BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, dan kemauannya kepada orang lain dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional,Negara,Dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Gorontalo (selanjutnya disingkat BG) adalah bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, dan kemauannya kepada orang lain dalam masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam masyarakat ini harus sesuai dengan struktur bahasa yang benar. Struktur bahasa yang baik dan benar akan memperlancar hubungan komunikasi kita, dan tidak menimbulkan penafsiran lain dari apa yang diinginkan. Di sinilah fungsi bahasa berperan aktif dan sesuai, baik itu dari pemilik dan pemakainya. Fungsi bahasa juga menuntut seorang pemakai atau pemilik untuk memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi baik secara formal maupun secara nonformal. Menurut Gorys Keraf (1989:3-6) fungsi bahasa adalah (1) alat unuk menyatakan ekspresi diri, (2) alat komunikasi, (3) alat mengadakan interaksi dan adaptasi sosial, dan (4) alat mengadakan kontrol sosial. Nababan (1991:38), membedakan fungsi bahasa dalam empat golongan bahasa yakni fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan, dan fungsi pendidikan. Selanjutnya, Nababan (1991:38-45), menjelaskan bahwa fungsi bahasa dalam kebudayaan adalah sebagai (1) sarana perkembangan kebudayaan, (2) jalur penerus kebudayaan, dan (3) inventaris ciri-ciri kebudayaan. Halim (1976) dalam Nababan, (1991:40) bahwa fungsi bahasa dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai (1) sarana pembinaan 1

2 persatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana pengembangan penalaran (GBPP, 1993:1) Di samping itu, bahasa daerah juga dapat berfungsi sebagai lambang identitas daerah dan alat pelaksanaan kebudayaan daerah (Nababan, 1991:40). Sedangkan fungsi bahasa asing adalah sebagai alat komunikasi antara bangsa-bangsa dan negara-negara serta alat pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu bahasa daerah berfungsi sebagai lambang identitas daerah dan alat pelaksanaan kebudayaan daerah sehingga bahasa daerah dihormati dan dipelihara oleh negara. Hal ini dijelaskan dalam penjelasan UUD 1945 pasal 36 sebagai berikut; di daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik, misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, NTT, bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara negara. Selain dipelihara oleh negara, bahasa daerah juga mempunyai peran sebagai alat komunikasi yang dipergunakan dalam mengajarkan mata pelajaran muatan lokal. Bahasa daerah ini dipergunakan sebagai bahasa pergaulan daerah dalam pergaulan sehari-hari karena sebahagian siswa menguasai bahasa daerahnya (Nababan, 1991:41). Berdasarkan fungsi bahasa daerah tersebut di atas, bahasa daerah perlu dilestarikan dan dikembangkan oleh kita. Namun, usaha pelestarian bahasa daerah bukanlah pekerjaan yang mudah, oleh karena jumlah bahasa

3 daerah yang ada di Indonesia cukup banyak. Menurut perhitungan lembaga bahasa nasional, bahasa di Indonesia berjumlah 418 bahasa, tidak termasuk ragam bahasa subkelompok. Bahasa yang ada di Papua yang sudah diteliti berjumlah ± 251 bahasa daerah, termasuk ragam bahasa sub kelompok (Silzer dan Heja, 1991:1) Pada umumnya struktur kalimat dalam bahasa Ambai tidak dapat berdiri sendiri, melainkan diikuti jenis kata yang lain, baik itu unsur persona (kata ganti orang/pelaku perbuatan) maupun unsur keterangan seperti waktu, tempat, dan jenis kelamin pelaku perbuatan atau kegiatan. Penelitian struktur kalimat bahasa Ambai ini dapat memberikan kepada kita suatu gambaran tentang struktur kalimat bahasa Ambai, jenis kalimat, dan proses pembentukan kalimat dalam studi morfosintaksis. Sebagai pengembangan bahasa, struktur kalimat, jenis kalimat, dan proses pembentukan kalimat dalam bahasa Ambai perlu diajarkan sebagai suatu bahan pembelajaran agar bahasa Ambai dapat dikuasai dalam berkomunikasi di daerah kepulauan Ambai, distrik Angkaisera, disrtrik Randawaya, dan distrik Yapen Timur, kabupaten Kepulauan Yapen-Papua. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemilik bahasa Ambai, agar mereka dapat memahami tentang struktur kalimat bahasa Ambai yang sebenarnya. Kenyataan ketidakpahaman tentang struktur sering membuat pemakai bahasa Ambai dalam berkomunikasi selalu menggunakan bahasa gabungan yaitu menggunakan bahasa Ambai yang digabungkan dengan bahasa Indonesia. Penutur atau pemakai kadang tidak menyadari bahwa di dalam bahasa Ambai, ada suatu bentuk struktur kalimat yang seharusnya digunakan. Penggunaan bahasa Ambai yang digabungkan dengan bahasa Indonesia ini sering terdengar

4 pada penutur bahasa Ambai yang telah lama bertempat tinggal di kota. Seperti; di kabupaten Jayapura, Biak, Nabire, Waropen, Manokwari, Sorong, Wamena, Merauke, Timika, Fakfak, Mapi, dan berbagai tempat di Indonesia, bahkan penutur bahasa Ambai yang berada di luar negeri. Penggunaan bahasa yang rancu ini disebabkan oleh telah berbaurnya penutur bahasa Ambai dengan suku lain, baik itu di daerah Papua sendiri dan seluruh masyarakat Indonesia yang berdomisili di Papua atau pun yang berada di luar negeri. Contoh penggunaan bahasa Ambai yang digabungkan (campur kode) dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Wo tunggu Jau, Wo sopani, Rubuku wai, kalimat ini mempunyai arti, Wo (kau), tunggu (tunggu), jau (saya); wo (kau orang), sopan (sopan), dan penambahan sufiks i (harus); ru (kau pegang), buku-buku, wai (itu); kalimat-kalimat ini telah dibentuk dalam proses mortofofonemis yang artinya kau tunggu saya, kau harus sopan kepada saya, dan peganglah buku itu. Demikian juga dalam bahasa asing seperti bahasa Inggris yang pernah peneliti dengar pada penutur asli Ambai yang telah lama, bertempat tinggal di Papua New Guinea (PNG) dan Australia. Misalnya pada kata, " Take ball way (itu) (Ambil bola itu)., You understand kontai (lagi). Wo (kau dayung) boat nei (ini)! Berdasarkan struktur kalimat yang belum digunakan secara baik oleh penutur bahasa Ambai ini, penults merasa perlu untuk membahas pembentukan struktur kalimat bahasa Ambai sebagai upaya penelusuran pengembangan bahasa daerah khususnya bahasa Ambai. Upaya penerapan, pemahaman, dan pengembangannya, peneleti merasa akan lebih efektif bila dimulai dari suatu lembaga pendidikan yang berada di distrik kepulauan Ambai dan distrik penutur bahasa Ambai lainnya. Pembelajaran struktur

5 kalimat bahasa Ambai ini akan diajarkan pada tingkat SMP sebagai bahan pembelajaran muatan lokal di distrik Kepulauan Ambai, kabupaten kepulauan Yapen-Papua. Dengan demikian peneliti berharap agar pengembangan bahasa daerah khususnya struktur kalimat bahasa Ambai perlu untuk diteliti. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk dikembangan dan dijadikan suatu aset daerah dalam membangun komunikasi di kabupaten kepulauan Yapen. Membangun komunikasi ini, semata-mata bertujuan mengembangkan budaya, ekonomi, agama, dan pendidikan di kabupaten kepulauan Yapen, dan daerah-daerah lain di provinsi Papua. Selain dari penelitian mengenai struktur kalimat bahasa Ambai, peneliti mengharapkan agar bahasa-bahasa yang berada di Papua, khususnya kabupaten kepulauan Yapen yang belum diteliti, agar dapat diteliti dan dikembangkan seperti bahasa-bahasa lainnya. Penelitian bahasa yang selama ini dilakukan di kabupaten kepulauan Yapen, pengembangannya hanya dilakukan oleh para mahasiswa jurusan bahasa di UNCEN, dan SIL. Penelitian pemerolehan bahasa yang berada di daerah pedalaman Papua dilakukan oleh para misionaris atau para penyebar agama. Namun sesunguhnya masih banyak bahasa daerah Papua yang belum pernah diteliti dan dimasukkan sebagai perbendaharaan bahasa di Indonesia. 1.2 Batasan Masalah Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Struktur kalimat dalam bahasa Ambai, yang dijabarkan sebagai berikut. 1) Struktur kalimat bahasa Ambai

6 2) Jenis kalimat dalam bahasa Ambai 3) Proses Pembentukan kalimat dalam studi morfosintaksis 4) Struktur kalimat bahasa Ambai dijadikan sebagai bahan pembelajaran muatan lokal. 1.3 Rumusan Masalah Agar menjadi jelas dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti dapat diuraikan sebagat berikut. 1) Bagaimana struktur kalimat yang ada dalam bahasa Ambai? 2) Bagaimana pengelompokan jenis kalimat dalam bahasa Ambai 3) Bagaimana proses pembentukan kalimat dalam studi morfosintaksis? 4) Bagaimana pengembangan struktur kalimat bahasa Ambai sebagai bahan pembelajaran muatan lokal? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Mengetahui struktur kalimat bahasa Ambai. 2) Mengelompokkan jenis-jenis kalimat yang ada bahasa Ambai. 3) Mendeskripsikan proses pembentukan kalimat bahasa Ambai pada studi morfosintaksis. 4) Mengembangkan pemahaman penggunaan struktur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan proses pembentukan kalimat bahasa Ambai melalui bahan pembelajaran muatan lokal.

7 1.5 Kegunaan penelitian Kegunaan penelitian struktur kalimat bahasa Ambai bagi peneliti bahasa Ambai sebagai berikut. 1) Karya ini semoga mendapat kelayakan dalam tingkat keilmuan dalam pengembangan bahasa di seluruh nusantara. 2). Melestarikan bahasa Ambai sebagai salah satu aset budaya dan bangsa 3) Bahasa Ambai dapat digunakan secara luas oleh penutur sesuai struktur, baik dalam kelompok maupun individu. 4) Memahami jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Ambai 5) Mengetahui proses pembentukan struktur kalimat bahasa Ambai berdasarkan studi morfosintaksis 6) Dapat mengembangkan pengetahuan berbahasa khususnya struktur kalimat, jenis kalimat, dan proses pembentukan kalimat bahasa Ambai melalui bahan pembelajaran muatan lokal bahasa daerah. 7) Dapat mengembangkan dan meningkatkan hubungan sosial budaya, ekonomi, agama, dan pendidikan di kabupaten kepulauan Yapen. 8) Mengikaterat tali persaudaraan penutur bahasa Ambai dalam hidup bermasyarakat di kabupaten kepulauan Yapen dan di seluruh provinsi Papua. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan judul permasalah penelitian di atas, yang akan tersirat dalam uraian di bawah ini :

8 1) Struktur Kalimat Berdasarkan pengertian struktur dan kalimat, maka dirumuskan pengertian struktur kalimat sebagat berikut. (1) Perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang dapat membangun kalimat. (2) Susunan pola-pola atau elemen-elemen secara sintagmatis yang dapat menghasilkan sebuah kalimat. (3) Batasan struktur merupakan hubungan yang relatif tetap antara bagian-bagian yang membentuk dan saling mengisi fungsinya dalam kalimat. (4) Struktur kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat disusun, dibentuk, dan berdiri sendiri dengan mempunyai intonasi akhir dan terdiri atas klausa. 2) Bahasa Ambai Bahasa Ambai merupakan salah satu bahasa daerah di Kabupaten Kepulauan Yapen-Provinsi Papua yang masih digunakan secara aktif oleh penuturnya, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Bahasa Ambai digunakan oleh penutur yang bermukim di empat distrik, yaitu distrik kepulauan Ambai, distrik Angkaisera, distrik Teluk Ampimoi, dan distrik Yapen Timur.

9 3) Studi Desriptif Studi menurut kamus bahasa Indonesia adalah penelitian ilmiah; kajian; dan telaahan. Deskriptif menurut kamus bahasa Indonesia adalah bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan apa adanya. Bersifat deskripsi yang dimaksud di sini adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci; dan uraian. Jadi menurut uraian kamus dia atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa studi deskriptif adalah penelitian ilmiah yang memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci apa adanya. 4) Morfosintaksis Menurut Kridalaksana (2001:143) morfosintaksis (morphosyntax) adalah 1) struktur bahasa yang mencakup morfologi dan sintaksis sebagai satu organisasi (kedua bidang itu tidak dapat dipisahkan); 2) cabang linguistik yang menyelidiki bidang itu; gramatikal; 3) deskripsi tentang kaidah-kaidah yang mengatur kombinasi morfem dalam satuan-satuan yang lebih besar, dan tentang afiks-afiks inflektif dalam konjugasi dan deklinasi. Morfosintaksis adalah paduan istilah antara morfologi dan sintaksis. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang mempelajari tentang seluk beluk pembentukan morfem (kata). Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang pembentukan frasa, klausa, dan kalimat. Namun dalam pengkajian ini, studi morfosintaksis lebih mengacu pada pembahasan terhadap struktur bahasa yang mencakup morfologi dan sintaksis sebagai satu kesatuan

10 organisasi (keduanya tidak dipisahkan), dan pembahasan terhadap bentuk morfem dalam satuan yang besar (frase, klausa), kalimat, dan ungkapan. 4) Bahan Pembelajaran Pengertian kata bahan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah (1) barang yang akan dibuat menjadi barang yang lain; bakal; (2) (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah; (3) sesuatu yang menjadi sebab (pangkal) suatu sikap (perbuatan): -tertawaan; -pertikaian (perselisihan); (4) barang yang akan dipakai untuk bukti (keterangan, alasan, dsb.) Bahan pengajaran yaitu bahan untuk mengajar (bagi guru). Pengajaran adalah (1) proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; (2) perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar; (3) peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Berdasarkan beberapa konsep pengertian tentang bahan pembelajaran di atas maka, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian bahan pembelajaran adalah sesuatu barang yang dibuat untuk pedoman atau pegangan sebagai bukti dalam mengajar atau ceramah. Mengacu pada pengertian bahan pembelajaran di atas maka, peneliti dapat membagi bahan pembelajaran muatan lokal bahasa Ambai sebagai berikut. (1) Bahan struktur kalimat berdasarkan proses morfofonemis bahasa Ambai (2) Pengembangan jenis kalimat bahasa Ambai.

11 5) Muatan Lokal Muatan lokal adalah program pendidikan yang lebih menfokuskan disiplin ilmu pada isi dan media berdasarkan lingkungan tempat tinggal suatu sarana pendidikan. Lingkungan di sini meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya yang disertai dengan kebutuhan daerah setempat. Ini perlu sebagai pengembangan potensi dan aset daerah yang perlu dipelihara dan dilestarikan oleh anak-anak bangsa. Dalam kurikulum 1994 telah dicantumkan tentang pembelajaran muatan lokal sebagai berikut: (1) Bahan pembelajaran muatan lokal merupakan bahan kajian sendiri. (2) Muatan lokal terpisah dari bidang pembelajaran apapun. (3) Nilai muatan lokal dimasukkan dalam raport atau laporan pendidikan anak. (4) Pelaksanaan kurikulum ini diterapkan pada jenjang pendidikan SMP/SLTP.