BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. yang berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran Fiqih guru telah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. melalui pengamatan (observasi), sebaran angket dan tes, diperoleh beberapa data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah quasi experiment. Dengan desain

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun. pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

SKRIPSI. Diajukan Oleh BEBI SURYA HANDAYANI

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

PENGARUH PENAMBAHAN PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA DI SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang penting untuk dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan era keterbukaan bagi negara-negara di dunia. Peluang dan tantangan yang

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB III LANDASAN TEORI. dengan mudah dapat dikenali variabel variabel penelitiannya. Bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN AIR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilannya mengantarkan siswa mencapai prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya

BAB VII KUALITAS KINERJA GURU. kualitas, konsep kinerja, kriteria kinerja, dan kinerja guru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

Transkripsi:

121 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) di Madrasah Tsanawiyah Uswatun Hasanah Bangkalan cukup dan telah sesuai dengan teori yang ada. Hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran Fiqih guru telah melakukan langkahlangkah pembelajaran, seperti: a. Pada awal pelajaran guru membangkitkan minat siswa dan memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. b. Pada awal pelajaan guru juga menjelaskan inti dari materi yang akan diajakan dan guru juga menjelaskan tujuan yang harus dicapai dari materi tersebut. c. Guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar.

122 d. Guru membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara, misalny melakukan simulasi dunia-nyata. e. Siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. f. Dan guru memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran Selain itu terbukti bahwa metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) benar-benar efektif dan menyenangkan karena guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Dan terbukti dari hasil angket metode pembelajaran SAVI yang membuktikan bahwa responden setuju metode pembelajaran SAVI sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran Fiqih. Hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran SAVI menjadikan siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran, sehingga metode ini menuntut siswa untuk lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsumg. Pada dasarnya, metode pembelajaran SAVI bisa diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan materi ajar, hal ini dikarenakan metode pembelajaran SAVI merupakan metode yang mengatur bagaimana proses pembelajaran itu dilakukan dari proses pembelajaran itu dimulai sampai

123 proses pembelajaran itu diakhiri. Selain itu metode pembelajaran SAVI bisa digunakan dalam berbagai tingkat pendidikan dan dengan ukuran kelas besar ataupun ukuran kelas kecil. Meskipun demikian, metode pembelajaran SAVI akan lebih efektif bila digunakan pada bidang study yang aplikatif, karena guru dan siswa bisa melakukan demonstrasi yang sifatnya praktis yang akan lebih mengena dalam ingatan siswa dan akan diaplikasikan dalam kehidipan sehari-hari siswa, hal ini terbukti dari hasil eksperimen yang telah peneliti lakukan, yaitu pada bidang studi Fiqih, dan telah diketahui bersama bahwa bidang studi fiqih merupakan bidang studi yang bersifat teoritis sekaligus praktis, dan dari hasil eksperimaen menunjukkan bahwa metode pembelajaran SAVI benar-benar efektif diterapkan pada bidang studi Fiqih. Dari hasil pre-test yang peneliti lakukan pada awal pertemuan, peneliti masih menemukan siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tes yang diajukan. Hal ini ditandai dengan masih ada siswa yang nilainya di bawah rata-rata. Hal ini bisa disebabkan adanya berbagai faktor, yaitu: a. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru. b. Guru tidak menghubungkan antara materi yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. c. Penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa

124 d. Siswa tidak siap melakukan proses pembelajaran. e. Tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa. f. Tidak adanya rasa ketertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan. g. Keterbatasan media yang mampu mengoptimalkan hasil proses pembelajaran, Dan tentunya masih banyak faktor-faktor yang lainnya. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal seperti di atas, maka dalam kegiatan mengelola pembelajaran, guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yaitu kemampuan mendisain program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Hal-hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh guru yang berkompetensi. Guru yang mempunyai kompetensi adalah guru yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang biasanya disebut sepuluh kompetensi guru yaitu : a. Menguasai bahan meliputi menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan penunjang bidang studi. b. Mengelola program belajar mengajar meliputi merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran, mengenal dan dapat mengunakan proses instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik, merencanakan dan melaksanakan program remedial. c. Mengelola kelas meliputi penyediaan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

125 d. Menggunakan media atau sumber meliputi mengenal,memilih dan menggunakan suatu media,membuat alat bantu pelajaran yang sederhana, mengunakan dan mengelola laboratorium, menggunakan buku pegangan, mengunakan perpustakaan dan lain-lain. e. Menguasai landasan-landasan kependidikan meliputi memahami dan mengamalkan landasan kependidikan yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945. f. Mengelolah interaksi belajar mengajar meliputi pengembangan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran meliputi mengumpulkan data hasil belajar siswa,menganalisis nilai hasil belajar dan mengunakannya. h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah i. Menganal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami perinsip-perinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 58 Apabila seorang guru telah memenuhi kompetensi-kompetensi tersebut, maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Demikian juga dalam penerapan metode pembelajaran SAVI, metode 58 Sardiman, Interaksi dan Motivasi, 163-179

126 pembelajaran SAVI akan benar-benar efektif jika guru paling tidak memiliki sepuluh kompetensi guru diatas. 2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dan dalam penelitian ini peneliti berusaha menerapkan metode tersebut semaksimal mungkin dengan tetap mengacu pada langkah-langkah Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) yang telah peneliti jelaskan pada bab dua atau bab kajian pustaka dan telah peneliti jabarkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan proses eksperimen peneliti lakukan dengan 4x tatap muka. Pada pertemuan keempat peneliti menyebarkan angket, dengan mengajukan pertanyaan yang telah peneliti ajukan pada angket, dan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yang hasil penghitungannya melalui Product Moment yaitu r xy = 0,487. Dari hasil tersebut jelas bahwa dengan menggunakan metode pebelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) terhadap

127 peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Uswatun Hasanah Bangkalan cukup baik. 3. Pengaruh Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam setiap proses pembelajaran selalu ada tiga komponen penting yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Ketika yang satu dilupakan maka yang lain tidak akan bisa dicapai, tiga komponen tersebut telah penulis jelaskan pada bab kajian pustaka, yaitu: 1. Kurikulum, materi yang akan diajarkan 2. Proses, bagaiman materi diajarkan 3. Produk, hasil dari proses pembelajaran Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah metode pembelajaran yang berusaha menjembatani tiga komponen diatas tanpa mengesampingkan salah satu diantara ketiganya. Namun tidak dapat peneliti pungkiri bahwa Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) lebih mengarahkan kepada guru bagaimanakah proses pembelajaran itu dilaksanakan dan bagaimana materi diberikan kepada siswa agar mereka termotivasi dalam belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal, serta menghasilkan prestasi belajar sesuai harapan semua pihak.

128 Tidak dapat disangkal bahwa sebaik apapun strategi dan metode yang digunakan ketika guru tidak memiliki kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh guru maka tidak akan dicapai hasil yang maksimal. Walaupun Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menuntut guru untuk memilki berbagai pengetahuan yang bisa mendukung proses pembelajaran serta memiliki kesiapan dalam melakaukan proses pembelajaran tapi Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) mengarahkan guru agar dalam setiap tahapan guru melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi subyek pembelajaran dan mereka terlibat langsung tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Dan dengan cara demikian guru sudah bisa melihat sejauh mana siswa telah memahami materi yang dipelajari. Dan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan membuktikan bahwa, Metode Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) benar-benar berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih di madrasah Uswatun Hasanah Bangkalan kelas VIII. Hal tersebut ditandai dengan adanya hasil dari angket yang telah peneliti lakukan dengan hasil r xy = 0,487.

129 B. Diskusi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pada bagian ini akan dikemukakan diskusi hasil penelitian berdasarkan hasil analisis deskriptif. 4. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas siswa menunjukkan bahwa keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah efektif. Hal ini menunjukkan metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) tehadap peningkatan motivasi belajar mengaktifkan siswa untuk belajar dan juga dapat mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran.dengan berkurangnya dominasi guru siswa mempunyai banyak kesempatan untuk menyelesaikan masalah atau mengungkapkan pendapat, menemukan jawaban dan cara untuk menjawab sebuah permasalahan. Namun dilihat dari aktifitas siswa dalam menarik kesimpulan kurang lengkap dibandingkan dengan aktifitas yang lainnya, hal ini dikarenakan guru merasa bahwa sudah banyak siswa yang memahami materi yang telah disampaikan sehingga guru kuang menekankan pada siswa untuk merangkum materi yang dipelajari.

130 5. Kelebihan dalam penggunaan metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa kelebihan yang terdapat dalam metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Adapun beberapa kelebihan dalam penggunaan metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah sebagai berikut: a. Metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menghargai adanya perbedaan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu atau siswa. b. Metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) merupakan salah satu metode pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran. c. Melalui metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) siswa dapat mendengarkan penuturan siswa juga dapat langsung melihat dan melakukan sendiri (simulasi), serta dapat memecahkan masalah yang ada. d. Metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dianggap sangat efektif dalam mempertajam ingatan siswa tentang materi yang telah di ajarkan.

131 e. Lebih memotivasi pembelajaran aktif secara berkelompok. 6. Kelemahan dalam penggunaan metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan kelemahan yang terdapat dalam metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Adapun kelemahan dalam penggunaan metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) yaitu, membuat suasana kelas sedikit gaduh dengan perbuatan atau aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam kelas.