BAB I PENDAHULUAN. pembicaraan di bidang kesehatan semata, namun sudah menjadi permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak

LAPORAN EKSEKUTIF MENTERI KESEHATAN RI TENTANG PENANGGULANGAN HIV/ AIDS RESPON MENANGKAL BENCANA NASIONAL PADA SIDANG KABINET MARET 2002

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan masyarakat yang yang dialami Indonesia saat ini sangat

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. geografis. Kecenderungan inilah yang sering dinamakan regionalisme.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada era globalisasi ini, kebutuhan akan penyebaran

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

HIV/AIDS. di Wilayah Asia Timur dan Pasifik. Bank Dunia. Wilayah Asia Timur dan Pasifik. blic Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola penyakit yang masih banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

UNDANGAN Konsep Usulan Penelitian HIV dan AIDS Tahun 2013: Prioritas pada Pencegahan Melalui Transmisi Seksual

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit HIV/ AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acguired Immun Deficiency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

komisi penanggulangan aids nasional

PerPres 75 /2006 vs PerPres 124 /2016 Peran KPAN,dan Kab/Kota Kewenangan KPA paska PerPres 124/ 2016 Rekomendasi Penutup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Permasalahan mengenai penyakit AIDS sekarang ini bukan lagi sekedar pembicaraan di bidang kesehatan semata, namun sudah menjadi permasalahan global yang mencakup berbagai ranah ilmu pengetahuan. Bahkan dunia internasional juga telah merespon secara aktif dengan membentuk lembaga khusus untuk menangani permasalahan ini. Judul penelitian ini cukup menarik diteliti karena ada beberapa hal yang menjadikan tema ini sebagai sesuatu yang cukup bernilai. Alasan yang pertama adalah mengenai kasus penyakit AIDS dan persebarannya di dunia. AIDS telah berkembang menjadi tantangan bersama di dunia karena sampai detik ini penderitanya telah berada di angka puluhan juta yang tersebar di seluruh dunia. Jutaan laki-laki, perempuan, bahkan anak anak pun tidak luput dari ancaman virus HIV yang senantiasa berada di sekitarnya. Melihat penyebarannya yang cepat dan luas, PBB membentuk badan khusus untuk menanganinya yaitu pada tahun 1996 membentuk the Joint United Nations Programme on HIV dan AIDS (UNAIDS). Tidak berhenti dengan UNAIDS dari PBB, hampir semua negara yang mengalami permasalahan yang serupa juga berperan aktif untuk menanggulangi kasus HIV dan AIDS ini secara mandiri dan juga memanfaatkan kemitraan global dengan pihak yang lain yang juga mempunyai misi yang sama. 1

Kemudian alasan yang kedua adalah permasalahan HIV dan AIDS yang menjadi salah satu tujuan dan target dalam Millenium Development Goals yang telah disepakati oleh negara-negara anggota PBB dan mempunyai komitmen bersama yang akan dicapai pada tahun 2015 mendatang. Penanggulangan HIV dan AIDS serta penyakit berbahaya lainnya tercantum di dalam isi MDGs dengan tujuan ke-6. Indonesia yang juga salah satu negara dengan komitmen MDGs mempunyai tanggung jawab besar untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan pada tahun 2015 khususnya dalam pemberantasan penyakit AIDS dan persebarannya ini. Dengan sumber daya alam dan manusia yang ada, diharapkan Indonesia mampu untuk mencapai target MDGs tersebut, hal tersebut juga harus didukung dengan mengintensifkan pembangunan-pembangunan berbagai aspek di tingkat lokal dan diberlakukan secara lebih merata serta keterlibatan antara pemerintah, LSM, kemitraan internasional dan masyarakat. Ketiga, walaupun mungkin sudah ada judul penelitian skripsi serupa yang membahas mengenai permasalahan HIV dan AIDS di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tapi dengan meneliti kembali secara komprehensif dan dengan jangkauan yang lebih mendalam dan luas diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber informasi yang bermanfaat untuk pembaca. 2

B. Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi kerjasama sebuah organisasi keuangan internasional yaitu Global Fund dalam misinya menarik dan menyalurkan sumber daya tambahan guna menangani penyakit HIV dan AIDS, TB, dan malaria kepada negara-negara di dunia khususnya Indonesia yang mengajukan permohonan hibah. Indonesia merupakan salah satu negara penerima bantuan dari Global Fund yang telah bekerjasama selama hampir 10 tahun untuk menjalankan kepentingan diantara kedua pihak dalam penanganan permasalahan HIV dan AIDS. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui kerjasama Indonesia dengan Global Fund yang ikut membantu dalam penanganan HIV dan AIDS di Indonesia. Hal ini juga bertujuan untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan menjadi mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dan juga berguna untuk menyumbang karya ilmiah yang sesuai disiplin ilmu yang kemudian dijadikan sebagai bahan skripsi untuk memperoleh gelar Strata I di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3

C. Latar Belakang Sekitar kurang lebih 12 tahun yang lalu tepatnya pada September tahun 2000, sebanyak 189 negara yang juga anggota dari PBB telah menghasilkan kesepakatan Deklarasi Millenium yang kemudian dikenal sebagai Millenium Development Goals yang berisi 8 butir tujuan yang mempunyai target yang akan dicapai pada tahun 2015. Deklarasi ini berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia. Kesepakatan tersebut dihasilkan pada KTT PBB di New York dan menjadi komitmen bagi semua negara yang telah menyepakati dan menandatangani hasil tersebut. Dan Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk di dalamnya. Diharapkan dengan capaian dari tujuan pembangunan milenium ini negara-negara berkembang dapat melaju ke keadaan yang lebih sejahtera bagi penduduknya. Indonesia memiliki tanggung jawab dan harus ikut melaksanakan komitmen tersebut dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakatnya dengan melaksanakan program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai target MDGs. Target dari tujuan ke-6 tersebut adalah mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV AIDS hingga tahun 2015. Dari kedelapan gol pembangunan milenium di atas, memerangi HIV AIDS merupakan salah satu tantangan yang cukup berat bagi pemerintah Indonesia saat ini. Situasi persebaran dan perkembangan HIV dan AIDS ini telah menjadi sebuah ancaman bagi dunia internasional. Jumlah kasusnya dari tahun ke tahun di seluruh belahan dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilakukan, dan hampir seluruh negara menerima dampak dari kasus persebaran HIV AIDS ini. 4

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Pasifik diantara 11 negara dengan mayoritas orang hidup dengan HIV AIDS (ODHA), negara yang lain adalah Kamboja, China, India, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Papua Nugini, Thailand dan Vietnam. 1 Di Indonesia, permasalahan mengenai kasus AIDS pertama kali ditemukan di Denpasar, pada seorang turis Belanda yang kemudian meninggal April 1987. Kemudian orang Indonesia pertama yang meninggal dalam kondisi terinfeksi AIDS juga dilaporkan di Bali, Juni 1988. Menurut data resmi, tahun 1987 jumlah penderita AIDS di Indonesia masih 5 kasus. Kemudian Depkes menerima laporan kasus AIDS baru yang terus meningkat walau dengan masih sedikit. Berawal dari tahun 1987, tiap tahun berikutnya pelaporan mengenai kasus AIDS ini terus meningkat. Diambil dari sumber laporan surveilans AIDS Kemenkes RI tahun 1987 Juni 2011, tahun 1988 terdapat 2 kasus, kemudian tahun 1989 dan 1990 masing 5 kasus. Kasus tersebut merupakan kasus baru yang diterima oleh Depkes sehingga terus terakumulasi. Pada bulan Juli 1991, diadakan Semiloka Nasional AIDS di Denpasar, Bali, untuk membahas Pengembangan Strategi Penanggulangan AIDS di Indonesia. 2 Kemudian berturut turut pelaporan tahun 1992 hingga 1996 adalah 13 kasus, 24 kasus, 20 kasus, 23 kasus, dan 42 kasus. Antara tahun 1987 hingga 1997, persebaran AIDS tampak lambat, upaya penanggulangan pun sangat terbatas dan terutama terfokus di sektor kesehatan. 1 HIV in Asia and the Pacific : Getting to Zero.pdf, hal 24, diunduh dari http://www.unaids.org/ 12 Januari 2012 2 Sejarah HIV di Indonesia.pdf, diunduh dari http://spiritia.or.id pada 21 Februari 2012 5

Penemuan obat anti retroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan bagi orang terinfeksi HIV di negara-negara dunia. Namun pada waktu itu masih belum terjangkau untuk mayoritas orang dengan HIV AIDS dikarenakan harga yang mahal. Kemudian pelaporan persebaran kasus AIDS baru tahun 1997 berjumlah 44 kasus, tahun 1998 sebanyak 60 kasus, 1999 sebanyak 94 kasus, tahun 2000 melonjak lebih dari 100% sebanyak 255 kasus AIDS baru yang dilaporkan. kemudian tahun 2001 sebanyak 219 kasus, semakin meningkat di tahun 2002 345 kasus baru AIDS dan tahun 2003 sebanyak 316. Perkembangannya di Indonesia sendiri sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Secara kumulatif, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sejak 1987 sampai Maret 2011 sebanyak 24.482 kasus tersebar di 300 kabupaten/kota di 32 propinsi. 3 Respon pemerintah terhadap masalah HIV AIDS dimulai dari sektor kesehatan pada tahun 1986 dengan dibentuknya Kelompok Kerja AIDS di Badan Litbangkes, Depkes. Selanjutnya pada tahun 1988 penanggulangan HIV AIDS dalam sektor kesehatan diintegrasikan pada Program Pemberantasan Penyakit Menular Seksual (PMS). Pada tahun 1989 dibentuk Komite Nasional AIDS di lingkungan Ditjen PPM & PL, Depkes. Pada bulan Mei 1994 Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dibentuk berdasarkan Keppres No. 36 tahun 1994. Berdasarkan Kepmenko Kesra No.9/Menko/Kesra/VI/1994 digariskan Strategi Nasional Penanggulangan AIDS dan rumusan tentang Program 3 Laporan triwulan pertama 2011 kasus HIV AIDS, www.depkes.go.id, diakses 2 November 2011 6

Nasional Penanggulangan HIV AIDS Pelita VI dimuat dalam KepmenkoKesra No. 5/Kep/Menko/Kesra/II/1995. 4 Namun keberadaan komisi ini masih bersifat koordinatif antar kementerian/lembaga yang dikoordinasi Menkokesra. Dengan keadaan seperti itu maka KPA tidak memiliki program dan anggaran sendiri. Semua program/anggaran penanggulangan HIV AIDS tetap terbagi ke berbagai kementerian dan lembaga. Kewenangan KPA hanya pada tingkatan teknis yaitu menjaga proses koordinasi antar kementerian/lembaga dari sebuah sekretariat di kantor Menkokesra yang menjadikan kesulitan dalam proses evaluasi dan pertanggungjawabannya. Kelemahan lainnya, karena keberadaan KPA hanya berada di tingkat nasional dan propinsi berakibat upaya penanggulangan penyebaran HIV AIDS tidak sampai menyentuh wilayah kabupaten/kota apalagi kecamatan dan desa. Padahal penderita HIV AIDS tidak mengenal batasan wilayah, semua masyarakat memiliki tingkat resiko ancaman yang sama besar termasuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil (pedesaan) sekalipun. Komitmen pemerintah Indonesia juga terlihat ketika Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan HIV AIDS, antara lain : 1. Indonesia berpartisipasi Deklarasi Paris Summit tahun 1994, yang menitikberatkan pada perlakuan yang sama dan adil pada ODHA. 4 Penanggulangan HIV AIDS di Indonesia.pdf, sidang kabinet sesi khusus HIV AIDS 2002, diunduh dari http://data.unaids.org/ pada 28 Februari 2012 7

2. Di tingkat ASEAN dibentuk ASEAN Task Force on HIVAIDS, yang menghasilkan ASEAN Work Plan on HIV AIDS, yang salah satu kegiatannya di Indonesia ialah pertemuan para ulama ASEAN di Jakarta tahun 1999. 3. Keterlibatan Pemerintah Indonesia dalam United Nation General Assembly Special Session (UNGASS) on HIV and AIDS, dengan target capaian pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tahun 2020. 4. Indonesia mengikuti Forum Pertemuan Menteri Kesehatan Asia Pasifik di Melbourne tahun 2001, yang khusus membahas masalah HIV AIDS, dengan dihasilkan suatu Ministerial Statement. 5. Indonesia mengikuti Pertemuan Kepala Negara ASEAN tentang HIV AIDS di Brunei Darussalam tahun 2001. 6. Indonesia mengikuti Inter Parliamentary Union tentang HIV AIDS tahun 2001. 5 Tahun 2000 Indonesia berperan aktif dalam kesepakatan Millenium Development Goals seperti yang telah dibahas di awal. Tahun tahun awal ditemukannya kasus AIDS hingga beranjak tahun 2000-an, masih banyak masalah yang dihadapi pemerintah dalam upayanya memerangi HIV dan AIDS ini, terkendala antara lain dengan masih sangat minimnya fasilitas fasilitas kesehatan maupun non kesehatan yang ada di Indonesia seperti masih sedikitnya rumah sakit atau puskesmas yang melayani tes HIV, belum tersedianya ARV dalam jumlah yang cukup. Kemudian dari bidang non kesehatan, masih langkanya usaha usaha kampanye anti HIV dan AIDS yang berupa pendampingan ataupun penyuluhan di populasi tertentu, mengingat belum banyak pihak yang peduli 5 ibid 8

dengan isu ini, padahal di kalangan internasional permasalahan HIV AIDS telah menjadi ancaman tersendiri. Untuk mencapai tujuan ke-6 MDGs yang berisi menghentikan laju penyebaran HIV dan AIDS serta membalikkan kecenderungannya pada 2015 Indonesia saat ini belum dapat dikatakan mampu melakukan kedua hal tersebut karena di hampir semua daerah di Indonesia keadaannya tidak terkendalikan. Tantangan terbesar HIV dan AIDS di Indonesia adalah sebuah epidemi yang masih terkonsentrasi, dengan tingkat penularan HIV yang rendah pada populasi umum, namun tinggi pada populasi-populasi tertentu. Diperkirakan bahwa pada 2010 akan ada sekitar 110.000 orang yang menderita atau meninggal karena AIDS serta sekitar sejuta orang yang mengidap virus HIV. 6 Mahalnya biaya penanggulangan masalah HIV dan AIDS, termasuk pengobatan dengan antiretroviral (ARV) menyebabkan negara-negara yang sumber dananya terbatas masih bergantung pada donor luar negeri. Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja dan Laos adalah sejumlah negara yang pembiayaan HIV dan AIDSnya masih bergantung pada kerjasama dengan lembaga internasional. Pada penulisan kali ini Global Fund akan menjadi fokus obyek yang akan lebih didalami perannya karena organisasi pendanaan internasional tersebut merupakan salah salah satu intervensi internasional yang masuk ke Indonesia yang mempunyai tujuan guna membantu negara-negara di dunia ini dalam pencapaian target MDGs khususnya dalam menanggulangi penyakit AIDS, TB, dan malaria dengan cara menjadi pendonor atau pemberi hibah. Dana yang 6 Ahmadi, U. Fahmi, Combating HIV/AIDS, Malaria and other Diseases. Makalah presentasi untuk MDG Working Group, 2003. 9

terkumpul dari dunia internasional yang kemudian Global Fund akan menyalurkannya ke negara-negara yang membutuhkan dan Indonesia merupakan salah satu dari negara yang dimasukinya. Pada tahun 2002 secara resmi telah dibentuk sekretariat Global Fund, yang terbentuk atas aspirasi dari konferendi negara negara G8 dan juga didukung oleh mantan sekjen PBB Koffi Anan 7 dan kemudian tahun 2003 permohonan Indonesia untuk mendapatkan dana hibah dari Global Fund putaran 1 disetujui, dengan dana hampir 16 juta dolar untuk HIV. 8 Mulai dari sinilah kemitraan Indonesia dengan Global Fund berjalan untuk mencapai misi keduanya yaitu bersama sama menanggulangi permasalahan HIV dan AIDS sekaligus mencapai target MDGs di tahun 2015 yang akan datang. Tahun 2003 Indonesia mulai bekerjasama dengan Global Fund dan sampai saat ini yaitu tahun 2012 telah berjalan hampir 10 tahun, kemudian bagaimana keduanya bekerja sama dalam misi yang sama akan dibahas lebih lanjut dalam penulisan skripsi ini. 7 UN Press Release (April 2001) SG/SM/7779/Rev.1, dalam http://www.un.org/news/press/docs/2001/sgsm7779r1.doc.htm, diakses 21 Februari 2012 8 Mengenai GFATM ronde 1 di Indonesia, http://jothi.or.id diakses 12 Januari 2012 10

D. Rumusan Masalah Dilihat dari penjelasan di latar belakang maka dapat ditarik suatu pokok permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kerjasama Indonesia dengan Global Fund dalam mencapai MDGs 2015 di bidang penanganan HIV dan AIDS? E. Kerangka Dasar Teori Teori merupakan suatu pandangan atau persepsi mengenai suatu hal. Teori digunakan untuk menjelaskan dan juga sebagai dasar prediksi dan analisis dari objek penelitian yang akan diteliti. Teori merupakan penggabungan serangkaian konsep menjadi suatu penjelasan yang menunjukkan bagaimana konsep konsep itu secara logis saling berhubungan. 9 Dari definisi teori diatas maka untuk menjelaskan fenomena ini menggunakan kerangka pemikiran sebagai acuan. Kerangka pemikiran yang akan digunakan adalah konsep organisasi internasional. Konsep Organisasi Internasional Jack C. Plano dalam kamus hubungan internasional mengemukakan bahwa, Organisasi Internasional merupakan suatu ikatan formal melampaui batas wilayah nasional yang ditetapkan untuk membentuk sebuah mesin pada kelembagaan agar dapat memudahkan sebuah kerjasama di antara mereka dalam keamanan, ekonomi, sosial, serta bidang bidang lainnya. 10 9 Mohtar Mas oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990, Hal 185. 10 Jack C. Plano, Robert E Riggs dan Helena S. Robin, Kamus Analisa Politik. Rajawali, Jakarta, 1986, Hal. 271 11

Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa organisasi internasional sangat berperan bagi pembangunan di setiap Negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa organisasi internasional berperan penting sebagai alat atau proses tercapainya tujuan kepentingan nasional disetiap Negara. Sebagai alat disini dimaksudkan bahwa organisasi internasional mempunyai kekuatan yang sangat mendukung bagi kepentingan berbagai Negara untuk menyalurkan kepentingan mereka yang melewati batas batas wilayah nasional. Pertemuan masing-masing kepentingan pada sebuah permasalahan ataupun isu-isu yang sedang terjadi menjadikan organisasi internasional muncul sebagai mitra yang cocok untuk negara-negara di dunia. Kemajuan iptek dan juga meningkatnya interdependensi juga merupakan faktor penunjang fungsi organisasi internasional diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. Organisasi internasional muncul untuk dapat bekerja sama dengan pihak lain khususnya negara-negara agar dapat menjalankan sebuah kepentingan bersama diantar kedua belah pihak. Dengan alat organisasi internasional, negara negara dapat berfungsi lebih baik di mata masyarakat internasional maupun di mata masyarakatnya sendiri. Organisasi yang telah ada selama ini juga telah berperan aktif dalam menciptakan keadaan yang damai dan lebih baik di dunia. Karena organisasi internasional merupakan suatu pergerakan yang melampaui batas wilayah negara-negara di dunia, maka inilah yang menjadikan sebagai alat yang cukup mumpuni untuk dapat berperan sebagai pihak ketiga dalam melihat suatu fenomena. 12

Suatu kerjasama internasional antara dua pihak/bilateral ataupun multilateral pastinya berisi tentang kesepakatan yang menghasilkan kepentingan di kedua belah pihak atau lebih tersebut. Dan disinilah organisasi internasional mempunyai andil yang besar karena jangkauan dapat melintasi batas-batas wilayah kenegaraan dan fleksibel. Peranan organisasi internasional sangat vital dalam menjalin kemitraan di dunia internasional. Lembaga internasional ini pun mempunyai banyak macam dan jenis kegiatan yang berdasarkan apa yang perhatian dari visi dan misi masing-masing organisasi internasional. Seperti halnya pada Global Fund yang mempunyai peran penting dalam penanggulangan beberapa penyakit menular di dunia khususnya di Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir Global Fund telah menyepakati untuk bermitra dengan negara Indonesia dalam misi yang sama diantara dua kepentingan Global Fund dan Indonesia yaitu untuk menangani masalah penyakit HIV dan AIDS, malaria, dan TB yang kini tidak hanya berkutat didalam bidang kesehatan namun juga telah berakibat pada bidang yang lain seperti sosial ekonomi yang juga telah mendunia. Kemitraan antara Global Fund dengan Indonesia telah membuat Indonesia memiliki sumber daya baru dalam menangani salah satu masalah yang cukup pelik di negara ini. Hal ini juga sesuai dengan misi Global Fund yang berfungsi menyalurkan dana hibah dari dunia internasional guna menangani permasalahan 3 penyakit berbahaya di dunia yaitu AIDS, TB, dan malaria. Organisasi internasional mempunyai beberapa fungsi yang dijalankan yaitu antara lain sebagai tempat kerjasama antar negara, kemudian sebagai penyedia informasi serta pelayanan, ada juga yang berperan dalam penyelesaian 13

konflik. Fungsi yang lainnya adalah koordinasi aktivitas internasional, arena bargaining dan membentuk rezim internasional. Dalam penjelasan yang lain menurut Cheever dan Haviland organisasi internasional dalam Organizing for peace : International Organization in World Affairs (1967), secara sederhana dapat dijelaskan bahwa : Pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga antara negara-negara, umumnya berlandaskan persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal balik yang dilaksanakan melalui pertemua-pertemuan serta kegiatan staf-staf secara berkala. 11 Organisasi internasional menurut pengertian diatas adalah harus mencakup tiga unsur yaitu keterlibatan suatu negara dalam suatu pola kerjasama, adanya pertemuan-pertemuan secara berkala, dan ada staf yang bekerja sebagai pegawai sipil internasional (international civil servant). Sesuai penjelasan diatas, Global Fund yang menjadi donor dalam penanganan masalah HIV dan AIDS di Indonesia merupakan suatu kelompok atau badan yang berperan sebagai organisasi internasional melihat dari beberapa keterangan diatas. Global Fund telah memenuhi ketiga unsur yang seharusnya ada menurut Cheever dan Haviland. Global Fund merupakan gagasan yang diimplementasi menjadi sebuah organisasi internasional pada tahun 2002 yang kemudian berperan aktif dalam mencapai visi dan misinya sebagai organisasi internasional. 11 D.W. Bowett, Hukum Organisasi Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 1992, hal.2 14

Fungsi dari Global Fund sendiri adalah mengumpulkan dan menyalurkan sumber daya tambahan berupa hibah atau bantuan finansial guna menanggulangi tiga penyakit yaitu HIV dan AIDS, malari, dan TB diseluruh dunia. Peranan Global Fund yaitu untuk mengoptimalisasi hibah yang terkumpul dari berbagai negara maju dan juga kelompok-kelompok tertentu kemudian menyalurkan hibah tersebut sesuai dengan peraturan yang telah ada sebelumnya. Hibah ini akan sampai pada negara yang telah memenuhi syarat untuk mendapatkannya. Tentu dengan kesepatakan hibah tersebut maka terjalinlah suatu kemitraan antara Global Fund dengan pemerintah tersebut dan pada prosesnya akan terdapat pola pertemuan rutin yang digunakan untuk memonitor dan evaluasi dari hibah yang diberikan dan juga laporan mengenai pencapaian program yang telah disepakati sebelumnya. Kemudian untuk yang unsur adanya pegawai sipil internasional di Global Fund juga terdapat perwakilan di dalam negari yang merupakan orang lokal yang bertugas untuk monitoring dan evaluation terhadap apa saja yang terjadi mengenai program yang dijalankan, kemudian melaporkannya sebagai laporan rutin. Kerjasama Global Fund dengan Indonesia yang berlandaskan tujuan yang sama untuk memerangi penyakit AIDS, TB, dan malaria. Dan Indonesia mendapat keuntungan dimana penanggulangan HIV dan AIDS dan penyakit yang lain merupakan salah satu target dalam pencapaian MDGs pada tahun 2015. Global Fund juga menyepakati untuk membantu Indonesia dalam menangani permasalahan tersebut. 15

F. Hipotesa Berdasarkan latar belakang masalah serta kerangka dasar teori yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat diperoleh suatu hipotesa atau jawaban sementara untuk menjawab permasalahan yang ada, yaitu : Kerjasama Indonesia dengan Global Fund dalam upaya penanggulangan permasalahan HIV AIDS dengan cara memberikan bantuan berupa hibah melalui beberapa putaran mulai dari putaran 1, putaran 4, putaran 8, dan putaran 9 sebagai pendukung dalam pencapaian target MDGs Indonesia 2015 di bidang penanganan HIV dan AIDS. G. Metode Penelitian Dalam melakukan pencarian data, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan analitis. Model ini berusaha menggambarkan kenyataan dan situasi berdasarkan kenyataan yang ada dan didukung oleh teori serta konsep yang digunakan dengan tujuan dapat menggambarkan penelitian secara tepat sifat, keadaan dan gejala tertentu. Selain itu dalam penulisan ini juga menggunakan metode studi kepustakaan dalam pengumpulan data melalui literatur yang tersedia baik berupa buku, artikel, surat kabar maupun internet yang berkaitan dengan pokok permasalahan. H. Jangkauan Penelitian Jangkauan penelitian berguna untuk mempermudah dan membatasi penelitian agar data yang dikumpulkan tetap relevan dengan permasalahan dan tidak terlalu luas, maka diperlukan batasan waktu, pembahasan masalah ini akan diawali tahun 2000 hingga 2011. Namun dalam kurun waktu sebelumnya juga masih tetap menjadi perhatian untuk mendapatkan data yang lebih maksimal. 16

I. Sistematika Penulisan BAB I Berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan tentang Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Kerangka Dasar Teori, Hipotesa, Metode Penelitian, Jangkauan Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang akan memberikan gambaran mengenai topik bahasan. BAB II Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran mengenai situasi permasalahan HIV AIDS di Indonesia, kemudian bagaimana pencapaian target MDGs Indonesia dalam memerangi HIV dan AIDS serta menjelaskan tantangan dalam menangani masalah HIV dan AIDS di Indonesia. BAB III Bab ini menjelaskan peranan Global Fund di dunia internasional, bagaimana latar belakang terbentuk dan perjalanannya Global Fund, bagaimana visi dan misinya, dan juga menerangkan bagaimana struktur dalam Global Fund itu sendiri. BAB IV Bab ini akan menjelaskan bagaimana implementasi kerjasama Indonesia dengan Global Fund dalam menanggulangi HIV dan AIDS menuju MDGs 2015, dan bagaimana kontribusi yang telah diberikan Global Fund untuk Indonesia, serta tindak lanjut berupa pengawasan yang dilakukan dalam penggunaan hibah. BAB V Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari pokok permasalahan yang telah di bahas dari BAB I hingga BAB IV 17