Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi A. Pendahuluan B. Hasil Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat
Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat Latar Belakang dan Tujuan : 1. Membangun satu Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda 2. Membangun informasi mengenai Warisan Budaya Tak Benda yang ada di Indonesia Batasan Verfikasi Validasi Verval 1 sanggar Tari Toga di Kabupaten Dharmasraya Waktu Pelaksanaan Tanggal 02 s/d 05 Agustus 2016 Yang Terlibat : 1. Tim Pusat a. Hendri Syam (PDSPK - Kemendikbud) b. Fajarrudin (PDSPK - Kemendikbud) 2. Tim Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Dharmasraya (7 orang)
Pengertian Warisan Budaya Tak Benda Warisan budaya tak benda merupakan warisan budaya yang tak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun jelas-jelas ada di sekitar kita. Bagaimana Anda akan menggolongkan musik-musik Nusantara (misalnya)? Alat musiknya jelas-jelas merupakan benda cagar budaya, barangkali. Namun bagaimana dengan komposisi bunyi-bunyiannya? Bagaimana dengan khasanah nilai yang terdapat di dalamnya? Hal ini tentu merupakan sebuah warisan budaya yang hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi. Warisan budaya Intangible atau warisan budaya Tak benda diwariskan dari generasi ke generasi dan terus menerus, diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok-kelompok, dalam menanggapi lingkungan mereka, interaksi mereka dengan alam, dan sejarah mereka. Hal ini yang memberikan rasa identitas dan keberlanjutan pada pewaris warisan budaya, dan mempromosikan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan kreatif.
Tari Toga Dharmasraya, Sumatera Barat
Maestro Tari Toga Marhasnida (Putri Marhasnida) lahir di siguntur tanggal 12 Oktober 1965 dari 4 saudara yang akrab di panggil has, dari hasil perkawinan Bapak Hasan Daim dan Acik Maryam.
Penari Tari Toga
Lanjutan
Tari Toga Tari Toga merupakan kesenian tradisional langka dari kerajaan Dharmasraya yang berpusat di Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Toga dalam bahasa Siguntur adalah berasal dari bahasa Togaan (melarang) yang mana kejadian yang sangat tidak diinginkan ini jangan terulang kembali pada generasi-generasi keturunannya Tari Toga diangkat dari sebuah kisah nyata kerajaan Dharmasraya (zaman Hindu Budha) masih berlaku hukum pancung, disaat raja bertitah bahwa semua ternak harus di kurung karena besok mau diadakan berburu babi, malah ada seorang penduduk yang lupa/tidak mendengar, pada hari yang ditentukan oleh raja, orang ini malah melepas ternaknya, malang pemilik ternak hutang harus dibayar dengan ternak, disaat perburuan berlangsung, kerbau-kerbau itu mencari anak, anak mencari induk, hari naas itu datang, Tuanku Nan Elok tersungkur oleh kerbaunya, maka yang dicari yang punya ternak oleh Hulubalang raja, dibawa untuk menghadap raja adat dikerajaan Dharmasraya (Siguntur sekarang), bajanjang naiak batanggo turun, jadi orang ini sebelum dihadapkan pada raja, disidangkan oleh petinggi kerajaan, ninik mamak, manti, dll. Yang dianggap penting dalam kerajaan, orang ini tidak mendapat kata sepakat walau sudah berjalan sidang beberapa hari.
Lanjutan Tari Toga ini ditampilkan pada upacara batagak gala (penobatan raja), pada saat merancang galanggang, merayakan kemenangan dari suatu peperangan, upacara turun mandi anak raja, pesta perkawinan anak raja, acara adat, menanti tamu dan ulang tahun kabupaten dharmasraya. Tari Toga terbentuk dengan syair-syair yang cukup bagus, dalam bahasa kiasan tarinya lemah gemulai disertai ekspresi sedih dan musik yang bagus, maka terjalinlah hubungan yang erat antara musik, syair-syair dan tari maka orang yang punya ternak digelar bujang selamat, yang mengabdi pada kerajaan bersama keluarga secara turun temurun. Menurut penari Tari Toga mengisahkan kehidupan rakyat di zaman kerajaan Dharmasraya dan menjadi identitas kabupaten Dharmasraya. Serta gerak tari yang mudah dipahami oleh penarinya dan memiliki gerak tari yang berbeda dengan tari yang lain karena tari ini sangat lembut gerakannya.
Tahapan Tari Toga Tari Toga berbentuk sendratari dengan jumlah 22 orang terdiri dari : 1. Penari 6 orang 2. Pendendang 6 orang 3. Pemusik 6 orang 4. Raja 1 orang 5. Hulubalang/Pengawal 1 orang 6. Dayang-dayang/Pemayung 1 orang 7. Terdakwa 1 orang
Makna Gerakan Tari Toga Tari Toga terdiri dari 7 makna gerakan : 1. Sembah Pertama, jika terdakwa sudah mati maka dimana anak istrinya akan bergantung hidup. 2. Orang yang dihukum merupakan orang yang terhina bagaikan anjing, tapi anjing pun masih dipergunakan untuk menjaga (bermanfaat) 3. Mimik mamak, alim ulama, cadiak pandai. Gara-gara ada tiga orang itu sehingga terjadi sidang 4. Orang ini sudah menjadi terdakwa yang akan dihukum pancung (pengharapan pengampunan) 5. Sembah kedua kepada raja mohon ampun 6. Kata sepatah dari raja (titah/perintah raja) 7. Penutup dan diampuni. Kemudian dijadikan bujang selamat di kerajaan (mengabdi)
Syarat-Prasyarat Syarat-prasyarat Tari Toga sebagai berikut : 1. Yang ingin melakukan tari harus ijin terlebih dahulu kepada sang maestro tari toga (Ibu Marhasnida) 2. Penari memiliki wajah cantik 3. Penari mempunyai bakat 4. Penari harus sesuai dengan kriteria sang maestro 5. Memiliki tinggi badan minimal 165 cm Semua syarat tari ini harus dipenuhi karena tarian ini akan dipersembahkan kepada raja.
Alat Musik Musiknya adalah musik peninggalan kerajaan, musik tradisional seperti : canang, gendang, konang, momongan dan gong. Canang terdiri dari 6 buah (talempong) Gendang terdiri dari 2 buah Konang terdiri dari 1 buah Momongan terdiri dari 2 buah Gong (gong gayo) terdiri dari 2 buah
Atribut Tarian Pakaian Tari Toga Raja (pakaian melayu) -Baju berwarna kuning -Celana berwarna kuning -Mahkota kepala -tongkat
Lanjutan Pakaian Tari Toga Penari (baju kurung) -Baju berwarna pink -Kain songket -Mahkota kepala -Selendang
Lanjutan Pakaian Tari Toga Pemusik dan Pendendang (baju kurung) -Baju berwarna hitam -Kain songket -Mahkota kepala -Selendang
Lanjutan Pakaian Tari Toga Pengawal raja (teluk balango) -Baju berwarna merah -Celana berwarna merah -Ikat kepala -Senjata
Lanjutan Pakaian Tari Toga Pemayung raja (teluk balango) -Baju berwarna merah -Celana berwarna merah -Ikat kepala -Payung
Sanggar Tari Nama Alamat Pelatih Jumlah anggota : Sanggar Seni Dara Petak : Siguntur, Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat : Ibu Marhasnida : 25 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 15 perempuan Sanggar Tari Tempat Latihan Tari
Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan Kesimpulan Kegiatan Penyusunan Data Awal Master referensi Nilai Budaya Tak Benda berjalan dengan baik dan lancar, didukung oleh tim Dinas Perhubungan, Komunikasi Informatika, Pariwisata dan Budaya Kab. Dharmasraya, Sumatera Barat. Hasil 1. Verval 1 Sanggar Budaya Tari Toga berhasil diselesaikan 2. 3 Cagar Budaya (Masjid Tua Siguntur, Makam Raja-Raja Siguntur, Kompleks Candi Padang Roco) di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya telah diambil Citra/Foto dan Spasialnya
Terima Kasih Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan