BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

Transkripsi:

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi dan menjunjung tugas dan tanggung jawab serta mampu memahami kebutuhan rakyatnya. Kepemimpinan yang berlandaskan patriotisme dapat menjadikan seorang pemimpin lebih memperhatikan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadinya. Patriotisme memiliki peranan penting dalam mempertahankan sejarah bangsa. Berbagai perubahan dan titik penting sejarah Indonesia seperti sumpah pemuda 1928 hingga gerakan reformasi 1998, merupakan peran pemuda pada masa yang berbeda. Semangat patriotisme pada generasi muda masih diperlukan, walaupun negara ini sudah merdeka. Sikap patriotisme dibutuhkan untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, menempatkan persatuan dan kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, dan rasa tidak mudah putus asa sangat berpengaruh dalam kehidupan mendatang. Pendidikan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kretaif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia

2 (SDM) dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan, terutama dari segi pendidikan yang memiliki peran strategis dalam pembentukan penerus bangsa. Selain nilai akademis yang perlu dibangun, nilai akhlak serta jiwa kepemimpinan dan patriotisme juga perlu dibentuk. Hal tersebut sangat diperlukan mengingat banyaknya kejadian yang ada di tingkat eksekutif, legislatif, dan yudikatif tersangkut berbagai skandal seperti korupsi. Ilahi (2012:10), mengungkapkan bahwa di era globalisasi sekarang kobaran semangat nasionalisme generasi muda mulai luntur. Lunturnya semangat nasionalisme generasi muda bisa saja menjadi ancaman terhadap terkikisnya nilainilai patriotisme yang menjadi landasan kecintaan terhadap bumi pertiwi tercinta. Patriotisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh sebuah bangsa agar dapat menghadapi ancaman dari negara lain baik berupa ancaman fisik, maupun ancaman teknologi, kebudayaaan serta menganggulangi dampak negatif dari globalisasi. Masa ini, masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah masalah patriotisme yang melekat pada jiwa pemuda yang merupakan calon pemimpin Bangsa Indonesia. Dewasa ini, begitu mudahnya akses dari luar negeri masuk ke dalam negara Indonesia, dan ini dapat membuat budaya luar negeri yang masuk dapat saja meracuni jiwa patriotisme generasi muda. Patriotisme, seharusnya menjadi dasar jiwa bagi generasi muda,dan dapat menjadi benteng penghalang dan penyaring bagi masuknya budaya luar negeri yang tidak semuanya sesuai dengan adat budaya. Pemuda adalah calon pemimpin bangsa Indonesia di masa depan, maka patriotisme haruslah melekat pada jiwa pemuda di Indonesia. Dampak dari masuknya budaya asing sangat terasa pada

3 bangsa ini, banyaknya produk luar negeri yang masuk dengan mudah nya di Indonesia adalah salah satu contohnya. Rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara,apabila tidak kuat tertananam pada jiwa generasi muda, maka akan mudah bagi bangsa lain untuk merasuk di dalam jiwa pemuda penerus bangsa. Budaya yang dilihat baik di luar negeri, belum tentu baik untuk diterapkan di negara Indonesia. Optimisme akan masa depan bangsa dengan cara dan sikap yang menghargai para pendahulu bangsa harus disebarluaskan untuk masa depan yang lebih baik. Bangsa ini, dalam perjalanannya, masih banyak terjadi krisis, di antaranya krisis identitas. Krisis ini terkait dengan merosotnya integritas, karakter, akhlak, etika, moral masyarakat dan para penyelenggara negara. Sebagai suatu masyarakat, semakin tidak peka, proses diabaikan dan lebih mementingkan end result, suatu ciri masyarakat instant, cenderung Machiavelis, yang demi suatu tujuan menghalalkan segala cara, komersialisasi berlebihan, dan nilai patriotisme cenderung ditinggalkan (Yudo Husodo,2010:53). Kebudayaan dari bangsa lain bisa dengan cepat masuk ke dalam masyarakat, terutama sangat mudah diserap oleh anak muda yang sedang dalam masa pencarian jati diri. Pengaruh tersebut, bisa saja membuat anak muda kehilangan jati dirinya sebagai pribadi Bangsa Indonesia. Gejala yang muncul di kehidupan anak muda bisa dilihat dari cara berpakaian, penampilan dan cara bergaul, yang membuat budaya Indonesia dapat dipandang sebagai budaya kuno dan akhirnya akan ditinggalkan oleh generasi muda yang menganggap budaya Barat lebih modern. Kesalahan pandangan inilah

4 yang seharusnya diluruskan sesegera mungkin, sebelum globalisasi membuat generasi muda penerus bangsa kehilangan identitas sebagai Bangsa Indonesia. Pendidikan nasional dilaksanakan dengan tujuan utama adalah mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan sosial. Artinya dalam sistem pendidikan harus mengandung nilai-nilai yang mampu membangun rasa patriotisme. Patriotisme merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila yang perlu diwariskan kepada generasi penerus termasuk para siswa di sekolah. Dengan mengembangkan kepemimpinan dan patriotisme diharapkan siswa tumbuh menjadi generasi yang memiliki sikap positif yang dapat membanggakan diri dan bangsanya, dan mampu menjadi pemimpin yang tegas dan mencintai Bangsa dan negaranya di masa depan yang dapat mengisi serta mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negaranya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berupaya mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa, maka sekolah dapat menjadi satu wadah dalam upaya pengembangan manusia Indonesia yang siap akan menghadapi masa depan. Pengkaderan kepemimpinan dan pengembangan patriotisme dapat dilakukan dengan tepat di sekolah dengan dukungan lingkungan yang kondusif. Pengembangan pemahaman dasar-dasar politik, organisasi, dan kepemimpinan di kalangan siswa perlu ditanamkan sejak dini. Pengembangan ini penting dilakukan mengingat siswa merupakan generasi muda yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa di masa depan.

5 Organisasi Siswa Intra Sekolah, atau selanjutnya disebut OSIS mempunyai peran penting dalam pengenalan dunia organisasi pada siswa, dengan mengarahkan siswa ke berbagai macam kegiatan yang positif, maka diharapkam selepas sekolah dapat menjadi bekal di masa mendatang. OSIS merupakan satusatunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Organisasi siswa yang ada di lingkungan sekolah perlu diberdayakan menjadi sebuah organisasi yang mampu mengembangkan kepemimpinan dan patriotisme siswa. Pendidikan formal, merupakan transfer ilmu dari guru kepada siswanya, juga merupakan wahana pembentukan mental kepribadian yang baik seperti disebutkan dalam tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melihat dari hal tersebut sudah barang tentu, kemampuan yang dimiliki siswa di luar akademik sedapat mungkin diwadahi dan dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan OSIS beserta ekstra kurikulernya, sehingga dengan adanya OSIS, siswa dapat menyalurkan jiwa kepemimpinanya melalui kegiatan yang ada di organisasi ini, dan OSIS merupakan wadah untuk membentuk jiwa kepemimpinan. OSIS merupakan salah satu organisasi tunggal intern yang hanya ada satu di sekolah, yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepemimpinan dan patriotisme pada generasi muda. OSIS bersifat intra sekolah yang artinya OSIS sebagai organisasi di sebuah sekolah tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS sekolah lain, tidak menjadi bagian organisasi dari luar sekolah. Oleh karena itu OSIS merupakan satu-satunya organisasi intra sekolah intra sekolah, maka

6 setiap siswa otomatis menjadi anggota OSIS dari sekolah yang bersangkutan, dan keanggotaannya otomatis akan berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan (Wahjosumidjo, 2005:244). Pendidikan berorganisasi dapat menjadi salah satu wadah yang dapat membentuk anak didik menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan, ilmu, ketrampilan dalam berorganisasi tetapi juga berperilaku terpuji dan berdisiplin tinggi yang dilandasi oleh budi pekerti luhur serta beriman dan bertaqwa. OSIS juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat dioptimalkan dan diberdayakan untuk membangun Bangsa Indonesia. Sekolah sebagai wahana pembelajaran kedua setelah keluarga diharapkan mampu berperan serta aktif secara maksimal dalam pengembangan kepemimpinan dan patriotisme. Patriotisme merupakan rasa cinta tanah air yang dapat juga diwujudkan dengan bangga menjadi warga negara sebuah negara, dalam hal ini bangga menjadi warga negara Indonesia. Perjuangan saat ini sudah bukanlah perjuangan melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru tantangan semakin besar. Perjuangan saat ini adalah berjuang melawan serangan dari bangsa lain yang berupa masuknya budaya asing, yang dapat saja mengikis rasa cinta terhadap tanah air apabila dasar rasa patriotisme tidak kuat. Patriotisme mengajarkan kepada setiap rakyat untuk selalu mencintai tanah air sebagai tempat berpijak, tempat hidup, dan mencari penghidupan. Pengembangan patriotisme pada siswa diharapkan dapat membawa dampak yang akan dirasakannya pada saat dewasa nanti. Kepekaan kepada

7 permasalahan bangsa atau minimal peristiwa yang terjadi pada lingkungannya akan dapat terasah, sehingga dapat menjadi landasan dalam memiliki kepribadian yang luhur. Keutuhan bangsa di masa depan tergantung dari kualitas dan kesadaran pada pengembangan patriotisme. Pemerintah wajib memberikan pendidikan yang baik dalam pengembangan patriotisme pada siswa sebagai generasi muda, karena mereka yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin saat ini di masa yang akan datang. Patriotisme yang tumbuh pada jiwa generasi muda diharapkan dapat tertanam kuat agar dapat menyatukan negara Indonesia. Pada zaman yang serba modern, seharusnya perjuangan bangsa dapat menjadi sebuah dasar pemikiran bahwa cara memperoleh kemerdekaan tidak mudah. OSIS sebagai sebuah organisasi yang satu-satunya ada di sekolah, dan wajib dibentuk oleh setiap sekolah, merupakan salah satu wadah yang dapat digunakan untuk mengembangkan patriotisme dan mengajarkan kepemimpinan pada siswa. OSIS dapat menjadi penggerak, dan dapat menangkal ancaman dan merubah tantangan mejadi peluang bagi generasi muda. Generasi muda dapat melakukan banyak hal dalam menunjukan sikap patriotismenya, dengan mengisi kegiatan sehari-hari, mereka dapat menjadi pribadi yang berguna bagi dirinya sendiri, nusa dan bangsa. Pemuda harus terus meningkatkan kualitas dirinya sehingga dapat menjadi pemimpin yang baik, yang memiliki jiwa cinta tanah air.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembahasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut, 1. Bagaimana peran OSIS dalam pengembangan kepemimpinan dan patriotisme? 2. Bagaimana implikasi peran OSIS dalam pengembangan kepemimpinan dan patriotisme terhadap ketahanan pribadi siswa? 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai peran OSIS dalam pengembangan kepemimpinan dan patriotisme serta implikasinya terhadap ketahanan pribadi siswa dengan subjek penelitian OSIS SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta dan OSIS SMA BOPKRI 2 Kota Yogyakarta,sepanjang pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Namun, penelitian dengan variabel yang sama pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain. Hal tersebut seperti yang tertera dalam tabel 1 berikut :

9 Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian No Nama Tahun Judul Tujuan Hasil 1 Sudrajat 2003 Analisis Efektifitas Organisasi Sekolah 2 3 Margaraja P. Hutahuruk Arief Rachman Hakim 2008 Pengaruh Pola Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Profesionalisme TNI AD (Studi kasus di Wilayah KODIM 0501 Kemayoran Jakarta Pusat 2010 Pengaruh kepribadian, sikap, dan kepemimpinan terhadap kinerja kreatif dalam organisasi (Studi pada organisasi kreatif di kota Semarang) Mengkaji efektivitas dari Organisasi pada sekolah Mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap profesionalisme TNI AD dan implikasinya terhadap ketahanan marta darat Menganalisa pengaruh antara kepribadian, sikap, dan kepemimpinan terhadap kinerja kreatif (studi pada organisasi kreatif di kota Semarang) Indikator efektivitas organisasi dengan pendekatan nilai bersaing dapat dijadikan salah satu alternative untuk mengukur efektivitas organisasi sekolah. Profesionalisme TNI AD tidak dapat dipisah kan dari kepemimpinan dan budaya organisasi. Pola kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi profesionalitas dan prilaku personil TNI AD Kepribadian, sikap, dan kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja kreatif, namun dari ketiga variabel bebas tersebut hanya variabel kepemimpinan yang menunjukan hasil tidak signifikan terhadap kinerja kreatif

1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui peran OSIS dalam pengembangan kepemimpinan dan patriotisme. 2. Mengetahui pengembangan kepemimpinan dan patriotisme oleh OSIS dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi siswa. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur bagi penelitian penelitian berikutnya yang membahas mengenai peran OSIS, kepemimpinan dan patriotisme serta ketahanan pribadi siswa. 1.5.2 Manfaat Prakmatis a. Bagi peneliti, agar dapat memberikan sumbangan pikiran untuk kemajuan dalam bidang pendidikan. b. Bagi OSIS, dapat mengetahui seberapa besarkah peran mereka dalam dalam upaya mengembangkan kepemimpinan dan patriotisme pada siswa. c. Bagi siswa, mengetahui apakah kepemimpinan dan patriotisme berkembang dan terasah. d. Bagi sekolah, mengetahui apakah kepemimpinan dan patriotisme sudah berkembang di jiwa anak didik mereka.