EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT TEKNIK KERING DAN TERBUKA TERHADAP LAMA PUPUT TALI PUSAT DI KOTA BANJARBARU

dokumen-dokumen yang mirip
Dwi Sogi Sri Redjeki 1, Husin Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin. ABSTRAK

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

Tali Pusat Pada Janin

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Diah Sukarni, Eprila, Indah Puji Septeria Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk menurunkan angka kematian anak. Salah satu indikator angka

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

Puji Astutik STIKes Satria Bhakti Nganjuk ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

PERBEDAAN LAMA LEPAS TALI PUSAT PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KASA STERIL DIBANDINGKAN KASA ALKOHOL DI DESA BOWAN KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TOPIKAL ASI DENGAN PERAWATAN KERING TERHADAP LAMA PELEPASAN TALI PUSAT BAYI

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta DEVY ISTIQOMAH

PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT ANTARA PERAWATAN KASA TOPIKAL ASI DAN KASA STERIL DI WILAYAH KERJA BPM ISTIQOMAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan

RERATA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT BERDASARKAN JENIS PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2009

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO

PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DENGAN BENANG TALI DAN UMBILICAL CORD CLEM

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di

HUBUNGAN PARITAS DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR OLEH IBU POSTPARTUM DI KLINIK BERSALIN HJ. S. TARIGAN DI KOTA PANGKALPINANG

Endang Wahyuningsih, Sri Wahyuni ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI BPM NY.DIAH COLTINA, KENDAL. ARTIKEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

Penulis. Eprila1, Hasbiah Muhayan2, Dian Lestari3. Data Penulis

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BAYI DI RUMAH BERSALIN NURHIKMAH DESA KUWARON GUBUG GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir

Differences In Placenta Cords Healing on Newborn Between Treated With or Without Alcohol 70% In Purwosari, Pasuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA PERAWATAN TALI PUSAT DI BPM Ny. INDAH PURWATI.SST.M.M.Kes DESA SIDOKATON KECAMATAN KUDU KABUPATEN JOMBANG

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kandungan dengan plasenta. Saluran ini biasanya terdiri dari tiga pembuluh

Pelepasan Tali Pusat dan Omphalithis Kajian terhadap Perawatan dengan Air Susu Ibu, Alkohol 70% dan Teknik Kering Terbuka

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI DI PKD KASIH BUNDA POPONGAN, GERDU, KARANG- PANDAN

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN PENGETAHUAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIARO KECAMATAN BIARO KABUPATEN SITARO

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat berharga dan sangat memerlukan perhatian khusus baik

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi V). Jakarta: Rineka Cipta.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Lama Pelepasan Tali Pusat pada Kelompok Kasus. tali pusat >7 hari. Rerata waktu lepas tali pusat bayi yang dirawat dengan

BAB II LANDASAN TEORI. perut ibu hingga bulan pertama kehidupan (Varney, 2008). Bayi baru lahir

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB II TINJAUAN TEORI. Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU NIFAS MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA BBL SECARA MANDIRI DI RSUD KAB. CIBITUNG TAHUN 2016.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAHUN Oleh : Ika Sofiana dan Ely Eko Agustina Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Telp ,

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS PANJATAN 1 KULONPROGO TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PELEPASAN TALI PUSAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

Erlin Juliandini 1, Rina Suparyanti 2, Sugianto 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Praktek adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN IBU NIFAS DALAM MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWALO TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

The Knowledge of Primipara s Mothers about Navel s Treatment in Birth s Room in Immanuel Hospital - Bandung. Saur Mian Sinaga Stikes Immanuel Bandung

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

Dian Azani Dosen Akbid 165 Pekanbaru, Indonesia ABSTRACT

Perbedaan Kejadian Perdarahan Dan Infeksi Tali Pusat Yang Diikat Dengan Benang Dan Umbilical Cord Clamp.

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BARU LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT TEKNIK KERING DAN TERBUKA TERHADAP LAMA PUPUT TALI PUSAT DI KOTA BANJARBARU Noorhidayah, Fakhriyah, Isnawati, M. Tazkiah Akademi Kebidanan Martapura Yayasan Marta Berlian Husada Email : ayanoorhidayah@yahoo.co.id Abstrak Tetanus neonatorum dan infeksi tali menjadi penyebab kesakitan dan kematian di berbagai negara. Setiap tahun sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum. Tujuan penelitian menganalisis efektifitas perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka terhadap lama puput tali pada bayi baru lahir. Desain penelitian adalah analitik dengan pendekatan kohort. Populasi adalah bayi baru lahir bulan April Mei 2014 dengan berat badan >2500 gram di BPS Lasmitasari, S.ST, Siti Musrifah, Am.Keb, Wiwik Indriani, Am.Keb dan RSUD Banjarbaru. Sampel menggunakan accidental sampling. Hasil uji dengan Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka terhadap lama puput tali pada bayi baru lahir (p = 0,759 >α = 0,05). Disarankan bagi tenaga kesehatan memberikan pengetahuan kepada ibu tentang perawatan tali yang efektif, seperti teknik kering dan terbuka sehingga ibu dapat memberikan perawatan tali yang tepat dan aman untuk bayi. Kata-kata Kunci : perawatan tali, teknik kering, teknik terbuka, lama pupus tali Abstract Neonatal Tetanus and umbilical cord stump infection are the causes of morbidity and mortality invarious countries. Each year about 500,000 babies die because of Neonatal Tetanus.The purpose of study to analyze the effectiveness of stump treatment with dry and open technique toward fall off time of stump on newborn baby. The research design was a cohort analytic approach. The population are new born baby which was born in April-May 2014 has weight >2,500 gram at BPS Lasmitasari, S.ST, Siti Musrifah, Am.Keb, Wiwik Indriani, Am.Keb and RSUD Banjarbaru from April to May, 2014. Sample using accidental sampling. Mann-Whitney test showed no difference between treatment with dry and open technique to stump on newborn baby (p =0.759 >α=0.05). For health workers should be able to educate mothers about stump effective treatment, such as dry technique and open technique in order to provide safe and proper umbilical cord treatment for babies. Key words : umbilical cord treatment, dry technique, open technique, the fall off time of stump PENDAHULUAN Infeksi sebagai penyebab kematian neonatal masih banyak dijumpai, termasuk tetanus neonatorum, sepsis, dan pneumonia. Menurut WHO tetanus dan penyakit infeksi menjadi penyebab utama kematian bayi. Tetanus neonatorum dan infeksi tali menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus di berbagai negara. Setiap tahunnya sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri (1). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian bayi di Indonesia adalah 34/1000 KH dan angka kejadian tetanus neonatorum adalah 7,3/1000 KH (2). Di Kota Banjarbaru angka kematian bayi tahun 2013 adalah 7,5/1000 KH, salah satu penyebabnya adalah karena infeksi (3). Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali. Perawatan tali secara medis menggunakan bahan antiseptik yang meliputi alkohol 70% atau antimikrobial seperti povidon-iodin 10% (betadine), klorheksiden, iodium tinstor dan lain-lain yang disebut sebagai cara modern. Perawatan secara tradisional Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 1, April 2015 37

menggunakan madu, minyak ghee (India), atau kolostrum air susu ibu. Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan antara perawatan tali yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kassa steril. Ia menyimpulkan bahwa puput tali kelompok alkohol adalah 8 9 hari dan alami kering 8 16 hari. Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak melanjutkan penggunaan alkohol dalam merawat tali bayi baru lahir (1). Namun sampai saat ini belum diketahui yang lebih efektif terhadap lama puput tali bayi baru lahir (1). Menurut standar Asuhan Persalinan Normal (APN) tali yang telah dipotong dan diikat, tidak diberi apa apa. Sebelum metode APN diterapkan, tali dirawat dengan alkohol atau antiseptik lainnya (4). Di Indonesia persentase cara perawatan tali pada anak usia 0-59 bulan dengan tidak diberi apa-apa meningkat dari 11,6%(2010) menjadi 24,1% (2013), tetapi yang diberi betadine/alkohol masih besar dari 78,9% (2010) menjadi 68,9%(2013). Persentase cara perawatan tali pada pada anak 0 59 bulan tidak diberi apa apa tertinggi di Bali (49,6%) dan terendah di Sulawesi Utara (4,6%). Di Kalimantan Selatan persentase cara perawatan tali pada anak usia 0-59 bulan dengan tidak diberi apa-apa yaitu 16,0% dan yang diberi betadine/alkohol 75,5% (2013) (5). Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit dan BPS, di kota Banjarbaru sebagian besar Bidan Praktik Swasta (BPS) melakukan perawatan tali bayi dengan teknik kering yaitu perawatan tali menggunakan kasa steril. Tetapi ada yang melakukan perawatan tali dengan teknik terbuka yaitu perawatan tali tanpa diberi tutup apapun termasuk di Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan efektifitas perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka terhadap lama puput tali pada bayi baru lahir. METODE Penelitian ini menggunakan analitic dengan rancangan penelitian dengan survey cohort dimulai dari (Variabel independent) perawatan tali kemudian diikuti (Variabel dependent) lama waktu puput tali dengan cara pendekatan longitudinal ke depan atau perspektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dengan menggunakan checklist. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat adalah uji Mann-Whitney dengan nilai p < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian yang didapat adalah sebanyak 60 orang bayi baru lahir di BPS Lasmitasari, S.ST, BPS Siti Musrifah, Am.Keb, BPS Wiwik Indriani, Am.Keb dan RSUD Banjarbaru selama bulan Mei 2014. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Cara Perawatan Tali Pusat di Kota Banjarbaru Bulan April Mei 2014 Cara No perawatan tali Frekuensi Persentasi (%) 1 Teknik Kering 30 50% 2 Teknik Terbuka 30 50% Total 60 100% Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat ada 30 bayi (50%) yang perawatan tali dengan teknik kering dan ada 30 bayi (50%) yang perawatan tali dengan teknik terbuka. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 1, April 2015 38

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Lama Puput Tali Pusat di Kota Banjarbaru Bulan April Mei 2014 No Lama Lepas Tali Pusat Frekuensi Persentasi (%) 1 4 hari 1 1,7% 2 5 hari 8 13,3% 3 6 hari 19 31,7% 4 7 hari 16 26,7% 5 8 hari 15 25,0% 6 9 hari 1 1,7% Total 60 100% Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 60 bayi yang perawatan tali menggunakan teknik kering dan terbuka ternyata lama puput tali terbanyak adalah 6 hari ada 19 bayi (31%), terkecil adalah 4 hari dan 9 hari ada 1 bayi (masing masing 1,7%). Tabel 3. Rerata Waktu Lama Puput Tali Pusat dengan Teknik Kering di BPS Lasmitasari, S.ST danbps Siti Musrifah, Am.Keb Bulan April Mei 2014 Teknik perawatan tali Rerata lama puput tali Mean Min. Max. Kering 6,63 5 9 Hasil penelitian didapatkan bahwa rata rata lama puput tali dengan teknik kering pada bayi baru lahir adalah 6,63 hari, tercepat 5 hari dan terlama 9 hari. Perawatan tali teknik kering adalah tali dibersihkan dan dirawat serta dibalut kasa steril, tali dijaga agar bersih dan kering tidak terjadi infeksi sampai tali kering dan lepas. Tabel 4. Rerata Waktu Lama Puput Tali Pusat dengan Teknik Terbuka di BPS Wiwik Indriani, Am.Keb dan RSUD Banjarbaru Bulan April Mei 2014 Teknik perawatan tali Rerata lama puput tali Mean Min. Max. Terbuka 6,67 4 8 Hasil penelitian didapatkan bahwa rata rata lama puput tali dengan teknik terbuka pada bayi baru lahir adalah 6,67 hari, tercepat 4 hari dan terlama 8 hari. Prinsip perawatan tali teknik terbuka adalah bersih, kering, dan tidak diberi tutup apapun setelah itu bayi langsung diberi pakaian. Tabel 5. Distribusi Perbedaan Lama Puput Tali Pusat dengan Teknik Kering dan Terbuka Perawatan No. Mean p α tali 1 Kering 6,63 0,759 0,05 2 Terbuka 6,67 Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 1, April 2015 39

Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa rerata lama puput tali pada bayi baru lahir yang mendapatkan perawatan tali dengan teknik kering adalah 6,63 hari, sedangkan perawatan dengan teknik terbuka adalah 6,67 hari. Hasil analisis dengan uji Mann Whitney dengan α = 0,05 diperoleh p = 0,759 (p > 0,05) artinya bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka terhadap lama puput tali pada bayi baru lahir. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Kartika tahun 2009 mengenai perbedaan lama lepas tali antara perawatan kasa steril, kasa alkohol 70% dengan perawatan tali terbuka, penelitian ini menunjukkan bahwa lama pelepasan tali pada bayi dengan perawatan tali terbuka lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang perawatan kasa steril (6). Perawatan tali dengan teknik terbuka lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, hemat dan murah biaya tanpa menggunakan kasa steril. Sedangkan perawatan tali dengan teknik kering memerlukan kasa steril. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka karena kedua teknik sama sama kering atau tidak basah, sedangkan bedanya perawatan tali teknik kering ditutup kasa steril dan yang terbuka tidak ditutup apapun. Kelebihan perawatan tali dengan teknik kering adalah sebagian ibu merasa lebih aman menggunakan kasa steril, mereka takut menangani bayi baru lahirnya karena tali bayinya belum lepas. Sedangkan kekurangan dari perawatan tali dengan teknik kering yaitu memerlukan kasa steril. Sesuai hasil pengamatan peneliti dilapangan ibu tidak merasa khawatir terkena infeksi ataupun merasa tidak nyaman melihat tali bayi yang terbuka, selain itu kelebihan perawatan tali dengan teknik terbuka lebih murah biaya, hemat dan mudah dilakukan. Sedangkan kekurangan dari perawatan tali dengan teknik terbuka adalah dengan kondisi tali yang terbuka tidak ditutup apapun dapat menimbulkan infeksi dan menyebabkan tali lebih lama lepas jika kondisi lingkungan disekitar bayi lembab, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya bakteri di tali bayi. Perawatan tali merupakan salah satu perawatan bayi baru lahir yang bertujuan untuk mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Perawatan tali yang benar dan lepasnya tali dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus (7). Infeksi tali pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih(8).pada saat tali terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti.tali yang masih menempel pada bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas, pengeringan dan pemisahan tali sangat dipengaruhi oleh Jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainya. Jelly Wharton yaitu zat yang berbentuk seperti agar-agar yang mengelilingi pembuluh-pembuluh darah, jumlah selai/jelly ini menentukan tebal atau tipisnya tali dan mengandung banyak air sehingga pada setelah bayi lahir tali mudah menjadi kering dan cepat terlepas dari pusar bayi. Jaringan pada sisa tali dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor(9). Lama pupus tali juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu timbulnya infeksi pada tali, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya, cara perawatan tali, kelembaban tali, kondisi sanitasi lingkungan sekitar bayi, Spora Clostridium tetani yang masuk melalui luka tali, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan (9). PENUTUP Hasil uji dengan Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara perawatan tali dengan teknik kering dan terbuka terhadap lama puput tali pada bayi baru lahir (p = 0,759 >α = 0,05). Disarankan bagi tenaga kesehatan memberikan pengetahuan kepada ibu tentang perawatan tali yang efektif, seperti teknik kering dan Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 1, April 2015 40

terbuka sehingga ibu dapat memberikan perawatan tali yang tepat dan aman untuk bayi. DAFTAR PUSTAKA 1. Sodikin. Buku Saku Perawatan Tali. Jakarta: EGC; 2009. 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ringkasan eklsklusif dan informasi kesehatan provinsi Kalimantan Selatan. 2013 (www.depkes.go.id). [Diakses tanggal 10 Maret 2014] 3. Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Rekapitulasi Data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2013. 4. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta; 2008. 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyajian Pokok Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar. 2013 (Depkes.go.id/Downloads/riskesda201). [Diakses Tanggal 10 Maret 2013] 6. Redjeki, DSS. Perbedaan Lama Pupus Tali Pusat dalam Hal Perawatan Tali Pusat antara Penggunaan Kasa Steril dengan Kasa Alkohol 70% di BPS Hj. Maria Olfah. 2012; 11: 34 43. 7. Martini, DE. Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru lahir yang Mendapatkan Perawatan Menggunakan Kassa Kering dan Kompres Alkohol di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan. 2012; 12:45. 8. Hidayat A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 9. Hapsari. Perawatan dan Pemotongan Tali Pusat. 2009; (online), (http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/perawatan-dan-pemotongan-tali-, di akses tanggal 10 Maret 2014. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 1, April 2015 41