BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB III PENYAJIAN DATA. Tahun Pembentukan : Tanggal 27 November Dasar Hukum Pembentukan : SK Gubernur No /374

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SISTEM ISYARAT BAHASA

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-9

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA

DAFTAR ISI. xii. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB III METODE PENELITIAN. pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhatikan oleh orang tuanya, anak akan merasa tidak aman dan terancam

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI


SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Demensia yang Terjadi Pada Lansia di Desa Jangrana, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Berdasarkan data yang konselor dapat tentang klien, dengan cara konselor melakukan wawancara dengan klien, anak klien dan tetangga klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami demensia dengan gejala-gejala seperti lupa menaruh barang di tempat dimana dia meletakan barang tersebut, salah menyebut nama orang, lupa apakah sudah melakukan suatu pekerjaan atau belum, sedih yang berlebihan, agak sulit diajak berkomunikasi, menaruh barang di sembarang tempat, mudah tersinggung, bertindak hanya berdasarkan kehendaknya sendiri, dan ketika mencari sesuatu selalu disertai rasa panik. Berdasarkan gejala-gejala tersebut maka kemudian konselor menganalisa kondisi klien dan juga gejala-gejalanya. Setelah analisa dilakukan konselor tentang gejala-gejala dan kondisi klien, maka dikatakan bahwa klien mengalami demensia. B. Analisa Tentang Proses Konseling Dalam Menangani Demensia Pada Lansia di Desa Jangrana, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dalam melakukan kegiatan konseling dan terapi, peneliti yang juga sekaligus konselor sudah melakukannya sesuai dengan proses dan langkah-langkah konseling mulai dari identifikasi masalah, diagnosis, 85

86 prognosis, treatment dan follow-up. Sehingga dengan langkah-langkah dan proses konseling yang sudah konselor lakukan dengan klien memudahkan konselor untuk menyajikan data klien dengan lengkap dan sistematis. Langkah pertama yang dilakukan oleh konselor untuk mengumpulkan data klien adalah dengan cara melakukan identifikasi masalah. Dalam langkah ini konselor tidak perlu lagi melakukan pendekatan dengan informan ketika akan melakukan wawancara, karena memang konselor dengan para informan adalah tetangga tidak terlalu jauh, sehingga mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Pada langkah ini konselor berusaha mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang diri klien dengan cara melakukan wawancara dengan klien, tetangga klien dan anak terakhir klien. Hasil wawancara dengan klien, anak klien dan tetangga klien mendapatkan data tetang kehidupan klien dan gejala-gejela demensia yang terjadi pada klien. Klien terlahir dari pasangan Ibu Sofiyah dan Bapak Thohirin di desa Jangrana pada tanggal 20 Mei 1957 dengan nama ibu Rhodiyah. Kedua orang tua klien adalah seorang petani asli desa jangrana, maka sepanjang masa remajanya klien sudah terbiasa melakukan pekerjaan bertani, Klien pergi ke sawah bersama ibunya saat musim panen dan musim menanam. Hal itu semata-mata klien lakukan karena klien ingin membantu kedua orang tuanya. Dalam dunia pendidikan, klien hanya bersekolah sampai kelas tiga dasar saja, karena memang pada saat itu kedua orang tuanya tidak bisa membiayai sekolahnya sampai selesai. Akhirnya klien berhenti sekolah dan fokus belajar mengaji di musholla

87 dekat rumahnya. Saat usia klien masuk 15 tahun kedua orang tuanya menikahkannya dengan seorang pemuda bernama Sarmanto. Sarmanto adalah pemuda dari desa jangrana juga, keluarga mereka juga sama-sama keluarga petani seperti keluarganya. Dalam kehidupan rumah tangganya klien dikaruniai sembilan orang anak, sedang untuk menghidupi kesembilan anaknya klien dan suaminya bekerja sebagai petani padi. Selain mengandalkan hasil panen padi klien dan suami juga menggarap sebuah ladang untuk ditanami umbi-umbian. Di usia yang ke-60 klien mengalami permasalahan-permasalahan seperti lupa menaruh suatu barang di tempat dimana dia meletakan barang tersebut, salah menyebut nama orang, lupa apakah sudah melakukan suatu pekerjaan atau belum dan sedih yang berlebihan, agak sulit diajak berkomunikasi, menaruh barang di sembarang tempat, mudah tersinggung, bertindak hanya berdasarkan kehendaknya sendiri, ketika mencari sesuatu selalu disertai rasa panik. Langkah kedua konselor menetapkan permasalahan yang dialami klien berdasarkan informasi yang konselor dapatkan dari para informan. Informasi yang konselor dapatkan dari informan adalah tentang permasalahan yang sedang diahadapi. Berdasarkan identifikasi yang sudah konselor lakukan dengan cara mengumpulkan semua data klien dan melakukan wawancara dengan orang-orang terdekat klien dan gejalagejala demensia yang tampak, maka klien di didiagnosa mengalami demensia. Setelah konselor menetapkan diagnosa pada klien maka langkah ketiga konselor menetapkan bantuan yang tepat untuk mengatasi

88 permasalahan klien atau prognosis. Dalam hal ini konselor akan menerapkan terapi yang relevan dengan permasalahan klien. Adapun terapi yang akan konselor gunakan adalah Qur anic Healing untuk Mengatasi Demensia Pada Lansia. Hal ini karena di usia klien yang sudah lanjut masalah yang seringkali terjadi adalah masalah spiritual atau ruhaninya, seperti mudah emosioanl dan mudah tersinggung. Langkah keempat adalah pemberian terapi atau treatment kepada klien. Terapi adalah langkah pemberian bantuan, bimbingan, arahan, terhadap klien. Setelah konselor sudah mengetahui semua permasalahan klien, kemudian konselor menetapkan terapi untuk menangani permasalahan klien. Dalam permasalahannya klien mengalami demensia. Demensia adalah himpunan gejala penurunan fungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya minimal tiga fungsi, yakni bahasa, memori visuospasial ( ingatan tentang tempat dan waktu), dan emosional. Demensia sendiri bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan kumpulan dari gejala-gejala yang menyertai berbagai penyakit. Terdapat lebih dari 70 penyakit atau keadaan yang dapat menyebabkan demensia. Demensia dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, ketrampilan komunikasi bahkan perasaan. Demensia merupakan gangguan otak yang berdampak sangat serius pada kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes adalah masalah-masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jika pembuluh-pembuluh darah terpengaruh dan terganggu maka

89 bisa memengakibatkan demensia. Oleh karena itu sangat perlu untuk menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit demensia. Dalam hal ini terapi yang digunakan oleh konselor untuk mengatasi permasalahan klien adalah dengan menggunakan Qur anic Healing. Langkah terakhir konselor melakukan follow-up atau evaluasi terhadap perkembangan klien. Follow-up adalah tahap konseling terakhir yang dilakukan kepada klien. Dalam tahap ini konselor melihat perkembangan klien dari sebelum klien melakukan terapi dan setelahnya dengan cara mengamati dan menanyakan langsung kepada klien ataupun kepada anak klien dan tetangga klien, setelah itu membandingkan perubahan klien antara sebelum melakukan terapi dan setalah melakukan terapi. Setelah melakukan evaluasi, konselor benar-benar bisa melihat bentuk perubahan demensia yang terjadi padan klien. Klien mengungkapkan bahwa setelah melakukan terapi, klien merasa kehidupannya menjadi lebih baik lagi, pekerjaan-pekerjaan rumahnya menjadi tidak terhambat dan hubungan klien dengan anak juga tetangganya terjalin dengan baik. Klien sangat bersyukur kepada allah atas kesembuhan yang allah berikan kepada dirinya, selain itu klien juga mengucapkan terimakasih kepada konselor atas bimbingan konselor dalam melakukan terapi penyembuhan dengan menggunakan al-qur an. Klien berjanji bahwa setelah semua gejala-gejala demensianya hilang, klien akan terus mengamalkan terapi tersebut.

90 Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang konselor lakukan tempak terjadi perubahan pada diri klien dengan beberapa gejala demensia yang sudah teratasi dengan terapi yang konseli lakukan setiap hari. Setelah menyelesaikan tahap evaluasi ini, proses konseling yang dilakukan oleh konselor dengan klien dapat dikatakan berjalan sesuai dengan prosedur pelaksanaan konseling. C. Analisa Data Hasil Akhir Qur anic Healing untuk Mengatasi Demensia Pada Lansia di Desa Jangrana, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dalam melakukan konseling dan penyembuhan dengan menggunakan ayat al-qur an (Qur anic Healing) terhadap lansia di Desa Jangrana, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dikatakan berhasil. Walaupun memang keberhasilannya belum maksimal, karena ada beberapa indikator demensia yang masih terdapat pada diri klien seperti kadang-kadang masih lupa menaruh barang, terkadang juga lupa akan pekerjaan yang harus dilakukan. Terlepas dari hal itu semua, perubahan klien bisa dilihat dari sebelum dan sesudah klien melakukan terapi yang dilakukan oleh dirinya selama satu bulan. Perubahanperubahan yang terjadi saat klien sudah melakukan terapi seperti sedih yang berlebihan menjadi sedih yang wajar, panik ketika mencari barang menjadi lebih tenang ketika mencari barangnya, jarang bersosialisasi menjadi seing berkumpul dengan tetangga, mudah tersinggung menjadi lebih tenang, salah menyebut nama orang menjadi tidak salah menyebut nama orang, berbicara berdasarkan kehendaknya sendiri menjadi ketika

91 menghendaki sesuatu selalu dimusyawarahkan dulu dengan anak-anaknya, agak sulit diajak berkomunikasi menjadi gampang berkomunikasi dengan orang lain, lupa melakukan pekerjaannya menjadi selalu ingat dengan pekerjaannya, dan perubahan-perubahan lainnya. keberhasilan terapi ini tidak lepas dari ketekunan klien yang melakukan terapi secara rutin setiap selesai melakukan sholat fardhu. Bahkan saking semangatnya ayat yang digunakan sebaga terapi juga beliau baca sebagai bacaan tahlil sehari-hari. proses terapi yang dilakukan oleh klien memakan waktu selama satu bulan. Selama satu bulan tersebut klien melakukan terapi mandiri dengan cara membaca ayat terapi setiap selesai melakukan sholat fardhu. Setiap dua minggu sekali konselor mendatangi klien dan melihat perkembangannya dengan melakukan post test perubahan perilaku. Untuk lebih mengetahui apakah ada perubahan terhadap diri klien terkait permasalahan demensia klien antara sebelum melakukan terapi penyembuhan al-qur an (Qur anic Healing) dan sesudah melakukan terapi, konselor menampilkan tabel dibawah ini Tabel.IV.1 Pre Test dan Post Test NO Pernyataan Sebelum Konseling Sesudah Konseling A B C A B C 1. Lupa menaruh barang 2. Salah menyebut nama orang 3. Lupa melakukan suatu hal pekerjaan 4. Sedih yang

92 berlebihan 5. Agak sulit diajak berkomunikasi 6. Menaruh barang di sembarang tempat 7. Mudah tersinggung 8. Bertindak berdasarkan keinginannya sendiri 9. Jarang bersosialiasi 10. Ketika mencari sesuatu selalu disertai dengan rasa panik Keterangan : A = Tidak Pernah Terjadi B = Kadang-kadang Terjadi C = Sering Terjadi Berdasarkan tabel diatas saat dilakukan test terhadap klien ketika klien sebelum melakukan terapi, terdapat 10 kebiasaan buruk yang dilakukan oleh klien.. Namun setelah klien melakukan terapi Qur anic Healing secara mandiri, keadaan klien sudah tampak berubah. Hal ini berdasarkan post test yang dilakukan oleh peneliti, adapun perubahannya seperti gejala-gejala yang sering terjadi 0, gejala yang kadang masih dilakukan 2, yaitu lupa menaruh barang dan lupa melakukan suatu hal pekerjaan. Gejala yang tidak pernah terjadi ada 8, yaitu salah menyebut nama orang, sedih yang berlebihan, agak sulit diajak berkomunikasi, menaruh barang di sembarang tempat, mudah tersinggung, ketika mencari sesuatu selalu disertai dengan rasa panik, melakukan sesuatu berdasarkan kehendaknya sendiri dan jarang bersosialiasasi.

93 Maka untuk memperkuat keberhasilan konseling dan terapi, peneliti menggunakan pedoman presentase perubahan perilaku dengan kriteria sebagai berikut : 1. Kurang dari 60% : Kurang Berhasil 2. 60%-75% : Cukup Berhasil 3. 75%-100% : Berhasil 63 Analisis keberrhasilan terapi penyembuhan qur an (qur anic healing) dapat dilihat dibawah ini : 1. Gejala yang sering terjadi : 0 2. Gejala yang kadang-kadang terjadi : 2 3. Gejala yang tidak pernah terjadi : 8 0/10 X 100 : 0% 3/10 X 100 : 30% 8/10 X 100 : 80% Berdasarkan presentase diatas, terapi penyembuhan al-qur an untuk mengatasi demensia pada lansia di Desa Jangrana, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dikatakan berhasil (75% - 100%) dengan presentase 80%. Selain berdasarkan presentase diatas keberhasilan terapi al-qur an untuk menyembuhkan demensia pada lansia terlihat sangat sigmifikan pada perubahan yang terjadi pada klien. 63 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006), hal.210