Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Ria Mayasari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks. H. Iyus Blok A No.18 RT.23 riamayasari83@gmail.com Abstrak Persiapan perangkat pembelajaran merupakan bagian penting dalam komponen keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini mengenai perangkat pembelajaran guru Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian survei dengan sampel 12 SD di kecamatan Banjarmasin Selatan, data-data didapatkan melalui instrumen berupa angket yang kemudian di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran guru Sekolah Dasar di kecamatan Banjarmasin Selatan masih belum maksimal dipersiapkan dan dipergunakan. Oleh sebab itu perlunya pelatihan-pelatihan tentang pembuatan dan penggunaan perangkat pembelajaran bagi guru-guru Sekolah Dasar di lingkungan Kecamatan Banjarmasin Selatan. Kata kunci : perangkat pembelajaran, guru Sekolah Dasar. Publised : September 2016 PENDAHULUAN Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang. Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari uraian tersebut dapatlah dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas. Pada kenyataannya di lapangan secara umum masih belum maksimal mempersiapkan hal tersebut dengan beberapa alasan, misalnya: keterbatasan 121
Gambaran Umum Perangkat Pembelajaran Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Banjarmasin Selatan waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Penelitian ini nantinya diharapan dapat menjadi gambaran bagi guru terhadap perangkat pembelajaran yang selama ini digunakan, dengan tujuan perbaikan dan memperoleh hasil belajar yang maksimal dari proses pembelajaran di sekolah. Pada makalah ini penulis menyampaikan informasi berdasarkan hasil penelitian survei yang telah dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri maupun swasta yang ada di kecamatan Banjarmasin Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengetahuan guru-guru IPA SD di kecamatan Banjarmasin Selatan tentang perangkat pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survei untuk memberikan informasi tentang fakta dan gambaran pengetahuan guru-guru Sekolah Dasar di kecamatan Banjarmasin Selatan tentang perangkat pembelajaran. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru-guru SD di Banjarmasin Selatan yang terdiri atas 12 Sekolah Dasar Negeri dan Swasta. Instrumen penelitian berupa angket yang diisi oleh guru-guru SD di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Data-data yang dikumpulkan berupa data tentang pengetahuan guru-guru IPA SD tentang perangkat pembelajaran, serta data tentang informasi perkembangan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru terhadap peserta didik SD di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil angket yang telah diisi oleh para guru Biologi SD di Kecamatan Banjarmasin Selatan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan secara deskriptif mengenai pengetahuan guru-guru IPA SD tentang perangkat pembelajaran diperoleh informasi yang akan diuraikan berikut ini. Data pertama mengenai pemahaman guru-guru tentang kurikulum yang digunakan saat ini, ada 93,10% menyatakan menggunakan kurikulum KTSP, 5,17 % menyatakan menggunakan kurikulum 2013, sedangkan 1,72 % tidak menjawab. Selanjutnya data kedua mengenai perangkat pembelajaran yang disiapkan, ada 34,48% menyatakan menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, serta media pembelajaran. Sebesar 13,79 % menyatakan ada dua item perangkat pembelajaran, dan 39,65 % menyatakan hanya membuat 1 item perangkat pembelajaran, selanjutnya sebesar 6,89 % tidak menjawab. Data berikutnya (ketiga) mengenai pelaksanaan rancangan pembelajaran yang telah dibuat terdapat 34,48 % menyatakan selalu terlaksana dengan baik dan sebesar 65,51 % menyatakan kadang-kadang. 122
Mayasari R / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 Berdasarkan data tersebut informasi lain yang diperoleh dari angket yang sudah diisi oleh responden yaitu alasan-alasan yang telah dikemukakan terkait dengan jawaban pada angket tersebut. Sebagian besar responden menyatakan alasan sehubungan dengan waktu dan target kurikulum yang menyebabkan kendala dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data secara deskriptif tersebut di atas dan telah terekam dalam angket yang diisi oleh 58 responden dapat dinyatakan bahwa pengetahuan guru-guru sekolah dasar tentang perangkat pembelajaran belum maksimal dan mendalam. Hal ini nampak dari hasil persentasi dan rekaman pernyataan (alasan) pada item-item yang terkait dengan perangkat pembelajaran yang dipersiapkan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Beberapa dari alasan yang dicantumkan oleh responden karena keterbatasan waktu, serta tuntutan kurikulum yang harus selesai. Pernyataan alasanalasan ini menjadi dasar untuk mengetahui lebih dalam tentang pemahaman guru-guru pada pengertian tentang perangkat pembelajaran adalah sejumlah alat, bahan, media, petunjuk, dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Perencanaan perangkat pembelajaran yang baik berimbas pada pelaksanaan pembelajaran yang sukses. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), buku siswa, media pembelajaran dan tes hasil belajar. a. Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan Rencana Pengembangan Pembelajaran memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Rusman, 2012). Langkah-langkah yang diperlukan, agar silabus dapat disusun dengan baik, yaitu: (1) memetakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD); (2) merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK); (3) mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran; (4) mengurutkan penyajian uraian materi pembelajaran; (5) mengembangkan kegiatan pembelajaran; (6) penetapan jenis penilaian; (7) menentukan alokasi waktu; (8) menentukan sumber belajar (Trianto, 2009). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran unutk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana 123
Gambaran Umum Perangkat Pembelajaran Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Banjarmasin Selatan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan (Rusman, 2012). Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. c. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009). Untuk menyusun perangkat pembelajaran berupa LKS, Depdiknas (2008b) menguraikan rambu-rambunya, bahwa LKS akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Langkah-langkah persiapan LKS dijelaskan dalam Depdiknas (2008a) sebagai berikut: 1. Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS. 3. Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar. 4. Penulisan LKS. Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan alat penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, (4) memperhatikan struktur LKS, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c) kompetensi yang akan dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah kerja, dan (f) penilaian. 124
Mayasari R / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 d. Buku Siswa Buku siswa (modul, diktat) merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, buku bacaan siswa ini juga sebagai panduan belajar baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri. Materi ajar berisikan garis besar bab, kata-kata sains yang dapat dibaca pada uraian materi pelajaran, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari matri ajar, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagian atau gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan percobaan menggunakan alat dan bahan sederhana dengan teknologi sederhana yang dapat dikerjakan siswa, uji diri setiap submateri pokok, dan masalahmasalah dalam kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan (Trianto, 2009). e. Media Pembelajaran Syaiful Bahri dan Azwan Zain (2010), menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan di luar kelas. Menurut Sudjana dan Rivai (1992) media pembelajaran dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, antara lain: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Media pembelajaran meliputi berbagai jenis, antara lain: (1) media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram; (2) media modil solid atau media dimensi tiga, seperti model-model benda ruang dimensi tiga, diaroma dan sebagainya; (3) media proyeksi, seperti film, filmstrip, OHP,; (4) media informasi, komputer, internet; dan (5) lingkungan. Keuntungan dari media pembelajaran antara lain: (1) gairah belajar meningkat; (2) siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya; (3) interaksi langsung dengan lingkungan; (4) memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman; dan (5) menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama (Trianto, 2009). f. Tes Hasil Belajar (THB) Tes hasil belajar untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, antara lain bahwa suatu proses 125
Gambaran Umum Perangkat Pembelajaran Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Banjarmasin Selatan belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila Kompetensi Dasar (KD)-nya dapat dicapai. Selanjutnya, untuk mengetahui tercapai tidaknya KD, guru perlu mengadakan tes setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Fungsi penilaian ini adalah memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program berikutnya bagi siswa belum berhasil. Tes hasil belajar menurut Trianto (2007) adalah butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, tes ini dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang telah penulis miliki melalui beberapa kajian teori dan beberapa penelitian yang terkait dengan perangkat pembelajaran ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar perangkat pembelajaran dapat diberdayakan, melalui pelatihan-pelatihan tentang pembuatan dan penggunaan perangkat pembelajaran bagi guru-guru Sekolah Dasar khususnya di lingkungan Kecamatan Banjarmasin Selatan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat digambarkan bahwa penggunaan perangkat pembelajaran di Sekolah Dasar se-kecamatan Banjarmasin Selatan belum maksimal digunakan dan dipersiapkan hal tersebut diduga karena pemahaman dan pengetahuan serta penggunaan perangkat pembelajaran oleh guru-guru SD di kecamatan Banjarmasin Selatan belum maksimal dilakukan dan belum secara mendalam diberikan kepada peserta didik. Saran Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan tentang pembuatan dan penggunaan perangkat pembelajaran bagi guru-guru Sekolah Dasar, terutama di lingkungan pendidikan di Kecamatan Banjarmasin Selatan. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.. 2008b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 tahun 2008 Tentang Buku. Jakarta: Depdiknas. 126
Mayasari R / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, N dan Rivai, A. 1990. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung. Suparno,P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisus. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarat: Rineka Cipta. Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Prestasi Pustaka. 127