan data yang akuntabilitas atau tidak akuntabilitas.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Otonomi daerah terdapat dua aspek kinerja keuangan yang dituntut agar lebih baik dibandingkan sebelum otonomi daerah. Aspek pertama adalah bahwa daerah diberi kewenangan mengurus pembiayaan daerah dengan kekuatan utama pada kemampuan Pendapatan Asli Daerah (Desentralisasi Fiskal). Aspek kedua yaitu di sisi manajemen pengeluaran daerah, bahwa pengelolaan keuangan daerah harus lebih akuntabel dan transparan tentunya menuntut daerah agar lebih efisien dan efektif dalam pengeluaran daerah. Kedua aspek tersebut dapat disebut sebagai reformasi pembiayaan atau Financing Reform. Maka untuk mencapai pembangunan suatu negara diperlukan adanya pembiayaan dengan sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien. Pembiayaan suatu daerah diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disusun setiap Tahun oleh pemerintah daerah beserta satuan kerjanya guna memenuhi pelayanan publik. Salah satu cara untuk mengevaluasi laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan pada pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan. Untuk menganalisis rasio kinerja keuangan Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analsis rasio keuangan terhadap APBD yang telah digunakan sebagai tolak ukur dalam : 1. Menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah. 2. Mengukur efektivitas dalam merealisasikan pendapatan daerah. 3. Mengukur efisiensi dalam mereaslisasikan pendapatan daerah. 4. Mengukur sejauh mana aktivitas permerintah daerah dalam membelanjakan pendapatan daerahnya. 5. Melihat pertumbuhan atau perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Berdasarkan latar belakang tes diatas, maka penulisan skripsi ini mengambil judul Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Dan Tingkat Kemandirian Daerah Di Era Otonomi Daerah (Studi pada DPPKA Surakarta

Tahun 2010-2012) karena untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian pemerintah daerah kota Surakarta. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penellitian ini adalah Untuk mengetahui apakah rasio kemandirian, efektivitas, efisiensi, aktivitas, dan pertumbuhan dapat mengukur akuntabilitas Pemkot DPPKA Surakarta pada periode 2010-2012. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Mouna Fachrizal Penelitian yang dilakukan oleh Mouna Fachrizal yang berjudul Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sebelum dan Sesudah Otonomi Khusus (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur). (Mouna Fachrizal, 2008) untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja keuangan sebelum dan setelah diberlakukannya otonomi daerah. 2. Penelitian Januar Penelitian pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo dengan judul Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah. (Januar, 2009) Berdasarkan hasil analisis data dapat digambarkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten Bungo sesudah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah masih menunjukan ratarata kinerja keuangan daerah yang belum stabil atau belum baik. 3. Penelitian Yuliati Penelitian yang dilakukan oleh Yuliati yang berjudul Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dalam Menghadapi Otonomi Daerah (Kasus Kabupaten Malang). (Yuliati, 2004) Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis derajat otonomi Kabupaten Malang yang ditekankan kepada derajat desentralisasi, bantuan serta kapasitas fiskal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketergantungan pemerintah Kabupaten Malang terhadap pemerintah pusat pada tahun anggaran 1995/1996-1999/2000 masih sangat

tinggi, yang dibuktikan dengan masih rendahnya rata-rata proporsi PAD terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) selama kurun waktu 5 tahun, yaitu hanya sebesar 15%, walaupun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 4. Penelitian Sidharta Sidharta (2008) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Pemkot dengan Pendekatan Analisis Rasio Keuangan pada APBD di Kota Malang. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja keuangan pada Pemerintah Kota Malang pada dasarnya sudah baik, bila dilihat dari Rasio Efektivitas PAD, Efektivitas Pajak Daerah, dan Rasio Efisiensi Belanja. Sedangkan pada Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Derajat Kontribusi BUMD dan Analisis Pertumbuhan Belanja belum menunjukkan kinerja yang maksimal. 5. Penelitian Jasagung Hariyadi Penelitian yang dilakukan oleh Jasagung Hariyadi yang berjudul Estimasi Penerimaan dan Belanja Daerah serta Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Belitung: Studi Kasus Tahun Anggaran 2001. (Jasagung Hariyadi, 2004) Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui estimasi penerimaan daerah dan tingkat kemandirian keuangan daerah melalui pengukuran derajat desentralisasi fiskal untuk tahun 2001, sehingga terlihat kemampuan Kabupaten Belitung dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang mulai berlaku efektif pada tahun 2001. Kesimpulan dari penelitian ini, berdasarkan estimasi APBD Kabupaten Belitung tahun anggaran 2001 perbandingan antara PAD terhadap TPD adalah sebesar 11,61%. Sedangkan perbandingan antara Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dengan TPD adalah sebesar 7,18% dan Sumbangan Daerah dan Total Penerimaan Daerah adalah sebesar 81,21%.

6. Penelitian Lilies Setiarti Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berikut penelitian terdahulu menggunakan Rasio Efektivitas PAD, Efektivitas Pajak Daerah, dan Rasio Belanja Daerah hanya menggunakan tiga variabel dan hanya menghitung apakah data tersebut sudah efektif atau belum efektif dan tergantung kebijakan pemerintah daerah masing-masing apakah masih menunjukkan rata-rata kinerja keuangan daerah yang belum stabil atau fluktuatif, belum naik dan mengalami kenaikan. Sedangkan penelitian ini menggunakan lima variabel yaitu, Rasio Kemandirian, Efektivitas, Efisiensi, Aktivitas, dan pertumbuhan dengan perhitungan atau hasil tersebut bisa diketahui apakah data tersebut sudah akuntabilitas atau tidak akuntabilitas. Kalau hasilnya akuntabilitas artinya pemerintah daerah atau pemerintah kota sudah mempertanggungjawabkan, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dan apabila hasilnya tidak akuntabilitas artinya pemerintah daerah atau pemerintah kota belum bisa mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait secara efisien. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan berbentuk dokumen, data ini terdiri dari Laporan keuangan APBD tahun 2010-2012. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh. Objek penelitian ini adalah Pemkot DPPKA Surakarta dengan menitik beratkan pada rasio kemandirian dalam mengukur akuntabilitas Pemkot DPPKA Surakarta,rasio efektivitas dan efisiensi dalam mengukur akuntabilitas Pemkot DPPKA Surakarta,rasio aktivitas atau keserasian keuangan dalam mengukur akuntabilitas

Pemkot DPPKA Surakarta,tingkat pertumbuhan keuangan dalam mengukur akuntabilitas Pemkot DPPKA Surakarta, dan tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mengukur akuntabilitas Pemkot DPPKA Surakarta. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah DPPKA Surakarta. Didalam penelitian ini tidak digunakan sempel. Penelitian ini,mengunakan populasi yang ada, yaitu Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah DPPKA Surakarta. Populasi adalah keseluruan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dan metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan pengambilan data pada bagian Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang berupa Laporan Realisasi Anggaran. 1. Metode observasi yaitu merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden(wawancara dan angket)namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. 2. Metode studi pustaka yaitu dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistim survei secara online ini perlu dilakukan studi pustaka. HASIL ANALISIS DATA Pertumbuhan APBD Pemkot Surakarta tahun anggaran 2010 s/d 2012 menunjukkan pertumbuhan PAD positif mengalami peningkatan walaupun mengalami fluktuatif tahun 2010 sebesar 11,74%, tahun 2011 sebesar 58,93% dan

2012 sebesar 27,93%. Sedangkan pertumbuhan pendapatan mengalami peningkatan tahun 2010 sebesar 17,78%, tahun 2011 sebesar 19,92% dan tahun 2012 sebesar 20,39%, dari hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan belanja rutin mengalami penurunan tahun 2010 sebesar 44,30%, tahun 2011 sebesar 14,58% dan tahun 2012 sebesar 12,29%, sehingga peningkatan pertumbuhan belanja rutin paling besar tahun 2010 sebesar 44,30%. Sedangkan belanja pembangunan mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 61,03% dan tahun 2012 sebesar 14,58%. Untuk belanja pembangunan mengalami fluktuatif tahun 2010 sebesar -65,44% tahun 2011 mengalami peningkatan belanja pembangunan sebesar 61,03% dan penurunan tahun 2012 sebesar 44,93%. Kesimpulanya bahwa rasio pertumbuhan kinerja pengelolaan keuangan Pemkot Surakarta mampu menigkatkan pertumbuhan PAD. Namun Pemkot Surakarta memiliki rasio belanja yang kurang baik dikarenakan Pemkot Surakarta masih memprioritaskan belanjanya untuk belanja rutin dibandingkan untuk belanja pembangunan dalam kurun waktu 3 tahun. Pembahasan Dari hasil ini semua menunjukkan bahwa Pemkot Surakarta memiliki kinerja pengelolan keuangan daerah yang baik pada pertumbuhan PAD, Pendapatan Daerah dan belanja rutin terbukti dari rasio pertumbuhan yang mengalami trend positif, sedangkan kinerja pengelolaan keuangan daerah untuk pembiayaan belanja pembangunan masih sangat rendah karena rasio pertumbuhan mengalami trend negatif. Maka Pemkot Surakarta diharapkan dapat meminimalisasikan anggaran daerah untuk belanja rutin, dan mengalokasikan untuk belanja pembangunan agar kesejahteraan masyarakat dapat terjamin dengan tersedianya sarana dan prasarana ekonomi. PENUTUP Kesimpulan Berdsarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, rata-rata kinerja pengelolaan keuangan dan tingkat kemandirian daerah Pemkot Surakarta berdasarkan analisis rasio keuangan adalah biasa atau standar. Terlihat dari tingkat

rasio kemandirian keuangan Pemkot Surakarta bersifat kurang mandiri, rasio efektivitas menunjukkan cenderung stabil atau sangat efektif, sedangkan tingkat efisiensi Pemkot Surakarta menunjukkan cenderung kurang efisien dalam memungut PAD karena hasilnya kurang maksimal. Sedangkan untuk rasio aktivitas masih memprioritaskan belanja daerahnya untuk belanja rutin dibandingkan untuk belanja pembangunan, serta rasio pertumbuhan Pemkot Surakarta menunjukkan bahwa mampu mempertahankan kinerjanya dalam mengelola keungan daerahnya terlihat dari rasio pertumbuhan yang mengalami trend positif (PAD dan Pendapatan Daerah), meskipun ada juga yang mengalami trend negatif (belanja pembangunan). Saran 1. Pemerintah Kota Surakarta harus mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat yaitu dengan mengoptimalkan potensi sumber pendapatan yang ada atau dengan meminta wewenangan yang lebih luas untuk mengelola sumber pendapatan lain yang masih dikuasai oleh Pemerintah Pusat atau Provinsi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Diharapkan pemerintah Kota Surakarta mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik aparatur daerah maupun masyarakat melalui meningkatkan pembiayaan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kesejahteraan rakyat serta diimbangi dengan perluasan lapangan kerja seperti perhatian UKM kepada daya produktif. DAFTAR PUSTAKA UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah UU No. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah

UU No.84 Tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat daerah Fachrial Mouna. 2008. Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum Dan Sesudah Otonomi Khusus (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur). Halim, A. 2002. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Salemba Empat, Jakarta. Suharsimi Arikunto, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto Sudono. 2004. Analisis Perkembangan Pembiayaan Fiskal Pemerintah Pusat Dan Daerah (Studi Kasus Daerah Tingkat II Banjar Negara). Yuliati. 2004. Analisis Kemampuan Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah (Kasus Kabupaten Malang).