BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Sarjana Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. memabukan, seperti minuman keras. Minuman keras ini mengandung alkohol

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

I. PENDAHULUAN. Izin sebagai bukti legalitas untuk menjalankan usaha khususnya perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Kata kunci : Remaja dan Minuman Berakohol

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rio Jamaludin F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ROKOK : KEMUBAZIRAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KALANGAN SANTRI. Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng


BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkohol adalah zat adiktif yang sering. disalahgunakan di masyarakat. Alkohol banyak terkandung

BAB I PENDAHULUAN. alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 8 SERI E

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini media massa (baik dalam media cetak maupun media elektronik) banyak memberitakan tentang korban meninggal akibat minuman keras (minuman beralkohol). Kementerian Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol. Menurut Menteri Perdagangan, penjualan minuman alkhol sudah sangat mengganggu dan mengancam generasi muda Indonesia (Beritasatu.com. 28 Januari 2015). Mengoplos minuman sangat berbahaya dikarenakan kandungan yang terdapat pada minuman oplosan bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf dan juga organ dalam. Hal ini seperti yang dimuat dalam (Solopos, 15 Desember 2014) yang menyatakan bahwa miras oplosan berbahaya karena mengandung methanol atau spiritus. Bahan tersebut dapat berubah menjadi asam format yang menyerang retina serta saraf mata dan berdampak pada kebutaan. Agni, salah satu dokter mata di RSUP dr.sardjito mengatakan dalam dua bulan terakhir telah menangani lima pasien buta akibat miras. Selama empat tahun sejak 2009-2013 sudah menangani 38 kasus kebutaan akibat miras oplosan. Dalam setahun, RSUP dr.sardjito rata-rata menangani sekitar 10 pasien buta akibat minuman keras. Pada situs informasi online memberitakan bahwa di Bantul korban meninggal dunia akibat meminum alkohol oplosan berjumlah 1 orang (Detiknews.com. 12 1

2 Desember 2014). Dalam situs lain juga menyebutkan terdapat 12 orang di Magelang meninggal dunia karena mengkonsumsi minuman keras oplosan (liputan6.com, 13 Desember 2014). Selain itu dalam situs berita diberitakan 14 orang di Semarang keracunan akibat mengoplos minuman alkoholnya (indosiar.com.2014). Di kabupaten Garut Jawa Barat, korban meninggal dunia akibat minuman keras oplosan berjumlah 16 orang yang terdata di RSU Dokter Slamet, Garut (Kompas.com. 4 Desember 2014). Informasi ini menambah daftar panjang bahwa minuman alkohol oplosan sangatlah berbahaya dan mematikan. Kebanyakan dari korban meninggal dunia akibat minuman keras alkohol oplos adalah mereka yang menambahkan kadar alkohol tingkat tinggi, sehingga tubuh penggunanya tidak mampu merespon dengan baik, sehingga nyawa menjadi taruhannya. Selain berdampak pada fisik, mengkonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras juga berdampak pada psikologis peminumnya. Pada tahun 2013, penelitian Gerakan Nasional Anti-Miras (GENAM) menemukan bahwa 4% kejahatan di Jakarta sepanjang tahun tersebut dilatarbelakangi oleh konsumsi miras. Kandow (Mulyadi, 2014), mengutip data Satuan Resnarkoba Polres Blitar, menegaskan bahwa Polres tersebut telah menangani 226 kasus kejahatan miras pada tahun 2012. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2011 yang hanya 178 kasus. Satria dalam artikelnya Alkohol dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental menyatakan bahwa tanda-tanda mental meliputi peningkatan penyalahgunaan alkohol, antara lain: mudah tersinggung, marah, gelisah,

3 menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk minum, kesulitan dalam membuat keputusan; oversleeping, berlebihan menampilkan tangisan dan emosional. Alkohol mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan syaraf. Alkohol pada minuman keras contohnya Jen ever dan Brandy, apabila diminum mula-mula menjadi riang gembira dan banyak bicara (euforia), tetapi lama kelamaan kesadarannya merendah, keseimbangan badan terganggu dan mabuk. Akibat pemakaian alkohol yang berlebihan dapat terjadi kelumpuhan karena radang syaraf (Siregar, 2012). Berbagai dampak negatif dari penggunaan alkohol atau minuman keras sangat merugikan peminumnya, namun sampai dengan hari ini pengguna minuman keras masih banyak di lingkungan sekitar kita. Berita tentang korban meninggal akibat alkohol masih banyak di media, baik cetak maupun elektronik. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universitas Airlangga menyatakan bahwa rata-rata responden tidak ingin berubah di karenakan stress dan agar memiliki teman yang banyak. Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA), (Papalia, Olds, & Feldman 2009) pecandu alkohol seperti pecandu obat, mengembangkan toleransi terhadap substansinya dan menurut dosis lebih untuk mencapai hasrat tinggi yang diinginkannya. Penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu permasalahan yang serius setelah adanya penyalahgunaan zat adiktif dan obat-obatan terlarang. Penyalahgunaan alkohol sendiri sudah hampir merata di kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan executive muda. Menurut data awal yang peneliti ambil, 82%

4 pengguna alkohol mengetahui atau mulai mengenal alkohol dari teman-temannya, serta 58% di karenakan rasa ingin tahu terhadap alkohol itu sendiri. Minum-minuman keras telah begitu terintegrasi dalam kehidupan kampus, sehingga menjadi sesutu yang normatif, menjadi bagian dari pengalaman di kampus seperti halnya menghadiri pertandingan sepak bola atau basket di akhir pekan. (nevid, 2005). Menurut data awal yang peneliti ambil pada kalangan mahasiswa, sebanyak 53% pengguna alkohol merupakan laki-laki yang berumur 21-26 tahun atau dalam kategorisasi perkembangan menurut Papalia,Olds & Feldman (2009), usia ini merupakan fase dewasa awal dan 47% sisanya merupakan remaja sekitar usia 18-20 tahun. Data awal peneliti juga menunjukan bahwa 35% pengguna alkohol mulai menggunakan alkohol sejak SMP dan 35% sejak SMA. Konsumsi alkohol memuncak pada dewasa kira-kira 70% dari orang berusia 21-25 tahun mengaku mengkonsumsi alkohol sebulan belakangan dan 48% dari orang berusia 21 tahun sering berpesta minum, meneguk 5 gelas atau lebih dalam satu kesempatan (Papalia dkk, 2009). Masa kuliah merupakan lingkungan yang utama untuk minum-minum. Walaupun sering minum sangat lazim pada usia ini, mahasiswa cenderung lebih sering minum dan lebih berat dari pada mereka yang tidak berkuliah (Papalia, dkk. 2009). Data awal yang peneliti ambil, terdapat mahasiswa yang minum alkohol dengan tingkat intensitas yang tergolong sering, dari 17 angket yang disebar, terdapat hasil 35% mahasiswa yang tergolong sering mengkonsumsi alkohol. Sering dalam artian selalu, ada yang hampir setiap minggu bahkan hampir setiap hari, sedangkan 76% menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi

5 alkohol tidaklah sendiri, melainkan bersama teman-teman sesama peminum, dan 58% mengaku mengoplos minuman keras sebelum mengkonsumsinya. Mahasiswa adalah kelompok yang sangat berprestasi, yang secara tradisional dihargai tinggi dalam kebudayaan Indonesia dan dianggap sebagai calon-calon pemimpin generasi mendatang. Sebagai salah satu kelompok yang menjadi perhatian masyarakat, etika dan tanggung jawab sosial menjadi persoalan mendasar di dalam kehidupan mahasiswa sendiri dan masyarakatnya. Etika dan tanggung jawab yang di amanahkan itu tidak hanya kepada orang tua saja, namun juga kepada lingkungan masyarakatnya. Terlebih dalam hal ini berkaitan dengan tugas perkembangan seorang mahasiswa yang berada dalam tahap dewasa dini. Persoalan etika dan tanggung jawab sosial sebagai mahasiswa sulit terealisasi dalam setiap perilaku karena faktor kondisi dan faktor pemicu membuka peluang untuk tidak beretika dan bertanggung jawab. Dimana perlu diketahui bahwa dalam tahap ini mulai terjadi perubahan minat. Remaja umumnya mempertahankan minat-minat mereka sewaktu beralih ke masa dewasa. Tetapi minat pada masa dewasa kemudian akan berubah juga. Hal ini disebabkan karena beberapa minat yang dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran sebagai orang dewasa (Hurlock, 2002). Oleh sebab itu pada fase ini jika mahasiswa tidak mempersiapkan diri mereka dengan baik, bagaimana mereka akan menghadapi masa dewasa dan hari esok yang lebih menuntut mereka untuk dewasa dan bertanggung jawab. Mahasiswa adalah merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual. Sebagai calon

6 intelektual mahasiswa bersifat kritikus terhadap kenyataan sosial yang tidak sesuai dengan ide keadilan dan kebenaran sedangkan sebagai manusia muda mahasiswa sering sering tidak mengukur risiko yang menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004). Banyak fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat adalah mahasiswa kurang mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, sehingga yang harusnya tercipta adalah adil sejak dalam pikiran dan perkataan, tapi yang dapat kita temukan adalah krisis identitas mahasiswa yang mengakibatkan gejala sakit secara sosial. Fenomena penyalahgunaan alkohol di kalangan mahasiswa adalah salah satu contohya dalam penelitian ini, jika tanpa ada campur tangan dari berbagai pihak, maka pengaruh sosial dan kultural dapat memainkan peranan yang lebih besar dalam pembentukan dan pengkondisian tingkah laku mahasiswa dalam mengkonsumsi minuman beralkohol. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin meneliti tentang penyalahgunaan alkohol dikalangan mahasiswa. Peneliti ingin mendalami tentang faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengkonsumsi alkohol dan bagaimana perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi minuman beralkohol. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami penyalahgunaan alkohol di kalangan mahasiswa dan juga mendalami tentang faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengkonsumsi alkohol.

7 C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Kesehatan dan juga Psikologi Abnormal dan bidang lainnya yang mengkaji tentang alkohol. 2. Manfaat Praktis a. Subjek penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi kepada subjek tentang dampak perilaku penyalahgunaan alkohol agar subjek tidak terlibat lebih jauh dalam penggunaan minuman beralkohol. b. Peneliti lain Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan atau referensi sehingga dapat memperluas mengenai penelitian dengan tema yang sama. D. Keaslian Penelitian Sebelumnya penelitian terkait tentang penggunaan alkohol telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berikut ini adalah hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain;

8 Tabel 1 Daftar penelitian sebelumnya No Peneliti Subjek Hasil/Temuan 1 Kresna Agung Yudhianto 2 Zahrah Humaidah Emqi 3 Cipto dan Joko Kuncoro 4 Kurnia Mega Hapsari Remaja usia 15-21 tahun. Berjenis kelamin laki-laki. SMA kelas 2. (Metode penelitian : Kuantitatif. Alat ukur: Skala) Remaja berjumlah 2 orang, usia 12-15 tahun, penyalahguna alkohol. (Metode penelitian : Kualitatif, wawancara) Remaja yang sedang menonton konser musik rock di Kota Kudus. (Metode penelitian Kuantitatif alat ukur: angket dan skala Mahasiswa usia 18-25 tahun. (Metode penelitian : Kualitatif. Terdapat hubungan negatif sangat signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dengan kecenderungan perilaku minumminuman keras. Hal ini di karenakan lingkungan yang baik akan mengarahkan individu ke arah yang positif. Munculnya perilaku penyalahgunaan alkohol dipengaruhi oleh keyakinan subjek bahwa perilaku tersebut mampu memenuhi harapannya yaitu menghilangkan stress dan diterima oleh lingkungan. Belief tersebut yang akhirnya juga menyebabkan perilaku tersebut diulang pada saat tertentu. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minum-minuman beralkohol pada remaja. Proses munculnya alkoholisme diawali dengan perilaku minum alkohol. Perilaku minum alkohol yang dilakukan menjadi sebuah

9 No Peneliti Subjek Hasil/Temuan Pengumpulan data: wawancara dan observsi) ketergantungan karena subjek selalu berusaha untuk mencari dan mendapatkan minuman beralkohol. Perilaku mencari zat (alkohol) yang dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan terjadinya alkoholisme. 5 Verdian Nendra Dimas Pratama Remaja berusia 11-24 tahun, belum menikah dan berdomisili di desa Jatigono. (Metode penelitian : Kuantitatif Pengumpulan data: Kuesioner) Penelitian ini menunjukan bahwa remaja di desa Jatigono memiliki pengetahuan yang baik tentang pengguna minuman keras. Remaja di desa Jatigono memiliki tindakan yang buruk karena mengkonsumsi minuman keras hanya karena pegaruh lingkungan. Remaja di desa Jatigono pun belum ingin berubah karena responden stress akibat ditinggal kedua orang tuanya ke luar negeri dan mengaku tuntutan kelompok. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang diungkap terletak pada fenomena penyalahggunaan alkohol di lingkungan mahasiswa. Peneliti ingin menggali faktor yang melatar belakangi mahasiswa menggunakan alkohol. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling untuk mencari subjek.