BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. daging yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuat Pakan Ternak Jenis Pelet Berbasis PLC (Progamable Logic Control), karena

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. penulis, yaitu pengujian perangkat hardware serta pengujian pada aplikasi komputer

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

AMIK MDP. Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB III METODE PENELITIAN. apa saja yang digunakan dalam membangun interface alat ini

BABI PENDAHULUAN " :1. J.

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

oleh penulis, yaitu pengujian perangkat hardware serta pengujian pada software

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

Journal of Control and Network Systems

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB I PENDAHULUAN. yang dioperasikan secara manual menggunakan tenaga manusia. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Temu Tekrus Fungsional non Peneliti 2000 Tujuan penulisan makalah ini memberikan informasi bagaimana cara menentukan kualitas dari beberapa bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

diperoleh peternak sering menipis bahkan banyak yang mengalami kerugian. Untuk itu perlu diupayakan mencari sumber bahan pakan alternatif yang dapat

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri, teknologi memiliki peran yang penting dalam

FORMULASI PAKAN IKAN

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. manual yaitu menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia tidak pernah lepas dari teknologi sehari-hari. Banyak teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal siapa yang akan memakainya. Dari kalangan masyarakat bawah sampai dengan atas membutuhkan teknologi sebagai membantu aktifitas sehari hari. Para peternak sampai dengan petani sangat membutuhkan teknologi yang baik sehingga dapat dimanfaatkan mempermudah kinerja pekerja tersebut. Sebagai peternak, makanan ternak adalah hal yang utama yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang optimal dalam suatu hal yang menentukan baik atau buruknya hasil ternak kita. Dalam pengembangan industri saat ini terutama industri kecil dituntut penggunaan teknologi tepat guna menyesuaikan kondisi masyarakat konsumen termasuk yang sangat penting adalah kodisi social dan budaya masyarakat setempat. Penentuan jenis bahan untuk memproduksi suatu makanan untuk ternak memiliki beberapa unsur yang di padukan dalam bahan pembuatan makanan tersebut. Agar kita mempunyai takaran yang pas untuk mengolah makanan ternak tersebut,kita mempunyai takaran berapa bahan yang kita campurkan agar memperoleh hasil yang baik. Hampir semua peternak memiliki pengolahan sendiri-sendiri dalam membuat pakan ternak. Pengadaan bahan makanan ternak jenis unggas pada umumnya dalam bentuk tepung yang daya awetnya hanya bertahan 10 15 hari, selanjutnya akan tumbuh jamur. 1

2 Disini penulis ingin mencoba terobosan terbaru yaitu membuat alat untuk pembuatan pakan ternak jenis pelet mulai dengan pengadukan bahan baku sampai dengan pemotongan menjadi butiran butiran pelet secara tuntas menggunakan sistem PLC ( Programmable Logic Control ) sebagai otak dari sistem tersebut yang akan dikonfigurasikan ke perangkat keras lain yang menunjang kinerja alat yang penulis buat nantinya. Disini sebagai penunjang kinerja alat yang akan penulis buat, penulis menggunakan motor 3 fasa sebagai pengaduk bahan baku sampai dengan pemotongan menjadi butiran pelet. Dalam hal ini pengaturan kinerja motor sangat diperhitungkan nantinya pada saat setiap pemrosesan. Jika penulis lihat, alat penulis nantinya sangat membantu peternak hewan untuk membuat pakan ternak tersebut agar mempunyai hasil yang baik dan pengolahan yang sehat. Pada Tugas Akhir yang penulis buat merupakan gabungan dari Jimmy Rosandy yang dimana alat yang penulis buat dapat mengkontrol dan memantau alat tanpa harus berhadapan langsung dengan alat, tetapi dikarenakan peraturan yang tidak pasti akhirnya pada buku harus terpisah, dan penulis mendapat bagian pengontrolan PLC, hardware,serta rangkaian pendukung lainnya. Jika pembaca ingin mengetahui lebih lanjut dari Tugas Akhir penulis dapat membaca di Tugas Akhir milik Jimmy Rosandy yang berjudul Pemantauan Dan Pengendalian Pembuat Pakan Ternak Jenis Pelet Berbasis PLC (Progamable Logic Control). Dalam pembuatan pakan ternak jenis pelet ini, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembuatannya yaitu : 1. Pelet harus mudah di cerna oleh hewan ternak 2. Mempunyai kandungan gizi yang cukup, terutama kandungan protein harus di atas 25%, selain itu juga mengandung lemak dan karbohidrat

3 yang cukup. 3. Pelet harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah cepat hancur jika terkena air. 4. Pelet harus dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Menurut R. Anggoridi, (1985) bahwa umumnya jenis makanan ternak jenis unggas tau yang biasa disebut pelet terdiri dari : 1. Butiran butiran, merupakan sumber energi utama yang dalam ransum unggas. Bahan makanan yang temasuk jenis ini adalah: jagung, gandum, shorgum, pagi, kedele, kacang hijau dan lain- lain. 2. Bungkil bungkilan, merupakan hasil/sisa ikutan pabrik yang terdiri dari : bungkil kacang tanah,bungkil kedele,dan bungkil kelapa yang mempunyai kadar protein tinggi. 3. Tepung ikan, merupakan sumber protein utama pula bagi unggas, karena bahan makanan tersebut mengandung semua asam-asam amino yang dibutuhkan unggas. Penggunaan tepung ikan dalam ransum tidak boleh lebih dari 20%. 4. Hasil/sisa ikutan petanian, terdiri dari dedak gandum dan dedak padi. Dedak padi adalah sisa penggilingan atau penumbukkan padi yang banyak digunakan dalam ransum unggas.komposisi ransum dan zat-zat makanan dari bahan baku makanan ternak dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1.

4 Tabel 1.1 Komposisi Ransum Dan Zat - Zat Makanan Dari Bahan Baku No Bahan Baku Jumlah Protein Lemak Serat Kasar Makanan Ternak ( kg ) (%) (%) (%) 1 Jagung 45 8,7 3,9 2 2 Dedak Halus 23 13,5 13,0 12 3 Bungkil Kopra 8 21,0 1,8 15 4 Kedele 7,5 43,8 0,9 6 5 Tepung Ikan 15 60,0 8,0 1 6 Kapur 1 - - - 7 Top Mix 0,5 - - - 8 Tapioka 10 1,8 1,3 1,8 Sumber = R. Anggoridi ( 1985 ) Teknologi pada saat ini yang telah ada, namun kurang untuk menjawab permasalahan diatas dikembangkan oleh saudari Erna Harmain dengan judul penelitian Penelitian Alat Pembuatan Makanan Ternak ( Pelet ) Untuk Skala Industri Kecil. Dengan kekurangan ini penulis mencoba menjawab permasalahan diatas dengan ide yang penulis kembangkan dengan judul Tugas Akhir yang berjudul Pembuat Pakan Ternak Jenis Pelet. Beberapa kelebihan dari alat penulis tersebut apabila digunakan oleh para peternak antara lain: 1. Dimensi alat besar sehingga kemampuan untuk menampung bahan semakin banyak. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Control) sebagai pusat control terhadap perrangkat yang ada sehingga dapat mempermudah kinerja alat. 3. Menggunakan motor 3 fasa dan 1 fasa sebagai penunjang kinerja alat. 4. Penggunaan motor AC pada projek ini berbeda dengan menggunakan

5 mesin diesel pada umumnya saat ini, sehingga tidak menimbulkan asap dan juga tinggat kebisingan yang rendah. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah untuk membuat alat pembuat pakan ternak jenis pelet yang akan dikerjakan yaitu: 1. Bagaimana merancang alat pembuat pakan ternak menggunakan perangkat keras PLC sebagai perintah yang nantinya akan di konfigurasikan untuk menjalankan I/O dari perangkat keras yang dibutuhkan sebagai penunjang kinerja alat tersebut? 2. Bagaimana mengatur kinerja motor dengan menggunakan perangkat lunak (software) PLC Festo FC440 pada setiap prosesnya dari pencampuran bahan baku sampai dengan pemotongan bahan agar menjadi butiran butiran pelet yang diinginkan? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam perancangan alat yang penulis buat ini, ada beberapa bahan yang akan penulis olah menjadi pakan ternak jenis pelet Permasalahan yang akan penulis bahas dalam perancangan bangun untuk alat yang akan penulis buat ini adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan PLC Festo FC440. 2. Menggunakan inverter Toshiba VF-S11. 3. Menggunakan motor 3 fasa pada bagian pemotong dan pendorong. 4. Menggunakan motor 1 fasa pada bagian pengaduk bahan. 5. Menggunakan motor DC untuk membuka dan menutup sliding.

6 1.4 Tujuan Adapun tujuan dari alat yang penulis akan buat adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan alat ini bertujuan untuk mendesain/merangkai suatu alat pembuat pakan ternak jenis pelet dari pencampuran bahan takaran, pengolahan, sampai dengan pemotongan menjadi butiran pelet yang baik untuk di konsumsi hewan ternak. 2. Merancang pengendalian motor mulai dari pengadukan adonan bahan baku sampai dengan menjadi butiran-butira pelet serta dapat pengatur motor pada setiap pemrosesannya. 1.5 Kontribusi Penulis mencoba untuk membuat alat dan sistem yang dapat digunakan untuk membuat pakan ternak ayam jenis pelet secara otomatis dengan menggunakan PLC sebagai pusat pengaturan atau pengendalian dengan tujuan membantu dan meringankan pekerjaan para peternak ternak ayam, sehingga dapat memproduksi pakan ternak ayam jenis pelet yang sesuai dengan kehendak kita sendiri. Meskipun pada awalnya kita harus menyiapkan bahan-bahan tersebut terlebih dahulu, sistem yang dirancang ini dapat mengatur 3 (tiga) jenis pelet ayam, yaitu pelet ayam kecil, pelet ayam sedang, pelet ayam besar. Setiap pengaturan dilakukan oleh user. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para peternak ayam. Tetapi seperti halnya penelitian lainnya, penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu harus lebih disempurnakan lagi dari kekurangan-kekurangan yang ada.

7 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab yang didalamnya terdapat beberapa sub bab, dimana akan dijelaskan secara rinci semua penjelasan dalam pembuatan alat ini. Secara ringkas uraian materi dari bab pertama hingga bab terakhir adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari karya tulis tugas akhir yang membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, konstribusi serta sistematika dari penulisan tugas akhir. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelasakan teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir yang meliputi definisi yang berkaitan dalam tugas akhir ini. Diantaranya pembahasan tentang programmable logic control (PLC), motor tiga fasa, motor DC, inverter VF-S11, relay, switch, BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai perancangan dan pembuatan sistem yang membahas mengenai perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan mekanik. Perangkat keras (hardware) meliputi modul PLC, mixer dan rangkaian pendukung yaitu switch, relay. Sedangkan untuk perangkat lunak meliputi firmware yaitu program yang digunakan untuk mengatur semua proses secara paralel. Untuk mekanik

8 adalah rancangan sebuah mixer sebagai pengaduk bahan pakan ternak, dan pemotong sebagai hasil keluaran butiran pelet. BAB IV : PENGUJIAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian sistem baik hardware maupun software. Pengujian hardware meliputi modul PLC, modul inverter VF-S11 sebagai komponen bantu penggerak kecepatan motor tiga fasa dan motor DC untuk menerima inputan dari PLC yang sebelumnya user sudah menentukan jenis pelet ayam apa yang akan dikehendakinya untuk d proses. Sedangkan untuk software dilakukan secara keseluruhan sebagai perintah dari PLC untuk menjalankan suatu proses. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan lebih lanjut dari tugas akhir ini.