Abstrak ABSTRACT. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

Nisa khoiriah INTISARI

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DINI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA TERATAK BULUH

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU WARNA SARI DESA GLONGGONG NOGOSARI BOYOLALI.

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POSTPARTUM TENTANG MP-ASI DI DESA RAMBAH SAMO BARAT

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Transkripsi:

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Status Pemberian MP-ASI Survei dilakukan pada ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan di Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya Silmi Ulya Ghassani 1) Hj. Ai Sri Kosnayani dan Lilik Hidayanti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi 1) Universitas Siliwangi ( silmi.ghassani@yahoo.com ) Dosen Pembimbing Bagian Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi Abstrak Semakin meningkatnya umur bayi, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan Air Susu Ibu (ASI) yang dihasilkan ibunya kurang memenuhi kebutuhan gizinya. Oleh sebab itu mulai dari usia 6 bulan selain ASI, bayi mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan waktu pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross sectional, cara pengambilan data pada penelitian ini dengan kuesioner. Adapun Uji analisis yang digunakan yaitu Korelasi Chi Square. Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI yang tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 43 responden (53,75%). Hasil analisis tingkat pengetahuan dengan waktu pemberian MP-ASI diperoleh nilai p value 0,042 yang berarti nilainya p< 0,05 dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat Hubungan antara tingkat Pengetahuan Dengan Waktu Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. Pemberian penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI kepada ibu yang memiliki bayi usia < 6 bulan juga pada ibu hamil sehingga terbekali tentang pola pemberian MP-ASI yang sesuai. Atau dengan memberdayakan kader posyandu sebagai penggerak dalam penyebaran informasi. Kata kunci : Pengetahuan, MP-ASI ABSTRACT When the baby grow up,it is mean that the need for nutrients is increasing too, mean while the nutrients content of breast milk from the mother is no longer suporting it. In order to fulfill the need of nutrients for the baby, starting from 6th month of age the baby should be given a SIDE DISH. The purpose from this research is to acknowledge the relationship between knowledge level and the schedule of giving side dish to the baby in six month age to 12 month of age.this research is using with Cross sectional aproachment method, the data resources is taken by questioner. The analitical test is using Chi Square corelation. The mother knowledge about giving side dish that include in good category is about 43 respondens (53,75 %). The result from this research is p value 0,042 which is mean that p< 0,05 and alternatif hipotesa (Ha) can be acceptable. The conclusion of the research is that is a relationship between klowledge level and the schedule of giving a side dish to the baby the baby in six month age to 12 month of age at Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. The government officer should be more creative in giving lecturer about the schedule of giving side dish to the baby under 6 month of age. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

Pendahuluan Semakin meningkatnya umur bayi, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan Air Susu Ibu (ASI) yang dihasilkan ibu kurang memenuhi kebutuhan gizi. Oleh sebab itu mulai usia 6 bulan selain ASI, bayi mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) agar kebutuhan gizinya terpenuhi. (Depkes RI, 2006). Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak sebagaimana kesepakatan internasional konvensi hak anak (komisi Hak Azasi Anak PBB, 1989, Pasal 24), yaitu memberikan makanan yang terbaik bagi anak usia di bawah 2 tahun. Untuk mencapai hal tersebut, tahun 2002 WHO dan UNICEF telah menyusun The Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yang merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24, yaitu : (1) mulai menyusu dalam 1 jam setelah lahir; (2) menyusu secara eksklusif sampai usia 6 bulan; (3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan; dan (4) meneruskan menyusui sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian MP-ASI berarti memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak usia 6 sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi sehingga bayi atau anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari yang lumat, sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Disamping MP-ASI, pemberian ASI terus dilanjutkan sebagai sumber zat gizi dan faktor pelindung penyakit sehingga anak mencapai usia dua tahun atau lebih (Kemenkes, 2012). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 cakupan ASI eksklusif di Indonesia baru mencapai 15,5%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84% diikuti oleh Gorontalo sebesar 67,01% dan Bali sebesar 66,94%. Sedangkan persentasi pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 20,57%, diikuti oleh Sulawesi Tengah 30,41% dan Sumatera Utara sebesar 32,22% (Depkes RI, 2013). Dari 20 puskesmas yang ada di kota Tasikmalaya, pada tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif terendah terdapat di puskesmas Kahuripan dimana cakupan keberhasilannya sebesar 25,8% dari target 69%. diikuti oleh puskesmas Cigeureung (40,5%) dan puskesmas Panglayungan (40,7%) (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2014). Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI yaitu pengetahuan, pendidikan, faktor sosial ekonomi, kebudayaan, adat istiadat dan kebiasaaan masyarakat yang turun temurun (Mardiyana, 2003). Tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan dan pengetahuan yang terbatas, merupakan beberapa faktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bagi bayi. Pada bulan Agustus 2015 dari jumlah penduduk 16.834 warga di wilayah Kelurahan Kahuripan kota Tasikmalaya di dominasi penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 7013 warga, diikuti oleh penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA (SMA) dengan jumlah 1701 warga. (Laporan Kependudukan Berdasarkan Pendidikan Kelurahan Kahuripan, Agustus 2015). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih mudah untuk menerima informs-informasi baru. Pengetahuan ibu juga merupakan penyebab diberikannya MP-ASI secara dini. Umumnya banyak ibu yang beranggapan jika anaknya merasa lapar dan anaknya akan kenyang dan tidur nyenyak jika diberi makan (Depkes RI, 2004). Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Metode Penelitian Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sample terdiri dari 80 responden. Sebagai alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, Analisis data dengan menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil Analisis Univariat Karakteristik Sampel Umur bahwa umur dari 80 bayi di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah umur antara 6 sampai 12 bulan. Lebih jelasnya distribusi umur bayi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Umur di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya Pengukuran Statistik Nilai Mean 10.00 Std. Deviasi 1.43 Minimum 7 Maximum 12 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata umur bayi yang menjadi sampel adalah usia 10 ± 1.43 bulan, dengan usia minimum 7 bulan dan usia maximum 12 bulan. Jenis Kelamin jenis kelamin dari bayi yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebagian besar adalah lakilaki dengan jumlah 48 bayi. Untuk lebih jelasnya distribusi jenis kelamin sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1 Laki-laki 48 60 2 Perembuan 32 40 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya bayi yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin laki-laki (60%). Karakteristik Responden Umur bahwa umur dari 80 responden di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya ratarata umurnya adalah 26 tahun. Lebih jelasnya distribusi umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya Perhitungan Statistik Nilai Mean 26,58 Std. Deviasi 4,01 Min. 20 Max 38 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata umur responden adalah 26,58 ± 4,01 tahun, dengan minimum usia 20 tahun dan maksimum usia 38 tahun. Pendidikan tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya No Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1 SD 9 11,2 2 SMP 27 33,8 3 SMA 33 41,2 4 PT 11 13,8 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 33 orang (41,2%). Pekerjaan jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya distribusi pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 IRT 63 78,8 2 Wiraswasta 10 12,5 3 Pegawai 4 5 swasta 4 PNS 3 3.7 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (78,8%). Variabel Bebas Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan tentang MP-ASi di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya tahun 2015 berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI di Wilayah Kelurahan Kahurpan Kota Tasikmalaya No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Kurang 28 35 2 Baik 52 65 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa paling banyak responden dalam penelitian ini pengetahuan dalam kategori baik (65%), dan untuk kategori kurang sebanyak 28 orang (35%). Variabel Terikat Pemberian Makanan Pendamping ASI Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Statistik WaktuPemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya Perhitungan Nilai Satistik Mean 0,49 Std. deviasi 0,50 Minimum 0 Maximum 1 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 80 sampel nilai rata-rata waktu pemberian MP-ASI yaitu 0,49 ± 0,50 bulan, dengan minimum 0 (dini) dan maksimum 1 (normal). Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015 berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil seperti disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Pemberian Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya No Kategori F % 1 Dini 41 51,2 2 Normal 39 48,8 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa paling banyak bayi dalam penelitian ini mendapatkan MP-ASI dalam kategori dini 41 bayi (51,2%), sedangkan untuk kategori normal sebanyak 39 bayi (48,8%). Analisis Bivariat Uji bivariat dalam penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat guna mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu dengan waktu pemberian MP-ASI bayi usia 6-12 bulan di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya tahun 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Status Pemberian MP-ASI Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari sebagian besar ibu yang memiliki pengetahuan kurang memberikan MP-ASI dini sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik memberikan MP-ASI normal. Lebih jelasnya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Status Pemberian MP-ASI Tingkat MP-ASI Pengetahuan Total Ibu Dini Normal F % F % F % Kurang 24 64,9 13 35,1 37 100 Baik 17 39,5 26 60,5 43 100 Total 41 51,2 39 48,8 80 100 Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahawa responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 37 responden, dengan 64,9% memberikan MP-ASI dini dan 35,1% tidak memberikan MP-ASI dini. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 43 responden, dengan 39,5% memberikan MP-ASI dini dan 60,5% tidak memberikan MP-ASI dini. Secara statistik adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan waktu pemberian MP-ASI tersebut dibuktikan dari hasil uji chi square. Berdasarkan hasil perhitungan harga p value yang diperoleh yaitu 0,042 < 0,005. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan waktu pemberian MP-ASI. Ibu yang memiliki pengetahuan baik waktu pemberian MP-ASI dilakukan tepat pada waktunya atau normal, dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang waktu pemberian MP-ASI dilakukan secara dini. Adapun OR yang dihasilkan yaitu 2,824, itu berarti ibu yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 2,824kali untuk memberikan MP-ASI normal dibandingan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. P Value OR 95% CI 0,042 2,824 PEMBAHASAN Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.3 nilai perhitungan statistic dimana rata-rata umur responden ada 26 tahun, dengan usia termuda yaitu 20 tahun dan usia tertua ada 38 tahun. Berdasarkan tabel 4.4 hasil persentase karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu jauh antara tingkat pendidikan SMA dan SMP. Namun yang paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak

33 responden (41,2%), kemudian tingkat pendidikan SMP sebanyak 27 responden (33,8%). Sebagian kecil pada tingkat pendidikan perguruan tinggi atau Universitas sebanyak 11 responden (13,8%) dan pada tingkat pendidikan SD sebanyak 9 responden (11,2%). Berdasarkan tabel 4.5 didapat data responden yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga berjumlah 63 responden (78,8%) dan yang bekerja berjumlah 17 responden (21,2%) dimana yang bekerja sebagai wiraswasta 10 responden (12,5%), bekerja sebagai pegawai swasta 4 responden (5%) dan sebagai PNS sebanyak 3 responden (3,7%). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang MP- ASI Berdasarkan tabel 4.7 didapat data tingkat pengetahuan yang diperoleh hasil 28 responden (35%) memiliki pengetahuan kurang, dan 52 responden (65%) memiliki pengetahuan baik. Secara teori pengetahuan adalah hasil tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan ibu yang tinggi akan berpengaruh terhadap perawatan anaknya, khususnya dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tepat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya 45 sebagai dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang bahwa pendidikan itu mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dengan tingkat pengetahuan ibu yang baik, maka memiliki pengetahuan yang baik pula tentang makanan pendamping ASI. Dengan demikian, pengetahuan memberikan dampak yang positif pada responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI yang tepat waktunya. Gambaran Status Pemberian MP-ASI Dari tabel 4.8 hasil analisis data diketahui bahwa responden cenderung memberikan MP-ASI dini, hal ini dibuktikan dengan 41 responden (51,2%) yang memberikan makanan pendamping ASI dini, sedangkan yang tidak memberikan MP-ASI dini sebanyak 39 responden (48,8%). Krisnatuti (2006), pemberian makanan setelah bayi berusia 6 bulan dapat memberikan perlindungan eksternal dan besar dari berbagai penyakit hal ini disebabkan sistem imun bayi yang sempurna. Pemberian makanan pendamping ASI dini sama saja membuka gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum bayi berusi 6 bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, alergi, batuk pilek, dan panas dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian makanan pendamping ASI saat bayi berusia 6 bulan ke atas akan lebih siap menerima makanan pendaping ASI karena sistem pencernaannya relatif sudah sempurna. Menunda pemberian MP-ASI hingga berusia 6 bulan juga dapat melindungi bayi dari alergi terhadap makanan dan obesitas di kemudian hari. Pemberian MP-ASI terlalu dini akan berdampak pada pencapaian status gizi anak dimana akan menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare sehingga berdampak pada penurunan berat badan anak sebagai indicator terhadap pencapaian status gizi anak. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Status Pemberian MP-ASI Pada tabel 4.10 terdapat 13 responden (16,25%) memiliki pengetahuan kurang yang tidak melakukan pemberian MP-ASI dini dan 24 responden (30%) melakukan pemberian MP- ASI dini. Responden yang memiliki pengetahuan baik yang tidak melakukan pemberian MP-ASI dini sebanyak 26 responden (32,5%) dan 17 respoden (21,25%) melakukan pemberian MP-ASI dini. Hasil analisis dengan menggunakan alat bantu berupa computer program SPSS 16.0 didapatkan hasil perhitungan uji chi square didapatkan nilai p-value yaitu 0,042 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis ini sesuai dengan hasil penelitian Atik Setyaningsih di Kota Boyolali (2010) dimana dari 30 responden ibu yang memiliki pengetahuan kurang memberikan MP-ASI dini 36,7% dan tidak memberikan MP-ASI dini

3,3%, Daulat Ginting di Kab. Karo menunjukkan dari 68 responden yang memiliki pengetahuan kurang memberikan MP-ASI dini sebanyak 97,9% dan tidak memberikan MP- ASI dini 2,1%, Atika Pratiwi di Kab. Klaten (2009) menyatakan dari 56 responden bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang yang memberikan MP-ASI dini sebanyak 5,4% dan tidak memberikan MP-ASI dini sebanyak 1,8% sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik yang memberikan MP-ASI dini sebanyak 0,9% dan yang tidak memberikan MP-ASI dini sebanyak 92,9%,Taufiqurrahman (2012) menguraikan bahwa dari 144 responden yang diteliti terdapat 95,8% responden berpengetahuan kurang memberikan MP-ASI dini dan 4,2% tidak memberikan MP-ASI dini sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Yonatan Kristianto (2013) di desa Karangrejo menyatakan dari 32 responden terdapat 90% responden yang berpengetahuan kurang memberikan MP-ASI dini dan hanya 10% tidak memberikan MP-ASI dini, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan waktu pemberian MP-ASI pada penelitian yang mereka lakukan. Secara teori sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dapat juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman sendiri, maupun pengalaman orang lain, serta melalui media masa dan lingkungan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan tahap awal bagi seseorang untuk berbuat sesuatu. Jadi, terbentuknya perilaku dimulai dari domain kognitif, dalam artian si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulasi yang berupa materi atau obyek dalam kasus ini yaitu mengetahui tentang MP-ASI sehingga menimbulkan respon batin dalam bentuk subyek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yang telah diketahui dan disadari itu menimbulkan respon berupa tindakan (pemberian MP-ASI). Pengetahuan ibu terhadap waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan awal dari terbentuknya sikap ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayinya. Pemberian MP-ASI merupakan tindakan ibu dalam melaksanakan pemberian kecukupan gizi bayi dengan memberikan makanan tambahan pada bayinya. Aspek pengetahuan terhadap pemberian makanan pendamping merupakan segala informasi yang didapatkan ibu baik dari penyuluhan maupun dari sumber informasi lain menyangkut tentang waktu yang tepat untuk pemberian MP-ASI, jenis makanan dan langkah-langkah pemberian MP-ASI. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV dapat diambil simpulan : 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya yang terdiri dari tingkat pengetahuan kurang 35% dan tingkat pengetahuan baik 65%. 2. Waktu pemberian MP-ASI di wilayang Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya 51,2% responden memberikan MP-ASI dini dan 48,8% responden tidak memberikan MP-ASI dini. 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan waktu pemberian MP-ASI. Saran 1. Bagi ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan di wilayah Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya yang sudah memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI sebaiknya dipertahankan. Dan bagi ibu-ibu yang masih memiliki pengetahuan kurang tentang MP-ASI sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuannya, selain mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan juga mencari informasi lain tentang MP-ASI. 2. Pemberian penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI kepada ibu yang memiliki bayi usia < 6 bulan juga pada ibu hamil sehingga terbekali tentang pola pemberian MP-ASI yang sesuai. Atau dengan memberdayakan kader posyandu sebagai penggerak dalam penyebaran informasi.

DAFTAR PUSTAKA Aik 2009, Mengenal Makanan-makanan Pendamping ASI. http://ilmukeperawatan.wordpress.com. Diakses Februari 2015 Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Lokal. Jakarta. http://www.depkes/makananpendampin gasi.com, diakses Februari 2015 Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Anak (Pediatri). Bandung: Alfabeta. Martini 2009, Hubungan Pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas tawangmangu kabupaten Karanganyar Mubarok. Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (2nd ed). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan (Rev. Ed.). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Riskesdas tahun 2013. Kementrian Kesehatan; Jakarta. 2013 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Susila & Suyanto. 2015. Metodologi Penelitian Cross Sectional Kedokteran & Kesehatan. Klaten : BOSSSCRIPT Walgito, bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yenrina, 2008. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.