BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Slavin (1994:152) dalam (Anni,2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman, lebih lanjut dinyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah,1999:136). Sukardi (1983:15) mengatakan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu pengetahuan atau apresiasi ( penerimaan dan pemahaaman ). Menurut Drs. Slameto sebagaimana dikutip oleh Syaiful (2000:157) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari definisi-dafinisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu: 1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk; 2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi; 3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk diukur. 7
8 Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Belajar dapat dilakukan melalui melihat, mendengarkan, membaca, menyentuh, membaui, bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi, merefleksi, dan bahkan dengan bermain (Musfiroh, 2008:15). Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne, 1977:4) dalam (Anni,2004:3). Bebarapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:(1) pembelajar; (2) rangsangan; (3) memori; (4) respon. Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunujukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar (Anni, 2004:4). Menurut penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu baik itu perubahan yang berifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dan perubahan tersebut menuju arah yang relatif tetap. 2.1.2 Hasil Belajar Istilah Prestasi atau Hasil Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (Depdiknas. 2005 : 895). Definisi Prestasi atau hasil belajar menurut Sukmadinata ( 2007: 102-103 ) adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun kemampuan motorik. Menurut Anni (2006:5) Prestasi atau Hasil Belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar
9 Menurut Djamarah dalam geocities.com, prestasi adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004:4). Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam http: // indramunawar. blogspot. com / 2009/06/ hasil-belajar-pengertian dan definisi.html hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: 1. Ranah kognitif yakni berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular ( menghubungkan,mengamati ). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita (indramunawar dalam http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/ hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html diakses tanggal 09 Desember 2012). Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi dinyatakan Gerlach dan Ely (1980) dalam (Anni, 2004:5). Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah, yakni hasil belajar yang diinginkan pada diri pembelajar,
10 agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan tujuan lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung. Sesuai judul yang ada, maka hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah penguasaan materi pada Standar Kompetensi (SK) ; Bilangan bulat dan Kompetensi Dasar Kelipatan Pesekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prestasi atau Hasil Belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap suatu hal setelah mengalami proses dan aktivitas belajar dan dinyatakan dengan nilai yang meliputi keterampilan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. 2.1.3 Matematika Menurut Soedjadi (Suyitno, 2004: 52) meskipun terdapat berbagai definisi matematika yang tampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri-ciri yang sama tentang matematika yakni: a. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak; b. Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan; c. Matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif; d. Matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep danstrukturstruktur yang terdapat dalam batasan yang dipelajari dalam matematika serta berusaha mencari hubungan-hubungannya. Sedangkan matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas bagianbagian matematika yang dipilih guna: a. Menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan; b. membentuk pribadi siswa; c. berpandu pada perkembangan IPTEK. Objek langsung matematika adalah sebagai berikut. a. Fakta, yakni konvensi-konvensi sembarang dalam matematika.
11 b. Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi/penggolongan. c. Prinsip, adalah pola hubungan fungsional di antara konsep-konsep. Salah satu wujud prinsip adalah teorema. d. Skill, adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur/algoritma guna menyelesaikan masalah matematika. Sedangkan objek tak langsung matematika menurut Frederick (Suyitno, 2004: ada 7 macam, antara lain. a. Bukti teorema ( theorem proving ) b. Pemecahan masalah ( problem solving ) c. Transfer belajar ( transfer of learning ) d. Pengembangan intelektual ( intellectual development ) e. Kerja individu ( working individually ) f. Kerja kelompok ( working in groups ) g. Sikap positif ( positive attitudes ) 2.1.4 Metode Kerja Kelompok 2.1.4.1 Pengertian Metode Kerja Kelompok Sagala (2006) mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan untuk diselesaikan secara bersama-sama. Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersamasama dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk ditangani melalui kerja kelompok.
12 Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis kegiatan,materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yangharus diselesaikan, siswa dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan. 2.1.5 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Kerja Kelompok a. Kegiatan Persiapan 1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut kedalam tugas-tugas kelompok. 3) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok. 4) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya. b. KegiatanPelaksanaan 1) Kegiatan Membuka Pelajaran Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya. Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materipelajaran yang akan diajarkan Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu. 2) Kegiatan Inti Pelajaran Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari Membentuk kelompok Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
13 Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru. 3) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok. Melakukan evaluasi hasil dan proses Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut. 2.2. Kajian Hasil hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : a. Mulyaningsih(2010), dalam penelitiannya berjudul : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kerja Kelompok Pada Kelas V SD Negeri 2 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 menyatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (http://www.scribd.com/doc/33911827/skripsi-peningkatan-hasil-belajar-melalui- Metode-Kerja-Kelompok#page=72) b. Syuhada(2012) Dalam penelitiannya berjudul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Metode Kerja Kelompok Tentang Operasi Hitung Campuran Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Purbo 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang Semester II Tahun 2011/2012 menyatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/762) 2.3. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan hipotesis tindakan yaitu :
14 Melalui metode belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Terangmas Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.